Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PROFESI KEPENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU
Drs. Ahmad Suriansyah., M.P.d., Ph.D / Sulistiyana, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
Marlina (1710125320105)
M Ridho Fadillah (1710125310097)
Mohammad Ridhoni (1710125310113)
Mariatul Jannah (1710125220040)
Muhammad Yopi Aprizqi (1710125310116)
Meliana Rizqi (1710125220041)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PRA-SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang “Program Bimbingan Konseling di Sekolah”.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Program Bimbingan


Konseling di Sekolah” ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.

Banjarmasin, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH ......................... 3

B. PERANAN GURU DALAM PROGRAM BK DI SEKOLAH ................... 3

C. KERJASAMA GURU DAN KONSELOR DALAM LAYANAN BK ...... 4

D. KERJASAMA PERSONIL SEKOLAH LAINNYA DALAM LAYANAN


BK 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik
individu / kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosial, belajar, karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena


setiap siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi
maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-
masing siswa sudah pastilah berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana program BK di sekolah ?
2. Bagaimana peranan guru dalam program BK di sekolah ?
3. Bagaimana kerjasama guru dan konselor dalam layanan BK di sekolah ?
4. Bagaimana kerjasama personil sekolah lainnya dalam layanan BK ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui program BK di sekolah.
2. Mengetahui peranan guru dalam program BK di sekolah.
3. Mengetahui kerjasama guru dan konselor dalam layanan BK di sekolah.
4. Mengetahui kerjasama personil sekolah lainnya dalam layanan BK.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling (BK) perlu adanya persiapan


terlebih dahulu. Pelaksanaan Program bimbingan dan konseling (BK) yang ada
dilakukan pada waktu terdapat siswa yang memerlukan bimbingan atau
pendampingan dari gurunya. Biasanya pelaksanaan program bimbingan dan
konseling (BK) dilakukan diluar jam pelajaran. Program bimbingan dan konseling
(BK) yang ada bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami permasalahan
dan kesulitan dalam pembelajaran. Pelaksanaan bimbingan konseling menyeluruh
mulai dari kelas 1-6. Dari setiap kelas mulai kelas 1- 6 pasti ada siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan masalah-masalah yang lain yang perlu
mendapatkan layanan bimbingan konseling.. Hari pelaksanaan bimbingan dan
konseling dibebaskan tergantung guru masing-masing yang memberikan
bimbingan dan konseling. Kepala sekolah hanya meng-amanatkan kepada semua
guru agar dalam melaksanakan bimbingan diluar jam pelajaran. Karena dapat
mengganggu siswa lain yang tidak mengalami kesulitan belajar dan kurang
maksimal. Ada guru yang melakukan bimbingan dan konselingsaat istirahat jam
pelajaran dan ada yang melakukan bimbingan setelah pulang sekolah.

B. PERANAN GURU DALAM PROGRAM BK DI SEKOLAH

Program BK di sekolah dapat berjalan dengan maksimal dan lancar jika


guru-guru yang ada di sekolah juga berperan aktif. Guru-guru yang memberikan
bimbingan dan konseling adalah guru kelasnya masing masing yang sekaligus
merangkap menjadi guru BK. Jika guru tersebut dalam melakukan bimbingan dan
konseling kepada siswa mengalami kesulitan, akan dibantu oleh guru-guru lain
seperti guru agama, guru olahraga dan guru yang merupakan lulusan dari BK.
Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya membimbing
siswanya yang nakal, sering tidak mengikuti senam, berangkat telat, dan
kedisiplinan kurang. Guru memberikan bimbingan dengan melakukan pendekatan
kepada siswanya yang mengalami permasalahan tersebut. Guru mencari tahu yang
menjadi sebab permasalahan yang dihadapi siswa. Sebelumnya guru melakukan
tanya jawab mengenai permasalahan yang dihadapi siswa. Dengan bertanya jawab
tersebut, guru dapat mengetahui masalah yang dihadapi dan yang menjadi sebab
masalah tersebut. Kemudian guru membantu siswa mencari jalan keluar dari
permasalahan yang dihadapi siswa. Setelah masalah yang dihadapi dapat
terselesaikan, guru tetap membina siswa tersebut agar tidak mengulangi
permasalahan yang sebelumnya.
Menurut Hikmawati (2011:20-21) peran guru dalam pelaksanaan
Bimbingan Konseling antara lain sebagai informatory, fasilitator, mediator, dan
kolaborator. Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008:24-29) peran guru dalam
Bimbingan Konseling antara lain sebagai perancang pembelajaran, pengelola
pembelajaran, pengarah pembelajaran, evaluator, pelaksana kurikulum, dan
pembimbing (Konselor). Berdasarkan pendapat tersebut peran sebagai pelaksana
layanan Bimbingan Konseling sekrang-kurangnya dapat berperan sebagai
pembimbing, informatori, fasilitator, mediator, dan kolaborator. Berdasarkan data
yang diperoleh peneliti melalui wawancara, peran guru sebagai pelaksana layanan
Bimbingan Konseling dalam membangun sikap disiplin siswa dapat dilakukan
dengan cara membimbing siswa, menasehati siswa, memberi teguran kepada
siswa yang tidak disiplin, memberi pujian kepada siswa yang telah disiplin,
member hukuman kepada siswa, memberi contoh sikap disiplin kepada siswa,
sebagai fasilitator bagi siswa, bekerja sama atau berkolaborasi dengan orang tua
siswa, sesama guru, dan kepala sekolah, serta memberi motivasi kepada siswa
yang telah disiplin.

C. KERJASAMA GURU DAN KONSELOR DALAM LAYANAN BK

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama


antara guru dan guru pembimbing demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan bimbingan, sebaliknya, layanan bimbingan di sekolah memerlukan
dukungan atau bantuan guru. Dukungan atau bantuan tersebut terutama dari guru
mata pelajaran dan wali kelas. Ada beberapa pertimbangan mengapa guru juga
harus melaksanakan kegiatan bimbingan dalam proses pembelajaran. Dalam hal
ini, Natawidjaya dan Surya (1985) mengutip pendapat Millen yang mengatakan:
1. Proses belajar menjadi sangat efektif, jika bahan yang dipelajari
dikaitkan langsung dengan tujuan pribadi siswa. Guru dituntut
memahami harapanharapan dan kesulitan-kesulitan siswa, selanjutnya
siswa dapat belajar dengan baik.
2. Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya,
lebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan
mengganggu kelancaran kegiatan kelas. Guru berkesempatan luas
untuk mengadakan pengamatan terhadap siswa yang diperkirakan
memiliki masalah. Dengan demikian, masalah itu dapat diantisipasi
sedini mungkin sehingga siswa dapat belajar dengan baik tanpa
dibebani suatu masalah.
3. Guru dapat memerhatikan perkembangan masalah atau kesulitan
secara lebih nyata. Guru memiliki kesempatan terjadwal untuk
bertatap muka dengan para siswa, maka ia akan memperoleh
informasi yang lebih banyak tentang keadaan siswa maupun kelebihan
dan kekurangannya.

Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat bekerja
sama dengan pembimbing sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya
keterbatasan-keterbatasan dari kedua pihak (guru pembimbing) menuntut adanya
kerja sama itu.
Di dalam menangani kasus-kasus tertentu, guru pembimbing perlu
menghadirkan guru atau pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan
masalah yang dihadapi siswa. Kegiatan semacam ini disebut konferensi kasus
(case conference). Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
di sekolah, dikoordinasikan oleh guru pembimbing. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan oleh para guru tidak lepas begitu saja, tetapi dipantau oleh guru
pembimbing.
Kerja sama guru pembimbing dengan wali kelas sebagai pengelola kelas
tentu sangat erat dan besar sekali. Terutama membantu memberikan kesempatan
dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya,
untuk mengikuti/menjalani layanan dan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
Dengan kata lain, wali kelas membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-
tugasnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Dalam buku Bimbingan Konseling di SD/MI menurut Ngalimun
(2002;158), hubungan konselor (guru pembimbing) dengan peserta didik di
sekolah, berada dalam koridor hubungan yang membantu. Artinya konselor
menciptakan dan mengembangkan interaksi yang membantu peserta didik untuk
mengaktualisasikan potensi secara optimal, mengembangkan pribadi yang utuh
dan sehat, serta menampilkan perilaku efektif, kreatif, produktif, dan adjusted.
Kualitas hubungan dalam proses bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi
oleh kualitas pribadi konselor (guru pembimbing). Kepribadian konselor menurut
Rogers (1962), merupakan teknik atau intervensi utama, karena seseorang tidak
akan dapat memberikan bantuan tanpa memiliki kepribadian membantu.
Kepribadian utama yang harus dimiliki oleh seorang konselor (guru
pembimbing) adalah terpercaya, sehingga menjadi agen yang membawa pengaruh
positif pada pertumbuhan dan perkembangan helper (individu). Kepribadian
terpercaya akan teraktualisasikan dalam sikap: mampu menjaga rahasia, terbuka,
jujur, tulus, autentik dalam bertindak, memandang dan menerima individu apa
adanya, perhatian, percaya diri, dan hangat. (Suriansyah, Ahmad, & Sulistiyana,
2015)

D. KERJASAMA PERSONIL SEKOLAH LAINNYA DALAM


LAYANAN BK
Personil dan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi
kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan.
b. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan
dan konseling.
d. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
e. Menetapkan koordinator guru prmbimbing yang bertanggung
jawab atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
berdasarkan kesempakatan bersama guru pembimbing.
f. Membuat surat tugas guru dalam proses bimbingan dan konseling
pada setiap awal caturwulan/ semesteran.
g. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru
pembimbing. Surat pernyataan ini dilampiri bukti fisik pelaksanaan
tugas.
h. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40
siswa, bagi kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan
konseling.
2. Wakil Kepala Sekolah dan Pembantu Kepala Sekolah
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kepada semua personel sekolah.
b. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
c. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75
siswa, bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan
dan konseling.
3. Koordinator Guru (konselor)
a. Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:
a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan
b) Menyusun program
c) Melaksanakan program
d) Mengadministrasikan bimbingan
e) Menilai program, dan
f) Mengadakan tindak lanjut.
b. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan
terpenuhnya tenaga, sarana, dan prasarana.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan
kepada kepala sekolah.
4. Guru Pembimbing (konselor)
a. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan.
b. Merencanakan program bimbingan.
c. Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan
d. Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang
menjadi tanggung jawabnya kurang mencukupi dibanding dengan
jumlah siswa yang ada, seorang guru pembimbing dapat menangani
lebih dari 50 orang siswa. Dengan menangani 150 siswa secara
intensi dan menyeluruh, berarti guru pembimbing telah
menjalankan tugas wajib seorang guru, yaitu setara dengan 18 jam
pelajaran seminggu.
e. Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan.
f. Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan di dalam
kelas.
g. Menganalisis hasil penilaian.
h. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian.
i. Mengadministrasikan kegiatan dan konseling.
j. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator
guru pembimbing.
5. Staf (tata usaha) TU
a. Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam
mengadministrasi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah.
b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling.
c. Membantu, menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan
bimbingan dan konseling.
6. Guru Mata Pelajaran
a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa.
b. Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam
mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan.
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada
guru pembimbing.
d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program
perbaikan dan program pengayaan).
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan dari guru pembimbing.
f. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam
rangka penilaian layanan bimbingan
g. Ikut serta dalam program layanan bimbingan.
7. Wali Kelas
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti layanan bimbingan.
c. Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk
memperoleh layanan bimbingan dari guru pembimbing.
d. Menginformasikan kepada guru nata pelajaran tentang siswa yang
perlu diperhatikan secara khusus.
e. Ikut serta dalam konferensi khusus.
Supaya setiap orang yang terlibat dalam organisasi bimbingan itu
mampu dan dapat menjalankan tugas, tanggung jawab, dan
wewenangnya dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan kegiatan
untuk mengarahkan kegiatan bimbingan dan konseling.
f. Komite sekolah.
Komite sekolah sebagai mitra kerja sekolah memiliki tugas ikut
serta membantu memfasilitasi seluruh aktifitas sekolah termasuk
kepentingan layanan bimbingan dan konseling terutama dalam hal
sarana dan prasarana sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling (BK) perlu adanya persiapan
terlebih dahulu. Pelaksanaan Program bimbingan dan konseling (BK) yang ada
dilakukan pada waktu terdapat siswa yang memerlukan bimbingan atau
pendampingan dari gurunya. Biasanya pelaksanaan program bimbingan dan
konseling (BK) dilakukan diluar jam pelajaran. Program bimbingan dan konseling
(BK) yang ada bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami permasalahan
dan kesulitan dalam pembelajaran. Pelaksanaan bimbingan konseling menyeluruh
mulai dari kelas 1-6. Dari setiap kelas mulai kelas 1- 6 pasti ada siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan masalah-masalah yang lain yang perlu
mendapatkan layanan bimbingan konseling.
Program BK di sekolah dapat berjalan dengan maksimal dan lancar jika guru-
guru yang ada di sekolah juga berperan aktif. Guru-guru yang memberikan
bimbingan dan konseling adalah guru kelasnya masing masing yang sekaligus
merangkap menjadi guru BK. Jika guru tersebut dalam melakukan bimbingan dan
konseling kepada siswa mengalami kesulitan, akan dibantu oleh guru-guru lain
seperti guru agama, guru olahraga dan guru yang merupakan lulusan dari BK.
Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya membimbing
siswanya yang nakal, sering tidak mengikuti senam, berangkat telat, dan
kedisiplinan kurang.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara
guru dan guru pembimbing demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan bimbingan, sebaliknya, layanan bimbingan di sekolah memerlukan
dukungan atau bantuan guru. Dukungan atau bantuan tersebut terutama dari guru
mata pelajaran dan wali kelas. Selain itu juga diperlukan personil sekolah lainnya
untuk membantu berjalannya pelayanan BK.
B. Saran
Sebagai seorang guru bimbingan dan konseling di sekolah, dalam
menyelenggarakan program bimbingan dan konseling di sekolah harus menyusun
terlebih dahulu program bimbingan dan konseling di sekolah sesua dengan
pedoman penyelengaraan B, kemudian menggunakan modul yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik sehingga tujuan dan harapan sekolah dapat
tercapai dengan maksimal serta peserta didik dapat mampu memahami, mengenal,
dan mengetahui serta mengembangkan kemampuan atau potensi yang mereka
miliki dengan seoptimal mungkin hingga mencapai kesejahteraan dan mampu
mengenal masa depannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Husairi, A. (2008). Manajemen Pelayanan Konseling di Sekolah. Bogor: CV Arya


Duta.

Larasati, Umi. 2015, Peran Guru Sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan


Konseling Dalam Membangun Sikap Disiplin Siswa Di Sd Negeri Keputran 2
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 1,(Online), Vol. 3, Nomor
(https://media.neliti.com/media/publications/258994-peran-guru-sebagai-
pelaksana-layananbimb-cc7c0b1a.pdf di akses 10 september 2019 ).

Thotimah, Hafnis. 2015, Implementasi Program Bimbingan Dan Konseling (Bk)


Dalam Bimbingan Belajar Siswa Di Sd Negeri Gemolong 1 Kecamatan
Gemolong. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Suriansyah, A., Ahmad, A., & Sulistiyana. (2015). Profesi Kependidikan


"Perspektif Guru Profesional". Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai