setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, jenis kelamin, politik yang dianut, dan tingkat sosial
ekonominya. Selanjutnya pada tahun 1980, “WHO menghimbau kepada anggota
WHO supaya melakukan langkah-langkah dalam melakukan pembangunan
kesehatan, sehingga derajat kesehatan setiap orang meningkat” sesuai dengan isi
deklarasikan yang dideklarasikan WHO yakni “Health for all by the Year 2000”.
Negara Indonesia menindaklanjuti komitmen Health for all by the Year 2000
melalui Sistem Kesehatan Nasional atau yang dikenal dengan singkatan SKN
pada tahun 1982 dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan
(RPJK). Selanjutnya memasuki abad XXI Indonesia telah menetapkan Indonesia
Sehat 2010 sebagai visi pembangunan kesehatan. Penerapan paradigma baru
dalam pembangunan kesehatan, yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk
lebih meningkatkan kesehatan bangsa yaitu bersifat proaktif. Dalam mewujudkan
visi, ditetapkan misi pembangunan kesehatan. Misi pembangunan kesehatan di
Indonesia di antaranya:
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemadirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara, meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
dan terjangkau.
1
masyarakat antardaerah maka kebijaksanaan pembangunan kesehatan dalam
periode decade medatang telah dipikirkan secara cermat dan komprehensif.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan di rumuskan sebagai Indonesia Sehat 2010 yakni berupa
masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Salah
satu kunci keberhasilan pembangunan kesehatan adalah mengaktualisasikan
paradigma sehat sebagai gerakan nasional, di mana sebagai langkah awal telah di
canangkan oleh presiden. Paradigma sehat dibedakan menjadi 2 yakni:
1. Paradigama secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memerhatikan dampaknya terhadap kesehatan kesehatan, paling tidak
harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat.
2. Paradigma secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan akan
menekankan supaya kurantif dan rehabilitative.
Akan tetapi, paradigma pembangunan sekarang lebih berorientasi pada
pemerataan dan peningkatan kualitas manusia, sehingga ukuran keberhasilan
pembangunan adalah kualitas sumber daya manusia, sehingga ukuran
keberhasilan pembangunan adalah kualitas sumber daya manusia seperti indeks
pembangunan manusia (IPM), ndeks kemiskinan manusia (IKM), dan indeks
pembangunan gender (IPG). Dahulu kala paradigma pembangunan adalah diukur
dari pertumbuhan fisik dan ekonomi.
2
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.
PARADIGMA SEHAT
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan
kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi
banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan
pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada
upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.
3
INDIKATOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN
MASYARAKAT
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
A. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi:
1. indikator komprehensif- angka kematian kasar menurun
a. rasio angka mortalitas proporsial rendah
b. umur harapan hidup meningkat
2. Indikator spesifik- angka kematian ibu dan anak menurun
a. angka kematian karena penyakit menular menurun
b. angka kelahiran menurun
B. Indikator pelayanan kesehatan
1. rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2. distribusi tenaga kesehatan merata
3. informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas
kesehatan lain, dsb
4. informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehtan diantaranya
rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, dsb.
4
2. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar
sehat belum merata ke sebagian penduduk Indonesia.
3. Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah
dan memprihatinkan.
D. Factor pelayanan kesehatan
1. Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian
propinsi di indonsia yang belum mendapat pelayanan kesehatan
maksimal dan belum merata.
2. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya
kuratif.
3. Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.
5
upaya promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-
rehabilitatif.
Faktor-faktor kritis yang menentukan keberhasilan Pembangunan
Nasional Berwawasan Kesehatan meliputi:
a. Wawasan Kesehatan sebagai Azaz Pembangunan Nasional
b. Paradigma Sehatan sebagai Komitmen Gerakan Nasional
c. Mendorong Promotif dan Preventif
d. Dukungan SumberdayaBerkesinambungan
e. Sosialisasi internal dan eksternal
f. Restrukturisasi dan Revitalisasi Infrastruktur.
2. Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan
berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan
nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar
kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi,
akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya.
Profesionalisme terdiri dari:
a. Pemantapan Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Pemantapan Iptek, Imtaq serta Etika Profesi
c. Penciptaan Aliansi Strategis IS 2015
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu
digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam
pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem
pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula
untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat meliputi:
a. Pencanaan JPKM bersamaan gerakan Paradigma Sehat
b. Dukungan Peraturan Perundang-Undangan
c. Sosialisasi nternal dan eksternal
d. Memberi keleluasaan pengelolaan secara bertanggung jawab
4. Desentralisasi
6
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi
spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar
didelegasikan kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan.
rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan. Syaratnya adalah:
a. Keseimbangan sinergi azaz desentralisasi, dekonsentrasi dan
perbantuan
b. Penegasan peringkat dan kewenangan
c. Kejelasan pedoman pengelolaan disertai indikator kota/kab sehat
d. Pemberdayaan kemampuan untuk menerapkan desentralisasi
e. Sistem dan Kebijakan SDM yang mendukung
f. Infrastruktur Lintas Sektor yang mendukung
g. Mekanisme Pengendalian Andal
7
Program Pemukiman, Perumahan dan Bangunan Sehat
Program Program Penyehatan Air
c. Pokok Program Upaya Kesehatan:
Program Pemberantasan Penyakit Menular dan Imunisasi
Program Pencegahan Penyakit tidak Menular
Program Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Penunjang\
Program Pembinaan dan Pengembangan Pengobatan
Tradisional
Program Kesehatan Reproduksi
Program Perbaikan Gizi
Program Kesehatan Mata
Program Pengembangan Survailans Epidemilogi
Program Penanggulangan Bencana dan Bantuan
Kemanusiaan
d. Pokok Program Sumber Daya Kesehatan:
Program Perencanaan, Pendayagunaan serta Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Program Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat
Program Pengembangan Sarana dan Perbekalan Kesehatan
e. Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
Program Pengamanan Bahaya Penyalahgunaan dan
Kesalahgunaan Obat, Narkotika, Psikotrapika, Zat Aditif
lain dan Bahan Berbahaya lainnya
Program Pengamanan dan Pengawasan Makanan dan
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Program Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Kosmetika
dan Alat Kesehatan
Program Penggunaan Obat Rasional
Program Obat Esensial
8
Program Pembinaan dan Pengembangan Obat Asli
Indonesia
Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Farmasi
f. Pokok Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan
Kesehatan:
Program Pengembangan Kebijakan Kesehatan Program
Program Pengembangan Manajemen Pembangunan
Kesehatan
Program Pengembangan Hukum Kesehatan
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
g. Pokok Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kesehatan
Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Lingkungan Sehat
Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Upaya
Kesehatan
Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Sumber Daya Kesehatan
Program Penelitian dan pengembangan Kebijakan dan
Manajemen Pembangunan Kesehatan
Program Penelitian dan pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar
dan Terapan Bidang Kesehatan
2. Program Kesehatan Unggulan
Menyadari keterbatasan sumber daya yang tersedia serta disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat
dan kecendrungannya pada masa mendatang, maka untuk
meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat
yang dinilai penting untuk mendukung keberhasilan program
pembangunan nasional, ditetapkan 10 program kesehatan, sebagai
berikut :
9
a. Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi
b. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Program Pencegahan Kecelakaan & Rudapaksa, termasuk
Keselamatan lalulintas
d. Program Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana
e. Program Peningkatan Perilaku Hidup Sehat
f. Program Pengawasan Obat Bahan Berbahaya Makanan &
Minuman
g. Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat
h. Program Perbaikan Gizi
i. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
j. Program Kebijaksanaan Kesehatan. Pembiayaan Kesehatan &
Hukum Kesehatan.
10