PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat
Dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang kecacatan katarak
kongenital, penyebabnya, dan cirri-ciri atau gambaran klinis dari penderita katarak
kongenital.
2
BAB II
METODELOGI PENULISAN
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
kecil dari inferor lens plate. Lens pit makin dalam melalui proses invaginasi
dan multiplikasi selular.
Karena lens pit terus berinvaginasi, pangkal sel-sel yang berhubungan
dengan permukaan ektoserm mengkerut bahkan menghilang. Hasil berupa
suatu lapisan sel-sel kuboid yang terkurung dalam sebuah membran yang
disebut vesikel lensa. Pada hari ke-33 kehamilan, vesikel lensa ini
diameternya mencapai 0,2 mm (AAO,2005).
Karena vesikel lensa terbentuk melalui proses invaginasi permukaan
ectoderm, apeks dari lapisan tunggal sel-sel berada di depan lumen vesikel
lensa, dengan dasar sel sepanjang vesikel lensa pada waktu bersamaan dengan
terbentuknya vesikel lensa, berlangsung pula pembentukan vesikel optic
melalui proses invaginasi yang dimulai dengan pembentukan dua lapis optic
cup.
Sel-sel posterior vesikel lensa menjadi lebih kolumnar dan mulai
berelongasi. Karena bereongasi, sel-sel ini menghilang ke dalam lumen
vesikel lensa. Pada hari ke 40 kehamilan, lumen vesikel lensa hilang sama
sekali. Sel-sel yang berelongasi disebut serat-serat lensa primer. Inti dari serat
lensa primer ini bergerak mendekati lamina basal posterior ke posisi lebih
anterior. Serat-serat lensa kemudian menjadi piknotik karena organel-organel
intraseluler menjadi tak teratur. Serat-serat lensa primer berubah menjadi
nucleus embriotik yang akan menempati daerah sentral lensa.
Walaupun sel-sel lapisan posterior dari vesikel optic berdifferensiasi
menjadi serat lensa primer, sel-sel anterior vesikel lensa tidak berubah.
Lapisan sel-sel kuboid ini akan menjadi epitel lensa kemudian berdifferensiasi
dan pertumbuhan materi - materi lensa dari epitel lensa. Kapsul lensa
berkembang dari perpaduan membrane basement, epitel lensa anterior dan
serat lensa posterior (AAO, 2005).
Kira-kira minggu ke 7 kehamilan, sel-sel epitel lensa di daerah ekuator
membelah cepat dan berelongasi membentuk serat lensa sekunder. Bagian
anterior dari masing-masing serat lensa ini berkenbang ke pole anterior lensa,
5
meresap ke bawah epitel lensa. Dengan demukian serat lensa baru terbentuk
menjadi fetal nucleus.
Karena serat-serat lensa berkembang anterior dan posterior, pola ini
berbentuk pertemuan serat-serat antara bagian anterior dan posterior lensa.
Pola ini dikenal sebagai suture. Bentuk Y suture dikenal pada kehamilan 8
minggu dengan bentuk Y suture anterior dan Y suture terbalik anterior.
Hanya selama kehamilan Y suture terbentuk. Jika serat-serat lensa terus
menerus terbentuk dan lensa terus bertambah, maka pole suture lensa
berkembang kompleks.
Lensa berkembnag bikonveks, avaskuler, bening dengan sebagian besar
struktur transparan. Bagian-bagian lensa berupa nucleus, korteks, epitel lensa
dan kapsul ( anterior dan posterior ) yang semi permiabel. Komposisi lensa
terdiri dari 65% air, 35% protein, dan sedikit mineral.
1. Idiopatik
2. Pewarisan Mendel
a) Autosomal Dominan
b) Autosomal Resesif
6
c) X-linked
3. Infeksi intrauterine
a) Rubella
c) Herpes Simpleks
d) Cytomegalovirus
4. Prematuritas
5. Gangguan Metabolic
a) Galaktosemia
b) Sindrom Lowe
c) Sindrom Alport
6. Gangguan Kromosom
7. Abnormalitas Okuler
a) Mikroptalmia
b) Aniridia
7
Morfologi :
1) Polar yaitu lensa bagian korteks subkapsular, kapsul anterior dan kapsul
posterior
5) Nuklear : kekeruhan yang terjadi pada nukleus lensa embrional dan atau
nukelus fetal. Biasanya bilateral dan jika luas gejalanya berat dan
kekeruhan dapat total mengenai nukleus. Mata dengan katarak nuclear
congenital cenderung Mikrophthalmia.
8
7) Lamellar (zonular) : merupakan bentuk katarak kongenital terbanyak,
bilateral dan sistemik. Efek terhadap penglihatan bervariasi tergantung
pada ukuran dan densitas kekeruhan lensa. Pada beberapa kasus katarak
lamellar adalah transisi dari pengaruh toksik selama perkembangan
lensa fetus. Katarak Lamellar adalah transisi dari pengaruh toksik
selama perkembangan lensa fetus. Katarak lamellar juga diwariskan
secara autosomal dominan. Katarak lamellar adalah kekeruhan zona
atau lapisan spesifik lensa. Secara klinis katarak dapat dilihat sebagai
lapisan keruh dengan sentral jernih. Kekeruhan yang berbentuk tapal
kuda disebut riders.
8) Komplit atau total adalah katarak dengan morfologi semua serat lensa
keruh. Refleks fundus tidak ada, dan retina tidak dapat dilihat dengan
ophthalmoscopy direct maupun indirect. Beberapa katarak bisa sub
total waktu lahir dan bergerak sangat cepat menjadi katarak komplit.
Katarak bisa unilateral dan bilateral yang menimbulkan gangguan
penglihatan berat.
9
kromosom dan gangguan metabolik. Kelainan okuler yang dapat ditemukan
antara lain mikroptalmus, megalokornea, aniridia, koloboma, pigmentasi
retina, atrofi retina, dan lain-lain. Sedangkan kelainan non okuler yang di
dapat antara lain : retardasi mental, gagal ginjal, anomali gigi, penyakit
jantung kongenital, wajah mongoloid dan sebagainya.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan
pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan
trimester pertama dan pemakainan obat selama kehamilan. Kadang-kadang
terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali pada ibu
hamil. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang positif, mungkin
katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan
pada bayi prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada
hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, fosfor, dan kalsium.
Hampir 50 % katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui
penyebabnya. Pada pupil bayi yang menderita katarak kongenital akan
terlihat bercak putih atau suatu leukokoria.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa yang timbul sejak lahir pada
tahun pertama kelahiran dan merupakan salah satu penyebab kebutaan yang
sering dijumpai pada anak.
Adapun secara skematik penyebab terjadinya katarak kongenital terjadi
dari dari: Idiopatik, Pewarisan Mendel (Autosomal Dominan, Autosomal
Resesif, dan X-linked), Infeksi intrauterine (Rubella, Chicken pox/ Herpes
zoster, Herpes Simpleks, dan Cytomegalovirus), Prematuritas, Gangguan
Metabolic (Galaktosemia, Sindrom Lowe, dan Sindrom Alport), Gangguan
Kromosom [Trisomy- 21 ( Sindrom Down ), Trisomy- 13 ( Sindrom Patau ),
dan Trisomy- 18 ( Sindrom Edwar )] dan Abnormalitas Okuler (Mikroptalmia,
Aniridia, dan Persisten Hiperplasia Primary Vitreous (PHPV).
Apabila terjadi kecacatan katarak kongenital adalah leukokoria yang bisa
dilihat pada bayi yang baru lahir, karena pupil miosis. Gejala lain yang dapat
di jumpai antar lain fotofobia, strabismus, nistagmus. Katarak kongenital
sering hadir bersamaan dengan kelainan okuler atau sistemik lain.
4.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
American Academy Ophtalmology, Lens and Cataract. Basic and clinical Science
Course, Section 11, Sanfransisco 2005 – 2006,p 21-32,96-37,153-154.
12