Dari data pengujian diatas, keseluruhan trafo tidak sepenuhnya dalam kondisi baik,
dimana 5 trafo mengalami pengaratan dari total keseluruhan 8 trafo, delapan trafo tersebut
disuplai GI dan terdiri dari 4 penyulang meliputi penyulang Glintung, Mojolangu,
Lowokwaru, dan penyulang Matos.
1. Plat Nama Trafo, Tanda Phasa, dan Tanda Bahaya
Pada kondisi pengadaan plat nama hanya terdapat pada trafo 1 tertulis (UP KOTA
P.Lowokwaru), tertulis (UP KOTA P-0860 P.Glintung (trafo 2)), (UP Dinoyo M-0264
P.Mojolangu(trafo 4)), (UP Dinoyo M-1096 P.Mojolangu(trafo 7)), dan (UP Dinoyo M-0132
P.Matos(trafo 8), dimana trafo lainnya tidak memiliki plat nama, selain itu juga tanda phasa
hanya dilatakkan pada trafo 2 dan 3 bertempat pada rumah cut out phasa dan tanda bahaya
hanya terpampampang pada trafo 1,2,3, dan 4 sehingga untuk masalah tersebut harus
dilakukan pengadaan seperti plat nama, tanda phasa, dan tanda bahaya untuk mengantisipasi
terjadinya keadaan yang tidak diinginkan karena hal tersebut secara tidak langsung berkaitan
dengan standarisasi PLN dan juga K3.
2. Bushing Primer, Bushing Sekunder, dan Dudukan Trafo
Berdasarkan hasil observasi, tidak terdapat kecacatan pada bushing trafo baik bushing
primer dan sekunder namun harus dilakukan perawatan secara rutin agar menjaga keadaan
dan fungsi guna bushing dalam keadaan baik. Untuk kodisi dudukan trafo yang seharusnya
menurut standar adalah harus terdapat satu set dalam kondisi baik, rata rata dudukan trafo
untuk 4 trafo dengan tipe gardu portal diganti dengan kayu dan besinya dibiarkan berkarat,
untuk mengatasinya harus dilakukan pengadaan kembali dan dipasang ulang.
3. Connector Line JTM, Rumah Cut Out, Panel LV, dan Arrester
Pada dasarnya pemilihan connector terdiri atas pemasangan menggunakan live line
connector (LCC), line tap connector (LTC), parallel, dan connector menggunakan AL/Cu,
namun untuk inspeksi GTT penggunaan LCC sebagai type penyambungan lebih banyak
digunakan daripada yang lainnya, hal tersebut diidentifikasi dari 8 trafo menggunakan jenis
penyambungan LLC. Untuk detail penyaambungan dapat dilihat pada gambar berikut :
Dari komponen utama trafo gardu distribusi yang seharusnya terpenuhi dan dalam
kondisi baik seperti LA (Lightning Arrester) yang difungsikan sebagai pengaman terhadap
tegangan lebih dari surja petir, pada kegiatan inspeksi letak daripada LA berada dibawah cut
out 20kV yang prinsip kerjanya, bila terdapat surja petir maka cut out akan menerimanya
terlebih dulu kemudian sisa dari surja petir diteruskan ke LA yang kemudian dibumikan.
Kondisi yang demikian itu tidak terdapat pada trafo 5 dimana arrester tidak dihubungkan ke
jaringan 20kV dan hanya menuju tanah, hal tersebut mungkin sangat membahayakan
bilamana terdapat sambaran petir yang tidah dapat dikebumikan oleh arrester dan akan
merusak komponen trafo, maka dari itu harus dilakukan pengoneksian segera untuk LA
menuju jaringan tegangan 20kV. Selain itu kondisi pada panel LV yang seharusnya bebas
dari coretan dan karat, pada kegiatan inspeksi ditemukan panel LV berkarat dan banyak
coretan selain itu terdapat pula deksel yang tidak mengacu pada standarisasi LOTO (Log Out
Tag Out), untuk penangannanya harus dilakukan pengecatan serta perbaikan ulang pada
deksel yang rusak. Berikut merupakan gambar yang diperoleh dari kegiatan observasi terkait
inspeksi visual gardu distribusi