Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT CA COLOREKTAL


1. PENGERTIAN.
a. Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal
akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.
Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai
kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).
b. Kanker colo rectal adalah kanker internal yang paling banyak di temui. Lokasi yang
paling umum adalah area rectosigmoid, rectum dan sekum. (Charlene J. Reeves,
2001)
c. Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan
usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel
yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip
(sel yang tumbuh sangat cepat).(www.republika.co.id).

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah


tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi
tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid,
salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan
produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat
setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk
mengubah kanker Colon.

2. ETIOLOGI
a. Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif.
Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The
National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
1) Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
Usia lebih dari 40 tahun
2) Darah dalam feses
3) Riwayat polip rektal atau polip kolon
4) Adanya polip adematosa atau adenoma villus
5) Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
6) Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
7) Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang


menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga
mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan
terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging
merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya
kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi
zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang
mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran
dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit
lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day
Adventists ).

b. Makanan yang harus dihindari :


1) Daging merah
2) Lemak hewan
3) Makanan berlemak
4) Daging dan ikan goreng atau panggang
5) Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
6) Makanan yang harus dikonsumsi:
7) Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan
kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
8) Butir padi yang utuh
9) Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang
membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type
adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous (akan di bahas pada polips
).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua
adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi
untuk menjadi manigna.Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau
manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang
tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan
adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar
poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.Orang-orang
yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai
resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda
dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker
Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit
tersebut.
3. KLASIFIKASI
a. Klasifikasi Ca kolorektal dapat ditentukan dengan system TNM (T =tumor, N=
kelenjar getah bening regional, M = jarak metastase )
1) T = tumor primer
2) TO = tidak ada tumor
3) T1 = invasi hingga mukosa atau submukosa
4) T2 = invasi kedinding otot
5) T3 = tmor menembus dinding otot
6) N = kelenjar limfa
7) NO = tidak ada metastasi
8) N1 = metastase ke kelenjar regional unilateral
9) N2 = metastase ke kelenjar regional bilateral
10) N3 = metastasis multiple ekstensif ke kelnjar regional
11) M = metastasi jauh
12) mO = tidak ada metastasi jauh
13) M1 = ada metastasis jauh
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya
tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan
dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa
metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di
perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada
organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar
atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung
masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak
menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase
ke paru-paru.
b. Tempat metastase yang lain termasuk:
1) Kelenjar Adrenalin
2) Ginjal
3) Kulit
4) Tulang
5) Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum
pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan
dan sel kanker dari tumor pecah menuju kerongga peritonial.
4. PATOFISIOLOGI

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu
dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma


(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai
sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak;
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa
polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus
sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi
rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan
kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :

a. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih


(vesika urinaria).
b. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
c. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah
balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1) Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisan mukosa).
2) Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa.
3) Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang
banyak terdapat di sekitar usus.
4) Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan ke organ-organ lain
makanan mengandung
kolesterol lemak hewan tinggi

Kadar serat yang rendah

Interaksi bakteri,asam
empedu makanan dalam
usus besar

Minuman beralkohol

Waktu peredaran Sekresi asam dan Lapisan endotel


darah pada perut bakteri anaerobKesalahandalam usus-endote
dikurangi interpretasi

Ke kelenjar linfe Meluas kedalam Pembuluh Merus


peri kolon & struktur linfe limfogen jaringan n
mesekolon sekitarnya

Trauma jaringan,refleks hypometabolik Karsinoma kolon


Nyeri akut
spasme otot sekunder

Perubahan nutrisi <


kebutuhan tubuh Resti Konstipasi/
Diare
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.
Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak
diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan
melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah
kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan
feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang
dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah
defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
a. Tanda dan gejala.
1) Perubahan kebiasaan BAB (diare atau konstipasi)
2) Perasaan bahwa perut tidak sepenuhnya kosong
3) Terdapat darah (merah cerah atau pekat) pada BAB
4) Ukuran BAB lebih kecil dari biasanya
5) Sering mengalami kram perut atau sakit akibat gas lambung,atau merasa
kembung
6) Kehilangan berat badan tanpa alasan
7) Selalu merasa letih
8) Sering terasa mual atau muntah.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi
mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman,
tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi
dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan
untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat
endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut
dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila
ditemukan. Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran
makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi
ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh
darahnya.
b. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis
kanker ke paru.
c. Ultrasonografi (USG).
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat
ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
d. Histopatologi.
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma
kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
e. Laboratorium Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Selain itu, pemeriksaan darah samar (occult blood)
secara berkala, untuk menentukan apakah terdapat darah pada tinja atau tidak.
f. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
g. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
organ dan sebagainya.
h. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau
berkurang.
i. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
j. Pencegahan Kanker Kolon.

7. PENCEGAHAN
a. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan
derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
b. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
c. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
d. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
e. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
f. Hidup rileks dan kurangi stress

8. PENATALAKSANAAN.
a. Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi
yang berhubungan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam
bentuk pendukung atau terapi anjuran. Terapi anjuran biasanya diberikan selain
pengobatan bedah yang mencakup kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.
b. Terapi radiasi
sering digunakan sebelum pembedahan untuk menurunkan ukuran tumor dan
membuat mudah untuk direseksi. Intervensi lokal pada area tumor setelah
pembedahan termasuk implantasi isotop radioaktif ke dalam area tumor. Isotop yang
digunakan termasuk radium, sesium, dan kobalt. Iridium digunakan pada
rektum. Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor,
merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung &
usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan
c. Kemoterapi
Kemoterapi memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari
satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih
bagus (FKUI, 2001 : 211). Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU).
Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan
efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU,
levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan
sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi. Radiasi dan kemoterapi dapat diberikan
secara berkesinambunagn dengan memperhatikan derajat kanker. Deteksi kanker
yang dapat dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi disesuaikan dengan klasifikasi
dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M = jarak
metastese)
d. Imunoterapi
Imunoterapi adalah upaya untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, untuk
mengalahkan sel-sel kanker dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh
terhadap sel kanker.Imunoterapi hampir selalu menggunakan bahan alami yang
berasal dari mahluk hidup, terutama manusia. Digunakannya bahan alami karena
dapat berfungsi merangsang respon anti tumor dengan tubuh dengan meningkatkan
jumlah sel pembunuh tumor, secara langsung berfungsi sebagai agen pembunuh
tumor, mengurangi mekanisme tubuh yang normal dalam menekan respon imun, atau
berfungsi memperbaiki toleransi tubuh terhadap radioterapi atau kemoterapi.
e. Bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebayakan kanker kolorektal. Operasi
adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal
dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab biasanya dokter bedah menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker. Pembedahan merupakan tindakan primer pada kira – kira
75 % pasien dengan kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau
palliative. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.
Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus.
Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon, massa
tumor kemudian dieksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi Kelas A
dan semua Kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi
kanker kolon D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah 89ipalliative. Apabila
tumor telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak
dapat dilakukan.
f. Kolostomi
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang
(stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsisebagai diversi sementara
atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh.
Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi, yang ditentukan
oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.

Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru


dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus.
Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam menbuat keputusan di kolon; massa
tumor kemudian di eksisi.

Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Kolostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum, colostomy sigmoid,
sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang dipergunakan untuk
membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir retroperitoneal. Kolostomi
pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada
orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak
biasanya bersifat sementara.
g. Diet
1) Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2) Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3) Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
4) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5) Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan
6) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur

9. KOMPLIKASI

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.


b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yang menyebabkan hemorragi.
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f. Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang
pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh
kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada
akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin
menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter )
dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN CA COLOREKTAL
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
1) Identias pasien
Nama : L/P

Tempat & Tgl lahir/umur : Gol Darah : O / A/ B / AB

Pendidikan Terakhir : SD / SLTP / SLTA / D1 / DIII / DIV / S1/ S2 / S3

Agama : Islam/Protestan/Katolik/Hindu/ Budha/ Konghucu

Suku :

Status perkawinan : Kawin/ Belum/Janda/Duda (Cerai : Hidup / Mati)

Pekerjaan :

Alamat :

Jaminsn prmbayaran :

Diagnosa Medik :

2) Identitas penanggung jawab


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :

Suku :

Hubungan dengan pasien :

Pendidikan terakhir:

Pekerjaan :

Alamat :

b. STATUS KESEHATAN
1) Status Kesehatan Saat ini.
a) Alasan masuk Rumah Sakit/Keluhan utama :
b) Faktor Pencetus :
c) Lamanya Keluhan :
d) Timbulnya keluhan : ( ) bertahap. ( ) mendadak..
e) Faktor yang memperberat :
2) Status Kesehatan Masa Lalu
a) Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dg penyakit skrg)
b) Kecelakaan :
 Penyakit
 Waktu:
c) Riwayat Operasi

c. PENGKAJIAN PADA PASIEN DENGAN KANKER KOLON DIPEROLEH DATA


SEBAGAI BERIKUT:
1) Aktivitas/istirahat
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen
dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian
terhadap pola istirahat dan tidur.

2) Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada
tekanan darah.

3) itegritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (
misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/ spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat,
pembedahan.Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan.
Tanda : Kontrol, depresi.Menyangkal, menarik diri, marah.

4) Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi
pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah
yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah
dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertainya. Apakah
kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan
observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran
kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran
tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan colok dubur.

5) Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan
komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada
keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga
menyebabkan berat badan menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema

6) Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga
sirkulasi darah ke otak tidak lancar.

7) Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

8) Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).
Pemajanan asbes

9) Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlehihan.
Tanda: Demam.Ruam ku1it, ulserasi

10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat
kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks
multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

11) Interaksi sosial


Gejala: Ketidak adekuatan/kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau
bantuan)
Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran penyuluhan/pembelajaran
Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker
payudara
Sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis
Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah
dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.

12) Riwayat pengobatan


Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 17).Diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien Post operatif kanker kolon (Wilkinson, 2006 :
621) meliputi:

1) Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Injuri Fisik (Insisi Pembedahan)


2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
4) Resti konstipasi atau diare berhubungan dengan karsinoma kolon
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kuarang paparan sumber informasi
3. INTERVENSI

NO WAKTU
TUJUAN & KRITERIA HASIL (NOC) RENCANA & RASIONAL (NIC)
DX (TGL/JAM)
1 SENIN NOC: NIC:
11/10/15 1. Mengkaji karakteristik nyeri
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan
08:00
 Rasional : untuk
selama 2x24 jam Pasien tidak mengalami
mempermudahkan tindakan
nyeri,
selanjutnya
dengan kriteria hasil:
2. Kontrol lingkungan yang dapat
 Menggunakan skala nyeri untuk
mempengaruhi nyeri seperti suhu
mengidentifikasi tingkat nyeri
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
 Klien menyatakan nyeri berkurang
 Rasional : sebagai dasar untuk
 Menyatakan rasa nyaman setelah
meningkatkan kenyamanan
nyeri berkurang
terhadap klien
 Tanda vital dalam rentang normal
3. Ajarkan tentang teknik napas dalam,
 Tidak mengalami gangguan tidur
relaksasi, distraksi, kompres hangat/
dingin
 Rasional : teknik nafas
dalam,relaksasi,distraksi dam
kompres hangat/dingin
membantu mengurangi nyeri pada
klien dan meningkatkan
kenyamanan
4. Kolaborasi Dengan Team Medis
Dengan Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Rasional : untuk mengurangi rasa
nyeri dan tidak mengalami
ganguan pola tidur
NO WAKTU
TUJUAN & KRITERIA HASIL (NOC) RENCANA & RASIONAL (NIC)
DX (TGL&JAM)

2 SENIN NOC: NIC:


11/10/15 1. Anjurkan kebersihan oral sebelum
09:00 Setelah melakukan tindakan keperawatan
makan.
selama 2x24 jam perubahan nutrisi kurang
 Rasional : mulut yang bersih
dari kebutuhan tubuh teratasi dengan
meningkatkan nafsu makan
Kriteria hasil:
2. Anjurkan makan sedikit tapi sering
 Mempertahankan dan
 Rasional : tidak member rasa
meningkatkan Berat badan
bosan dan pemasukan makanan.
 Klien mengerti dan mengikuti
dapat ditingkatkan
ajuran diet
3. Timbang berat badan sesuai indikasi.
 Melaporkan peningkatan intake
 Rasional : mengetahui ketidak
makanan
efektifan nutrisi yang dialami
 Tidak ada mual klien
 Dapat menghabiskan porsi yang 4. Kolaborasi ahli gizi pemberian
disediakan makanan yang bervariasi
 Rasional : agar klien tidak bosan
5. Kolaborasi dengan team medis
dengan pemberian suplemen/vitamin
penambah nafsu makan
 Rasional : untuk meningkatlan
nafsu makan klien agar tidak
terjadi malnutrisi
NO WAKTU
TUJUAN & KRITERIA HASIL (NOC) RENCANA & RASIONAL(NIC)
DX (TGL&JAM)

3 SENIN NOC: NIC:


11/10/15
Setelah melakukan tindakan 1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam
10:00
keperawatan selama 2x24 jam melakukan gerak
Intoleransi aktivitas berhubungan  Respon : sebagai dasar untuk
dengan kelemahan fisik teratasi dengan memberikan alternative dan latihan
kriteria hasil: gerak yang sesuai dengan
 Klien dapat melakukan gerakan kemampuannya
sehari-hari 2. Rencanakan tentang pemberian
 Berpatisipasi dalam program program latihan sesuai kemampuan
rehabilitasi untuk meningkatkan pasien
kemampuan unutk beraktifitas  Respon : latihan pergerakan dapat
 Mampu memilih beberapa meningkatkan otot dan stimulasi
alternative untuk sirkulasi darah.
mempertahankan tingkat 3. Ajarkan klien untuk bagaimana
aktifitas melakukan aktifitas sehari-hari
 Respon : untuk meningkatkan
pergerakan dan melakukan
pergerakan yang aman
4. Konsultasi dengan alih terapi fisik
 Respon : bermanfaat dalam
megembangkan program latihan
individual dan mengidentivikasi
kebutuhan alat untuk
menghilangkan spasme
otot,Meningkatkan fungsi
motoric,mencegah atau
menurunkan atrofi dan kontraktur
pada system muskuler
SENIN NOC: NIC:
4
11/10/15 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan catat frekuensi
12:00 WIT keperawatan selama 3x24 jam defekasi, volume dan karakteristik
diharapkan pasien dapat feses.
mempertahankan konsistensi atau  Rasional : Menilai
pola defikasi umum perkembangan masalah untuk
 Tidak ada diare menentukan tindakan
 Feses tidak ada darah dan selanjutnya
mukus 2. Tingkatkan/pertahankan asupan
 Elektrolit normal cairan per oral.
 Pola BAB normal  Rasional : Mencegah timbulnya
 Menghindari makanan yang masalah kekurangan cairan.
dilarang misalnya tinggi 3. Ajarkan tentang makanan-minuman
lemak,tingi protein dan tinggi yang dapat memperburuk/mencetus-
serat kan diare
 Rasional : Membantu klien
menghindari agen pencetus
diare.
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan
sesuai program terapi (antibiotika,
antikolinergik, kortikosteroid).
 Rasional : Antibiotika untuk
membunuh/menghambat
pertumbuhan agen patogen
biologik, antikolinergik untuk
menurunkan peristaltik usus dan
menurunkan sekresi digestif,
kortikosteroid untuk
menurunkan proses inflamasi
NIC:
5
SENIN NOC: 1. Kaji pengetahuan klien tentang
11/10/15 Setelah dilakukan tindakan penyakitnya
13:00 WIT keperawatan selama 2x24 jam pasien  Rasional : untuk mempermudah
menunjukan pengetahuan tentang tindakan selanjutnya
proses penyakit dengan kriteria hasil: 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
 Pasien mampu melaksanakan dan bagaimana hal ini berhubungan
prosedur yang dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
secara benar cara yang tepat.
 Pasien mengerti tantang  Rasional : meningkatkan
patofisiologi penyakitnya pengetahuan dan mengurangi
 Pasien mampu menjelaskan cemas
kembali apa yang dijelaskan 3. Tanyakan kembali pengetahuan klien
perawat/tim kesehatan lainnya tentang penyakitnya
 Rasional : agar klien lebih
memahami tantang penyakitnya
4. Diskusikan perubahan gaya hidup
bersama keluarga dan pasien yang
mungkin digunakan untuk mencegah
komplikasi
 Rasional : mencegah keparahan
penyakit pada klien
4. IMPLEMENTASI
NO WAKTU TANDA
TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN/HASIL (S,O)
DX (TGL&JAM) TANGGAN
1 Senin, S:
11 Oktober
2015  Klien mengatakan nyeri
08.20 WIT pada perut bagian bawah
P : saat bergerak terasa nyeri
Q : seperti ditusuk – tusuk
Mengkaji karakteristik nyeri
R : perut bagian bawah
S : skala nyeri 5
T : intermiten
O:
 klien tampak gelisah
 Klien tampak lemas
S :
 klien mengatakan rasa
mengkontrol lingkungan nyaman dan nyeri agak
yang dapat mempengaruhi berkurang

08:24 WIT nyeri seperti suhu ruangan, O:


pencahayaan dan kebisingan  klien tampak rileks dan
tenang

S:
mengajarkan tentang teknik
 klien mengatakan mau
napas dalam, relaksasi,
melakukannya
distraksi, kompres hangat/
O:
08:28 WIT dingin
 klien tampak mencoba
Klien tampak lebih tenang
mengkolaborasi Dengan S:
Team Medis Dengan  klien mengatakan nyeri
Berikan analgetik untuk sudah berkurang
08:33 WIT
mengurangi nyeri O:
 klien tampak tenang dan
rileks
2
S:
menganjurkan  klien mengatakan mau
Senin,
kebersihan oral sebelum membersikan mulut sebelum
11 Oktober
2015 makan makan
09:00 WIT
O:
 klien tampak sedikit menikmati
makanan yang disajikan
menganjurkan makan S:
sedikit tapi sering  klien mengatakan mau makan
sedikit demi sedikit
O:
09:15WIT
 klien tampak menghabiskan ½
porsi yang disediakan perawat

. S:
Menimbang berat badan  klien mengatakan mau
sesuai indikasi. menimbang berat badan
O:
09:20WIT
 berat badan klien menurun

mengkolaborasi ahli gizi S:


pemberian makanan  klien mengatakan sangat suka
yang bervariasi dengan makanan yang di
berikan perawat
09:25WIT
O:
 klien tampak menghabiskan
porsi yang dihindangkan
Mengkolaborasi dengan S:
team medis dengan  klien mengatakan sudah
pemberian minum suplemen/vitamin
suplemen/vitamin penambah nafsu makan
09:30 WIT
penambah nafsu makan O:
 nafsu makan klien menigkat

S:
3
 klien mengatakan tidak bisa
mengkaji tingkat
SENIN
kemampuan klien bergerak
11 oktober
dalam melakukan
2015 O:
gerak
10:00
 klien tampak tidak bergerak

S:
 Kien mengatakan mau
merencanakan tentang
melakukan program yang
pemberian program latihan
10:15 WIT direncanakan perawat untuk
sesuai kemampuan pasien
kesembuhannya
O:
 klien tampak melakukannya

mengajarkan klien S:
untuk bagaimana  klien mengatakan bisa
melakukan aktifitas melakukan gerakan-gerakan
10:30 WIT
sehari-hari dalam aktifitas sehari-hari
O:
 klien tampak melakukannya

S : klien mengatakan mau


mengkonsultasi mengkonsultasikan dengan ahli terapi
dengan ahli terapi fisik
10:45 WIT
fisik O : klien tampak melakukan beberapa
aktifitas
SENIN S:
4 11 oktober
2015 mengobservasi dan catat  Klien Mengatakan
12:00 WIT frekuensi defekasi, volume dan BABnya bersifat cair
karakteristik feses. dan agak kemerahan-
kemerahan
O:
 klien tampak takut
12:15 WIT S:
 Klien mengatakan mau

meningkatkan/mempertahankan meningkatkan setiap

asupan cairan per oral. asupan untuk memenuhi


kebutuhannya
O:
 cairan masuk (RL)
12:30 WIT S:
 klien mengatakan mau

mengajarkan tentang makanan- mengetahui tantang

minuman yang dapat makanan dan minuman

memperburuk/mencetus-kan yang dapat

diare memperburuk
kondisinya
O:
 klien tampak mengerti
12:45 WIT S:

mengkolaborasi pemberian  klien mengatakan sudah

obat-obatan sesuai program minum obat yang di

terapi (antibiotika, berikan dokter untuk

antikolinergik, kortikosteroid). kesembuhannya


O:
 obat masuk
S:
5
 klien mengatakan tidak tau

SENIN mengkaji pengetahuan tentang penyebab penyakit


11 oktober tentang penyakitnya yang dideritanya
2015
13:00 WIT O:
 klien tampak tidak memahami

S:
menjelaskan patofisiologi dari
 klien mengatakan mengerti
penyakit dan bagaimana hal
tentang patofisiologi
ini berhubungan dengan
penyakitnya
13:05 WIT anatomi
O:
dan fisiologi, dengan cara
 klien tampak memahami
yang tepat.
tentang penyakitnya

S:
 klien mngatakan mau
menjelaskan tentang
penyakitnya
menanyakan kembali pengetahuan
O:
13:15 WIT klien tentang penyakitnya
 klien tampak menjelaskan
kembali apa yang di jelaskan
perawat tentang penyakitnya
S:
 klien mengatakan mau

mendiskusikan perubahan melakukan apa yang

gaya hidup yang mungkin disarankan dari perawat untuk

digunakan untuk mencegah kesembuhannya


13: 30 WIT O:
komplikasi
 klien tampak melakukan apa
yang disarankan dari perawat
5. CATATAN PERKEMBANGAN

NO WAKTU TANDA
RESPON PERKEMBAGAN (SOAP)
DX (TGL/JAM) TANGAN
S : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
O:
 klien tampak nyaman
Senin  TTV dalam rentang normal
1 11/10/15  Tidak mengalami gangguan tidur
13:30 WIT  skala nyeri 4
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1,2,3,dan 4

S : klien mengatakan nafsu makannya mulai bertambah


O : klien tampak
 menghabiskan dari porsi yang disediakan perawat
2 13:35 WIT  berat badan klien bertambah
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1,2,3,4 dan 5

S : klien mengatakan bisa bergerak


13:40 WIT O : klien tampak
3
 bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1,2,3 dan 4
S : klien mengatakan BABnya sudah tidak bersifat cair lagi dan
tidak ada kemerahan-kemerahan pada feses
O:
 BAB normal
4 13:45 WIT
 Elektrolit normal
 Tidak ada diare
A : masalah teratasi
P ; pertahankan intervensi 1,2,3 dan 4
S : klien mengatakan mengerti tentang patofisiologi penyakit
yang dialaminya
O : klien tampak mengerti tentang penyakitnya

5 13:50 WIT A : masalah teratasi


P : pertahankan intervensi 1,2,3 dan 4
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth,2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Alih Bahasa:Waluyo


Agung.,Yasmin Asih.,Juli.,Kuncara.,I.Made Karyasa,Egc,Jakarta
 NANDA,2001-2002,Nursing Diagnosis:Definitions And Classification,Philadelphia,USA
 Lippincott Williams & wilkins 2008, Buku Nursing the series for clinical
excellence:memahami berbagai macam penyakit,indeks penerbit

Anda mungkin juga menyukai