Anda di halaman 1dari 6

3.

4 INSPEKSI VISUAL GARDU DISTRIBUSI


Gardu Trafo Tiang (GTT) merupakan salah satu komponen instalasi tenaga listrik
yang terpasang di Jaringan Distribusi berfungsi sebagai trafo daya penurun tegangan dari
tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan rendah tersebut disalurkan
ke konsumen. Mengingat fungsi dan harga dari trafo tersebut cukup mahal bila dibandingkan
dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang dilakukan secara
intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen GTT dan ditangani
oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar pemeliharaan tersebut
berjalan dengan efektif. Berdasarkan buku 4 keputusan direksi PLN no 605.k/DIR/2010
konstruksi trafo gardu portal sebagai berikut :

(Gardu tipe portal)


Melalui kegiatan observasi yang dilakukan dengan maksud inspeksi visual gardu
distribusi, dilaksankan pada hari Kamis 03 Oktober 2019 bertempat di sepanjang Jl. Bandung
sampai perempatan sigura gura, terdapat 7 buah transformator yang terdiri atas 4 buah trafo
gardu portal dan 3 buah trafo gardu cantol. Kegiatan inspeksi dimulai pada pukul 08.00
sampai 10.00 WIB, dimana data disesuaikan terhadap form inspeksi visual gardu distribusi
untuk memperoleh hasil keadaan visualisasi komponen komponen gardu trafo meliputi
komponen inti dan pendukung.

Tabel Pengamatan GTT 1-8


Trafo
No Identifikasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Plat Nama C B C B C C B B
2 Tanda Phasa C B B C C C C C
3 Bushing P B B B B B B B B
4 Bushing S B B B B B B B B
5 Rangka Trafo D B B D B B B B
6 Tanda Bahaya B B B B C C C C
7 Connector JTM B B B B B B B B
8 Rumah CO B B B B B B B B
9 Panel LV C C C C C C C C
10 Arrester B B B B C B B B
11 Invoer B B B B B B B B
12 Tovoer B B B B B B B B

Keterangan : B : Baik C : Butuh Perbaikan D : Penggantian


Dalam melaksanakan observasi keadaan visualisasi tidak terdapat kendala yang
berarti, dimana hanya terdapat kendala dalam pengisian form inspeksi teknis pengoprasian
transformator serta data visual PHB-TR dikarenakan pelaksanaan kegiatan observasi hanya
sebatas pengambilan data kondisi visual gardu distribusi dari bawah tiang dan pengambilan
data atas PHB-TR yang tidak dimungkinkan karena kondisi panel dalam keadaan terkunci.

Dari data pengujian diatas, keseluruhan trafo tidak sepenuhnya dalam kondisi baik,
dimana 5 trafo mengalami pengaratan dari total keseluruhan 8 trafo, delapan trafo tersebut
disuplai GI dan terdiri dari 4 penyulang meliputi penyulang Glintung, Mojolangu,
Lowokwaru, dan penyulang Matos.
1. Plat Nama Trafo, Tanda Phasa, dan Tanda Bahaya
Pada kondisi pengadaan plat nama hanya terdapat pada trafo 1 tertulis (UP KOTA
P.Lowokwaru), tertulis (UP KOTA P-0860 P.Glintung (trafo 2)), (UP Dinoyo M-0264
P.Mojolangu(trafo 4)), (UP Dinoyo M-1096 P.Mojolangu(trafo 7)), dan (UP Dinoyo M-0132
P.Matos(trafo 8), dimana trafo lainnya tidak memiliki plat nama, selain itu juga tanda phasa
hanya dilatakkan pada trafo 2 dan 3 bertempat pada rumah cut out phasa dan tanda bahaya
hanya terpampampang pada trafo 1,2,3, dan 4 sehingga untuk masalah tersebut harus
dilakukan pengadaan seperti plat nama, tanda phasa, dan tanda bahaya untuk mengantisipasi
terjadinya keadaan yang tidak diinginkan karena hal tersebut secara tidak langsung berkaitan
dengan standarisasi PLN dan juga K3.
2. Bushing Primer, Bushing Sekunder, dan Dudukan Trafo
Berdasarkan hasil observasi, tidak terdapat kecacatan pada bushing trafo baik bushing
primer dan sekunder namun harus dilakukan perawatan secara rutin agar menjaga keadaan
dan fungsi guna bushing dalam keadaan baik. Untuk kodisi dudukan trafo yang seharusnya
menurut standar adalah harus terdapat satu set dalam kondisi baik, rata rata dudukan trafo
untuk 4 trafo dengan tipe gardu portal diganti dengan kayu dan besinya dibiarkan berkarat,
untuk mengatasinya harus dilakukan pengadaan kembali dan dipasang ulang.
3. Connector Line JTM, Rumah Cut Out, Panel LV, dan Arrester
Pada dasarnya pemilihan connector terdiri atas pemasangan menggunakan live line
connector (LCC), line tap connector (LTC), parallel, dan connector menggunakan AL/Cu,
namun untuk inspeksi GTT penggunaan LCC sebagai type penyambungan lebih banyak
digunakan daripada yang lainnya, hal tersebut diidentifikasi dari 8 trafo menggunakan jenis
penyambungan LLC. Untuk detail penyaambungan dapat dilihat pada gambar berikut :
Dari komponen utama trafo gardu distribusi yang seharusnya terpenuhi dan dalam
kondisi baik seperti LA (Lightning Arrester) yang difungsikan sebagai pengaman terhadap
tegangan lebih dari surja petir, pada kegiatan inspeksi letak daripada LA berada dibawah cut
out 20kV yang prinsip kerjanya, bila terdapat surja petir maka cut out akan menerimanya
terlebih dulu kemudian sisa dari surja petir diteruskan ke LA yang kemudian dibumikan.
Kondisi yang demikian itu tidak terdapat pada trafo 5 dimana arrester tidak dihubungkan ke
jaringan 20kV dan hanya menuju tanah, hal tersebut mungkin sangat membahayakan
bilamana terdapat sambaran petir yang tidah dapat dikebumikan oleh arrester dan akan
merusak komponen trafo, maka dari itu harus dilakukan pengoneksian segera untuk LA
menuju jaringan tegangan 20kV. Selain itu kondisi pada panel LV yang seharusnya bebas
dari coretan dan karat, pada kegiatan inspeksi ditemukan panel LV berkarat dan banyak
coretan selain itu terdapat pula deksel yang tidak mengacu pada standarisasi LOTO (Log Out
Tag Out), untuk penangannanya harus dilakukan pengecatan serta perbaikan ulang pada
deksel yang rusak. Berikut merupakan gambar yang diperoleh dari kegiatan observasi terkait
inspeksi visual gardu distribusi

4. Invoer dan Tovoer


Merupakan salah satu penempatan kabel dimana invoer merupakan
penempatan kabel yang mengarah pada bushing sekunder terdiri atas
pengidentifikasian 1 kabel yang mengarah pada bushing, dari kegiatan inspeksi rata
rata kondisi penempatan invoer cenderung baik, untuk trafo 1 sampai 8 dilakukan
penyambungan secara invoer ke bushing sekunder menggunakan sepatu kabel SKT.
Sedangkan tovoer merupakan penempatan kabel yang digabungkan menjadi satu ke
pipa menuju SUTR dan dihubungkan menggunakan joint AL-Cu, pada inspeksi
visual, tidak ada tindak perawatan yang dilakukan untuk invoer dan tovoer
dikarenakan keadaan visual sudah terlihat baik hanya saja perlu pengecatan ulang
atau penggantian pipa pada tovoer dikarenakan sudah berkarat

(Invoer dan Tovoer) (Sepatu kabel SKT)

Anda mungkin juga menyukai