Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ...................................................................................................... 2
1.5. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 4
2.1 Sel Surya (Photovoltaik) .......................................................................................... 4
2.2 Prinsip Kerja Panel Surya ........................................................................................ 4
2.3 Jenis – Jenis Panel Surya ......................................................................................... 5
a. Monocrystalline Silicon ................................................................................ 5

b. Polycrystalline ............................................................................................... 6

2.4 Charge Controller .................................................................................................... 7


2.4.1Prinsip Kerja Charge Controller .................................................................... 8

2.4.2Perencanaan Solar Charge Controller ........................................................... 8

2.5 Baterai ...................................................................................................................... 9


2.5.1 Kapasitas Baterai ........................................................................................ 11

2.5.2Prinsip Kerja Baterai ................................................................................... 11

2.6 Inverter ................................................................................................................... 12


BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 14
3.1 Waktu dan Tempat Pembuatan .............................................................................. 14
3.2 Metode Pengambilan Data ..................................................................................... 14
3.2.1. Studi Literatur ......................................................................................... 14

3.2.2. Observasi ................................................................................................ 14

3.2.3. Pengukuran ............................................................................................. 14

3.3 Blok Diagram......................................................................................................... 15


3.4 Rencana Anggaran Biaya ...................................................................................... 16
3.5 Gambar Konstruksi ................................................................................................ 17
3.6 Diagram Alur Pembangkitan ................................................................................. 18

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Panel Surya Jenis Monocrystalline .............................................................. 6


Gambar 2 Panel Surya Jenis Polycrystalline ................................................................ 7
Gambar 3 SCC.............................................................................................................. 8
Gambar 4 Grafik Charging Mode Pada Baterai ......................................................... 10
Gambar 5 Proses Pengosongan dan Pengisian Baterai .............................................. 12
Gambar 6 Inverter ..................................................................................................... 12
Gambar 7 Blok Diagram Alur .................................................................................... 15
Gambar 8 Konstruksi................................................................................................. 17
Gambar 9 Diagram Alur Pembangkitan ..................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan
manusia. Saat ini, energi listrik dapat dikatakan menjadi kebutuhan primer masyarakat
indonesia, baik yang tinggal di kota besar maupun menetap di plosok atau di pedesaan.
Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki pulau serta pegunungan dimana
disebagian daerah-daerah tersebut merupakan daerah terpencil dan tidak mendapat pasokan
energi listrik yang cukup akibat sulitnya instalasi untuk menyalurkan energi listrik
pembangkit yang letaknya sangat jauh dengan kondisi tersebut pemerintah mendorong
pengembangan penyediaan energi listrik dari sumber energi terbaharukan. Upaya tersebut
selain dapat mengurangi beban listrik yang ditanggung pemerintah juga dapat mengurangi
emisi polutan yang dihasilkan akibat penggunaan bahan bakar fosil dalam mendukung kerja
pembangkit energi listrik. Salah satu sumber energi terbaharukan yang sangat besar adalah
energi matahari. Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber pembangkit listrik memiliki
potensi yang sangat besar karena letak indonesia berada di daerah tropis yang dilewati garis
khatulistiwa dimana matahari bersinar sepanjang waktu. Untuk pemanfaatan potensi energi
matahari sebagai sumber energi listrik diperlukan sel surya (Solar cell) sebagai piranti untuk
mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik.

Sehingga dengan melihat potensi yang besar ini, terdapat sebuah gagasan yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam lingkup kampus Politeknik
Negeri Malang yang berbasis teknologi. Oleh sebab itu penulis mengambil judul laporan
akhir “RANCANG BANGUN FIXED SOLAR CELL 80 WP di LABORATORIUM
RENEWABLE ENERGY” dimana panel surya ini mendukung perencanaan laboratorium
renewable yang bertempat di Politeknik Negeri Malang, dan diharapakan nantinya mampu
digunakan sebagai bahan edukasi.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan


beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep perencanaan dalam perancangan suatu sistem PLTS?


2. Apa saja faktor – faktor yang dapat mempengaruhi effisiensi kerja dari sistem panel
surya?
3. Bagaimana pengaruh dari pengaturan sudut kemiringan pada peletakan panel surya
terhadap daya yang bisa dihasilkan?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan konsep perencanaan untuk merancang suatu sistem PLTS
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi effisiensi kerja dari
sistem panel surya
3. Untuk mengetahui pengaruh pengaturan sudut kemiringan dari panel surya terhadap
daya yang dihasilkan

1.4. Batasan Masalah

Adanya batasan masalah agar tujuan dari penulisan proposal ini terarah dan fokus
pada pokok pembahasan sesuai dengan judul, maka penulis membatasi permasalahan sebagai
berikut:

1. Hanya membahas tentang cara untuk menentukan konsep perencanaan untuk


merancang suatu sistem PLTS
2. Hanya membahas tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi effisiensi kerja
dari sistem PLTS
3. Hanya membahas tentang pengaruh dari pengaturan sudut kemiringan pada peletakan
panel surya terhadap daya yang bisa dihasilkan

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk gambaran rencana penyelesaian masalah dalam Laporan Akhir ini, maka
diuraikan secara singkat sistematika penulisan pada Laporan Akhir ini yang dibagi sebagai
berikut:
3

1. Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikna secara singkat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan Laporan Akhir.

2. Bab II : Tinjauan Pustaka


Bab ini mencakup tentang tentang teori pnunjang sebagai dasar dalam penelitian
yang dilakukan.

3. Bab III : Metologi Penulisan


Bab ini membahas mengenai kerangka berfikir dari penelitian yang digambarkan
secara terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian dalam bentuk
diagram alur.

4. BAB IV : Pembahasan
Bab ini membahas tentang prinsip kerja, analisa dat pengujian, dan, pengukuran alat.

5. BAB V : Penutup
Bab ini meliputi tentang kesimpulan dari analisa dan saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sel Surya (Photovoltaik)

Adalah bahan semikonduktor yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik.


Jadi pada Photovoltaik ini, bahan semikonduktor yang diproses sedemikian rupa sehingga
apabila bahan tersebut terkena sinar matahari atau cahaya, maka akan mengeluarkan tegangan
listrik arus searah atau DC. Photovoltaik ini juga sejenis dengan dioda yang tersusun atas PN
junction. (Zuhal, 1988:194).

Solar Panel Photovoltaik (PV) adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari
sebuah wilayah besar dioda p-n junction dimana dalam hadirnya cahaya matahari mampu
menciptakan energi listrik yang berguna. Solar Thermal Collector merupakan perangkat yang
menggunakan energi matahari yang sama seperti dilakukan panel photovoltaik, tetapi
perangkat ini menghasilkan panas bukan daya listrik. Untuk mengubah energi matahari
menjadi energi listrik dengan yang dinamakan sel surya. Apabila permukaan sel surya dikenai
matahari menghasilkan pasangan elektron dan hole. Elektron akan meninggalkan sel surya
dan akan mengalir pada rangkaian luar sehingga timbul arus listrik. Arus listrik yang
dihasilkan oleh sel surya dapat dimanfaatkan langsung dan disimpan dulu dalam baterai untuk
dapat digunakan.

Terdapat dua macam panel surya berdasarkan cara kerjanya, yaitu fixed solar cell dan
active tracker solar cell. Fixed solar cell adalah panel surya cara kerjanya tetap atau diam
meskipun terjadi pergeseran sinar matahari, dengan kata lain pada fixed solar cell ini panel
surya tidak merespon terhadap adanya perubahan posisi matahari. Sementara active tracker
solar cell cara kerjanya yaitu panel surya bergerak mengikuti arah datangnya sinar matahari.

2.2 Prinsip Kerja Panel Surya

Pada prinsipnya, pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari sekelompok foto sel yang
mengubah sinar matahari menjadi gaya gerak listrik

4
5

(GGL) untuk mengisi baterai aki. Dari baterai aki energi listrik dialirkan ke pemakai. Pada
siang hari, baterai aki diisi oleh solar cell. Tetapi pada saat malam hari solar cell tidak
menghasilkan energi listrik maka energi listrik diambil dari baterai aki tersebut. (Djiteng
Marsudi: 2005; 132)

Apabila bahan semikonduktor seperti bahan silikon disimpan dibawah sinar matahari,
maka bahan silikon tersebut akan melepaskan sejumlah kecil listrik yang biasa disebut
fotolistrik. Efek fotolistrik adalah pelepasan elektron dari permukaan metal yang disebabkan
penumbukan cahaya. Efek ini merupakan proses dasar fisis dari fotovoltaik merubah energi
cahaya menjadi listrik.

Cahaya matahari terdiri dari partikel – partikel yang disebut sebagai “photons” yang
mempunyai sejumlah energi yang besarnya tergantung dari panjang gelombang padaspekrum
cahaya. Pada saat photon menumbuk sel surya maka cahaya tersebut akan dipantulkan atau
diserap atau mungkin hanya diteruskn. Cahaya yang diserap akan membangkitkan listrik.

Pada saat terjadi tumbukan, energi yang dikandung oleh photon ditranfer pada
elektron yang terdapat pada atom sel surya yang merupakan bahan semikonduktor. Dengan
energi yang didapat dari photon, elektron melepaskan diri dari ikatan normal bahan
semikonduktor dan menjadi arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik yang ada.
Dengan melepaskan dari ikatannya, elektron tersebut menyebabkan terbentuknya lubang atau
“hole”.

2.3 Jenis – Jenis Panel Surya

a. Monocrystalline Silicon

Dari jenis panel surya yang pertama adalah Monocrystalline Silicon. Panel surya tipe
ini menggunakan material silikon sebagai bahan utama penyusun sel surya. Material silikon
ini diiris tipis menggunakan teknologi khusus. Dengan digunakannya teknologi inilah,
kepingan sel surya yang dihasilkan akan identik satu sama lainnya dan juga memiliki kinerja
tinggi. Tipe panel surya ini menggunakan sel surya jenis crystalline tunggal yang memiliki
efisiensi yang tinggi. Secara fisik, tipe panel surya ini dapat dikenali dari warna sel hitam
gelap dengan model terpotong pada tiap sudutnya.

Tipe panel surya monocrystalline dibuat dengan silikon yang dibentuk menjadi
batangan dan diiris. Jenis panel ini biasa disebut ‘monocrystalline’ untuk membuktikan bahwa
silikon yang dipakai ialah silikon monocrystalline. Karena sel terbuat dari kristal tunggal,
elektron yang menghasilkan listrik punya lebih banyak ruang untuk mengalir. Kelebihan dari
6

panel surya dengan jenis Monocrystalline ini yaitu memiliki effisiensi 15 – 20% dan memiliki
dimensi yang lebih kecil. Panel surya dengan jenis ini juga bisa bekerja lebih baik dalam suhu
tinggi. Akan tetapi kekurangan dari panel surya jenis ini adalah harga nya yang relatif lebih
mahal (sumber: https://www.solarcellsurya.com/jenis-panel-surya/).

Gambar 1 Panel Surya Jenis Monocrystalline


(Sumber : https://www.solarcellsurya.com/perbedaan-panel-surya-monocrystalline-
polycrystalline/)

b. Polycrystalline

Jenis panel surya ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dicairkan,
setelah itu dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Kristal silikon dalam jenis panel
surya ini tidak semurni pada sel surya monocrystalline. Jadi, sel surya yang dihasilkan tidak
identik antara satu sama lainnya. Panel surya polycrystalline juga disebut sebagai ‘multi-
kristal’, atau banyak kristal silikon. Karena ada banyak kristal di setiap sel, elektron kurang
bebas bergerak. Sebabnya, panel surya polycrystalline punya efisiensi yang sedikit lebih
rendah daripada panel surya tipe monocrystalline.

Keuntungan dari panel surya jenis Polycrystalline ini yaitu memiliki harga yang lebih
murah dibandingkan dengan panel surya jenis Monocrystalline. Sementara kekurangan dari
panel surya jenis Polycrystalline ini yaitu nilai effisiensi nya yang lebih rendah yakni 13 –
18% sementara itu dimensi luas nya lebih besar untuk tiap Wp nya dibandingkan dengan
panel surya jenis Monocrystalline.
7

Gambar 2 Panel Surya Jenis Polycrystalline


(Sumber : https://www.solarcellsurya.com/perbedaan-panel-surya-monocrystalline-
polycrystalline/)

2.4 Charge Controller

Solar Charge Controller adalah peralatan komponen untuk pembangkit listrik tenaga
surya, memiliki fungsi sebagai pengisi baterai (kapan baterai diisi dan menjaga pengisian
baterai) dan untuk mengatur arus listrik yang masuk dari panel surya maupun arus beban
keluar. Solar Charge Controller biasanya terdiri dari 1 input (2 terminal) yang terhubung
dengan output panel surya, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai atau aki, dan
1 output (2 terminal) terhubung ke beban. Arus listrik DC yang berasal dari baterai biasanya
tidak mungkin masuk ke panel surya karena ada diode protection yang hanya melewati arus
listrik DC dari panel surya ke baterai

Berikut adalah fungsi dan fitur Solar Charge Controller:

a. Saat tegangan pengisian di baterai telah mencapai keadaan penuh, maka controller
akan menghentikan arus listrik yang masuk ke dalam baterai untuk mencegah
terjadinya Over Charge. Dalam kondisi ini, listrik yang tersupply dari panel surya
akan langsung terdistribusi ke beban dalam jumlah tertentu sesuai dengan konsumsi
daya peralatan listrik.

b. Saat voltase baterai dalam keadaan hampir kosong, maka controller bekerja dengan
menghentikan pengambilan arus listrik dari baterai oleh beban. Dalam kondisi voltase
tertentu (umumnya sekitar 10% sisa voltase pada baterai) maka pemutusan arus beban
akan dilakukan oleh controller.

c. Pada controller tipe – tipe tertentu dilengkapi dengan digital meter dengan indikator
yang lengkap dan digunakan untuk memonitor berbagai macam kondisi yang terjadi
pada sistem PLTS dapat terdeteksi dengan baik.
8

Gambar 3 SCC

2.4.1 Prinsip Kerja Charge Controller

Saat tegangan pengisian pada baterai telah mencapai keadaan penuh, maka controller
akan menghentikan arus listrik yang masuk ke dalam baterai untuk mencegah over charge.
Dengan demikian ketahanan baterai akan jauh lebih tahan lama. Di dalam kondisi ini, listrik
yang tersupply dari panel surya akan langsung terdistribusi ke beban atau peralatan listrik
dalam jumlah tertentu sesuai dengan konsumsi daya peralatan listrik.

Saat tegangan pada baterai dalam keadaan hampir kosong, maka controller berfungsi
menghentikan pengambilan arus listrik dari baterai oleh beban atau peralatan listrik. Hal ini
menjaga baterai dan mencegah kerusakan pada sel – sel baterai. Pada kebanyakan model
controller, indikator lampu akan menyala dengan warna tertentu ( umumnya berwarna merah
atau kuning ) yang menunjukkan bahwa baterai dalam proses charging. Dalam kondisi ini,
apabila sisa arus di baterai kosong (dibawah 10%), maka pengambilan arus listrik dari baterai
akan diputus oleh controller, maka peralatan listrik / beban tidak dapat beroperasi.

Pada controller tipe – tipe tertentu dilengkapi dengan digital meter dengan indikator
yang lebih lengkap, untuk memonitor berbagai macam kondisi yang terjadi pada sistem PLTS
dapat terdeteksi dengan baik. Solar charge controller adalah komponen penting dalam
Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

2.4.2 Perencanaan Solar Charge Controller

Ukuran atau rating untuk controller pengisian aki ditentukan dalam satuan Ampere.
Untuk menentukan besar rating Ampere alat pengontrol pengisian aki, dipengaruhi beberapa
hal antara lain :
9

- Besar arus panel surya


- Besar tegangan panel surya
- Tegangan baterai penyimpanan
- Pertimbangan faktor efisiensi dan cadangan
- Tipe solar charge controller

Perhitungan arus rating charge controller.

Icharger = ISC_modul x Nparalelmodul

Perhatikan tegangan maximum Voc yang dapat ditoleransi oleh kontroler, karena
setiap kontroler mempunyai tegangan Voc yang berbeda.

VOC_SCC = VOC_modul x Nserimodul

2.5 Baterai

Baterai adalah perangkat yang mengandung sel listrik yang dapatmenyimpan energi
yang kemudian dikonversi menjadi daya. Baterai menghasilkan listrik melalui proses kimia.
Baterai atau akkumulator adalah sebuah sel listrik yang didalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang
dimaksud dengan reaksi elektrokimia reversible adalah didalam baterai dapat berlangsung
proses perubahan kimia menjadi menjadi tenaga listrik (proses pengosongan) dan sebaliknya
dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (proses pengisian) dengan cara proses regenerasi dari
elektroda-elektroda yang dipakai yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah polaritas
yang berlawanan didalam sel.

Baterai terdiri dari dua jenis yaitu baterai primer dan baterai sekunder. Baterai primer
merupakan baterai yang hanya dapat dipergunakan sekali pemakaian saja dan tidak dapat diisi
ulang. Hal ini terjadi karena reaksi kimia material aktifnya tidak dapat dikembalikan.
Sedangkan baterai sekunder merupakan baeterai yang dapat dipergunakan secara terus-
menerus dan dapat diisi ulang. Hal ini terjadi karena material aktifnya didalam dapat diputar
kembali. Kelebihan dari pada baterai sekunder adalah harganya lebih efisien untuk pengunaan
dalam waktu yang panjang.

Waktu pengisian baterai atau aki adalah 12 sampai 16 jam. Dengan arus pengisian
yang lebih tinggi dan metode pengisian multi-stage, waktu pengisian dapat berkurang sampai
dengan 10 jam atau kurang. Pengisan Multistage terdiri dari 3 tahap yaitu :
10

1. Fase Bulk: baterai akan dicharge sesuai dengan tegangan setup (bulk antara 13,4 –
14,8 volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya. Pada saat baterai
sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase absorption.

2. Fase Absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, smapai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai,
arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.

3. Fase Float: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13,4-13,7
volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimum dari
panel surya/solar cell pada tahap ini.

Gambar 4 Grafik Charging Mode Pada Baterai


Sumber : Gunadarma.ac.id

Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over discharge atau over
load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk mencegah kerusaka dari
baterai.

Selama fase bulk baterai diisi sampai kapasitas 70% dalam waktu sekitar 5 jam,
sisanya 30% adalah pengisian pelan-pelan dalam fase absorption. Fase absorption
membutuhkan waktu sekitar 5 jam dan ini sangat penting untuk menjaga baterai tetap baik.
Jika pola pengisian baterai tidak lengkap sesuai dengan kedua fase diatas, maka baterai akan
kehilangan kemampuan untuk menerima full charge dan kinerja baterai akan berkurang. Fase
ketiga adalah float charge, kompensasi sel discharge setelah baterai terisi penuh.

(Sumber:https://www.indonesiastudents.com/pengertian-baterai-dan-prinsip-kerja/)
11

2.5.1 Kapasitas Baterai

Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik atau


besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai. Besarnya kapasitas,
tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat positif maupun plat negatif yang bereaksi,
dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-tiap sel, ukuran, dan tebal plat, kualitas elektrolit serta umur
baterai. Kapasitas energi suatu baterai dinyatakan dalam ampere jam (Ah), misalkan kapasitas
baterai 100 Ah 12 volt artinya secara ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere
selama 20 jam pemakaian.

Besar kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar / banyak sedikitnya sel baterai
yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan mengalir bila ada konduktor dan
beban yang dihubungkan ke baterai. Kapasitas baterai juga menunjukan kemampuan baterai
untuk mengeluarkan arus (discharging) selama waktu tertentu, dinyatakan dalam Ah (Ampere
– hour). Berarti sebuah baterai dapat memberikan arus yang kecil untuk waktu yang lama atau
arus yang besar untuk waktu yang pendek. Pada saat baterai diisi (charging), terjadilah
penimbunan muatan listrik. Jumlah maksimum muatan listrik yang dapat ditampung oleh
baterai disebut kapasitas baterai dan dinyatakan dalam ampere jam (Ampere - hour), muatan
inilah yang akan dikeluarkan untuk menyuplai beban ke pelanggan. Kapasitas baterai dapat
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :

Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours)

Dimana :

Ah = kapasitas baterai aki

I = kuat arus (ampere)

t = waktu (jam/sekon)

2.5.2 Prinsip Kerja Baterai

Proses pengosongan (discharge) pada sel berlangsung menurut gambar. Jika sel
dihubungkan dengan beban, maka elektron mengalir dari anoda melalui beban dan juga
katoda. Kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.
Pada proses pengisian menurut gambar dibawah ini adalah bila sel dihubungkan dengan
power supply, maka elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan
proses kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
12

Gambar 5 Proses Pengosongan dan Pengisian Baterai


(sumber : repository.com)

a. Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke katoda

b. Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda

c. Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda

(Sumber: https://www.indonesiastudents.com/pengertian-baterai-dan-prinsip-kerja/)

2.6 Inverter

Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah
(DC – Direct Current) menjadi arus listrik bolak balik (AC – Alternating Current).
Inverter mengkonversi arus DC 12/24 volt dari sumber arus backup seperti baterai, panel
surya / solar cell menjadi AC 220 volt setara PLN. Dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS), inverter diperlukan untuk menyediakan sumber arus yang akan digunakan untuk jenis
beban dengan arus bolak – balik (AC).

Gambar 6 Inverter
(Sumber : https://www.pabriklampu.net/2017/01/jenis-jenis-plts-inverter.html)
13

Macam – macam dari Inverter antara lain adalah sebagai berikut:

a. Square sine wave inverter


adalah tipe inverter yang menghasilkan Output gelombang (sinus) persegi, jenis
inverter ini tidak cocok untuk beban AC tertentu seperti motor induksi atau
transformer, selain tidak dapat bekerja square sine wave dapat merusak peralatan
tersebut.
b. Modified sine wave inverter
adalah tipe inverter yang menghasilkan Output gelombang persegi yang
disempurnakan/persegi kuasi yang merupakan kombinasi antara square wave dan sine
wave.. Inverter ini masih dapat menggerakan perangkat yang menggunakan kumparan,
hanya saja tidak maksimal serta faktor energy-loss yang besar. dan tidak cocok dengan
perangkat elektronik yang sensitif atau khusus, misalnya laser printer tertentu,
peralatan audio..
c. Pure sine wave inverter
adalah tipe inverter yang menghasilkan Output gelombang sinus murni setara PLN.
Inverter jenis ini diperlukan terutama untuk beban-beban yang menggunakan
kumparan induksi agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas.
d. Grid Tie Inverter
adalah tipe special inverter yang dirancang untuk menyuntikkan arus listrik ke sistem
distribusi tenaga listrik yang sudah ada, misalkan PLN/Genset. Inverter tersebut harus
disinkronkan dengan frekuensi grid yang sama, biasanya berisi satu atau lebih fitur
maksimum power point tracking untuk mengkonversi jumlah maksimum daya yang
tersedia, dan juga termasuk fitur proteksi keselamatan
(Sumber: https://solarsuryaindonesia.com/info/inverter)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pembuatan


- Waktu : Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020
- Tempat : Gedung AL Politeknik Negeri Malang
3.2 Metode Pengambilan Data
Untuk metode pengambilan data terbagi menjadi dua macam yaitu Studi Literatur dan
Observasi
3.2.1. Studi Literatur
Studi Literatur adalah jenis-jenis referensi yang diambil penulis sebagai acuan yang
berupa Buku / E-book, jurnal penelitian yang sudah ada, atau artikel yang kebenaran
tulisannya bisa dipertanggung jawabkan.
3.2.2. Observasi
Observasi adalah pengamatan penulis pada kondisi lapangan yang dilakukan, agar
lebih mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi dan untuk mendapatkan informasi tentang
data yang dibutuhkan.
3.2.3. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan dalam
pengerjaan dengan menggunakan alat ukur

14
15

3.3 Blok Diagram

Mulai

Studi Literatur Observasi Pengukuran

Perencanaan Alat

Menentukan dan memilih komponen pada PLTS

Pembuatan/perakitan PLTS

Setting kontrol pada PLTS

Pengujian alat pada Analisa


kesalahan

Pemasangan pada

Selesai

Gambar 7 Blok Diagram Alur

Berikut adalah penjelasan dari blok diagram:

1. Metode pengumpulan data yang akan digunakan meliputi studi literatur, observasi, dan
melakukan pengukuran
2. Perencanaan alat pada PLTS
3. Menentukan dan memilih komponen pada PLTS berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan spesifikasi yang telah direncanakan.
4. Pembuatan/perakitan PLTS
5. Pengujian alat pada PLTS untuk menganalisa adanya kesalahan
16

6. Analisa kesalahan dilakukan jika terjadi kegagalan pada saat pengujian alat PLTS
7. Setting kontrol pada PLTS berfungsi untuk memperbaiki kesalahan pada alat tersebut
kemudian alat tersebut diuji lagi.
8. Ketika alat sudah berfungsi dengan baik maka sistem akan dipasang semuanya.
9. Ketika semua sudah terpasang semua maka alat sudah siap digunakan.

3.4 Rencana Anggaran Biaya

Berikut adalah rencana anggaran biaya secara umum dari komponen – komponen yang
dibutuhkan:

No Nama Barang Jumlah Harga

1 Solar Panel 100 Wp merk


1 Bh Rp. 1.100.000
Shinyoku Polycristalline

2 Charger Control PWM 1Bh Rp. 290.000

Kabel NYYHY 2 x 1,5mm2


3 - Rp. 250.000
(20m) merk Supreme

4 Baterai KIJO 35Ah/12V 1Bh Rp. 1.300.000

5 Box Panel 25x25x12 cm 1Bh Rp. 190.000

6 Inverter Taffware 1000W 1Bh Rp. 518.000

7 Profil dan Skun kabel - Rp. 15.000

Kontruksi Dudukan Solar


8 - Rp. 150.000
Panel

Mur, Baut, dan MCB Dom


9 - Rp. 70.000
2A 4,5kA

Stop kontak, slang kabel


10 - Rp. 50.000
(1m), dan Jack hitam

Spiral, pipa PVC, paku, dan


11 - Rp. 150.000
kabel TIC

JUMLAH Rp. 4.083.000


17

3.5 Gambar Konstruksi

Berikut adalah perkiraan untuk gambar konstruksi dari PLTS yang akan dibuat

Gambar 8 Konstruksi
18

3.6 Diagram Alur Pembangkitan

Berikut adalah diagram alur pembangkitan dari Solar Panel menuju ke Beban

Gambar 9 Diagram Alur Pembangkitan

Berikut penjelasan diagaram alur pembangkitan dari Solar Panel menuju ke beban:

a) Solar Cell : berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi energy listrik, solar cell
menghasilkan arus listrik untuk mengisi baterai atau aki.
b) Charge Controller : Peralatan eleketronik yang digunakan untuk mengatur arus searah
yang akan dihasilkan pada baterai dan diambil dari baterai yang akan disalurkan ke
beban.
c) Baterai : Peralatan listrik yang berfungsi sebagai penyimpanan arus DC.
d) Inverter : Peralatan listrik yang digunakan untuk mengkonversikan tegangan searah
(DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC).

Anda mungkin juga menyukai