2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Komunikasi
Efektif RSU Prima Husada ini dapat selesai disusun.
Buku Pedoman ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam
menjalankan komunikasi efektif di RSU Prima Husada.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang cara berkomunikasi efektif di RSU Prima
Husada.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Komunikasi
Efektif RSU Prima Husada
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................................2
BAB II KONSEP KOMUNIKASI......................................................................................3
A. Pengertian...................................................................................................................3
B. Jenis Komunikasi........................................................................................................4
C. Sikap Dalam Berkomunikasi......................................................................................5
D. Prinsip Komunikasi....................................................................................................5
E. Proses Komunikasi.....................................................................................................7
F. Unsur-Unsur Dalama Komunikasi Efektif..................................................................8
G. Sifat Komunikasi........................................................................................................9
H. Syarat Komunikasi Efektif.........................................................................................9
I. Hambatan Dalam Berkomunikasi..............................................................................10
BAB III KOMUNIKASI EFEKTIF DI RS........................................................................11
A. Ruang Lingkup.........................................................................................................11
B. Identifikasi Populasi.................................................................................................20
BAB XI PENUTUP...........................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke
pihak lain dengan menggunakan suatu media. Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu
(pesan) yang dibertahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikasi, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi yang baik adalah
komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapa diterima dengan baik tanpa
menimbulkan perasaan negative.
Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu
komponen yang harus dikuasai tenaga kesehatan. Kompetensi komunikasi menentuka
keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Tidak mudah
bagi dokter serta tenag kesehatan lain untuk menggali keterangan dari pasien karena
memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang
dilandasi dengan keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan,
maupun kepentingan masing-masing. Dengan terbangunya hubungan saling percaya,
pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu
dokter dan tenaga kesehatan lain dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan
memberi terapi yang tepat bagi pasien.
Rumah sakit juga ibarat sebuah perusahaan atau organisasi yang merupakan
kerjasama dari tim baik dari tenaga kesehatan maupun staf manajemen terkait lainnya.
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu komponen penting dalam membangun
sebuah teamwork yang baik dalam suatu organisasi. Komunikasi dibutuhkan organisasi
sebagai suatu proses atau suatu kegiatan dalam mencapai visi misi dan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, komunikasi harus dikelola dengan baik agar kegiatan organisasi dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Terhadap hal ini diperlukan adanya pedoman
komunikasi efektif di Rumah Sakit Umum Prima Husada Sidoarjo.
Komunikasi yang efektif adalah hal yang paling sering disebutkan sebagai
penyebab dalam kasus-kasus sentinel, komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat,
lengkap, tidak rancu dan dimengerti oleh sang penerima. Penelitian juga menunjukkan
bahwa penundaan dalam menanggapi hasil yang penting dapat mempengaruhi secara
negatif hasil akhir pasien.
1
B. Tujuan
1. Sebagai pedoman cara berkomunikasi bagi petugas dalam bekerja sehari-hari di
lingkungan RSU Prima Husada Sidoarjo
2. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien.
C. Manfaat
Manfaat Pedoman Komunikasi Efektif Rumah Sakit Umum Prima Husada Sidoarjo
adalah :
1. Terciptanya komunikasi efektif antar Pimpinan, Profesional Pemberi Asuhan, unit
struktural, dan kelompok manajemen di rumah sakit
2. Terciptanya komunikasi efektif antar Profesional Pemberi Asuhan ( dokter,
perawat, ahli gizi, apoteker, dll )
3. Terciptanya komunikasi efektif antar Profesional Pemberi Asuhan dengan pasien
dan keluarga pasien selama dalam perawatan
4. Terciptanya komunikasi efektif antar staf dan manajemen rumah sakit dengan
masyarakat di luar rumah sakit
5. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
BAB II
KONSEP KOMUNIKASI
A. Pengertian
2
Komunikasi adalah proses timbal balik mengirim dan menerima pesan
menggunakan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal. Arnold (1995), Balzer
(1996)
Dalam hubungan PPA-pasien, komunikasi bukan hanya melibatkan sekedar
transmisi informasi, tetapi juga transmisi perasaan mereka sudah dikenali. Sheppard
(1993)
Patient-ceritered communication didefinisikan sebagai komunikasi yang
mengajak dan mendorong pasien untuk berpartisipasi dan berorganisasi dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan mereka sendiri. Langewitz (1998)
Komunikasi dapat didefisinisikan sebagai transaksi dan menciptakan pesan.
Seluruh proses terjadi dalam konteks yang terdiri dari fisik, niai-nilai budaya, sosial dan
kondisi psikologis.
Mendengarkan adalah penting dalam komunikasi. Dengan mendengarkan, PPA
menilai situasi dan masalah pasien, meningkatkan harga diri dan mengintegrasikan
diagnosis dan proses perawatan.
Komunikasi yang baik tidak hanya didsarkan pada kemampuan penampilan fisik
PPA, tetapi juga pada pendidikan dan pengalaman. Lambrini, 2014
Komunikasi yang efektif membutuhkan pemahaman pasien dan pengalaman
mereka mengekspresikan. Hal ini membutuhkan keterampilan dan sekaligus niat tulus
dari PPA untuk memahami apa masalah pasien. Untuk memahami pasien, PPA harus
menyampaikan pesan bahwa dia dapat dimengerti dan di terima.
Hubungan personal yang baik digabarkan sebagai kemmpuan PPA mengajukan
pertanyaan, memberikan informasi dengan cara yang tidak menakut-nakuti, yang
menunjukkan minat, menciptakan perasaan menerima,percaya dan menunjukan
hubungan yang hrmonis. (Leddy & pepper’s, 2014)
B. Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Pesan verbal dikomunikasikan melalui kata-kata atau bahasa. Bahasa lisa dan tulisan
terdiri dari isyarat verbal. Sering paraverbal (paralinguistik) isyarat menyertai pesan
verbal. Isyarat ini termasuk pitch dan nada suara : kecepatan, infleksi, dan volume,
dengusan dan vokalisasi nonlanguage lainnya.
Pesan verbal :
Gunakan kata-kata sederhana
Informasikan jika ada keterlambatan
Setelah selesai beri tahu kapan anda kembali
2. Komunikasi non verbal
3
Orang mengirim pesan nonverbal melalui bahasa tubuh bukan kata-kata.perawat harus
memperhatikan isyarat nonverbal untuk secara akurat mengintrespasikan perubahan
perilaku pasien.
Pesan nonverbal
Ekspresi wajah (senyum, kontak mata)
Posture
Gestures
Jangan mengabaikan dan kasar
Segera menolong jika ada yang meminta
3. Komunikasi tertulis : merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis
baik manual maupun melalui media seperti email, surat media cetak, dll. Prinsip
kominikasi tertulis :
Lengkap
Ringkas
Pertimbangan
Konkrit
Jelas
Sopan
Benar
D. Prinsip komunikasi
1. Kehadiran : secara fisik hadir (kontak mata, tubuh condong kesarah pasien, secara
psikologis hadir (mendengarkan dengan penuh perhatian )
4
2. Empati : kemampuan untuk memahami, merasakan, berbagi, dan menerima perasaan
lain.
3. Respek : rasa hormat atau penghargaan pengakuan atas martabat, nilai dan keunikan
setiap individu, tanpa memandang status sosial ekonomi, stribut pribadi dan sifat dari
masalah kesehatan.
4. Genuinenes : keadaan yang real, jujur dan tulis
5. Kepercayaan : PPA menepati janji untuk paisen. Jika kepercayaan dilanggar, sulit
untuk membangun kembali.
6. Professional intimacy : melekat pada asuhan/pelayanan yang diberikan perawat.
7. Kekuatan “power” : PPA memiliki otoritas dan pengaruh yang lebih dalam sistem
pelayanan kesehatan seperti, pengetahuan khusus, kewenangan akses keinformasi dan
kemampuan untuk melakukan advokasi kepada pasien.
8. “Significant others“ : secara tepat memberdayakan, dengan cara peduli,
memungkinkan perawat untuk bermitra dengan pasien untuk memenuhi
kebutuhannya.
9. Waktu dan tempat : tidak hanya jumlah waktu, tetapi juga waktu interaksi dapat
memiliki dampak yang signifikan pada hasil interaksi. Lingkungan fisik harus nyaman
dan perhatikan privasinya.
10. Setting : setelah menetapkan waktu dan tempat yang tepat PPA harus
memperkenalkan dirinya dan memperjelas tujuan interaksi dan durasi yag diharapkan.
11. Mendengarkan aktif : merefleksikan kembali pemahaman anda tentang apa yang
seseorang katakan kepada anda, untuk mengkonfirmasi bawahan dan memahami
pesannya. Mendengar dan menafsirkan bahasa, melihat perangkat nonverbal dan
paraverbal, dan mengidentifikasi perasaan yang melandasinya.
Cara untukmenjadipendengaraktif :
Meluangkan waktu untuk mendengarkan.
Memberikan perhatian penuh.
Membuat konta kmata.
Meresponsinyal verbal dan nonverbal, petunjuk dari pasien.
Menganalisis dan menvalidasi seluruh percakapan.
Menangguhkan penilaian.
Mendengarkan antara setiap pernyataan.
Memahami antara fakta dan perasaan.
Memperhatikan hal yang tidak diungkapkan pasien yang seharusnya didiskusikan
tetapi hormat.
Perkenalkan diri, nama dan status professional dan pakai tanda pengenal (name
tag)
Tanyakan kepada pasien, mereka suka dipanggil dengan sabutan apa ?
5
Perhatikan kenyamanan, kesopanaan dan privasi pasien.
Persiapkan pasien sebelum melakukan prosedur, terutama yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan.
Berkomunikasi dengan pasien dengan cara menunjukkan keinginan untuk
mendengarkan, memahami dan membantu.
E. Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh penerima pesan, dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003)
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melalui prinsip sebagai berikut :
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
2. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
3. Isi pesan dibacakan kembali (red back) secara lengkap oleh penerima pesan
4. Pemberi pesan menverifikasi isi pesan kepada penerima pesan.
5. Penerima pesan memverifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil
verifikasi
6
6. Dalam berkomunikasi adakalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama
orang dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikasi sebaiknya
mengeja huruf demi huruf menggunakan alfa beth internasional yaitu :
Kode Phonetic Alfabeth internasional
7
b. Mendengar (listening) termasuk memotong kalimat
c. Cara mengamati (Observation) agar dapat memahami yang tersiratdi balik yang
tersurat (bahasa non verbal) di balik ungkapan kalimat / kata.
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
mengganggu komunikasi.
G. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi ( asuhan ) dan edukasi ( pelayanan promosi ):
1. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan di dalam rumah sakit adalah :
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternatif memgenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melalui kemampuan rumh sakit.
2. Komunikasi yang bersifat edukasi
a. Edukasi tentang penggunaan obat yang aman, potensi efek samping obat, potensi
interaksi antar obat konvensional, obat bebas, serta suplemen atau makanan.
b. Edukasi tentang penyakit, proses asuhan
c. Edukasi tentang keamanan dan efektif penggunaan peralatan medis
d. Edukasi tentang diet dan nutrisi
e. Edukasi tentang nyeri dan manajemen nyeri
f. Edukasi tentang teknik rehabilitas
g. Edukasi tentang cara cuci tangan
Komunikasi efektif adalah : tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh
penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan ( kesalah pahaman ).
8
BAB III
A. Ruang Lingkup
Komunikassi efektif diterapkan dalam kegiatan sehari – hari di RSU Prima Husada
Sidoarjo dalam lingkup : Komunikasi dengan masyarakat, Komunikasi dengan pasien
dan keluarga, Komunikasi efektif antar staf klinis / pemberi asuhan, Komunikasi
internal rumah sakit
1. Komunikasi Dengan Masyarakat
Identifikasi komunitas dan populasi berdasar data demografi seluruh pengunjung
RS yang telah dianalisi tentang : penyakit, jenis kelamin, umur, ras / etnis, agama
dan bahasa yang digunakan, tempat domisili, dll yang terkait untuk :
a. Komunikasi lanjutan tentang informasi palayanan, jam pelayanan dan proses
mendapatkan pelayanan
b. Informasi tentang kualitas pelayanan yang diberikan kepada publik dan kepada
sumber rujukan.
c. Bentuk dan Strategi komunikasi :
1) PKRS = Promosi Kesehatan Rumah Sait melalui individu maupun
kelompok pada : Edukasi pada pengunjung pasien di rawat jalan dan
penunggu pasien di rawat inap
2) Seminar awam seputar masalah kesehatan
3) Melalui leaflet, brosur, spanduk
9
Akses Informasi ini dapat diperoleh melalui :
Brosur atau leaflet tentang informasi pelayanan dan fasilitas di RSU Prima
Husada
Bagian informasi RSU Prima Husada ( nomor telepon 031 8672303 )
Papan informasi fasilitas dan pelayanan RSU Prima Husada
2. Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang asuhan dan pelayanan melalui
brosur, leaflet, spanduk, banner dan diberi informasi bagaimana mengakses
pelayanan di RSU PrimaHusada Sidoarjo
b. Pasien dan keluarga diberi informasi bahwa RSU Prima Husada Sidoarjo
memberiksan pelayanan :
1) Rawat jalan umum, spesilis
2) Rawat inap mulai dari kelas III sampai VIP yang dilengkapi dengan
ruang isolasi
3) Perawatan insentif ( HCU )
4) IGD 24 jam
5) Penunjang medis Laborat
c. Apabila pasien membutuhkan asuhan dan pelayanan yang tidak terdapat di
RSU Prima Husada Sidoarjo, maka pasien dan keluarga diberikan informasi
tentang sumber alternative ( dirujuk ) ke rumah sakit yang lebih tinggi yang
sudah bekerjasama dengan RSU Prima Husada Sidoarjo atau atas permintaan
pasien dan keluarga
d. Informasi menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan apabila pasien dan
keluarga menggunakan bahasa yang tidak dimengerti maka RSU Prima
Husada Sidoarjo meminta bantuan anggota keluarga sebagai penterjemah.
e. Tatalaksana komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
pasien
1) Pastikan materi edukasi sudah tersedia
2) Petugas penerima pasien melakukan asesmen kemampuan, kemauan
belajar dan kebutuhan edukasi pasien dan keluarga, meiputi :
Keyakinan dan nilai – nilai pasien dan keluarga
Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
Hambatan emosional dan motivasi
Keterbatasan fisik dan kognitif
Kesediaan pasien untuk menerima informasi
3. Hasil asesmen dicatat dalam lembar berkas rekam medis pasien untuk
pasien Rawat Inap.
4. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga hasil asesmen, diagnosis
dan rencana asuhan, penjelasan hasil asuhan dan pengobatan termasuk yang
tidak diharapkan
10
5. Berikan penjelasan hak dan tangggung jawab untuk berpartisipasi pada
proses asuhan
6. Lakukan verifikasi untuk memastikan bahwa pasien dan keluarga menerima
dan memahami edukasi yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien sbb :
Apabila pasien dalam kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi
yang dilakukan adalah menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan.
Apabila dalam hambatan fisik, maka verifikasinya dengan pihak
keluarga
Apabila pasien ada hambatan emosional ( marah ) maka verifikasinya
adalah dengan menanyakan kembali sejauh mana pasien mengerti
tentang materi yang diberikan
Dari hasil verifikasi, lakukan klarifikasi apabila informasi yang
disampaikan belum sesuai.
7. Petugas pemberi informasi dan edukasi pasien, mengisi formulir edukasi
dan menandatanginya serta meminta tanda tangan pasien atau keluarga
pasien sebagai bukti bahwa telah diberikan edukasi dan informasi
8. Simpan form yang sudah di tanda tangani dalam berkas RM
3. Komunikasi antar staf klinis / pemberi asuhan
Komunikasi antar staf klinis / pemberi asuhan dilakukan setiap waktu selama
proses pemberi asuhan keada pasien.
Tata cara komunikasi yang efektif antar staf klinis pada saat bekerja shift dan
antar shift yang meliputi informasi tentang :
a. Informasi kondisi pasien ( status kesehatan ) antar staf klinis termasuk PPA
berdasarkan pada proses yang sedang berjalan atau pada saat penting tertentu
dalam proses asuhan ditulis dalam rekam medis pada form CPPT
b. Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang
c. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosa kompleks dibuat profil ringkas
medis rawat jalan
d. Informasi yang dikomunikasikan termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan
yang diberikan pada saat transfer dan rujukan, dengan mengisi form pengantar
transfer pasien dan ceklist kriteria transfer pasien intra rumah sakit
e. Pelaksanaan serah terima ( hand over ) pada pergantian shift maupun dalam
shift
f. Pelaksanaan komunikasi verbal dengan menggunakan metode SBAR
dilakukan pada saat :
1) Saat melaporkan pasien via tlp
2) Menyampaikan hasil kritis
3) Saat serah terima pasien ( hand over )
11
Tata cara komunikasi efektif dalam serah terima ( hand over )
12
2) Jelaskan Background ( latar belakang medis ) yang berkaitan dengan
situasi tersebut :
Tanggal mulai dirawat
Diagnosa awal dan diagnosa kerja saat ini.
Hasil pemeriksaan sebelumnya : pemeriksaan fisik, laboratoris,
13
c. Hasil nilai kritis didokumentasikan dalam CPPT ( RM 5) oleh penerima
informasi dengan membutuhkan stempel nilai kritis yang berisi tanggal dan
jam
No SEROLOGI Nilai
1 Hepatitis Positif
2 HIV Reaktif
14
infeksi nosokomial
6 Sputum Positif BTA Urgent
(Batang tahan
asam pada
spesimen sputum)
15
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat
kerja dan kepuasan kerja.
b. Komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat
waktu diseluruh rumah sakit termasuk yang urgent antara lain code blue untuk
memperoleh bantuan hidup dasar yang diberikan dengan segera saat dikenali
henti jantung dan tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit setelah
mengaktifkan code blue dan code red, untuk kejadian bencana, kejadian luar
biasa (kebakaran, banjir, benda mencurigakan/bom, kebocoran gas elpigi, dan
lain-lain di RSU Prima Husada Sidoarjo.untuk menyelamatkan
pasien/pengunjung, petugas, peralatan medis dlsb.
c. Tata cara berkomunikasi efektif internal RSU Prima Husada Sidoarjo :
1) Sosialisasikan visi, misi dan rencana Strategis RSU Prima Husada
Sidoarjo
2) Pertemuan / rapat rutin yang diadakan di lingkungan RSU Prima Husada
Sidoarjo, antara lain :
a) Rapat Direktur : rapat yang diadakan oleh Direktur RSU Prima
Husada Sidoarjo diadakan sekurang – kurangnya satu kali dalam satu
bulan untuk membahas hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan
operasional rumah sakit dan membahas kunjungan pasien. Rapat
dihadiri oleh Direktur, Kepala Instalasi RSU Prima Husada Sidoarjo
5. Komunikasi Eksternal Rumah Sakit
a. Komunikasi eksternal rumah sakit dilakukan dengan rumah sakit lain, mitra
kerja. Bentuk komunikasi ini dapat dilakukan melalui telepon, interpersonal (
face to face ).
b. RSU Prima Husada Sidoarjo menerapkan strategi komunikasi eksternal
melalui media dan layanan publik.
c. Melalui kesepakatan dalam bentuk kerjasama.
d. Pencapaian strategi di titik beratkan pada informasi dalam bentuk promosi
yang berfokus pada ketersediaan pelayanan kesehatan
e. Tata cara komunikasi eksternal yang diterapkan di RSU Prima Husada
Sidoarjo
Penerimaan tamu secara langsung
Bekerja sama dengan pihak ketiga dengan cara membuat Kesepakatan
Kerjasama ( MoU )
Melakukan surat menyurat
Brosur, Leaflet, spanduk, standing banner.
16
1. Petugas informasi memastikan kelengkapan data informasi rumah sakit
tersedia ditempat meliputi jam pelayanan, pelayanan tersedia, cara
mendapatkan pelayanan, sumber alternatif pelayanan ketika kebutuhan
asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit
2. Lakukan pengamatan singkat untuk mendapatkan informasi penanya
tentang hal berikut :
a) Keyakinan pasien dan keluarga
b) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan, dan bahasa yang
digunakan
c) Keterbatasan fisik dan kognitif
d) Ketersediaan pasien untuk menerima informasi
3. Berdasarkan pengamatan tersebut, berikan informasi yang diperlukan
pasien dengan media :
a) Pasien dalam kondisi baik, maka sanpaikan informasi secara
langsung dengan lisan
b) Jika penanya mempunyai hambatan fisik dan kognitif ( tuna rungu,
tuna wicara ) gunakan leaflet kepada pasien dan keluarga serta
jelaskan kepada mereka
c) Jika penanya mempunyai hambatan emosional maka berikan leaflet
informasi pelayanan dan menyarankan penanya untuk membaca
leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, sarankan
pasien mengubungi kembali dengan mencantumkan notephone yang
bisa dihubungi
d) Lakukan verifikasi untuk memastikan penanya paham dengan
informasi yang diberikan
e) Dari hasil verifikasi, lakukan klarifikasi apabila esensi informasi
disampaikan belum sesuai dengan informasi yang diberikan
f) Catat dalam dokumen pemberian informasi
B. Identifikasi populasi
1. Tata laksana identifikasi komunitas dan populasi
RSU Prima Husada Sidoarjo melakukan identifikasi komunitas dan populasi
internal dan eksternal yang menjadi pusat perhatian dalam pemeberian informasi
melalui analisa data demografi kunjungan kunjungan Rawat Jalan maupun Rawat
Inap.
2. Pengolahan data dan penentuan sasaran / target harus memberikan gambaran dalam
pemebrian informasi yang tepat dan cepat
3. Proses identifikasi terhadap komunitas dan populasi dilakukan oleh Unit Humas,
Marketing dan SIM RS RSU Prima Husada Sidoarjo
17
BAB IV
PENUTUP
18
Pedoman komunikasi efektif ini disusun sebagai acuan rumah sakit dalam melakukan
kegiatan komunikasi informasi baik internal maupun eksternal sehingga kegiatan dapat
terlaksana sesuai dengan harapan rumah sakit. Seluruh staf dapat melaksanakan kegiatan
dengan lancar dan masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan memanfaatkan pelayanan
di Rumah Sakit Umum Prima Husada Sidoarjo.
Ditetapkan : Sidoarjo
Pada Tanggal : 02 Mei 2019
Direktur,
RSU Prima Husada
19