Anda di halaman 1dari 4

Notulensi Presentasi Referat Tonsilitis THT Koja

Periode 28 Oktober – 30 November 2019

HARI : Rabu

TANGGAL : 06/11/2019

TOPIK : Tonsilitis

PEMBIMBING : dr. Arroyan Wardhana Sp THT-KL

RINGKASAN :

Definisi:

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldayer. Tonsilitis sangat umum dan dapat terjadi pada semua usia tetapi paling
sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Tonsilitis terdiri dari tonsilitis akut,
tonsillitis membranosa dan tonsilitis kronik. Jika sering terinfeksi, jaringan limfoid
dapat menjadi hipertrofi atau mengecil dan fibrotik. Karena itu tonsil pada anak yang
lebih tua dapat besar atau kecil.

Etiologi:

Tonsilitis adalah virus herpes simplex, Group A beta-hemolyticus


Streptococcus pyogenes (GABHS), Epstein-Barr virus (EBV), sitomegalovirus,
adenovirus, dan virus campak merupakan penyebab sebagian besar kasus faringitis
akut dan tonsilitis akut. Bakteri menyebabkan 15-30 persen kasus faringotonsilitis;
GABHS adalah penyebab tonsilitis bakteri yang paling banyak). Dapat juga terjadi
karena Corynebacterium Diphteriae pada tonsilitis difteri.

Epidemiologi :

 Paling sering terjadi pada anak-anak.

 Umumnya disebabkan oleh infeksi virus sedangkan infeksi bakterial lebih


sering terjadi pada anak berusia 5-15 tahun.

 Group A beta-hemolytic streptococcus merupakan penyebab utama tonsilitis


bacterial. Tonsilitis juga sangat jarang terjadi pada orang tua usia >40 tahun.

 Insidensi terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa dilaporkan sekitar 11% dengan


komplikasi tersering adalah abses peritonsilar.
Penegakan diagnosis:
1. Anamnesa

Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena hampir 50%
penyakit dapat ditegakkan dari anamnesa saja. Penderita datang dengan keluhan
rasa sakit pada tenggorok, sakit waktu menelan, malaise, nafas berbau, sakit pada
sendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher.

2. Pemeriksaan fisik

• Demam dan pembesaran pada tonsil yang inflamasi serta ditutupi pus.

• Bila dilakukan penekanan pada plika anterior dapat keluar pus atau
material menyerupai keju.

• Group A beta-hemolytic Streptococcus pyogenes (GABHS) dapat


menyebabkan tonsilitis yang berasosiasi dengan perjumpaan petechiae
palatal.

• Pernapasan melalui mulut serta suara terendam disebabkan


pembesaran tonsil yang obstruktif.

• Tenderness pada kelenjar getah bening servikal.

• Tanda dehidrasi (pada pemeriksaan kulit dan mukosa).

• Pembesaran unilateral pada salah satu sisi tonsil disebabkan abses


peritonsilar.

• Rahang kaku, kesulitan membuka mulut serta nyeri menjalar ke


telinga mungkin didapati pada tingkat keparahan yang berbeda.

• Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa


faring, tanda ini merupakan tanda penting untuk menegakkan diagnosa
infeksi kronis pada tonsil.

Ukuran tonsil:
 T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar
anterior – uvula.
 T2: batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior – uvula sampai
½ jarak anterior – uvula.
 T3: batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior – uvula sampai
¾ jarak pilar anterior – uvula.
 T4: batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula sampai uvula
atau lebih.
3. Pemeriksaan Penunjang :

 Rapid Antigen Display Test (RADT)

 ASTO

Penatalaksanaan :
1. Medikamentosa
 Antibiotik 10 hari: Penisilin/ eritromisin 500 mg 3 x sehari atau
amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari.

 serum anti difteri (ADS)

 Menjauhi rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut


pada tonsilitis kronik.

2. Operatif

 Tonsilektomi

Komplikasi:

 Abses peritonsil
 Otitis media akut
 Mastoiditis akut
 Laringitis
 Sinusitis
 Rhinitis
Kesimpulan :
Tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena
bakteri atau virus, prosesnya bisa akut atau kronis. Tonsilitis merupakan penyakit yang
paling sering terjadi pada tenggorokan terutama pada usia muda. Penyakit ini terjadi
disebabkan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian
pemberian antibiotik pada penderita tonsilitis akut. Tonsilitis kronis timbul karena
rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang
buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat

Diagnosa tonsilitis dapat di tegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesa didapatkan penderita datang dengan
keluhan rasa sakit pada tenggorok, sakit waktu menelan, malaise, nafas berbau, sakit
pada sendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan demam dan pembesaran pada tonsil yang inflamasi serta ditutupi pus.
Rapid Antigen Display Test (RADT) dikembangkan untuk identifikasi streptokokus
Grup A dengan melakukan apusan tenggorokan pada pasien tonsilitis untuk
mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi.

Penatalaksanna pada tonsilitis dapat berupa medikamentosa maupun operatif.


Mendikamentosa adalah dengan pemberian antibiotik pada tonsilitik bakteri, jika
dicurigai tonsilitis difteri diberikan serum anti difteri (ADS). Dapat juga dilakukan
tindakan operatif yaitu tonsilektomi jika mempunyai indikasi untuk dilakukan
tonsilektomi.

FOTO :

ABSEN:

No Nama Tandatangan
1 Fatin Syafieqah binti Lokman
2 Tiara Hanani binti Zamzuri
3 Chandraleka A/P Ravi Chandran
4 Wulan Lee Leode
5 Che Wan Muhammad Azmi bin Che Wan Ibrahim

Anda mungkin juga menyukai