Anda di halaman 1dari 10

Anto Yunus Marbun

183112700150047

BAB III
METALURGI LAS

3.1. Pendahuluan

Telah kita ketahui bahwa pengelasan merupakan proses


penyambungan dua bagian logam dengan menggunakan energi panas.
Daerah las dan daerah logam benda kerja sekitar las-lasan mengalami
siklus termal yang cepat dan menyebabkan perubahan sifat metalurgi pada
daerah las maupun daerah sekitar las-lasan, yaitu dapat terjadi deformasi
maupun tegangan yang selanjutnya berpengaruh terhadap ketangguhan,
serta menyebabkan cacat las.

3.2. Baja Dalam Pengelasan

3.2.1. Struktur Mikro & Sifat-Sifat Mekanik

Pada umumnya struktur mikro logam benda kerja yang dilas


mengalami perubahan yang disebabkan oleh pendinginan yang terlalu cepat
sejak dari suhu pengelasan sampai suhu ruang kerja. Dengan adanya
perubahan struktur mikro ini maka dengan sendirinya sifat-sifat mekanik
benda kerja juga akan berubah.

Bila pendinginan terlalu cepat maka kristal dari struktur mikro logam
benda kerja butirannya menjadi berukuran besar, begitu sebaliknya bila
pendinginan lambat butiran kristalnya lebih halus. Bila kristal logam benda
kerja berukuran besar memiliki sifat keras tetapi rapuh.
Untuk menghilangkan sifat tersebut perlu diadakan perlakuan panas
(heat treatment) dengan cara memanaskan sampai suhu tertentu dan
didinginkan secara perlahan. Perlakuan panas ini disebut juga di-temper.
3.2.2. Siklus Termal Daerah Las

 Daerah lasan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :


a. Daerah logam lasan yaitu, daerah logam yang pada
saat pengelasan mencair dan kemudian mengalami pendinginan
dan membeku.
b. Daerah logam benda kerja yang mendapat
pengaruh panas dari pengelasan (Heat Affected Zone/HAZ)
yang selanjutnya mengalami siklus termal pemanasan dan
pendinginan cepat. Didaerah ini terjadi pengaruh-pengaruh
pemanasan dan pendinginan cepat yang akan menyebabkan
perubahan struktur dan sifat fisis.
c. Daerah logam induk yang tidak mengalami pengaruh
panas pengelasan.

Ada lagi daerah yang disebut daerah batas las, yang terletak
antara daerah las dan daerah yang mendapat pengaruh panas.

3.2.3. Pembekuan & Struktur Logam Las

Pada logam las dapat terjadi cacat antara lain : pemisahan atau
segregasi, lubang halus dan retak. Hal ini disebabkan pembekuan serta
pendinginan daerah lasan terjadi dengan waktu yang terlalu cepat.
Proses pendinginan dalam pengelasan ini hampir sama dengan
pendinginan dalam pengecoran, perbedaanya :
a. Pendinginan dalam las lebih cepat.
b. Sumber panas dalam las bergerak terus.
c. Dalam proses pengelasan, pencairan dan pembekuan terjadi secara
bersambung terus menerus.
d. Pembekuan logam lasan mulai dari dinding dalam logam induk (dapat
disamakan seperti dinding cetakan pada pengecoran) logam lasan
harus menjadi satu dengan logam induk, sedang pada pengecoran
cetakan dan logam coran tidak bersatu.
3.2.4. Reaksi Metalurgi Yang Terjadi Dalam Pembekuan

Pada logam lasan yang mencair pada saat pembekuan mengalami


reaksi tertentu terhadap metalurgi hasil lasan, antara lain yaitu :
a. Pemisahan, yaitu dalam logam las terjadi tiga jenis pemisahan
1. Pemisahan makro, yaitu adalah perubahan komponen secara
perlahan-lahan yang terjadi mulai dari sekitar garis lebur menuju
kegaris sumbu las.
2. Pemisahan gelombang, yaitu adalah perubahan komponen karena
pembekuan yang terputus yang terjadi pada proses terbentuknya
manik las.
3. Pemisahan mikro, yaitu adalah perubahan komponen yang terjadi
dalam satu pilar atau dalam bagian dari satu pilar.
b. Lubang halus, yaitu terjadi karena adanya gas yang tak larut dalam
pembekuan logam lasan. Ada tiga macam cara dapat terbentuknya
lubang halus :
1. Pelepasan gas oleh logam padat yang tadinya larut dalam logam
cair.
2. Karena adanya reaksi kimia di dalam logam cair.
3. Karena ada gas pelindung yang menyusup dalam busur listrik.
c. Proses deoksidasi (reduksi) :
1. Biasanya dalam logam cair larut oksigen dengan prosentase kecil.
2. Bila kadar oksigen naik keatas keperluan ketangguhan logam
lasan akan turun.
3. Oleh karena itu kadar oksigen perlu diturunkan dengan proses
deoksidasi (reduksi).
4. Untuk proses deoksidasi dilakukan dengan menambah unsur-
unsur : Si, Mn, Al dan Ti atau dengan menaikkan kebasaan dari
fluksnya.

3.2.5. Struktur Mikro Daerah Pengaruh Panas (HAZ)

Struktur, kekerasan dan berlangsungnya transformasi dari daerah


HAZ dapat dibaca dan diketahui dengan segera pada diagram transformasi
pendinginan berlanjut atau diagram CCT (Continued Cooling
Ttransformation). Diagram tersebut dapat digunakan untuk membahas
pengaruh struktur terhadap retak las, keuletan dan sebagainya yang
kemudian dapat digunakan untuk menentukan prosedur dan cara
pengelasannya.

3.3. Ketangguhan Daerah Las


3.3.1. Ketangguhan Dan Penggetasan Pada Daerah HAZ

Kepekaan terhadap penggetasan merupakan masalah besar bagi baja


yang dilas.
Faktor-faktor yang meningkatkan sifat getas untuk material
baja adalah :
a. Konsentrasi tegangan
b. Struktur yang tidak sesuai
c. Cacat dalam lasan.

Untuk mengetahui ketahanan HAZ perlu dilaksanakan pengujian-


pengujian, antara lain pengujian takik.
1. Ketangguhan dan penggetasan batas las. Lihat Gambar 3.1 dan
Gambar 3.2.

 Pada daerah batas las butir-butir kristalnya sangat kasar, dan


mengakibatkan logam manjadi sangat getas dan ini disebut
penggetasan batas las.
 Pada batas las ini terjadi konsentrasi tegangan yang
disebabkan oleh diskontinuitas serat logam pada kaki manik las,
takik las, retak las dan lain-lain.
 Ketangguhan batas las tergantung pada komposisi kimia logam
induk dan kecepatan pendinginan.
 Penggetasan batas las disebabkan oleh tumbuhnya kristal
dengan butir-butir yang kasar atau karena terbentuknya bainit
atas.
 Ketangguhan batas las akan lebih baik bila kadar paduan
karbon (C) diturunkan dan kadar paduan nikel (Ni) dinaikkan.
 Penambahan unsur Titanium (Ti) dapat memperbaiki
ketangguhan las.

2. Cara-cara untuk menurunkan penggetasan batas las :


 Menggunakan baja kurang peka terhadap penggetasan batas las,
yaitu dengan penurunan kadar paduan (C, O 2, N2, P, S) dan
menambah unsur paduan (Ni, Al, Ce dan Ca).
 Pembatasan pemasukan panas, yaitu dengan jalan
mengusahakan pemanasan mula serendah mungkin.
 Penurunan penggetasan yang disebabkan pengelasan, yaitu
dengan pemanasan kembali terhadap hasil las dengan panas las.
Tujuannya untuk memperbaiki struktur mikro yang terjadi, yaitu
agar struktur kristal yang terjadi menjadi lebih halus.
Gambar 3.1. Skema struktur mikro pada daerah pengaruh panas atau
daerah HAZ

Gambar 3.2. Perubahan temperatur transisi pada lasan

3.3.2. Ketangguhan Logam Las

Logam las komposisinya terdiri dari komponen logam induk dan


komponen bahan las yang digunakan. Ketangguhannya tergantung pada
penyerapan unsur lain pada saat proses pengelasan, terutama oksigen.
Pengaruh oksigen akan terjadi pada saat proses las yang akan membentuk
butiran kristal oksida dalam logam las.
Dalam busur gas CO2 penyerapan O2 lebih tinggi dari pada gas Argon.
Kawat las dengan fluks basa, kadar oksigen yang terserap rendah. Agar
hasil las terdiri dari butir-butir kristal yang halus, pada fluks perlu di
tambah unsur Titan (Ti) dan Barium (b) dan ini menyebabkan ketangguhan
hasil las meningkat.

3.3.3. Penggetasan Pada Daerah Lasan Karena Pembebasan


Tegangan

Setelah selesai melaksanakan pengelasan, untuk plat-plat tebal pada


umumnya diikuti dengan pemanasan atau yang dikenal dengan istilah
pemanasan kemudian. Pemanasan kemudian ini mendekati suhu
rekristalisasi dengan tujuan menghilangkan tegangan sisa yang terjadi.
Perlakuan panas ini juga disebut juga sebagai pembebasan tegangan. Tabel
3.1, tetapi pembebasan tegangan ini ada efek negatifnya yaitu penurunan
ketangguhan las, peristiwa ini disebut penggetasan bebas tegang.
Pada saat pembebasan tegangan terjadi perubahan struktur dan
pengendapan karbida, selanjutnya juga terjadi pengasaran butir kristal dan
hingga menurunkan ketangguhan.

Tabel 3.1. Suhu perlakuan panas (heat treatment) akhir (C).

3.4. Retak Pada Daerah Las


3.4.1. Jenis Retak Las
Retak las dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Retak Dingin
Adalah retak terjadi pada daerah las pada suhu di bawah suhu
transformasi martensit (Ms) yang tingginya kira-kira 300 oC.

Retak dingin terjadi pada daerah HAZ dan pada logam las.
Sebagai contoh lihat Gambar 3.2.
b. Retak Panas
Adalah retak yang terjadi pada suhu di atas 550 C.

Retak panas yang sering terjadi karena pembekuan biasanya


berbentuk retak kawah dan retak memanjang. Lihat Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Beberapa contoh retak panas.

3.4.2. Penyebab Retak Las & Cara Penanggulangannya

a. Retak Dingin di Daerah Pengaruh Panas (HAZ)

Retak dingin di daerah HAZ biasanya terjadi antara beberapa menit


sampai 48 jam setelah pengelasan. Oleh karena itu retak juga
disebut retak lambat.

Retak dingin disebabkan oleh tiga penyebab, yaitu :


1. Struktur dari daerah pengaruh las.
2. Hidrogen difusi di daerah las.
3. Tegangan.

 Struktur Daerah Pengaruh Las


Struktur daerah pengaruh panas ditentukan oleh komposisi kimia
logam induk dan kecepatan pendinginannya.
Pengaruh unsur paduan terhadap kepekaan retak daerah HAZ dapat
dilihat pada nilai ekivalen karbon (C ek) dan nilai parameter retak
(Pcm) seperti rumus persamaan berikut :

Harga Cek menurut JIS dan WES :


Cek = C + 1/6 Mn + 1/24 Si + 1/40 Ni + 1/5 Cr + ¼ Mo +
1/14 V %.

Harga PCM menurut JIS dan WES :

PCM = C + 1/30 Si + 1/20 Mn + 1/60 Ni + 1/20 Cr + 1/15 Mo


+ 1/10 V + 5 B (%)

 Dalam hal ini bila nilai dari C ek dan Pcm turun


berarti kepekaan terhadap retak dingin pada HAZ juga turun,
lihat Tabel.3.2.

Tabel.3.2 Spesifikasi baja kuat menurut WES 3001 dan 3002.

 Kekuatan baja turun karena nilai Cek dan PCM dapat


diperbaiki dengan mengatur jenis dan jumlah unsur paduan
yang dicampur pada saat pembuatan baja.

 Hidrogen Difusi Dalam Daerah Las

Retak las juga dipengaruhi oleh adanya difusi hydrogen dari logam
las ke daerah pengaruh panas (HAZ). Pada saat logam las cair,
logam las ini menyerap hydrogen dengan jumlah besar. Pada saat
suhu turun hydrogen dalam logam las dilepas dan didifusikan
kedalam logam daerah pengaruh panas (HAZ) dan menyebabkan
retak.

 Tegangan

Tegangan yang mempengaruhi terjadinya retak las adalah tegangan


sisa dan tegangan termal. Tegangan sisa banyak tergantung pada
rancangan las, proses pengelasan yang digunakan dan
pengawasannya.

b. Retak Panas

Retak panas terjadi pada saat logam las dalam proses mendingin
setelah pembekuan selesai. Retak ini terjadi karena adanya
tegangan yang timbul disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja
yang ketangguhannya turun pada suhu sedikit di bawah suhu
pembekuan. Unsur paduan seperti Si, Ni, S dan P mempunyai sifat
mempertinggi kepekaan baja terhadap retak jenis ini. Untuk
menghindari retak panas ini dengan cara menurunkan kadar Si dan
Ni serendah mungkin dan menghilangkan kandungan S dan P.

Anda mungkin juga menyukai