A. Pendahuluan
Kelainan kulit dapat didiagnosis dengan berbagai cara, mulai dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan tambahan berupa biopsi, scraping, diaskopi, wood light
dan tzanck testing.1 Namun pemeriksaan fisik seringkali menjadi pilihan favorit karena dapat
dilakukan dengan cepat, mudah, dan hasil cukup akurat. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan fisik kelainan kulit, yaitu lokasi, morfologi,
jumlah, ukuran, warna, batas, bentuk, dan distribusi ruam. Setiap poin tersebut dapat
memberikan petunjuk mengenai kelainan kulit yang terjadi, misalnya bentuk ruam (tabel 1),
jika ruam berbentuk serpiginous, yakni ruam seperti ular, kemungkinan kelainan disebabkan
oleh cutaneous larva migrans.2,3
Ruam kulit dapat dibedakan atas ruam primer dan ruam sekunder. Ruam primer
merupakan ruam yang terjadi sebagai akibat langsung dari penyakit yang dialami, misalnya
makula, papul, nodul, plak, urtika, vesikel, bula, pustul, dan kista. Adapun ruam sekunder
adalah ruam hasil perkembangan lesi primer atau perubahan pada lesi primer yang disebabkan
oleh faktor eksternal seperti garukan, trauma, maupun infeksi sekunder. Bentuk dari ruam
sekunder diantaranya adalah skuama, krusta, erosi, ekskoriasi, ulkus, fisura, dan linefikasi.4,5
B. Isi
1. Ekskoriasi
2. Ulkus
Ulkus adalah hilangnya lapisan kulit hingga lapisan dermis atau lebih dalam. Karena
kerusakan telah mencapai dermis, penyembuhan ulkus akan menyisakan jaringan parut. Ulkus
umumnya telah memiliki batas yang jelas yaitu, dinding, dasar, dan isi. Terdapat berbagai jenis
ulkus yang terjadi pada kulit, diantaranya adalah pressure ulcus, ulkus genital, ulcerative
dermatitis dan diabetic foot ulcer.6
Pressure ulcus disebabkan oleh tekanan dalam jangka waktu panjang pada kulit dan
jaringan dibawahnya. Tonjolan otot seperti coccyx, scapula dan patella merupakan lokasi
umum terjadinya pressure ulcus. Tekanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama akan
mengurangi aliran darah, oksigen, dan nutrisi kejaringan bersangkutan yang dapat
menyebabkan terjadinya ulkus. Resiko pressure ulkus terdapat pada pasien dengan penyakit
kronik sehingga harus berada dalam posisi sedenter dalam jangka waktu lama. Penggunaan alat
medis seperti selang oksigen, feeding tubes, urinary catheters dan blood pressure cuffs juga
dapat menyebabkan ulkus tipe ini.8
Menurut National Pressure Ulcer Advisory Panel, pressure ulcer dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (gambar 2):
- Tahap 1, kulit belum rusak dan tidak pucat ketika ditekan, namun lokasinya dapat
mengalami nyeri, keras, lembek, panas, atau dingin.
- Tahap 2, epidermis dan/atau dermis sudah mengalami kerusakan dengan luka dangkal
berwarna merah atau merah muda
- Tahap 3, luka dalam dan tampak seperti kawah serta telah mencapai jaringan lemak
- Tahap 4, hilangnya jaringan dalam skala luas hingga mencapai otot, tendon, bahkan
tulang.
Selain klasifikasi diatas, pressure ulcus juga dapat berupa kerusakan pada jaringan
dibawah epidermis, sementara epidermis tetap utuh. Pada pressure ulcus tipe ini, epidermis
akan berwarna lebih gelap dibanding sekitarnya dan terdapat rasa sakit.9
3. Fisura
4. Likenifikasi
Likenifikasi adalah penebalan lapisan kulit akibat penggarukan atau trauma yang terus
menerus. Linefikasi awal bersifat agak kasar, kering, dan mengalami eritema. Selanjutnya kulit
akan mengalami penebalan dan hiperkeratosis membentuk kulit yang kasar dan hitam serta
sering disebut sebagai tree bark. Penebalan ini disebabkan oleh proliferasi keratinosit dan sel
pada lapisan stratum basal secara berlebihan serta terjadi perubahan kolagen pada daerah
dermis. Likenifikasi sering ditemukan pada dermatitis atopik dan lichen simplex chronicus.6
Pada penelitian terakhir diketahui bahwa tidak ada korelasi antara ras tertentu dengan
peningkatan kejadian likenifikasi. Hal ini menyanggah pemahaman sebelumnya bahwa ras
Asia dan Afrika-Amerika memiliki kecenderungan yang lebih besar. Likenifikasi paling
banyak terjadi pada rentang usia 30-50 tahun.11
Lichen simplex chronicus atau yang dikenal sebagai neurodermatitis ditandai dengan
munculnya likenifikasi sebagai ruam sekunder akibat garukan atau gosokan berulang. Lichen
simplex chronicus umumnya ditemukan di daerah yang mudah dijangkau oleh tangan. Rasa
gatal pada daerah tersebut menimbulkan keinginan untuk menggaruk, meski penyebab dari
gatal itu sendiri tidak diketahui. Lichen simplec chronius lebih sering terjadi pada wanita
dibandingka pria. Bahkan salah satu varian dari kondisi ini, yaitu lichen nuchae, dimana
likenifikasi ditemukan di medial-posterior leher hanya ditemukan pada wanita.11
Ruam sekunder merupakan perkembangan lebih lanjut dari ruam primer utamanya
akibat pengaruh faktor eksternal seperti garukan, trauma, dan infeksi sekunder. Bentuk-bentuk
ruam sekunder meliputi skuama, krusta, erosi, ekskoriasi, ulkus, fisura dan likenifikasi.
Eksoriasi adalah pelepasan lapisan kulit hingga lapisan stratum papilar. Ulkus adalah pelepasan
lapisan kulit hingga lapisan dermis atau lebih. Fisura merupakan varian dari ulkus yang
berbentuk lurus. Likenifikasi merupakan penebalan dan hiperkeratinisasi lapisan stratum
korneum dan memberikan tampilan tree bark.
Daftar Pustaka
1. MacNeal RJ. Diagnostic test for skin disorders. Keniworth: Merck Manual; 2013.
2. Sirait SP, Dermatology examination. Jakarta: Demato-Venerology Department FKUI;
2015.
3. Burns T, Breatnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s textbook of dermatology. 8th ed.
Singapore: Wiley Black-Well; 2010. p. 119-45
4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku panduan praktikum
dermatomuskuloskeletal 2015-2016. Jakarta: Medical Education Unit FKUI; 2015.
5. Williams G, Katcher M. Nomenclature of skin lesion [internet]. [cited 2015 Oct 25].
Available from: http://www.pediatrics.wisc.edu/education/derm/text.html.
6. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, et al. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. Chicago: Mc Graw Hill Medical; 2008
7. Wong JW, Nguyen TV, Koo JYM. Primary psychiatric condition: dermatitis artefacta,
trichotillomania, neurotic excoriation. Indian J Dermatol. Feb 2013;58(1):44-8
8. Karopchinsky. Pressure ulcers. Medsurg Nursing. Jun 2015;24(3):183-4.
9. National Pressure Ulcers Advisory Panel. NPUAP pressure ulcers stages/categories
[internet]. [cited 2015 Oct 25]. Available from:
http://www.npuap.org/resources/educational-and-clinical-resources/npuap-pressure-
ulcer-stagescategories/
10. Rowe VL. Diabetic ulcers [internet]. [cited 2015 Oct 25]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/460282-overview#showall.
11. Hogan DJ. Lichen simplex chronicus [internet]. [cited 2015 Oct 26]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1123423-overview#a6.