Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Menurut Sugiyono

(2011:119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015.

Pemilihan periode tersebut dikarenakan untuk mengetahui tren perkembangan

terbaru perusahaan yang melakukan tindakan penghindaran pajak melalui

Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity.

3.1.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili) Sugiyono

(2011:120). Metode pegambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalahan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011:126), purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan

anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian.

Sampel penelitian ini menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:

38
1. Melaporkan laporan tahunan secara berturut-turut dari tahun 2011-2015 di
IDX.
2. Mengungkapkan laporan aktifitas Corporate Social Responsibility

disclosure selama dalam periode penelitian.


3. Perusahaan yang memiliki nilai ETR antara 0-1, karena semakin kecil nilai

ETR (mendekati nol) maka perusahaan dianggap semakin tinggi tingkat

penghindaran pajaknya, sementara semakin tinggi nilai ETR (mendekati 1)

maka perusahaan dianggap semakin rendah tingkat penghindaran

pajaknya.

Tabel 3.1
Seleksi Sampel Penelitian
No Jumlah
Kriteria
.
Perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEI
1 144
tahun 2010-2015.
Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan
2 lengkap dan berturut-turut selama tahun (95)
pengamatan.
Menggungkapkan laporan aktifitas CSR
3 (35)
disclosure dalam laporan tahunan
Perusahaan yang memiliki laba sebelum pajak
4 14
yang positif
Jumla sampel yang memenuhi kriteria 14
Tahun pengamatan 5 tahun
Jumlah Sampel 70
(sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI berjumlah 144. Namun, berdasarkan hasil seleksi sampel

saham hanya ada 14 perusahaan manufaktur yang memenuhi kreteria yang telah

ditentukan. Periode pengamatan yang diambil oleh penelitian adalah 5 (lima)

tahun, yaitu tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015. Jadi total sampel yang diteliti

sebanyak 70 data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang

39
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari proses seleksi sampel tersebut

diperoleh perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 3.1

menyajikan daftar nama perusahaan sampel.

Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Kode
No. Nama Emiten Listing di BEI
Emiten
1 AMFG Asahimash Flat Glass Tbk 08 November 1995
2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 18 Maret 1991
4 EKAD Ekadarma Internasional Tbk 28 November 1989
5 GGRM Gudang Garam Tbk 27 Agustus 1990
6 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 5 Desember 1989
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994
8 JAPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 23 Oktober 1989
9 KAEF Kimia Farma Tbk 4 Juli 2001
10 MYOR Mayora Indah Tbk 4 Juli 1990
11 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 23 September 1996
12 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 30 Oktober 1990
13 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk 2 Juli 1990
14
UNVR Unilever Indonesia Tbk 11 Januari 1982
( Sumber : Data yang diolah )

3.2 Metode Pengumpulan data

3.2.1 Sumber data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan merupakan data

kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan merupakan jenis data

sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama

40
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, yang didokumentasikan dalam

www.idx.co.id serta sumber lain yang relevan seperti Indonesia Capital

Market Directory (ICMD). Data yang diambil berupa data panel untuk

perusahaan-perusahaan pada manufaktur yang listing di BEI pada tahun 2011-

2015.

3.2.2 Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi pustaka. Metode ini merupakan metode pengumpulan data

dengan melakukan tinjauan pustaka, eksporasi dan mengkaji berbagai sumber

seperti buku, jurnal dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data-data sekunder

yaitu berasal dari sumber yang ada. Data sekunder pada penelitian ini dapat

diperoleh dengan mengakses website www.idx.go.id.

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Definisi operaional variabel penelitian merupakan petunjuk bagaimana

variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran

penelitian tersebut. Adapun definisi opersional dalam penelitian ini adalah :

3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, variabel dependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak. Adapun yang menjadi proksi

utama dalam penelitian ini adalah Effective Tax Rates (ETR)

41
ETR merupakan proksi yang paling banyak digunakan dalam penelitian

terdahulu dan untuk mengetahui adanya penghindaran pajak dapat dilihat dari

nilai ETR yang rendah (Lanis dan Richardson, 2013). Semakin baik nilai

Effective Tax Rates ditandai dengan semakin rendahnya nilai Effective Tax

Rates perusahaan tersebut. Semakin rendah nilai ETR maka perusahaan

semakin tinggi tingkat penghindaran pajaknya.

Proksi ETR dapat dihitung dari :

Beban Pajak
ETR=
laba sebelum pajak (EBIT )

3.3.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut juga sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecendent. Variabel independen atau variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahannya atau

timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel independen (X 1) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate social responsibility dan

variabel independen (X2) dalam penelitian ini adalah Capital Intensity Ratio

1. Corporate Social Responsibility (X1)

Dimana pengungkapan CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan

merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Pada penelitian ini

mengadopsi indikator penelitian Lanis dan Richardson (2013) dengan

menggunakan instrumen interogasi, check list dan keputusan yang relevan.

Pengukuran check list ini dilakukan dengan mencocokkan item pada check list

42
dengan item yang diungkapkan perusahaan.

Indikator tersebut seperti yang digunakan di Indonesia oleh Sembiring

(2005) karena lebih sesuai dengan keadaan perusahaan di Indonesia, dimana

pengungkapan CSR-nya masih bersifat umum dan belum rinci. Indikator ini

terdiri atas tujuh kategori yaitu lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan

tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan

umum.

Tabel 3.3
Indikator Index CSR menurut Sembiring
Indikator Jumlah Item
Lingkungan 13
Energi 7
Tenaga Kerja 8
Lain-lain Tenaga kerja 29
Produk 10
Keterlibatan Masyarakat 9
Umum 2
Total Items 78
(dikelolah oleh penulis)

Maka rumus untuk pengukuran pengungkapan CSR yaitu:

Xyi
TCSRIi=
¿

TCSRIi : Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan

∑Xyi : Nilai 1 = jika item y diungkapkan;

43
0 = jika item y tidak diungkapkan.

yi : Item yang diharapkan diungkapkan.

Ni : Jumlah item untuk perusahan i, ni ≤ 78.

2. Capital Intensity Ratio (X2)

Capital Intensity Ratio adalah seberapa besar perusahaan menginvestasikan

asetnya dalam bentuk aset tetap dan persediaan, dalam penelitian ini capital

intensity akan diproksikan dengan aset tetap. Intensitas aset tetap adalah jumlah

aset tetap yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan.

Seperti yang dijelaskan Rodrigues dan Aris (dalam Ardyansyah dan Zulaikha,

2014) bahwa aset tetap perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi

pajaknya akibat dari penyusutan aset tetap setiap tahunnya, karena beban

penyusutan berpengaruh sebagai pengurang beban pajak.

Kepentingan manajemen adalah untuk mendapat konpensasi yang diinginkan

dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan, manajemen akan memanfatkan

penyusutan aset tetap untuk menekan beban pajak perusahaan, diharapkan dengan

adanya biaya penyusutan akibat dari depresiasi asset tetap menghasilkan biaya

yang langsung dapat mengurangi laba perusahaan dan mengakibatkan perusahaan

membayar pajak dengan jumlah yang rendah.

Ratio Intensitas Aset Tetap dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut:

Total Aset Teta p


RIA=
Total Aset

44
Berikut ini tabel opersional variabel penelitian yang menjelaskan variabel

independ yaitu Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Ratio

terhadap variabel dependen yaitu penghindaran pajak, indikatornya dan skala

pengukuran data, tersaji dalam tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.4
Operasional Variabel Penelitian

Skala
Variabel Indikator Ukur
Data
Variabel
independen = Xyi
Corporate TCSRli = Rasio
Social Ni
Responsibility
Variabel
independen = Jumlah Aset Tetap Rasio
RIA=
Capital Total Aset
Intensity
Ratio
Variabel
dependen = Beban Pajak Penghasilan
ETR= Rasio
Penghindaran Laba Sebelum Bunga dan Pajak ( EBIT )
Pajak (ETR)
(Sumber : Diolah oleh penulis)

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2011) statistik deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran mengenai distribusi, nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum, dan minimum pada masing-masing variabel yaitu pengungkapan

Corporate Social Responsibility, Capital Intensity dan penghindaran pajak.

Iqbal Hasan dalam metode stasistik (2011:7) menjelaskan bahwa statistik

45
deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari cara pengumpulan data

dari penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistika deskriptif hanya

berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan

mengenai suatu data atau keadaan, dengan kata lain statistika deskriptif

berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi digunakan agar dapat mengetahui

apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak

(Ghozali, 2011:130). Analisis regresi yang dilakukan dengan metode Ordinary

Least Square (OLS) harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang terdiri dari

uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011). Uji-t dan uji-F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila nilai residual yang

dihasilkan tidak terdistribusi secara normal, maka uji statistik menjadi tidak

valid. Cara untuk mendeteksi apakah variabel terdistribusi secara normalitas,

yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau

dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar dalam pengujian normalitas

ini adalah :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

46
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Apabila pendeteksian normalitas hanya dengan cara melihat grafik, maka

hasil yang didapat akan menyesatkan karena kemungkinan ketidak hati-hatian

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik menunjukan ketidak

normalan dalam pendistribusian.

Oleh sebab itu, dalam pengujian normalitas selain uji grafik harus

dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yag digunakan adalah uji statistik

non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan

membuat hipotesis :

H₀ : Data residual berdistribusi tidak normal

Ha : Data residual berdistribusi normal

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolonearitas adalah

situasi adanya variabel-variabel bebas diantara satu sama lain. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah

sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang

47
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (di atas 0,95),

maka merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

3. Melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah

nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pengujian ini akan menggunakan uji Run Test yang mensyaratkan adanya

konstanta (intercept) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara

variabel independen (Ghozali, 2011). Mekanisme pengujian Run Test yaitu

dengan melihat hasil Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak

terjadi autokolerasi antar regresi.

4. Uji Heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2011) mengatakan bahwa uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dan

residual menghasilkan tetap dari satu pengamatan ke pengamatan lain, maka

48
disebut Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah model yang tidak heteroskedastisitas atau dengan kata

lain terjadinya Homoskesdatisitas.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada model

regresi yang akan diuji, yaitu dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali ,

2011). Dasar analisis dalam pengujian ini adalah :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian menggunakan grafik Scatterplot memiliki kelemahan yaitu

pengamatan pada sampel kecil yang mempengaruhi hasil ploting, untuk itu

diperlukan uji statistik agar mendapatkan hasil yang lebih detail dan dapat

menjamin keakuratan hasil.

Terdapat beberapa uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedesitas. Salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode uji koefesien korelasi Spearman’s rho. Menurut Duwi Priyatno

(106:2014) yaitu dilakukan dengan cara meregresikan variabel independen

49
terhadap nilai absolut residual.

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedesitas. Apabila nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedesitas namun apabila kurang

dari 0,05 maka terjadi heteroskedesitas.

3.4.3 Uji Hipotesis

1. Model Regresi Berganda


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model regresi Ordinary Least Sqeuare (OLS). Analisis regresi

OLS ini untuk mengetahui apakah terdapat pegaruh antara variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Pada intinya pengujian menggunakan

model regresi OLS menurut Ghozali (2011) adalah untuk mengestimasi suatu

garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap

observasi terhadap garis tersebut

Model persamaan regresi pada peneitian ini adalah sebagai berikut:

ETR = α0+ β1ETR+ β2RIA+ e

Keterangan:

ETR : Penghindaran pajak

α0 : konstanta

β1, β2 : Koefisien variable

CSR : Corporate Social Responsibility

RIA : Rasio Intensitas Aset

e : error

50
2. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam rangka

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011) menyatakan jika

dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2

dianggap nol.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Menurut Duwi Prityatno (161, 2014) Uji t (Uji Koefesien regresi secara

parsial) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial Corporate Social

Responsibility dan Capital Intensity Ratio berpengaruh secara signifikan atau

tidak terhadap penghindaran pajak. Pengujuian menggunakan tingkat signifikansi

0,05 dan 2 sisi. langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

3.4.1.1 Pengujian Koefesien variabel Corporate Social Responsibility (X1)

terhadap penghindararn pajak (Y)

Merumuskan hipotesis:

Ho = Corporate Social Responsibility secara parsial tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak.

Ha = Corporate Social Responsibility secara parsial berpengaruh terhadap

penghindaran pajak

3.4.1.2 Pengujian Koefesien variabel Capital Intensity Ratio (X2) terhadap

penghindaran pajak (Y)

Merumuskan Hipotesis:

51
Ho = Capital Intensity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Ha = Capital Intensity Ratio secara parsial berpengaruh terhadap penghindaran

pajak

Kriteria Pengujian Hipotesis:

Jika t tabel < t hitung maka Ho diterima

Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak.

Berdasarkan Signifikansi:

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Menurut Duwi Priyatno (2014:124) Uji ANOVA atau analisis varian, yaitu uji

koefesien regresi secara bersama-sama (Uji Signifikansi Simultan) untuk menguji

signifikansi pengaruh variabel Corporate Social Responsibility (X1) dan Capital

Intensity Ratio (X2) berpengaruh secara terhadap penghindaran pajak. Pengujian

memggunakan tingkat signifikansi 0,05

Merumuskan hipotesis:

Ho = Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Ratio secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Ha = Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Ratio secara bersama-

sama berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kriteria Pengujian Hipotesis:

Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima,

52
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.

Berdasarkan Signifikansi:

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

53

Anda mungkin juga menyukai