2. ETIOLOGI
a. Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif.
Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The
National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
1) Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
Usia lebih dari 40 tahun
2) Darah dalam feses
3) Riwayat polip rektal atau polip kolon
4) Adanya polip adematosa atau adenoma villus
5) Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
6) Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
7) Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu
dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.
Interaksi bakteri,asam
empedu makanan dalam
usus besar
Minuman beralkohol
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi
mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman,
tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi
dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan
untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat
endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut
dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila
ditemukan. Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran
makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi
ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh
darahnya.
b. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis
kanker ke paru.
c. Ultrasonografi (USG).
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat
ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
d. Histopatologi.
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma
kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
e. Laboratorium Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Selain itu, pemeriksaan darah samar (occult blood)
secara berkala, untuk menentukan apakah terdapat darah pada tinja atau tidak.
f. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
g. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
organ dan sebagainya.
h. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau
berkurang.
i. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
j. Pencegahan Kanker Kolon.
7. PENCEGAHAN
a. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan
derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
b. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
c. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
d. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
e. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
f. Hidup rileks dan kurangi stress
8. PENATALAKSANAAN.
a. Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi
yang berhubungan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam
bentuk pendukung atau terapi anjuran. Terapi anjuran biasanya diberikan selain
pengobatan bedah yang mencakup kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.
b. Terapi radiasi
sering digunakan sebelum pembedahan untuk menurunkan ukuran tumor dan
membuat mudah untuk direseksi. Intervensi lokal pada area tumor setelah
pembedahan termasuk implantasi isotop radioaktif ke dalam area tumor. Isotop yang
digunakan termasuk radium, sesium, dan kobalt. Iridium digunakan pada
rektum. Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor,
merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung &
usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan
c. Kemoterapi
Kemoterapi memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari
satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih
bagus (FKUI, 2001 : 211). Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU).
Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan
efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU,
levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan
sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi. Radiasi dan kemoterapi dapat diberikan
secara berkesinambunagn dengan memperhatikan derajat kanker. Deteksi kanker
yang dapat dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi disesuaikan dengan klasifikasi
dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M = jarak
metastese)
d. Imunoterapi
Imunoterapi adalah upaya untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, untuk
mengalahkan sel-sel kanker dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh
terhadap sel kanker.Imunoterapi hampir selalu menggunakan bahan alami yang
berasal dari mahluk hidup, terutama manusia. Digunakannya bahan alami karena
dapat berfungsi merangsang respon anti tumor dengan tubuh dengan meningkatkan
jumlah sel pembunuh tumor, secara langsung berfungsi sebagai agen pembunuh
tumor, mengurangi mekanisme tubuh yang normal dalam menekan respon imun, atau
berfungsi memperbaiki toleransi tubuh terhadap radioterapi atau kemoterapi.
e. Bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebayakan kanker kolorektal. Operasi
adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal
dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab biasanya dokter bedah menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker. Pembedahan merupakan tindakan primer pada kira – kira
75 % pasien dengan kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau
palliative. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.
Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus.
Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon, massa
tumor kemudian dieksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi Kelas A
dan semua Kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi
kanker kolon D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah 89ipalliative. Apabila
tumor telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak
dapat dilakukan.
f. Kolostomi
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang
(stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsisebagai diversi sementara
atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh.
Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi, yang ditentukan
oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Kolostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum, colostomy sigmoid,
sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang dipergunakan untuk
membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir retroperitoneal. Kolostomi
pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada
orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak
biasanya bersifat sementara.
g. Diet
1) Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2) Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3) Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
4) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5) Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan
6) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
9. KOMPLIKASI
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang
pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh
kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada
akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin
menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter )
dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN CA COLOREKTAL
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
1) Identias pasien
Nama : L/P
Suku :
Pekerjaan :
Alamat :
Jaminsn prmbayaran :
Diagnosa Medik :
Suku :
Pendidikan terakhir:
Pekerjaan :
Alamat :
b. STATUS KESEHATAN
1) Status Kesehatan Saat ini.
a) Alasan masuk Rumah Sakit/Keluhan utama :
b) Faktor Pencetus :
c) Lamanya Keluhan :
d) Timbulnya keluhan : ( ) bertahap. ( ) mendadak..
e) Faktor yang memperberat :
2) Status Kesehatan Masa Lalu
a) Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dg penyakit skrg)
b) Kecelakaan :
Penyakit
Waktu:
c) Riwayat Operasi
2) Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada
tekanan darah.
3) itegritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (
misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/ spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat,
pembedahan.Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan.
Tanda : Kontrol, depresi.Menyangkal, menarik diri, marah.
4) Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi
pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah
yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah
dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertainya. Apakah
kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan
observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran
kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran
tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan colok dubur.
5) Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan
komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada
keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga
menyebabkan berat badan menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
6) Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga
sirkulasi darah ke otak tidak lancar.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
8) Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).
Pemajanan asbes
9) Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlehihan.
Tanda: Demam.Ruam ku1it, ulserasi
10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat
kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks
multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 17).Diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien Post operatif kanker kolon (Wilkinson, 2006 :
621) meliputi:
NO WAKTU
TUJUAN & KRITERIA HASIL (NOC) RENCANA & RASIONAL (NIC)
DX (TGL/JAM)
1 SENIN NOC: NIC:
11/10/15 1. Mengkaji karakteristik nyeri
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan
08:00
Rasional : untuk
selama 2x24 jam Pasien tidak mengalami
mempermudahkan tindakan
nyeri,
selanjutnya
dengan kriteria hasil:
2. Kontrol lingkungan yang dapat
Menggunakan skala nyeri untuk
mempengaruhi nyeri seperti suhu
mengidentifikasi tingkat nyeri
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Klien menyatakan nyeri berkurang
Rasional : sebagai dasar untuk
Menyatakan rasa nyaman setelah
meningkatkan kenyamanan
nyeri berkurang
terhadap klien
Tanda vital dalam rentang normal
3. Ajarkan tentang teknik napas dalam,
Tidak mengalami gangguan tidur
relaksasi, distraksi, kompres hangat/
dingin
Rasional : teknik nafas
dalam,relaksasi,distraksi dam
kompres hangat/dingin
membantu mengurangi nyeri pada
klien dan meningkatkan
kenyamanan
4. Kolaborasi Dengan Team Medis
Dengan Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Rasional : untuk mengurangi rasa
nyeri dan tidak mengalami
ganguan pola tidur
NO WAKTU
TUJUAN & KRITERIA HASIL (NOC) RENCANA & RASIONAL (NIC)
DX (TGL&JAM)
S:
mengajarkan tentang teknik
klien mengatakan mau
napas dalam, relaksasi,
melakukannya
distraksi, kompres hangat/
O:
08:28 WIT dingin
klien tampak mencoba
Klien tampak lebih tenang
mengkolaborasi Dengan S:
Team Medis Dengan klien mengatakan nyeri
Berikan analgetik untuk sudah berkurang
08:33 WIT
mengurangi nyeri O:
klien tampak tenang dan
rileks
2
S:
menganjurkan klien mengatakan mau
Senin,
kebersihan oral sebelum membersikan mulut sebelum
11 Oktober
2015 makan makan
09:00 WIT
O:
klien tampak sedikit menikmati
makanan yang disajikan
menganjurkan makan S:
sedikit tapi sering klien mengatakan mau makan
sedikit demi sedikit
O:
09:15WIT
klien tampak menghabiskan ½
porsi yang disediakan perawat
. S:
Menimbang berat badan klien mengatakan mau
sesuai indikasi. menimbang berat badan
O:
09:20WIT
berat badan klien menurun
S:
3
klien mengatakan tidak bisa
mengkaji tingkat
SENIN
kemampuan klien bergerak
11 oktober
dalam melakukan
2015 O:
gerak
10:00
klien tampak tidak bergerak
S:
Kien mengatakan mau
merencanakan tentang
melakukan program yang
pemberian program latihan
10:15 WIT direncanakan perawat untuk
sesuai kemampuan pasien
kesembuhannya
O:
klien tampak melakukannya
mengajarkan klien S:
untuk bagaimana klien mengatakan bisa
melakukan aktifitas melakukan gerakan-gerakan
10:30 WIT
sehari-hari dalam aktifitas sehari-hari
O:
klien tampak melakukannya
diare memperburuk
kondisinya
O:
klien tampak mengerti
12:45 WIT S:
S:
menjelaskan patofisiologi dari
klien mengatakan mengerti
penyakit dan bagaimana hal
tentang patofisiologi
ini berhubungan dengan
penyakitnya
13:05 WIT anatomi
O:
dan fisiologi, dengan cara
klien tampak memahami
yang tepat.
tentang penyakitnya
S:
klien mngatakan mau
menjelaskan tentang
penyakitnya
menanyakan kembali pengetahuan
O:
13:15 WIT klien tentang penyakitnya
klien tampak menjelaskan
kembali apa yang di jelaskan
perawat tentang penyakitnya
S:
klien mengatakan mau
NO WAKTU TANDA
RESPON PERKEMBAGAN (SOAP)
DX (TGL/JAM) TANGAN
S : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
O:
klien tampak nyaman
Senin TTV dalam rentang normal
1 11/10/15 Tidak mengalami gangguan tidur
13:30 WIT skala nyeri 4
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1,2,3,dan 4