Anda di halaman 1dari 10

1.

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Konsep neagra sebagai dasar negara diajukan oleh Ir.Soekarno di hari terakhir siding BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, yang isinya menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafah negara atau filospopice
gronslage bagi negara Indonesia merdeka.
Sejak itu Pancasila sebagai dasar negara yang mempunyai kedudukan sebagai berikut:
a. Sumber dari seagala sumber hokum di Indonesia
b. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
c. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
d. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan pemerintah maupun
penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.
Seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang terkait dengan hal-hal pokok kenegaraan di
samping penyelenggara negara semua harus sesuai dan dapat diatur berdasarkan Pancasila, diantaranya
masalah politik, ekonomi, social budaya, hokum, Pendidikan dan lain-lain, termasuk juga hubungan
antara rakyat, kekuasaan serta penguasa.
Pancasila merupakan hukum dasar nasional menurut UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 1, Ayat
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum, Ketetapan MPR RI No.III/MPR/2000, menjadi landasan
dan pedoman dalam penyelenggaraan negara termasuk pedoman dari segenap peraturan perundangan
yang berlaku di Indonesia.
Adapun isi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang RI, seperti tercantum pada TAP
MPR tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a) Undang Undang Dasar 1945,
b) Ketetapan MPR RI,
c) Undang Undang,
d) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang,
e) Peraturan Pemerintah,
f) Keputusan Presiden,
g) Peraturan Daerah.
Jenis dan Hirarki peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah seabgai berikut:
a. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang,
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden,
e. Peraturan Daerah.
Akhirnya, Pancasila sebagai dasar negara juga dapat memberikan motivasi atas keberhasilan serta
tercapainya suatu cita-cita/tujuan nasional yang juga merupakan cita-cita proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang adil dan Makmur, hidup berdampingan dengan
negara-negara di dunia berdasarkan kemedekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

2.Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia


Pansila sebagai dasar negara Indonesia dan pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan
sebuah tuntutan bagi setiap elemen-elemen negara yang wajib dijadikan pedoman dalam hidup.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai beberapa fungsi:
a) Pancasila sebagai pedoman hidup, Pancasila berperan sebagai dasar setiap perundang undangan
di Indonesia
b) Pancasila sebagai jiwa bangsa
c) Pancasila sebagai kepribadian bangsa, Pancasila Lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa
Indonesia
d) Pancasila sebagai dasar hukum
e) Pancasila sebagai cita-cita bangsa.

3.Fungsi Umum Pancasila


Fungsi umum Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai panduan hidup bangsa Indonesia, artinya Pancasila dapat digunakan sebagai
panduan dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan nilai-nilai kehidupan
yang ada.
b. Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum, artinya Pancasila dapat digunakan sebagai
sumber hukum dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bernegara.
c. Pancasila sebagai perjanjian luhur, artinya Pancasila memiliki makna perjanjian yang luhur,
karena Pancasila di bentuk sesuai kesepakatan Bersama.
d. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, artinya Pancasila mempunyai makna
sebagai suatu azas yang mengandung nilai-nilai dasar yag berkewenangan telah kita yakini dan
kita patuhi, sehingga asas tadi kita jadikan arah pembangunan kehidupan sekarang atau
masyarakat untuk menjawab masalah-masalah secara teknis dan praktis.
4.Fungsi Pokok Pancasila
Beberapa fungsi pokok Pancasila adalah:
a) Pancasila sebagai pandangan hidup, artinya Pancasila dalah pemberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat yang beraneka ragam sifatnya.
b) Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila adalah merupakan sumber dari segala sumber
dari segala sumber yang berlaku di neagra kita.

5.Proses Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
a.Penjajahan Jepang di Indonesia.
Perang dunia 2 bekecambuk di Eropa dan Asia Pasifik, jepang mendarat di Indonesia tahun
1942, melalui Tarakan, Minahasa, Sulawesi, Balik Papan, Ambon, Batavia dan Bandung, belanda
menyerah kalah terhadap jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Taktik Jepang agar bangsa Indonesia
bersedia membantu Jepang dalam perang melwan sekutu di Asia Timur Raya dan bangsa Indonesia
diberikan keleluasaan untuk mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya
sebagai propaganda Indonesia Merdeka.
Dalam perkembangan selanjutnya, antara tahun 1944-1945, posisi Jepang di lautan Teduh
semakin terdesak oleh kekuatan sekutu. Bulan September 1944 Jepang mengumumkan berniat
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, dengan sementara memberikan kebebasan-kebebasan,
seperti yang pernah diberikan sebelumnya. Akhirnya jepang membentuk BPUPKI pada tanggal 29
April 1945 dan diresmikan/dilantik 62 orang yang diketuai oleh Dr.Radjiman Wediodningrat dan
wakilnya R.Pandji Soeroso dan Ichibangse dari jepang, pada tanggal 28 Mei 1945. Dengan tugas
menyelelidiki kemungkinan Indonesia merdeka.
b. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Sidang BPUPKI

1. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)


Agenda sidang pertama BPUPKI adalah merumuskan dasar falsafah negara Indonesia yang akan
dibentuk. Berbagai pandangan diungkapkan oleh beberapa anggota yaitu Muh. Yamin, Prof. Supomo,
dan Ir. Soekarno. Menurut Muh. Yamin, dasar negara Indonesia merdeka adalah sebagai berikut:

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Semantara itu, Prof. Supomo mengungkapkan bahwa dasar negara Indonesia merdeka adalah sebagai
berikut:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
Sedangkan Ir. Soekarno, pendapat tentang dasar negara Indonesia merdeka yang disampaikan pada
tanggal 1 Juni 1945 adalah sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat dan demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Sidang pertama BPUPKI belum membuahkan rumusan tentang dasar negara, hanya pandangan umum
tentang dasar negara Indonesia merdeka. Untuk menampung saran, usul, dan konsep-konsep yang
diberikan, BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai Ir. Soekarno. Anggota dari panitia kecil
terdiri dari Mohamad Hatta, Abdul Kadir Muzakir, Muh. Yamin, Ahmad Soebardjo, A. A. Maramis,
Wahid Hasyim, dan Abikusno Tjokrosujoso.

Panitia kecil menghasilkan rancangan kesepakatan bersama tentang dasar negara yang disebut Piagam
Jakarta atau Jakarta Charter. Piagam Jakarta berbunyi sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.


2. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. (Dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. (Serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan ini diterima dan dijadikan sebagai inti dari pembukaan Undang-Undang Dasar.

2. Sidang Kedua BPUPKI (10 Juli – 17 Juli 1945)


Dalam sidang kedua, BPUPKI membicarakan tentang rancangan Undang-Undang Dasar (UUD),
termasuk di dalamnya pembukaan UUD. Dalam hal ini, BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD
yang diketuai oleh Ir. Soekarno

Di dalam panitia tersebut dibentuk kembali kelompok kecil yang berjumlah tujuh orang yang diketuai
oleh Prof. Soepomo dan beranggotakan Mr. Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A. A.
Maramis, Mr. R. P. Singgih, H. Agus Salim, dan Dr. Soekiman. Panitia ini bertugas merumuskan
rancangan UUD. Bahasa hasil rumusan kelompok kecil tersebut disempurnakan oleh Panitia Penghalus
Bahasa yang terdiri dari Husein Djajadiningrat, H. Agus Salim, dan Prof. Soepomo

Terdapat tiga konsep hasil pembahasan Panitia Perancang UUD yang disampaikan pada sidang
BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, yaitu pernyataan kemerdekaan Indonesia, pembukaan UUD, dan batang
tubuh UUD. Ketiga konsep tersebut diterima dalam sidang BPUPKI. Hasil sidang kedua BPUPKI dapat
dirinci sebagai berikut:

1. Kesepakatan tentang wilayah negara yaitu bekas wilayah Hindia Belanda, ditambah dengan Malaya,
Borneo Utara (saat ini adalah wilayah Sabah dan Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara
Brunei Darussalam), Papua, Timor-Portugis (saat ini adalah wilayah negara Timor Leste), dan pulau-
pulau di sekitarnya.
2. Kesepakatan tentang bentuk negara yaitu kesatuan atau unitaris.
3. Kesepakatan tentang bentuk pemerintahan yaitu republik.
4. Kesepakatan tentang bendera nasional yaitu Sang Merah Putih.
5. Kesepakatan tentang bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
6. Kesepakatan tentang pernyataan kemerdekaan Indonesia.
7. Kesepakatan tentang pembukaan UUD dan batang tubuh UUD.
Pembubaran BPUPKI
BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
menyelesaikan tugasnya. BPUPKI kemudian digantikan dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) yang disingkat PPKI dan diketuai Ir. Soekarno.

Demikian penjelasan tentang Sejarah Berdirinya BPUPKI, tujuan BPUPKI, struktur organisasi
BPUPKI, sidang BPUPKI, sampai pada pembubaran BPUPKI.

Ketua (Kaicoo) : Dr. K. R. T. Rajiman Wediodiningrat

Ketua Muda (Fuku Kaicoo) : Ichibangase

Ketua Muda (Fuku Kaicoo) : R. P. Soeroso

Nomor Nama

1 Ir. Sukarno.

2 Drs. Muhammad Hatta

3 Ki Hajar Dewantara

4 Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja

5 Dr. Samsi Sastrawidagda

6 Dr. Sukiman Wiryosanjoyo

7 Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat

8 K. H. A Ahmad Sanusi

9 Haji Abdul Wahid Hasyim


10 Haji Agus Salim

11 Ir. Pangeran Muhammad Nur

12 Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar

13 Abdul Kahar Muzakir

14 Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo

15 Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo

16 Abdul Kaffar

17 K.H. Abdul Halim Majalengka (Muhammad Syatari)

18 Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat.

19 Ki Bagus Hadikusumo

20 Kiai Haji Abdul Fatah Hasan

21 Kiai Haji Mas Mansoer.

22 Kiai Haji Masjkur.

23 Agus Muhsin Dasaad

24 Liem Koen Hian

25 Mas Aris.

26 Mas Sutarjo Kartohadikusumo

27 Mr. A.A. Maramis

28 Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro.

29 Mr. Mas Besar Martokusumo.

30 Mr. Mas Susanto Tirtoprojo

31 Mr. Muhammad Yamin

32 Mr. Raden Ahmad Subarjo

33 Mr. Raden Hindromartono,

34 AR Baswedan

35 Mr. Raden Mas Sartono.

36 Mr. Raden Panji Singgih.


37 Mr. Raden Syamsudin

38 Mr. Raden Suwandi.

39 Mr. Raden, Sastromulyono.

40 Mr. Yohanes Latuharhary

41 Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso

42 Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito

43 Oey Tiang Tjoei

44 Oey Tjong Hauw

45 Bandoro Pangeran Hario Purubojo

46 P.F. Dahler

47 Parada Harahap

48 Prof. Dr. Mr. Raden Supomo.

49 Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat

50 Prof. Dr. Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma

51 Raden Abdul Kadir

52 Raden Abdulrahim Pratalykrama

53 Raden Abikusno Cokrosuyoso

54 Raden Adipati Ario Purbonegoro Sumitro Kolopaking

55 Raden Adipati Wiranatakoesoema V.

56 Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo.

57 Raden Asikin Natanegara

58 Raden Mas Margono Joyohadikusumo

59 Raden Mas Tumenggung Ario Suryo

60 Raden Oto Iskandardinata

61 Raden Panji Suroso

62 Raden Ruslan Wongsokusumo

63 Raden Sudirman
64 Raden Sukarjo Wiryopranoto

65 Tan Eng Hoa

66 Itibangase Yosio

67 Bendoro Pangeran Hario Bintoro

68 Matuura Mitukiyo ( Perwakilan Jepang )

69 Miyano Syoozoo ( Perwakilan Jepang )

70 Tanaka Minoru ( Perwakilan Jepang )

71 Tokonami Tokuzi ( Perwakilan Jepang )

72 Itagaki Masumitu ( Perwakilan Jepang )

73 Masuda Toyohiko ( Perwakilan Jepang )

74 Ide Teitiroo ( Perwakilan Jepang )

75 Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Rajiman Wedyodiningrat

76 Dr. Raden Buntaran Martoatmojo

Kemerdekaan Bangsa Indonesia sebagaimana yang dijanjikan pemerintah Jepang mendapat


tentangan dari Angkatan Laut Jepang. Oleh karena itu dalam rapat Dewan Perang Tertinggi Asia
Tenggara yang diadakan pada tanggal 12 Agustus 1945 menghasilkan sebuah resolusi yang berisikan ;
a. Bahwa kemerdekaan yang akan diberikan kepada Indonesia meliputi batas wilayah
jajahan Belanda yang bernama hindia belanda
b. Harus dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Anggota PPKI:
(1) Ir. Soekarno,
(2) Drs. Moh. Hatta,
(3) Drs. Radjiman Wediodiningrat,
(4) Ki Bagus Radjiman Hadikoesoemo,
(5) Oto Iskandardinata,
(6) Pangeran Purubojo,
(7) Pangeran Soerjohamidjojo,
(8) Soetardjo Kartohamidjojo,
(9) Prof. Mr. Dr. Soepomo,
(10) Abdul Kadir,
(11) Drs. Yap Tjwan Bing,
(12) Dr. Moh. Amir,
(13) Mr. Abdul Abbas,
(14) Dr. Ratulangi,
(15) Andi Pangeran,
(16) Mr. Latuharhary,
(17) Mr. Pudja,
(18) A. H. Hamidan,
(19) R. P. Soeroso,
(20) Abdul Wachid Hasyim,
(21) Mr. Mohammad Hasan,
(22) Wiranatakusunah,
(23) Ki Hajar Dewantara,
(24) Mr. Kasman Singodimedjo,
(25) Sajuti Melik,
(26) Mr. Iwa Koesoema Soemantri,
(27) Mr. Achmad Soebardjo.
Setelah begitu banyak nya gejolak yang terjadi untuk Indonesia mempersiapkan kemerdekaan
dan mempertahankan keinginan merdeka nya Indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya
pada tanggal 17 Agustus 1945. Yang merupakan titik kulminasi perjuangan Bangsa Indonesia dalam
melepaskan dirinya dari belenggu penjajahan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.
Rumusan dasar Negara yang tercantum dalam UUD 1945 pada alinea ke-4 dari hasil kerja panitia 9
yang diterima oleh BPUPKI mengalami penyempurnaan. Sejak tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila
sebagai dasar negara RI dan UUD NKRI 1945 telah dinyatakan berlaku secara resmi
Gerak langkah dan pelaksanaan Pancasila seabagai dasar negara Indonesia yang pernah
berlaku:
a. 18 Agustus 1945, Pancasila berbunyi:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyarawatan/perwakilan
- Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949 berbunyi:
- Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
- Peri kemanusiaan
- Kebangsaan
- Kerakyatan
- Keadilan social
c. UUD’S 1950 pancasila sama dengan RIS 1949
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan asatas:
1. Aktualisasi subjectif adalah realisasi pada setiap individu pelaksanaan dalam diri pribadi
seseorang, setiap warganegara, setiap individu, dan setiap orang di Indonesia
2. Aktualisasi objectif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek
penyelenggara negara, baik dibidang legislative , eksekutif maupun yudikatif.

Implementasi Nilai-nilai Luhur Pancasila dalam kehidupan Bermasyarakat, Bangsa dan Negara.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; menghidupkan perasaan murni dan harmoni antara kelima sila
teritergal terpadu menyeluruh antara yang satu dengan yang lainnya.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab; adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia
yang didasarkan kepada budi Nurani manusia dalam hubungan nya dengan norma norma dan
kebudayaan umumnya.
Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Disusun Oleh:
Nama: Anto Yunus Marbun
NIM: 183112700150047

Universitas Nasional
Jakarta
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai