Anda di halaman 1dari 6

A.

PENDAHULUAN
MIGRAINE
1. DEFINISI
Migrain adalah suatu kondisi yang ditandai oleh sakit kepala sedang
sampai berat yang terjadi berulang kali berlangsung selama kurang dari
empat jam sampai tiga hari dan biasanya disertai dengan sakit kepala
sebagian dan dapat merambat ke seluruh bagian kepala.
Gejala migrain dapat meliputi sakit kepala sedang sampai berat, mual-
muntah, sensitive terhadap cahaya, suara, dan geraakan. Berdasarkan
gejalanya, migrain dibedakan menjadi dua, yaitu : migrain dengan aura dan
migrain tanpa aura. Migrain dengan aura adalah sakit kepala migrain yang
disertai dengan gejala/keluhan visual aura seperti scintillations, photopsia,
teichopsia, atau fortification spectrum. Sedangkan migrain tanpa aura
adalah sakit kepala migrain yang tidak disertai dengan gejala atau keluhan
visual aura selain itu frekuensi pada migrain tanpa aura lebih sering
dijumpai dari pada migrain dengan aura yaitu 5x dalam satu bulan (Dipiro
10th, 2018: 2730 & 2732).
2. ETIOLOGI
Terdapat dua teori untuk menjelaskan penyebab timbulnya migrain, yaitu
teori saraf dan teori gangguan dari pembuluh darah pada otak. Teori saraf
meliputi disfungsi kompleks dari saraf sensorik dan saraf disekitarnya
sedangkan pada teori gangguan dari pembuluh darah pada otak meliputi
adanya vasokontriksi dari arteri intracerebral yang diikuti dengan reaksi
vasodilatasi extracranial dan sait kepala. Selain itu, migrain juga dapat
disebabkan oleh beberapa fakor pemicu lainnya, antara lain:
1. Makanan (alkohol, kafein, coklat, makanan yang difermentasi, makanan
cepat saji, makanan yang mengandung MSG (monosodium gkutamat)
dan aspartam)
2. Lingkungan (lampu yang menyilaukan, dataran tinggi, suara yang
memekikkan, bau-bauan yang kuat, rokok dan perubahan cuaca)
3. Perilaku-fisiologi (kelebihan atau kekurangan tidur, pusing, menstruasi,
monopous, aktivitas seksual dan melewatkan makan) (Dipiro 10th, 2018:
2727 & 2741).
3. PATOFISIOLOGI
Melalui teori gangguan dari pembuluh darah pada otak patofisiologi dari
migrain dapat diketahui. Pada saat terjadi vasokontriksi dari arteri
intracerebral, extracranial akan mengalami vasodilatasi dan akan
mengaktifkan saraf trigeminal perivascular yang dapat melepaskan vasoaktif
neuropeptida yang dapat menghasilkan rasa nyeri melalui recruitment
mediator nyeri (Dipiro 7th, 2008 : 2728).

Nyeri kepala pada migren terjadi karena saraf trigeminus bagian anterior
dan saraf spinalis C2 dan C3 yang telah teraktivasi mengirim sensasi nyeri
menuju kepala, wajah dan bagian atas leher sehingga hampir 75% penderita
migren saat serangan mengeluh nyeri leher. Saraf trigeminus tidak hanya
mensuplai jaringan ekstrakranial tetapi juga struktur intrakranial, khususnya
pembuluh darah di dura dan piamater, pembuluh darah besar otak, sinus-
sinus dorsalis, dan duramater. Pembuluh darah di dura dan piamater banyak
sekali disuplai saraf trigeminus, sebagai akhiran dari saraf simpatis dan
parasimpatis. Khusus pembuluh darah intrakranial mengandung reseptor 5-
HT1B di post sinaps dan reseptor 5-HT1D di pre-sinaps. Reseptor 5-HT1B
juga ditemukan di sistem trigeminal sentral; aktivasi sistem vaskuler
trigeminal inilah yang menjadi dasar timbulnya nyeri kepala pada migren
(Strategi Pegobatan Akut Migrain, 2013).
B. PEMBAHASAN
Migrain adalah sakit kepala sedang sampai berat yang terjadi pada salah
satu bagian dari kepala dan dapat menyebar ke seluruh bagian kepala. Migrain
dapat disebabkan oleh beberapa faktor pemicu seperti konsumsi alkohol,
kafein, makanan cepat saji, kelebihan dan kekurangan tidur, faktor hormon
pada wanita dan penggunaan obat kombinasi hormonal kontrasepsi oral.
Terdapat dua jenis migrain, yaitu migrain dengan aura dan migrain tanpa aura.
Migrai aura adalah migrain yang sebelumnya diikuti dengan gejala atau
keluhan visual aura (penurunan kualitas penglihatan/blur/penyempitan luas
penglihatan) sedangkan migrain tanpa aura adalah sakit kepala migrain yang
sebelumnya tidak diikuti dengan gejala atau keluhan visual aura. Pasien Ny.
WT dikategorikan ke dalam pasien dengan migrain tanpa aura.
Pasien dengan diagnosis migrain yang sudah tidak lagi dapat ditolerir
untuk menggunakan analgesic (acetaminophen, NSAID: aspirin, ibuprofen dan
naproxen) direkomendasikan untuk memulai terapi obat dengan obat golongan
triptan atau dihidriergotamin/ergotamin tartrat. Pada kasus kali ini pasien di
rekomendasikan dokter menggunakan naratriptan 5 mg 3x sehari. Analisis
(DRP) penggunaan naratriptan pada kasus ini adalah tidak tepat dosis (besaran
dosis dan frekuensi), Dosis optimal naratriptan untuk akut migrain adalah 1
atau 2,5 mg pada saat serangan migrain terjadi, dapat diulang setelah 4 jam
apabila pusing kembali terulang, dan dengan dosis maksimum per harinya
adalah tidak boleh melebihi 5 mg. Naratriptan merupakan obat golongan
triptan yang merupakan first line terapi untuk migrain akut. Terdapat beberapa
macam obat dalam golongan triptan, namun pada kasus ini direkomendasikan
pasien untuk meggunakan naratriptan, dengan dasar pemilihan yaitu naratriptan
dapat mencegah kekambuhan 57% lebih besar dari sumatriptan yaitu 45%
kekambuhan, selain itu pemilihan naratriptan juga didasarkan pada efisiensi
penggunaannya pada pasien (agar tidak terjadi double triptan pada pasien yaitu
pada pengobatan migrain akut dan profilaksis migrain), selain itu pasien
mengeluhkan sering menaglami migrain pada saat menstruasi yang dimana
didapati bahwa menstruasi merupakan salah satu faktor pemicu migrain maka
direkomendasikan pasien untuk menggunakan profilaksis migrain saat
menstruasi menggunakan naratriptan 1 mg 2x sehari selama 5 hari.
Penggunaan dimulai dari 2 hari sebelum mentruasi. Berikut algoritma atau
tatalaksana terapi obat untuk pasien migrain.

(Dipiro 7th, 2008 : 2740)

(Dipiro 7th, 2008 : 2745)

(Newman, L et al, 2000)


Pasien yang dengan migrain sering kali diikuti denan manifestasi lain,
salah satunya adalah mual-muntah, namun pemberian antiemetic yang
direkomendasikan adalah pemberian antiemetic dengan rute non-oral.
Pemberian antiemetic non-oral ini dapat dilakukan dengan sediaan
suppositoria, semprot hidung dan injeksi sehingga pasien direkomendasikan
untuk menggunakan metoklopramid dengan dosis 10 mg 1x sehari.
(Dipiro 10th, 2018: 2734 dan Strategi Pegobatan Akut Migrain, 2013)
Saat ini pasien juga sedang mengonsumsi pil KB sejak enam bulan yang
lalu. Penggunaan kombinasi kontasepsi oral (progesterone-Esterogene)
merupakan salah satu pemicu terjadinya migrain. Estrogen merupakan
hormone yang bertanggungjawab terhadap kejadian migrain, dikarenakan
esterogen dapat mengkontrol molekul-molekul kimia dalam otak yang dapat
menimbulkan sensasi nyeri. Sehingga penurunan estrogen dapat memicu
terjadinya sakit kepala. Kejadian ini juga dapat terjadi ketika menstruasi
sehingga monopil Progesteron dinilai lebih aman dugunakan pada pasien
migrain dengan aura maupun tanpa aura, selain itu desogestrel juga dapat
mengurangi lama hari kejadian migrain serta analgesik untuk menangani gejala
yang ada (Nappi et al, 2013).

C. PENUTUP
Diskusi
No Penanya Pertanyaan Penjawab Jawaban
1 Anasta Apa beda migrain Zulfa Mazidah Migrain aura adalah migrain y
Frischaulia dengan aura dan (K 100150166) dengan gejala atau keluhan visual a
(K 100150193) migrain tanpa aura? migrain itu terjadi, visual aura ada
dimana fungsi penglihatan men
menyempit dan terkadang terdapat
area penglihatan sedangkan migai
tidak disertai dengan gejala ters
frekuensi kejadiannya lebih serin
migrain dengan aura. Yaitu 5x lebih
2 Miss Hassuna Apa beda sakit Elvira Jasmine Sakit kepala biasa seing kali menye
Lonngsatia kepala dengan sakit A.P bagian kepala sedangkan sakit ke
(K 100150197) kepala Migrain? (K 100150191) berawal dari salah satu sisi kepal
menyebar ke seluruh kepala seiring
waktu.
3 Sinsya Shofi Seberapa penting Zulfa Mazidah Sangat penting mengingat
Munira profilaksis migrain (K 100150166) merupakan salah satu faktor pemic
(K 100150192) saat menstruasi Elvira Jasmin migrain dan didapati pasien juga m
untuk pasien? A.P. sering terjadi migrain saat menstrua
(K100150191) mentruasi estrogen akan meningka
terjadinya migrain karena estr
mengontrol zat kimiawi dari otak
menimbulkan rasa nyeri.
Pertanyaaan dan saran pengampu pada revision FPP:
- Apakah Desogestrel ada di indonesia? -Ada-
- Migrain aura adalah migrain yang disertai dengan gejala atau keluhan visual aura sebelum migrai
visual aura adalah keadaan dimana fungsi penglihatan menurun, blur, menyempit dan terkadang t
kilatan pada area penglihatan.

Anda mungkin juga menyukai