VITAMIN K
COVER.............................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
PEMBAGIAN JOBDESK.....................................................................................iii
A. DEFINISI VITAMIN K................................................................................1
B. STRUKTUR VITAMIN K..............................................................................2
C. CIRI ATAU KARAKTERISTIK VITAMIN K.....................................................2
D. SINTESIS VITAMIN K................................................................................8
E. KEGUNAAN ATAU FUNGSI VITAMIN K......................................................10
F. KESIMPULAN..........................................................................................15
ii
PEMBAGIAN JOBDESK
Hadi Sulistyaningsih
iii
A. DEFINISI VITAMIN K
Pada tahun 1929, ilmuwan Denmark Henrik Dam meneliti peran kolesterol
dengan memberi makan ayam diet kolesterol-habis. Setelah beberapa minggu,
binatang dikembangkan perdarahan dan mulai berdarah. Cacat ini tidak bisa
dikembalikan dengan menambahkan kolesterol dimurnikan untuk diet. Tampak
bahwa-bersama-sama dengan kolesterol senyawa kedua telah diekstraksi dari
makanan, dan senyawa ini disebut vitamin koagulasi. Vitamin baru menerima
surat K karena penemuan awal yang dilaporkan dalam jurnal Jerman, di mana
ia ditunjuk sebagai”Koagulations vitamin”. Edward Adelbert Doisy dari Saint
Louis University melakukan banyak penelitian yang mengarah pada penemuan
struktur dan sifat kimia dari Dam K. Vitamin dan berbagi Doisy 1943 Hadiah
Nobel untuk obat untuk pekerjaan mereka di laboratorium vitamin K.
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu
naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein
yang berperan dalam proses pembekuan darah,seperti prothrombin,
proconvertin, komponen thromboplastin plasma, dan Stuart-Power Factor.
Vitamin K juga adalah sekelompok senyawa kimia yang terdiri atas filokuinon
yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakuinon yang terdapat dalam
minyakikan dan daging. Menakuinon juga dapat disintesis oleh bakteri didalam
usus halus manusia (Sandjaja. 2009).
Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu: (1) Vitamin K1 (phytomenadione) yang
tedapat pada sayuran hijau, (2) Vitamin K2 (menaquinone) yang dapat
disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa
strain Escherichia coli, (3) Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K
sintetis yang sekarang jarang diberikan pada bayi yang baru lahir (neonatus)
karena di laporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik. Vitamin K3 ini
bersifat larut dalam air, digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan
penyerapan vitamin K dari makanan (Sandjaja. 2009). Nama kimia dari vitamin
K1 adalah 2-metil-3-fitil-1,4-naftokuinon. Produk sintesis vitamin K3 (menadion
atau 2-metil-1,4-naftokuinon) memiliki kekuatan tiga kali dibanding vitamin K.
Dukimarol adalah senyawa antagonik terhadap vitamin K (Winarno. 1986)
B. STRUKTUR VITAMIN K
1
Sampai saat ini dikenal tiga bentuk vitamin K yaitu vitamin K1
(phylloquinone) yang terdapat pada sayuran hijau; vitamin K2 (menaquinone)
yang secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan; vitamin
K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetik ). bersifat larut dalam air,
digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K
dari makanan (Roman et al., 2002, Costakos et al., 2003, Kumar et al., 2001;
Riska, 2012)
2
1. Sifat Fisika dan Kimia Vitamin K
a. Merupakan golongan Naphthoquinone
Di alam ada dua bentuk, yaitu : Vitamin K1 (Phytomenadione) dan Vitamin
K2 (melakinon). Derivat aktifnya yaitu Menaphtone (Vitamin K3).
Melakinon disintesis oleh bakteri dalam saluran cerna. Meladion
merupakan bentuk vitamin k sintetik yang terdiri atas cincin naftakinon
tanpa rantai samping, oleh karena itu bersifat larut air.
b. Vitamin K larut dalam lemak
c. Vitamin K analogue sintesis larut dalam air
d. Stabil terhadap pemanasan dan reducing agents
e. Labil terhadap Oxidizing agents, asam kuat, alkali, dan cahaya.
f. Vitamin K1 dan K2 berwarna kuning. Vitamin K sintesis tak berwarna.
2. Sumber Vitamin K
Sistem pencernaan manusia sudah mengandung bakteri di dalam
usus halus (jejunum dan ileum) yang mampu mensintesis vitamin K, yang
sebagian diserap dan disimpan di dalam hati. Akan tetapi tubuh masih perlu
mendapat tambahan vitamin K dari makanan. Sumber vitamin K antara lain
susu, kuning telur, dan sayuran segar (Permana, dkk, 2018).
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau,
kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan
semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan pangan lain yang
3
mengandung vitamin K dalam jumlah lebih sedikit adalah susu, daging, telur,
serealia, dan buah-buahan (pisang, jeruk, dan tomat) (Almatsier 2006).
Teh juga merupakan sumber vitamin K yang baik. Dalam setiap gram
terkandung sekitar 300-500 SI vitamin K. Berbagai pangan probiotik
(yoghurt, yakult, kefir, dan dadih) yang mengandung bakteri bersifat
menguntungkan kesehatan, ternyata bias membantu menstimulasi produksi
vitamin K di dalam usus besar (Purwanto, 2002).
Tabel 1. Kadar Vitamin K pada berbagai bahan pangan (µg/100 gram)
BahanMakanan µg Bahanmakanan µg
Sususapi 3 Asparagus 57
Keju 35 Buncis 14
Mentega 30 Brokoli 200
Ayam 11 Kol 125
Dagingsapi 7 Daunselada 129
Hatisapi 92 Bayam 89
Hatiayam 7 Kentang 3
Minyakjagung 10 Tomat 5
Jagung 5 Pisang 2
Gandum 5 Jeruk 1
Tepungterigu 4 Kopi 38
Roti 4 Tehhijau 712
0-6 bulan 5
7-12 bulan 10
4
1-3 tahun 15
4-9 tahun 20
Pria
10-12 tahun 45
13-15 tahun 65
16-19 tahun 70
≥ 20 tahun 80
Wanita
10-12 tahun 45
13-15 tahun 55
16-19 tahun 60
≥ 20 tahun 65
Hamil 65
5
epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K dengan menggunakan
zat pereduksi ditiol yang masih belum teridentifikasi. Reduksi selanjutnya
bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi siklus vitamin K
untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut (Rusdiana 2004).
Sebanyak 50-80 persen vitamin K di dalam usus diserap dengan
bantuan asam empedu dan cairan pankreas. Setelah diserap di dalam usus
halus bagian atas, vitamin K dikaitkan dengan kilo micron untuk diangkut
melalui system limfa ke hati. Hati merupakan tempat penyimpanan vitamin K
utama di dalam tubuh. Kemudian, vitamin K diangkut oleh lipoprotein VLDL
plasma dari hati menuju keberbagai sel tubuh. Karena vitamin K bersifat larut
dalam lemak, hal-hal yang menghambat penyerapan lemak secara otomatis
juga akan menurunkan penyerapan vitamin K (Almatsier 2006).
Dalam keadaan normal, sebanyak 30-40 persendari vitamin K yang
diserapakan dikeluarkan melalui empedu, dan 15 persen melalui urin sebagai
metabolit larut air. Simpanan vitamin K di dalam tubuh tidak banyak dan
pergantiannya terjadi dengan cepat. Simpanan di dalam hati sebanyak 10
persen berupa filokuinon dan 90 persen berupa menakuinon, yang
kemungkinan disintesis oleh bakteri pada saluran pencernaan. Namun,
kebutuhanakan vitamin K tampaknya tidak dapat hanya dipenuhi dari sintesis
menakuinon, diperlukan juga diperoleh dari makanan (Almatsier 2006).
5. Metabolisme Vitamin K
Sebagaimana vitamin yang larut lemak lainnya, penyerapan vitamin K
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan lemak,
antara lain cukup tidaknya sekresi empedu dan pankreas yang diperlukan
untuk penyerapan vitamin K. Hanya sekitar 40 -70% vitamin K dalam
makanan dapat diserap oleh usus. Setelah diabsorbsi, vitamin K digabungkan
dengan kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik, kemudian melalui
saluran darah ditranportasi ke hati. Sekitar 90% vitamin K yang sampai di
hati disimpan dalam bentuk menaquinone. Dari hati, vitamin K disebarkan ke
seluruh jaringan tubuh yang memerlukan melalui darah. Saat di darah,
vitamin K bergabung dengan VLDL dalam plasma darah (Rusdiana 2004).
6
Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi
komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya,
vitamin K diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin K
diekskresikan melalui feses. Pada gangguan penyerapan lemak, ekskresi
vitamin K bisa mencapai 70 -80 % (Rusdiana 2004).
D. SINTESIS VITAMIN K
7
Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 13 faktor yang membantu proses
pembekuan darah (koagulan). Di antaranya adalah faktor koagulan II, VII, IX,
dan X yang bergantung pada cukup atau tidaknya kadar vitamin K dalam
tubuh. Ketika bayi baru lahir, secara fisiologis kadar faktor koagulan yang
bergantung dari vitamin K itu menurun dengan cepat, dan mencapai titik
terendah pada usia 48-72 jam. Kemudian, faktor itu akan bertambah secara
perlahan selama beberapa minggu, tetapi masih tetap di bawah kadar yang
dimiliki orang dewasa (Costakos et al., 2003; Riska, 2012)
Vitamin K memiliki peranan penting dalam fisiologi pembekuan, yaitu
sebagai kofaktor untuk karboksilasi residu glutamat pada modifikasi
pascasintesis protein untuk membentuk asam amino tak-lazim γ-karboksi-
glutamat (Gla). Faktor pembekuan II, VII, IX, dan X serta protein S dan C
masing-masing mengandung 4-6 residu γkarboksiglutamat. γ-Karboksiglutamat
mengikat ion kalsium sehingga protein pembekuan darah dapat berikatan
dengan membran. Faktor pembekuan (faktor II, VII, IX, X) yang memiliki
kemampuan mengikat Ca2+ memegang peranan dalam mekanisme
hemostasis plasma. (Hanifa, dkk, 2017)
Vitamin K1 juga dikenal sebagai phylloquinone atau phytomenadione
(juga disebut phytonadione). Vitamin K 2 (menaquinone, menatetrenone)
biasanya diproduksi oleh bakteri dalam usus besar, dan kekurangan makanan
sangat jarang kecuali usus yang rusak berat, tidak dapat menyerap molekul,
atau karena penurunan produksi oleh flora normal, seperti yang terlihat dalam
menggunakan antibiotik spektrum luas. Struktur kimia vitamin K terdapat
dalam tiga bentuk berbeda yaitu Vitamin K 1 atau filoquinon, yaitu jenis yang
ditemukan dan dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan daun hijau. Kedua, adalah K 2
atau disebut juga dengan menaquinon, yang dihasilan oleh jaringan hewan
dan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan yang ketiga adalah
K3 atau menadion, yang merupakan vitamin sintetik, bersifat larut dalam air,
digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K
dari makanan.
Ada tiga bentuk vitamin K sintetik, vitamin K 3, K4, dan K5, yang digunakan
dalam berbagai bidang termasuk industri makanan hewan (vitamin K 3) dan
8
menghambat pertumbuhan jamur (vitamin K5). Vitamin K (K dari “Koagulations-
Vitamin” dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Denmark) merujuk pada
sekelompok vitamin lipofilik dan hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi
pasca translasi dari berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan
darah. Secara kimia vitamin ini adalah turunan 2-metil–1,4-naftokuinona.
Vitamin K bersifat tahan panas, tetapi akan segera rusak apabila terpapar
senyawa asam, basa, dan cahaya matahari.
Vitamin K2 (menakuinona, menatetrenona) secara normal diproduksi oleh
bakteri dalam saluran pencernaan manusia, dan defisiensi gizi akibat diet yang
sangat jarang terjadi kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang
sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.Vitamin ini ditemukan
dalam sayuran hijau, seperti bayam, katuk, kol, selada, dan brokoli. Vitamin K2
(menaquinone). Di dalam menaquinone rantainya terbuat dari berbagai macam
komposisi residu isoprenoid. Vitamin K1 (phylloquinone). Keduanya
mengandung cincin naftokuinona dan sebuah rantai lurus. Filokuinona
mempunyai rantai fitil.
Vitamin K3 Kekurangan vitamin K3 dalam makanan dapat menyebapkan
penyakit kronis ditandai dengan kecenderungan perdarahan spontan atau
perdarahan berkepanjangan serta berlebihan ketika luka atau cedera yang
terbuka. Kekurangan vitamin K juga dapat terjadi pada bayi yang baru lahir,
serta orang yang diobati dengan antibiotik tertentu. Protein dalam tubuh yang
paling terpengaruh oleh kekurangan vitamin K adalah protein pembekuan
darah yang disebut protrombin. Bentuk sintetis dari vitamin K, yaitu vitamin K3
(menadione), menunjukkan beracun. Bahkan, FDA telah melarang bentuk
sintetis dari vitamin dari suplemen over-the-counter karena dosis besar telah
terbukti menyebabkan reaksi alergi, anemia hemolitik, dan sitotoksisitas pada
sel-sel hati.
Sebagaimana vitamin yang larut lemak lainnya, penyerapan vitamin K
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan lemak, antara
lain cukup tidaknya sekresi empedu dan pankreas yang diperlukan untuk
penyerapan vitamin K. Hanya sekitar 40 -70% vitamin K dalam makanan dapat
diserap oleh usus. Setelah diabsorbsi, vitamin K digabungkan dengan
9
kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik, kemudian melalui saluran darah
ditranportasi ke hati. Sekitar 90% vitamin K yang sampai di hati disimpan
dalam bentuk menaquinone. Dari hati, vitamin K disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh yang memerlukan melalui darah. Saat di darah, vitamin K
bergabung dengan VLDL dalam plasma darah. Setelah disirkulasikan berkali-
kali, vitamin K dimetabolisme menjadi komponen larut air dan produk asam
empedu terkonjugasi. Selanjutnya, vitamin K diekskresikan melalui urin dan
feses. Sekitar 20% dari vitamin K diekskresikan melalui feses. Pada gangguan
penyerapan lemak, ekskresi vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.
10
16. Pada bayi baru lahir adalah mencegah terjadinya perdarahan pada otak,
selain itu merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan darah pada
kulit, selaput lendir, dan organ lain dalam tubuh bayi
17. Meredakan mual pada ibu hamil (morning sickness).
18. Mencerahkan mata hitam
1. Menyehatkan tulang
Ada korelasi yang kuat antara rendahnya asupan vitamin K
dengan osteoporosis. Beberapa studi yang dilakukan di Jepang dan Belanda
menunjukkan bahwa vitamin K dapat menyehatkan tulang dengan cara
meningkatkan kepadatannya sehingga tak mudah rapuh. “Faktanya, tulang
butuh lebih dari sekedar kalsium untuk dapat berkembang dengan kuat.
Tulang sebenarnya tersusun dari beragam mineral. Oleh karenanya, jangan
hanya fokus pada kalsium saja,” terang Dr. Robert Thompson sebagai
penulis buku The Calcium Lie. Ketika masuk dalam tubuh, vitamin K akan
11
memodifikasi osteocalcin sehingga protein ini dapat mengikat ion-ion
kalsium dan melekatkannya pada struktur tulang.
3. Mencegah Alzheimer
Oleh sebab itu, tak heran kalau fungsi vitamin K lainnya adalah
mencegah penyakit Alzheimer. Pernyataan ini didukung sepenuhnya oleh
hasil studi yang ditayangkan majalah Life Extension tahun 2004 lalu.
4. Menyehatkan jantung
Ketika tubuh kekurangan vitamin K, maka osteocalcin gagal
mengikat kalsium. Itu berarti kalsium jadi bebas masuk ke
dalam pembuluh darah dan tertimbun di sana. Inilah yang menjadi salah
satu sebab mengerasnya pembuluh darah. Namun untungnya berkat fungsi
vitamin K, hal itu dapat dicegah. Keberadaannya mampu mengeliminasi
timbunan kalsium dalam pembuluh darah. Mineralisasi dalam pembuluh
darah sendiri merupakan hal yang umum terjadi seiring bertambahnya usia,
dan seringkali didapati merupakan salah satu penyebab penyakit jantung.
Oleh sebab itu, tak heran kalau vitamin K juga
dapat menurunkan resiko stroke dan menjaga tekanan darah tetap rendah.
5. Mencegah kanker
Berbagai studi telah menunjang fungsi vitamin K yang satu ini, salah
satunya seperti dipublikasikan dalam International Journal of
Oncology (2003), mendapati bahwa vitamin K ampuh untuk
mencegah kanker usus besar, lambung, saluran pernafasan, dan mulut.
12
6. Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin
Mereka yang memperbanyak asupan vitamin K2 juga beresiko lebih
rendah mengidap diabetes tipe 2 karena sensitivitas jaringan tubuh
terhadap hormon insulin meningkat. Ketika sensitivitas meningkat, maka
tidak ada lagi gula darah yang sampai melambung tinggi. Dengan demikian
resiko terkena penyakit diabetes dapat dihindari.
13
Merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan
aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti
faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein
lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya
dalam pembekuan darah.
Bertindak sebagai faktor yang berperan pada proses pembekuan
darah Merupakan kofaktor untuk proses karboksilasi asam glutamat
menjadi asam γ karboksiglutamat (Gla) Gla merupakan suatu protein
untuk faktor pembekuan darah : faktor II (protrombin), VII, IX dan X Gla
juga tersebar dibeberapa jaringan seperti : tulang, ginjal, plasenta,
pankreas, limpa dan paru, tetapi sebagian besar fungsinya belum jelas Di
tulang protein tersebut disebut Gla protein tulang atau osteokalsin yang
merupakan protein non kolagen yang terbanyak di matriks tulang. Kadar
osteokalsin dalam darah merupakan petanda penting untuk mendiagnosis
aktivitas osteoblas di dalam tulang.
12. Mencerahkan mata hitam
Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar, hal ini banyak
ditemukan di krim mata yang juga mengandung retinol. Vitamin K
dipercaya bias membantu mengatasi lingkar mata hitam. Pembuluh
kapiler yang rentan dan bocor disekitar daerah mata sering
diakui sebagai penyebab hitamnya daerah di sekitar
mata.Vitamin K, yang dikenal juga sebagai phytomenadion. Bisa
membantu mengontrol aliran darah. Penggunaan Vitamin K secara teratur
bisa membuat bagian lingkar mata yang menghitam terlihat lebih
cerah. Biasanya digunakan 2-3 hari seminggu, setiap sebelum
tidur untuk m e n c e g a h i r i t a s i .
KESIMPULAN
1. Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu
naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein
yang berperan dalam proses pembekuan darah, seperti prothrombin,
proconvertin, komponen thromboplastin plasma, dan Stuart-Power Factor.
Vitamin K juga adalah sekelompok senyawa kimia yang terdiri atas filokuinon
14
yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakuinon yang terdapat
dalam minyakikan dan daging. Menakuinon juga dapat disintesis oleh bakteri
didalam usus halus manusia.
2. Vitamin K larut dalam lemak, vitamin K analogue sintesis larut dalam air,
Stabil terhadap pemanasan dan reducing agents, Labil terhadap Oxidizing
agents, asam kuat, alkali, dan cahaya. Vitamin K1 dan K2 berwarna kuning.
Vitamin K sintesis tak berwarna.
3. Beberapa kegunaan dari vitamin K yaitu Mengatasi penggumpalan darah,
Mencegah pendarahan berlebih, Melindungi jantung, Membangun /
pembentukan tulang, Pemeliharaan ginjal.
4. Sedangkan fungsi dari vitamin K yaitu mencegah peredaran darah,
menyehatkan tulang, meningkatkan kesehatan kognitif, mencegah Alzheimir,
menyehatkan jantung, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Costakos, D.T., Greer, F.R., Love, L.A., Dahlen, L.R., Suttie, J.W., 2003, Vitamin
K prophylaxis for premature infants: 1 mg versus 0.5 mg, Am J
Perinatol.,20:485-490.
https://www.honestdocs.id/vitamin-k
https://www.honestdocs.id/fungsi-vitamin-k-tak-boleh-diabaikan
https://www.kompasiana.com/bugaryuk/56317daea723bdb60e33e970/kenali-
berbagai-fungsi-dan-manfaat-vitamin-k-bagi-kesehatan-tubuh
Kumar, D., Greer, F.R., Super, D.M., Suttie, J.W., Moore, J.J., 2001, Vitamin K
status of premature infants: implications for current recommendations,
Pediatrics. 108:1117-1122.
15
Riska HR. Peranan Vitamin sebagai Nutrisi pada Bayi Prematur . Vol. 4, No. 1,
Januari - Juni 2012
Roman, E., Fear, N.T., Ansell, P., Bull, D., Draper, G., McKinney, P., et al., 2002,
Vitamin K and childhood cancer: analysis of individual patient data from six
case-control studies, Br J Cancer., 86:63-69.
16