Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PONTIK

DRG.SINAR YANI M.Kes

NAMA:Marini Andriyana

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
Pontik
Pontik yang baik adalah yang memenuhi syarat biologis, mekanis dan estetis.
Syarat biologis meliputi : kontur yang harmonis dengan gigi antagonis dan gusi di
bawahnya, mudah dibersihkan terutama pada bagian yang menghadap gusi, relasi
dengan alveolaris ridge harus dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dan bahan tidak
mengiritasi jaringan di rongga mulut. Syarat mekanis yang harus dipenuhi adalah :
harus kaku (rigid) agar tidak terjadi perubahan bentuk ketika digunakan dan tahan
terhadap daya kunyah. Sedangkan syarat estetis yaitu bentuk dan warna menyerupai gigi
asli, dan penampilannya seakan akan muncul dari edentuluous ridge (Padila, 1995 dan
Rosenstiel, dkk. 1995).

Secara garis besar pontik terbagai menjadi beberapa tipe yakni : tipe saddle,ridge
lap,modifikasi ridge lap, higienis, conical dan ovate pontic(Shillingburg dkk.,1997).
Saddle ponticmenutup seluruh permukaan rongga gigi dan embrasur, permukaan yang
menghadap ginggiva cekung sehingga sulit dibersihkan, biasanya digunakan untuk regio
anterior karena mempunyai estetika yang cukup baik.

Pontik tipe ridge lap,mirip dengan tipe saddle tetapi bagian lingual yang kontak dengan ridge
tidak seluas tipe saddle. Pontik tipe modifikasi ridge lap, permukaan yang menghadap
gingiva bagian bukal menempel hingga pada puncak ridge , sedangkan bagian lingualnya
menjauh dari ridgeberbentuk agak cembung, mudah untuk dibersihkan dan estetika masih
cukup bagus terutama untuk daerah posterior tetapi pontik ini mengakibatkan gangguan
bicara pada saat udara dan ludah menekan permukaan lingualnya. Pontik higienis, sama
sekali tidak kontak dengan gingiva, berbentuk cekung atau cembung, digunakan untuk daerah
yang tidak memerlukan estetika seperti molar rahang bawah, tetapi pontik ini mudah
dibersihkan. Pontik tipe bulat atau konikal bentuknya membulat dengan ujung menebal pada
ridge, biasanya dugunakan padarahang bawah, tidak bisa digunakan pada bentuk
ridge yang lebar karena memudahkan penumpukan debris Pontik tipe ovat, ujung pontik
membulat masuk ke dalam cekungan bekas pencabutan gigi, memberi kesan gigi tumbuh dari
dalam ridge
KELEBIHAN ZIRCONIA

1. BIOKOMPATIBEL

Zirconia telah dilakukan evaluasi mengenai biokompatibilitasnya. Studi in vivo dan in


vitro telah terbukti tingginya biokompatibilitas zirconia Y-TZP, dengan penggunaan serbuk
zirconia murni yang telah dihilangkan kandungan radiasinya. No local (cellular) or systemic
adverse reactions to the material were reported.

2. MEMILIKI SIFAT MEKANIK YANG BAIK

Sifat mekanik dari zirconia seperti sifat mekanik baja stainless. Ketahanan traksinya
dapat setinggi 900-1200 Mpa dan ketahanan kompresinya sekitar 2000 MPa. Tekanan beban
putar juga sangat ditoleransi material ini. Memberikan daya intermitten sebesar 28 kN pada
substrat zirconia, Cales dan Stefani menemukan bahwa sekitar 50 milyar putaran baru bisa
memecahkan sampelnya. Tetapi dengan daya melebihi 90 kN kegagalan struktural terjadi
hanya dengan 15 putaran saja. 8 Zirconia memiliki kekuatan flexural dan tahan patah hasil
dari sifat fisiknya yang mengalami penguatan saat transformasi.

3. ESTETIKA ZIRCONIA Y-TZP UNGGUL

Zirconia sebagai bahan restorasi all ceramic memiliki kelebihan dari segi estetik
dibandingkan dengan restorasi ceramic fused to metal.9 Selain itu zirconia Y-TZP juga
memiliki sifat tembus cahaya (transparansi). Cahaya yang melewati Y-TZP bervariasi
tergantung komposisi dan ketebalan framework zirconia, sifat fisik dan ketebalan glazing dari
porselen veneer.

PENGGUNAAN ZIRCON PADA KEDOKTERAN GIGI

 Untuk bracket ortodonti


 Untuk pembuatan fixture dan post implan gigi
 Untuk restorasi crown, veneer
 Untuk pembuatan bridge (gigi tiruan jembatan)

Porcelain Fused to Metal

Restorasi porcelain fused to metal melibatkan penggabungan dari kebaikan sifat


mekanik logam dengan sifat estetik porcelain yang baik. Secara umum, restorasi terdiri dari
sub-struktur logam campur yang berikatan dengan vinir porcelain. Restorasi logam-keramik
telah berhasil digunakan untuk mahkota dan jembatan multiunit (multiunit bridge) selama 30
tahun. Restorasi ini digunakan lebih dari 60 persen pada kasus restorasi mahkota dan
jembatan ( Anusavice, 2003 ).

Keuntungan Porcelain Fused to Metal ( PFM ) dalam Bidang Kedokteran Gigi


Adapun keuntungan dari PFM dalam bidang kedokteran gigi adalah :
1. Unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang memerlukan tekanan tinggi
2. Kekuatan pemakaian baik
3. Tahan lama
4. Estetis
( Elvira Sinabutar, 2008 )
Keuntungaan PFM sebagai bahan crown adalah :

1. adanya metal core dapat mendukung gigi


2. tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur
3. tahan lama di dalam rongga mulut
4. Metal yang di lapisi dengan porselen membuat crown yang dipakai menjadi estetis karena
memiliki warna yang sama dengan gigi.
5. Dapat digunakan dengan kavitas yang luas dan besar
6. Cocok untuk digunakan pasien yang memiliki kebiasaan bruxism
7. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama (tidak dapat berubah warna)
( Elvira Sinabutar, 2008 )

Kekurangan Porcelain fused to Metal dalam bidang kedokteran gigi:


1. Lebih banyak jaringan gigi yang harus dihilangkan (lebih banyak dibandingkan porselen)
untuk substruktur metal
2. Harga lebih mahal karena setidaknya membutuhkan dua kali kunjungan dan juga bila
menggunakan alloi metal yang mahal
3. Teknis lab yang lebih sulit. Prosedur teknis dari pola wax investing dan casting alloi metal
yang mahal meliputi banyak variabel teknis dan pertimbangan banyaknya langkah operatif
dan siklus firing, membuat kualitas akhir dari restorasi yang sangat sensitif.
4. Chipping pada porselen ketika tekanan pada gigi yang ekstrim, tetapi dapat diatasi oleh
dokter gigi dalam 20-30 menit
5. Dari sudut pandang estetik, PFM tidak menyerupai aspek natural dari gigi, karena inti metal
yang menghalangi cahaya untuk masuk. Tidak adanya translusensi, karena faktanya restorasi
PFM hanya dapat mengabsorbsi atau memantulkan cahaya, sementara jaringan gigi
menunjukkan derajat translusensi yang tinggi.
( Zarone, dkk., 2011 )
6. Terbentuk bayangan gelap pada bagian servikal
( Pahlevan, 2006 )

7. Pada sistem logam-keramik, kegagalan terjadi pada daerah yang memiliki ikatan paling
lemah, sehingga jika ikatan adhesif antara keramik dan logam sudah cukup, kegagalan akan
kohesif di dalam keramik.
8. Pada noble alloy yang digunakan untuk PFM seperti emas, palladium, persentase kecil dari
indium, harga lebih mahal dan kurang beradaptasi dengan sistem keramik yang berbeda.
Sebagai contoh cairan palladium dapat mengabsorbsi gas dalam jumlah banyak yang
kemudian dapat dilepaskan selama casting dan menyebabkan banyak mikroporositas.
9. Pada base metal alloy yang digunakan untuk PFM, terkadang menyebabkan pembentukan
oksida yang besar, sulit saat finishing dan polishing dikarenakan ductility yang rendah, dan
dapat menyebabkan shrinkage pada casting yang lebih besar. Sebagai contoh oksida Ni dan
Cr dalam sistem base metal menurunkan koefisien ekspansi porselen Vita (Vident) dan
diduga dapat memicu stres interfasial sehingga menyebabkan kegagalan.
( Venkatachalam, dkk., 2009 )
10. Pada crown PFM, untuk kepentingan gigi sebelahnya, pembentukan dan lokasi serta ukuran
area kontak sangat penting. Adanya diskrepansi pada area kontak dapat menyebabkan
impaksi makanan. Pasien dapat merasa sangat kesulitan untuk mempertahankan area tersebut
bersih yang dapat menyebabkan karies pada gigi sebelahnya.
( Sadaf dan Ahmad, 2011 )
EMAX

Jenis crown All Porcelain yang paling sering digunakan adalah Emax dan Zirconia. Zirconia memiliki
kelebihan kekuatan yang sangat tinggi, namun dari segi estetik masih dibawah Emax. Bahan Emax
biasanya dipakai untuk gigi depan, dan Zirconia lebih banyak dipakai untuk gigi belakang/geraham
yang membutuhkan kekuatan lebih.
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J., 2003, Phillips’ Science of Dental Materials 11nd, United States of
America: Elsevier Science.

Elvira Sinabutar. 2008 .Perbedaan Marginal Gap Cavosurface Margin Berbentuk Shoulder
dan Champer Overlay PFM.

Pahlevan A. 2006. A New Design for Anterior Porcelain Fused to Metal Fixed Prosthetic
Restorations; PTU Type III. Journal of Dentistry. Vol. 3(2): 100-103.
Sadaf D and Ahmad MZ. 2011. Porcelain fused to metal (PFM) crowns and caries in adjacent
teeth. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan. Vol. 21 (3): 134-137.
Venkatachalam B, Goldstein GR, Pines MS, and Hittelman EL. 2009. Ceramic Pressed to Metal
Versus Feldspathic Porcelain Fused to Metal: A Comparative Study of Bond Strength. The
International Journal of Prosthodontics. Vol. 22 (1): 94-100.
Zarone F, Russo S, and Sorrentino R. 2011. From porcelain-fused-to-metal to zirconia:
Clinical and experimental considerations. Dental Materials. Vol. 27: 83-96.

Piconi C, Maccauro G. Zirconia as a ceramic biomaterial.Biomaterials 1999; 20: 1-25

Josset Y, Oum’Hamed Z, Zarrinpour A, Lorenzato M,Adnet JJ, Laurent-Maquin D. In


vitro reactions of humanosteoblasts in culture with zirconia and alumina ceramics.
JBiomed Mater Res 1999; 47: 481-493

Cales B, Stefani Y. Mechanical properties and surface analysis of retrieved zirconia


femoral hip joint heads after an implantation time of two to three years. J Mater Sci
Mater Med 1994; 5: 376-380.

McLaren EA. All-ceramic alternatives to conventional metalceramic restorations.


Compend Contin Educ Dent 1998; 19: 307- 312

Anda mungkin juga menyukai