University This vision of leadership promotes certain characteristics that a leader possesses, and traits which are suited for successful and effective performance. The focus lies on particular qualities like being innovative, willing to take risks and able to predict and create the future for organisation.
Visi ini kepemimpinan mempromosikan-sifat tertentu sifat-bahwa seorang pemimpin
memiliki, dan sifat-sifat yang cocok untuk kinerja yang sukses dan efektif. Fokusnya terletak pada kualitas tertentu seperti berada inovatif, bersedia untuk mengambil risiko dan mampu memprediksi dan menciptakan masa depan untuk organisasi- sation.
According to Manolis et al. (2013) the experiential
learning model is based on six assumptions: 1. Learning is best conceived as a process, not in terms of outcomes. 2. Learning is a continuous process grounded in experience. 3. Learning requires the resolution of conflicts between dialectically opposed modes of adaptation to the world. 4. Learning is a holistic process of adaptation. 5. Learning results from synergistic transactions between the person and the environment. 6. Learning is the process of creating knowledge. Menurut Manolis et al. ( 2013 ) pengalaman yang model pembelajaran didasarkan pada enam asumsi: 1. Belajar terbaik dipahami sebagai sebuah proses, bukan dalam hal hasil. 2. Belajar adalah proses yang berkesinambungan didasarkan pada pengalaman. 3. Belajar membutuhkan penyelesaian konflik antara mode dialektis menentang adaptasi terhadap dunia. 4. Belajar adalah proses holistik adaptasi. 5. Hasil Belajar dari transaksi sinergis antara orang dan lingkungan. 6. Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan.
Peterson and Seligman (2004) argued that specific virtues
of personalities help in developing leadership character and enable making ethical decisions as a leader. They chose six virtues which should be common among different cultures, religions, moral rules or philosophies. Those are: wisdom, courage, humanity, justice, temperance and transcendence.
Peterson dan Seligman ( 2004 ) mengemukakan bahwa virtual_transport tertentu
Sel kepribadian membantu dalam mengembangkan kepemimpinan char- acter dan memungkinkan membuat keputusan etis sebagai seorang pemimpin. Mereka memilih enam kebajikan yang harus umum di kalangan yang berbeda budaya, agama, aturan moral atau filsafat. Yaitu: kebijaksanaan, keberanian, kemanusiaan, keadilan, kesederhanaan dan transendensi. KEBIJAKSANAAN menurut untuk Peterson dan Seligman merupakan seperti itu atribut kognitif kreativitas, penghakiman dan cinta belajar KEBERANIAN bertanggung jawab untuk aset emosional seperti keberanian, ketekunan atau kejujuran KEMANUSIAAN harus menyediakan pemimpin dengan kemampuan nterpersonal yang seperti cinta, kebaikan dan kecerdasan sosial KEADILAN digambarkan sebagai kekuatan sipil yang bisa mempengaruhi kerja sama tim, adil dan kepemimpinan per se KESEDERHANAAN melindungi terhadap kelebihan, yaitu: pengampunan, kerendahan hati, kehati-hatian atau self-regulation TRANSENDENSI membantu pemimpin dalam menyebarkan mereka nilai-nilai dan membawa mereka ke penonton yang lebih besar. Hal ini dapat dicapai dengan bantuan dari rasa syukur, harapan, humor atau spiritualitas
Becoming a leader is connected to self-insight
and self-knowledge, since those allow students to discover their motivations, their desires and awareness of the responsibilities that they take on themselves. These con- cepts are the key to success as leaders. Menjadi pemimpin adalah terhubung dengan diri wawasan dan pengetahuan diri, karena mereka memungkinkan siswa untuk menemukan motivasi mereka, keinginan dan kesadaran dari mereka tanggung jawab yang mereka mengambil pada diri mereka sendiri. con ini konsep-adalah kunci untuk sukses sebagai pemimpin.
Hasil Penelitian - Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Dampak Dari Guru Yang Diarahkan Dan Anak Yang Diarahkan Dari Permainan Sandiwara Terhadap Kompetensi Kognitif Dari Pada Anak
Hasil Penelitian - Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Dampak Dari Guru Yang Diarahkan Dan Anak Yang Diarahkan Dari Permainan Sandiwara Terhadap Kompetensi Kognitif Dari Pada Anak