PENDAHULUAN
infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum lainnya. Dari perspektif sosial,
pembayaran pajak digunakan untuk membiayai fasilitas atau aset publik (Freise et
al., 2008 dalam Lanis dan Richardson, 2012). Hal ini dilakukan untuk
pemerintahan.
sarana umum dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.
sekolah, rumah sakit, maupun jalan raya dan sebagainya menjadi terhambat,
1
tidak terpenuhi, selain itu pemerintah akan kesulitan dalam membiayai
pengeluaran negara seperti gaji pegawai negri serta melunasi utang – utang
negara, selain itu pembangunan daerah menjadi tidak maksimal. Dalam hal ini
tidak hanya masyarakat saja yang harus peduli dan taat dalam membayar pajak,
akan tetapi perusahaan harus ikut serta dalam pembangunan negara khususnya
hal perpajakan karena banyak sumber penghasilan yang terutang pajak dan bukan
Penghindaran pajak atau tax avoidance adalah tindakan yang dilakukan secara
adalah karateristik perusahaan. Asset tetap (Capital Intesity) sebagai salah satu
dimana hampir semua asset tetap dapat mengalami penyusutan atau depresiasi
Beberapa peneliti juga meneliti hubungan antara capital intensity terhadap tax
bahwa kepemilikan asset tetap berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Biaya
2
depresiasi merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam
menghitung pajak, maka dengan semakin besar jumlah asset tetap yang dimiliki
oleh perusahaan maka akan semakin besar pula depresiasi nya sehingga
mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak dan tarif pajak efektifnya semakin
kecil (Hanum,2013).
dari pihak intitusi, bank, asuransi, dan perusahaan investasi lainnya akan memiliki
rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat dimaknai dengan bahawa risiko
earning baik penyimpangan itu bersifat kurang dari yang direncanakan (downside
risk) atau lebih dari yang direncanakan (upset potensial), semakin besar deviasi
karakter eksekutif apakah termasuk risk taker atau risk averse (Paligovora,(2010).
3
Menurut Coles, Daniel, Naveen dan Lalitha (2004) menyatakan bahwa risiko
mengindiksikan apakah memiliki karakter risk taking dan risk averse. Semakin
tinggi corporate risk maka eksekutif semakin memiliki karakter risk taker,
demikian juga semakin rendah corporate risk maka eksekutif akan memiliki
menyebutkan bahwa karakter eksekutif yang risk taker lebih berani membuat
Penghindaran pajak bersifat unik karena dari sisi perusahaan sah untuk
dilakukan tetapi tidak selalu diinginkan dari sisi pemerintah (Maharani dan
Bahkan, diduga penghindaran pajak PT Bumi Resources dan anak usahanya yaitu
PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia mencapai 2,1 triliun, atas
kasus tersebut DJP telah menetapkan direktur keuangan PT Bumi Resources dan
penelitian ini. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
4
Kepemilikan Istitusional, dan Risk Companies Terhadap Penghindaran
Pajak “
pajak ?
pajak.
penghindaran pajak.
pajak.
1. Manfaat Teoritis
Companies.
5
2) Sebagai bahan referensi bagi peneliti, terutama peneliti yang
2. Manfaat Praktis
6
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian
serta pemaparan data yang telah dikumpulkan dan beberapa analisa
untuk mengelola data tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah, meliputi informasi penelitian, analisa
data dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang merupakan
rangkuman dari seluruh hasil pembahasan dan penelitian yang
dilakukan beserta saran atau masukan bagi perusahaan dan pihak-
pihak lain yang membutuhkan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Anthony dan Govindrajan (2009) (dikutip dari Bachtiar, 2015) hubungan
Manajer (agen) sebagai pihak yang diberi wewenang oleh pemilik saham
menghasilkan tingkat return yang tinggi untuk pemilik saham. Namun, menurut
Anthony dan Govindrajan (2009) (dikutip dari Bachtiar, 2015), bahwa bedasarkan
teori keagenan setiap individu akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri.
Manajer sebagai orang yang menjalankan perusahaan akan memiliki lebih banyak
8
informasi mengenai perusahaan dibandingkan informasi yang dimiliki oleh
pemilik saham. Terkadang penyebaran informasi yang ada antara informasi yang
dimiliki manajer dengan informasi yang dimiliki pemilik saham ini memunculkan
pemahaman yang berbeda, oleh karena itu terjadi perbedaan pendapat diantara
masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem. Principal dapat
untuk manajer dan juga melalui pengawasan yang dirancang untuk membatasi
terhadap manajer diperlukan biaya yang disebut biaya keagenan (agency cost).
Jensen dan Meckling (1976) (dikutip dari Bachtiar, 2015), menyatakan bahwa
manajemen.
9
3. Biaya kerugian residual (residual cost), yaitu biaya yan timbul akibat
oleh agency problem. Manajer akan berupaya untuk membuat laba perusahaan
terlihat besar agar kinerja manajer dimata pemilik saham menjadi baik. Dengan
meningkat. Namun, dengan tingginya laba perusahaan akan membuat pajak yang
harus ditanggung perusahaan menjadi lebih besar. Hal ini tentu tidak diinginkan
o;eh para pemegang saham. Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan terdapat
perbedaan kepentingan antara kedua pihak, satu sisi manajer sebagai agen
setiap orang maupun badan yang sifatnya memaksa namun tetap berdasarkan pada
untuk kebutuhan negara juga kemakmuran rakyatnya (UU No.28 Tahun 2007
2015).
10
Menurut Prof.Dr,Rochmat Soemitro, S.H., pajak adalah iuran rakyat
tiada mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
11
1. Iuran dari rakyat kepada ke Negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang
(bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang.
pelaksanaannya
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subyek pajak akan dikenakan pajak
kewajiban pajak secara subyektif maka disebut Wajib Pajak (Siti Resmi, 2011:75).
12
2.1.2.2 Obyek Pajak
keadaan) yang dikenakan pajak. Obyek pajak penghasilan adalah pajak, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib pajak,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan,
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah , Pajak Bumi dan
dalam bidang keuangan. Bebrapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur
adalah:
13
1. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak
Penjualan atas barang mewah (PPnBM) dikenakan pada saat terjadi jual
beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang maka tarif pajaknya pun
pendapatan.
Penjualan atas barang mewah (PPnBM) dikenakan pada saat terjadi jual
beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang maka tarif pajaknya pun
pendapatan.
14
1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat keadilan)
Di Indonesia pajak diatur dalam Uud 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
maupun warganya.
perekonomian masyarakat.
15
2.1.5 Peraturan Perpajakan di Indonesia
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan disebutkan dalam undang
sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan yang melakukan usaha
perseroan lainnya, BUMN, BUMD dengan nama dan dengan bentuk apapun,
organisasi politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk lembaga lainnya,
No. 17 Tahun 2000, UU No. 10 Tahun 1994, UU No. 7 Tahun 1991 dan UU No.
7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan yang menjadi dasar pengenaan pajak
penghasilan badan adalah laba sbelum pajak setelah dikurangi Penghasilan Tidak
16
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha pengurangan
(Erly, 2011:21). Tujuan penghindaran pajak ialah untuk merekayasa usaha wajib
pajak agar beban pajak dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan
setelah pajak, karena dalam hal ini pajak merupakan unsure pengurang laba. Oleh
undangan perpajakan atau secara tidak etik di anggap salah dalam rangka usaha
avoidance) sebagai upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan
aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan,
peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.
2.1.7Capital Intencity
17
perbedaan kepentingan antara pemilik sahamdan manajemen. Kepentingan
penyusutan yang melekat pada aset tetap untuk menekan beban pajak perusahaan.
pengurangan beban pajak, dan kompensasi kinerja manajer yang diinginkan akan
tercapai.
yang dapat mengurangi penghasilan perusahaan yang dimana hampir semua asset
tetap dapat mengalami penyusutan atau depresiasi yang akan menjadi biaya bagi
perusahaan itu sendiri. Menurut Rodrigues dan Arias (2012) (dalam Wiguna dan
Jati, 2017) asset tetap yang dimiliki perusahaan memotong pajak akibat dari
perusahaan. Semakin besar biaya penyusutan, maka semakin kecil tingkat pajak
yang harus dibayarkan. Hal ini berdampak pada perusahaan dengan tingkat rasio
intensitas modal yang besar menunjukkan tingkat pajak efektif yang rendah,
18
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
mencapai keuntungan bottom line performance yang lebih tinggi dan dapat
perencanaan pajak aktif yang didorong oleh para pemilik institusional. Pemilik
laba yang tinggi ada pengaruhnya dengan jumlah pajak yang harus dibayakan
aturan yang berlaku, karena pada dasarnya pemilik institusional lebih melihat
19
untukmemaksimumkan profit yang diperoleh, dimana kepemilikan dalam suatu
lemah dan investor tidak memiliki perlindungan jika tidak mencapai pemusatan
2.1.9Risk Comopanies
diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa
dari earning baik penyimpangan itu bersifat kurang dari yang direncanakan
(downside risk) atau lebih dari yang direncanakan (upset potensial), semakin
mengindikasikan karakter eksekutif apakah termasuk risk taker atau risk averse
dari policy yang diambil oleh pemimpin perusahaan. Policy yang diambil
taking atau risk averse. Semakin tinggi corporate risk maka eksekutif semakin
memiliki karakter risk taker, demikian juga semakin rendah corporate risk
20
maka eksekutif akan memilikikarakter risk averse. Terkait dengan karakter
periode 2013-2017.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian
21
Novarti (2017) Responsib Social lity dua variabel
n
peneliti terbaru
manufaktu
mengganti dan
r periode
menambah
2012-2015
varibael tersebut
capital
dengan intesitas
intencity
modal dan resiko
berpengar
perusahaan studi
uh positif
penelitian pada
terhadap
perusahaan
tax
sektor pertanian
avoidance.
periode 2013-
Pada
2017
perusahaa
manufaktu
22
r 2012-
2015
erhadap Kepemilik
X4 : Leverage Penelitian
Tax an
terbaru
Avoidance Y : Tax Institusion
mengurangi satu
Avoidance
al dan
variabel dan
Leverage
mengganti dua
berpengar
variabel menjadi
uh
Intesitas modal
positifterh
dan Risk
adap tax
companies studi
avoidance.
23
penelitian pada
perusahaan
sektor pertanian
di BEI periode
2013-2017
terbaru
mengganti dua
variabel menjadi
24
Intesitas modal
dan kepemilikan
insitituonal studi
penelitian pada
perusahaan
sektor pertanian
di BEI periode
2013-2017
Institusion X3 : al tidak
industri property
al, Risiko Kepemilikan berpengar
dan real estate
Perusahaa Institusional uh
yang terdaftar
n dan terhadap
X4 : Risiko di Bursa Efek
Return On tax
Perusahaan Indonesia (BEI)
Asset avoidance
periode 2010-
25
terhadap X5 : Return risiko 2013.
sektor pertanian
di BEI periode
2013-2017
26
penghinda Y : Tax terhadap pertambangan
memiliki 2017
pengaruh
Penelitian
positif
terbaru
terhadap
menambahkan
penghinda
dua varibael dan
ran
mengganti satu
variabel menjadi
kepemilikan
intitusional studi
penelitian pada
perusahaan
sektor pertanian
di BEI periode
2013-2017
27
Putu Agus Intensitas bebas intensitas menggunakan
terhadap
Penelitian
tax
terbaru
avoidance.
mengurangi satu
Sementara
varibael dan
koneksi
mengganti dua
politik
variabel menjadi
tidak
kepemilikan
berpengar
intitusional , dan
uh
risiko
terhadap
perusahaan, studi
tindakan
28
tax penelitian pada
avoidance. perusahaan
sektor pertanian
di BEI periode
2013-2017
tentang hubungan antara variabel yang disusun dibagian teori yang telah
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara garis besar dapat dijabarkan
Pajak pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
variabel bebas (𝑋1), Kepemilikan Institusional sebagai variabel bebas (𝑋2), Risk
Companies sebagai variabel bebas (𝑋3 ), dan Penghindaran Pajak sebagai (𝑌1 ),
29
pengaruhIntensitas Modal, Kepemilikan Intitusional dan Risiko Perusahaan
diagram penelitian, sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yang
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
Intensitas Modal
(X1)
Penghindaran
Kepemilikan Intitusional pajak
(X2) (Y)
Risiko Perusahaan
(X3)
2.4 Hipotesis
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
30
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Pernyataan yang masih lemah
penyusutan yang melekat pada asset tetap untuk menekan beban pajak
karena adanya pengurang beban pajak, dan kompensasi kinerja manajer yang
didorong oleh hokum pajak, sehingga biaya penyusutan dapat dikurangi pada
laba sebelum pajak. Hal tersebut berarti semakin besar proporsi aktiva tetap dan
31
sehingga mengindikasikan tingkat penghindaran pajak perusahaan meningkat.
Lebih lanjut, Richardson dan Lanis (2007), Putri dan Lautania (2016)
penghindaran pajak yang makin tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis
32
mengidentifikasikan semakin besar pula risiko perusahaan yang ada (Budiman
dan Setiyono, 2012). Oleh Paligrova (2010) untuk mengukur risiko perusahaan ini
dihitung melalui deviasi standar dari EBITDA (Earning Before IncomeTax,
Depreciation, Amortization) dibagi dengan total aset perusahaan. Besar
kecilnya risiko perusahaan mencerminkan apakah eksekutif perusahaan
termasuk dalam kategori risk taking atau risk averse, semakin besar risiko
perusahaan menunjukan eksekutif perusahaan tersebut adalah risk taking,
sebaliknya semakin kecil risiko perusahaan menunjukan eksekutif perusahaan
tersebut adalah risk averse.
33
Risiko perusahaan mencerminkan penyimpangan atau deviasistandar dari
earning baik penyimpangan itu bersifat kurang dari yang direncanakan atau
mungkin lebih dari yang direncanakan, semakin besar deviasi earning perusahaan
mengidentifikasikan semakin besar pula risiko perusahaanyang ada (Budiman dan
Setiyono, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
adalah data Sekunder. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh, dikumpulkan, dan diolah oleh pihak
Perusahaan Sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2013-2017. Sumber data laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2013-
beralamat di Menara 1 Jln. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan, 12190,
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
34
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
effective tax rates (ETR). Rasio ETR diukur dengan perhitungan sebagai berikut:
35
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
investasi pada aktiva. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rodriguez dan Arias
(2012) variabel ini diukur menggunakan rasio antara aktiva tetap dibagi total aset
36
Risiko Perusahaan mencerminkan penyimpangan atau deviasi standar
dari earning baik penyimpangan itu bersifat kurang dari yang direncanakan
risk taking atau risk averse semakin besar risiko perusahaan menunjukan eksekutif
Keterangan :
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel
37
No Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
populasi bukan hanya orang,tetapi juga objekdari benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlahyang ada pada objek atau subjek yang
38
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimilikioleh subjek
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
ditentuakan agar tidak terjadi bias dalam hasil penelitian ini karena variabel yang
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor properti
jasa kontruksi dan bangunan yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
2. Perusahaan Sektor Pertanian yang tidak delisting atau keluar dari Bursa
dalam penelitian.
39
3.5 Teknik Pengumpulan Data
didapat sesuai dengan masalah, maka penulis melakukan penelitian dengan teknk
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang
Untuk mencapai hasil yang baik regresi masyarakat uji asumsi klasik, maka
40
asumsi klasik dan regresi berganda dalam peelitian ini menggunakan program
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
yang digungakan.
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang
dipakai baik atau tidak. Terdapat 4 cara untuk melakukan uji asumsi klasik, yaitu
nilai residual tidak terdistribusi normal maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk sampel kecil.Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan melakukan uji
statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi
41
3.6.2.2 Uji Multikolenearitas
antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2012). Karena model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (diatas
2012).
lain (Ghozali, 2012). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
homoskedastisitas.
42
Heterokedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode
ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara studentized residual
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur
Durbin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi.
Tabel 3.2
N Durbin Watson
69 1.512
43
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson yang
diperoleh adalah sebesar 1.512 yang berarti nilai tersebut berada dalam
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah rgresi berganda
(multiple regretion). Secara umum model regresi dapat ditulis sebagai berikut:
Y : Penghindaran Pajak
a : Konstanta
β : Koefisien Variabel
X1 : Capital Intencity
X2 : Kepemilikan Intitusional
X3 : Risk Companies
e : Error
independen dalam satu model prediktif tunggal. Untuk menguji signifikasi dari
44
3.6.4.1 Uji Regresi Parsial (Uji t)
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2012). Uji
45
determinasi adalah nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan
karena lebih tepat untuk mengukur seberapa jauh variabel dependen diterangkan
DAFTAR PUSAKA
46