Anda di halaman 1dari 28

KATARAK

POLARIS
Nur Rahma Musdalifa
K1A1 13 043

Pembimbing:
dr. Melvin Manuel Philips, Sp.M
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
PENDAHULUAN
 Katarak polar adalah katarak yang melibatkan
kapsul lensa dan superfisial korteks lensa hanya
di regio polar, dapat berupa katarak polar
anterior dan katarak polar posterior. Katarak
polar biasanya terdapat pada katarak kongenital
atau karena trauma sekunder.
ANATOMI
Sifat lensa:
 Lensa berbentuk bikonveks
 Tidak mengandung pembuluh darah dan saraf

 Transparant

 Diameter 9mm, tebal 5 mm

Lensa mata terdiri


 Kapsul

 Epitel lensa

 Korteks
 Nukleus
 Lensa  Permukaan
digantung pada lensa pada
prosesus siliaris bagian posterior
zonula zinii lebih cembung
(ligamentum daripada
suspensorium permukaan
lentis), yang anterior.
melekat pada  Di anterior lensa
ekuator lensa, terdapat humor
berhubungan akous dan di
dengan korpus posterior korpus
siliaris. vitreus

•Lensa diliputi oleh kapsula


lentis sebagai membran
semipermeabel, yang dilalui
elektroit untuk makanannya.
EPIDEMIOLOGI
 Frekuensi
- Di Indonesia belum data mengenai insiden katarak kongenital.
- Amerika Serikat insiden katarak kongenital adalah 1,2-6 kasus
per 10.000 kelahiran.
 Morbiditas
- Mordibitas penglihatan mungkin berasal dari ambliopia,
glaukoma, dan retinal detachment.
- Katarak kongenital umumnya menyertai pada retardasi mental,
tuli, penyakit ginjal, penyakit jantung dan gejala sistemik.
 Umur
- Katarak kongenital biasanya didiagnosa pada bayi yang baru
lahir.
ETIOLOGI

Herediter Infeksi

Obat-obatan Radiasi ion


prenatal prenatal

Idiopatik
KLASIFIKASI

• Katarak kapsular
• Katarak subkapsular
• Katarak kortikal
• Katarak nuklear
Morfologis • Katarak subnuklear
• Katarak polar
• Katarak campuran

• Katarak kongenital
• Katarak juvenil
• Katarak senil
Permulaan
KLASIFIKASI

 Katarak polaris anterior


Letaknya terbatas pada polaris anterior.
Berbentuk piramid. Keluhan penglihatan kabur
terutama waktu terkena sinar, sinar yang redup
tidak terlalu tertanggu. Pada umumnya tidak
menimbulkan gangguan, stasioner, tidak perlu
tindakan operatif.
KLASIFIKASI
 Katarak polaris posterior
Kekeruhan terletak di polus posterior. Sifat-
sifatnya sama dengan katarak polaris
anterior.
KLASIFIKASI
 Katarak zonularis atau lamelaris
Biasanya disertai kekeruhan yang lebih padat,
tersusun sebagai garis-garis yang mengelilingi
bagian yang keruh, disebut riders, merupakan
tanda khas untuk katarak zonularis. Biasanya
bersifat progresif, tetapi lambat.
KLASIFIKASI
 Katarak stelata
Kekeruhan terjadi pada sutura, di mana serat-serat dari
substansi lensa bertemu, merupakan huruf Y yang tegak
di depan dan huruf Y terbalik di belakangnya. Biasanya
tidak banyak mengganggu visus, sehingga tidak
memerlukan pengobatan.
KLASIFIKASI
 Katarak kongenital totalis dan katarak yuvenilis
totalis
Lensa tampak putih, rata, keabu-abuan, seperti
mutiara.
KLASIFIKASI
 Katarak kongenital membranasea
Bila oleh suatu sebab, terjadi kerusakan kapsul lensa
sehingga substansi lensa dapat keluar dan diserap,
meninggalkan seperti membran putih keruh di antara
bagian anterior dan posterior kapsul lensa.
GEJALA KLINIS
 Pada pupil mata bayi akan terlihat
bercak putih atau suatu leukokoria.
 Gejala lain yang dapat dijumpai
fotofobia, strabismus dan nistagmus.
DIAGNOSIS
Seharusnya dilakukan pemeriksaan mata pada
seluruh bayi baru lahir sebagai screening, yaitu :
 Pemeriksaan red reflex pada ruang gelap
menggunakan direct ophthalmocope secara
simultan pada kedua mataillumination test,
red reflex test atau Brückner test.
 Retinoskop melalui pupil yang tidak
berdilatasimemprediksikan katarak aksial
pada anak-anak preverbal.
DIAGNOSIS
a. Anamnesa
Anamnesa yang detil tentang
hambatan tumbuh kembang anak, pola
makan anak, lesi-lesi kulit, kelainan-
kelainan perkembangan yang lain
serta riwayat keluarga di dalam
mendiagnosa katarak kongenital.
DAIGNOSIS
b. Fungsi Visual
- Kekeruhan sentral/posterior yang cukup
densitasnya, diameter lebih dari 3 mm cukup
bermakna mempengaruhi visual.
- Anak dengan katarak kongenital bilateral
penurunan penglihatan dan perkembangan yang
terlambat, fiksas iokuli dan pergerakan mata dapat
menurun atau tidak ada.
- Strabismus khususnya pada anak dengan katarak
unilateral.
-Nistagmus  karena kehilangan penglihatan awal
dan tanda bahwa penglihatan bisa menjadi turun
setelah terapi.
DIAGNOSIS
c. Pemeriksaan Okular
 Slit lamp melihat morfologi katarak, posisi lensa dan
melihat abnormalitas pada kornea, iris dan bilik mata
depan.
 Funduskopi untuk memperkirakan penglihatan
potensial dari mata menilai segmen posterior. Diamati
diskus, retina dan macula (segmen posterior).
 B-ultrasonografiuntuk menyingkirkan retina dan
vitreous patologis. Penting dilakukan pada pasien
dengan katarak bilateral yang tidak dapat dinilai
dengan funduskopi untuk melihat adanya
retinoblastoma.
DIAGNOSIS
 d. Laboratorium
 Pemeriksaan urine
 TORCH titer
 Level kalsium, fosfor, red cell galaktokinase
dalam darah
 Serum ferritin
PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan pada katarak kongenital
adalah operasi dilakukan bila refleks fundus
tidak tampak.
 Katarak total operasi pada usia 2 bulan atau
lebih muda.
 Katarak unilateral harus dideteksi dan diterapi
sebelum umur 8 minggu untuk mendukung
perkembangan visual yang optimal.
PEMBEDAHAN
 Pengangkatan lensa ( lensektomi )
- Pada anak-anak pemasangan lensa kontak
atau pun kacamata  untuk koreksi afakia.
-Lensektomimelalui insisi kecil di limbus
atau pars planairigasikapsulektomi
anterior dilakukan sebelum atau setelah
pengangkatan seluruh korteks.
- Sisa kapsul lensa posterior bagian perifer
sebaiknya ditinggalkan untuk memfasilitasi
penanaman IOL sekunder di kemudian hari.
PENATALAKSANAAN
 Ekstra kapsular katarak ekstraksi
- Walaupun EKEK memerlukan insisi limbus
yang relatif besar (8-10 mm) tapi hal ini relatif
sederhana.
- Setelah can opener capsulotomy dilakukan
dengan jarum halus atau cystitomes nukleus
lensa terdorong  Material korteks diaspirasi
dan diangkat dari kapsul posterior tempat
insersi IOL di dalam kantung kapsularInsisi
kemudian dijahit.
- Perbaikan visual secara lambat biasanya 3
bulan post-operasi dan astigmatisma dapat
hilang dalam beberapa waktu kemudian.
REHABILITASI OPTIK POST OPERASI
 Kacamata afakiametode paling aman dan
mudah diganti untuk mengakomodasi perubahan
refraksi yang timbul seiring pertumbuhan anak.
Sampai anak dapat memakai lensa bifokal,
pilihan kekuatan refraksi sebaiknya sedikit
miopia.
 Lensa kontaksangat baik pada kasus
monokular afakia. Mengubah kekuatan lensa
relatif mudah dilaksanakan dan beberapa lensa
kontak dapat dipakai selama 24 jam.
PEMILIHAN KEKUATAN LENSA INTRA
OKULER

 Karena mata anak-anak terus memanjang


hingga usia 11 tahun, pilihan kekuatan lensa
intra okuler yang tepat sangatlah rumit. Oleh
karena itu implantasi lensa intra okuler
memerlukan perhitungan yang mencakup usia
anak dan target refraksi pada saat dilakukan
pembedahanimplant lensa intra okuler dengan
kekuatan yang dibutuhkan sampai usia dewasa.
 Anak yang undercorrection dan memerlukan
kacamata hipermetropia dengan penurunan
kekuatan refraksi bertahap hingga usia remaja.
KOMPLIKASI
 Kebanyakan anak-anak dengan katarak
kongenital akan menjadi ambliopia. Risiko
amblopia merupakan risiko terbesar selama
tahun pertama kehidupan dan menurun secara
signifikan setelah tahun kelima.
 Komplikasi lanjut seperti glaukoma, infeksi
mata, ablasio retina  2 % dari kasus. Glaukoma
mungkin timbul setelah lensektomi, sebagian
jika diekstraksi pada minggu pertama
kehidupan.
 Menunda operasi sampai bayi berumur 3-4 bulan
membuat visus mata tidak sampai 6/6 namun
dapat menurunkan risiko glaukoma.
DIAGNOSIS BANDING
 Retinoblastoma
 Coats disease

 Ablasio retina

 Corneal opacity
PROGNOSIS
 Katarak kongenital prognosisnya kurang
memuaskan. Bila terdapat nistagmus 
menunjukkan hal yang buruk.
 Seorang dengan unilateral katarak kongenital,
40% mencapai visus 20/60 atau lebih baik.
Sedangkan seorang dengan bilateral katarak
kongenital 70% mencapai visus 20/60 atau lebih
baik. Prognosis menjadi lebih buruk bila
melibatkan penyakit mata atau sistemik lainnya.
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai