REVIEW K Shely
REVIEW K Shely
OLEH :
SHELY SAGITA PUTRI
NIM :
193001070085
Dosen Pengampu :
Lailatul Badriyah, S.ST, M.Kes
PROGRAM S1KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan review/ bedah jurnal tentang Pengaruh Pemberian Kompres
Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di Rb.
Mardi Rahayu Semarang.
Adapun review/ bedah jurnal ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan review/ bedah jurnal ini.Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan review/ bedah jurnal ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari review/bedah jurnal yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di Rb. Mardi Rahayu Semarang” ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
melahirkan, sehingga dapat menghasilkan tingkat rasa sakit yang sering
melebihi batas ketahanan fisik. Selama persalinan itu sendiri, ada variabel lain
yang membuat persepsi nyeri yang dirasakan setiap wanita adalah unik, yaitu
frekuensi kontraksi, ukuran dan posisi bayi, lama persalinan, kebebasan
bergerak, derajat keletihan maupun kecemasan, merasa sendiri versus
mendapat dukungan dan besarnya rasa percaya diri dan kesiapan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mereview/ bedah jurnal hasil penelitian di bidang
kebidanan yang telah dipublikasikan sesuai dengan kaidah ilmiah
sehingga dapat diterapkan di fasilitas kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
2
BAB II
HASIL REVIEW/ BEDAH JURNAL
3
kata kunci sudah sesuai dengan kaidah umum, yaitu abstrak diikuti oleh 3 – 5
kata kunci.
4
oleh iskemia yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut
rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke
area yang dilakukan pengompresan (Walsh, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2011) yaitu Pengaruh Teknik
Pemberian Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida.Terapi
kompres hangat adalah salah satu terapi managemen nyeri persalinan selain
terapi alternatif lainnya seperti pemberian psikoedukasional, terapi
biofeedback, terapi endorphin, gate kontrol dan sensory transformation.
Terapi kompres hangat juga telah banyak digunakan sebagai terapi nyeri di
bidang keilmuan lain misalnya mengurangi nyeri persendian, nyeri
postoperasi. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan
signal ke hipothalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan signal
yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran
pembuluh darah akan memperlancar sirkulasi oksigenisasi mencegah,
terjadinya spasme otot, memberikan rasa hangat membuat otot tubuh lebih
rileks, dan menurunkan rasa nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
(2014) di RB. Ananda Mojokerto yang bertujuan untuk mengukur ada
tidaknya penurunan nyeri dengan metode kompres hangat pada ibu bersalin.
Dari hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan
tekhnik kompres hangat nilai rata-rata adalah 73,4% dan setelah dilakukan
intervensi nilai rata-rata adalah 66,6%. Maka dapat disimpulkan adanya
pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah intervensi p = 0,002 < α = 0,05
maka H1 diterima, dari penggunanaan kompres hangat terhadap penurunan
skala nyeri pada ibu bersalin. Kompres air hangat yang diberikan pada
punggung bawah wanita di area tempat kepala janin menekan tulang belakang
akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut
sehinga memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Panas
dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik,
lampu, kompres hangat kering dan lembab) atau konversi (Ultrasonografi,
diatermi) (Yani, 2012).
Berdasarkan hasil survei studi pendahuluan yang penulis lakukan pada
bulan Januari di RB. Mardi Rahayu Semarang dengan mewawancarai salah
satu bidan diperoleh data ibu bersalin selama bulan Oktober-Desember 2015
sebanyak 86 orang. Dirumah bersalin tersebut tidak jarang dilakukan kompres
air hangat untuk menurunkan tingkat nyeri persalinan, hanya dilakukan teknik
hypnobirthing dan teknik pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu
bersalin. Dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji
lebih dalam melalui penelitian apakah ada pengaruh pemberian kompres
hangat terhadap intensitasnyeri pada ibu bersalin kala 1 fase aktif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan
5
pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin kala
1 fase aktif di RB.Mardi Rahayu Semarang.
Pembahasan dalam pendahuluan sudah sesuai dengan kaidah penulisan
jurnal yang baik hal ini didasarkan kepada sudah terdapat angka-angka yang
menyatakan kejadian pengaruh pemberian kompres hangat terhadap intensitas
penurunan nyeri persalinan, tetapi akan lebih baik jika di pendahuluan di
tambahkan lagi tinjauan pustaka tentang ketidaknyamanan ibu bersalin untuk
memperkuat penelitian.
6
(Tabel 2). hail dari distribusi frekuensi pekerjaan sebagian besar yaitu IRT 11
res[onden (36,7%) dan Karyawan/Swata sebanyak 11 responden (36,7%) dari
hasil penelitian, analisis penelitian adalah pekerjaan tidak begitu berpengaruh
terhadap nyeri peralinan pada kala 1 fase aktif. Dengan tingkat pendidikan
tamat SD (6,7%), SMP (16,7%), tamat SMA (50,0%), Perguruan tinggi
(26,7%), Tidak sekolah (0%) ( Tabel 3).Adapun pada pengukuran
berdasarkan pendidikan ibu bersalin, dapat dilihat sebagian besar responden
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden (50%) tingkat pendidikan
juga mem[engaruhi kesadaran pemahaman terhadap stimulus.Individu dengan
tingkat pendidikan rendah menggunakan adaptasi yang mal adaptif sedangkan
tingkat pendidikan tinggi menggunakan adaptasi yang adaptif. Dengan
demikian pendidikan rendah akan berdampak pada pemahaman terhadap
terjadinya nyeri maupun penatalaksanaan nyeri.
Berdasarkan hasil Intensitas nyeri, sebelum pemberian kompres hangat
pada ibu bersalin kala 1 fase aktif Tidak nyeri 0 (0%), Nyeri sedikit 0 (0%),
nyeri agak banyak 0 (0%), nyeri banyak 8 (26,7%), nyeri sekali 15 (50,0%),
nyeri hebat 7 (23,3%). hasil penelitian menunjukan intensitas nyeri responden
sebelum pemberian kompres hangat di RB Mardi Rahayu Semarang sebagian
besar 15 responden (50,0%) mengalami nyeri sekali sebeluim pemberian
kompres hangat. Sebagian besar nyeri diakibatkan oleh dilatasi ervik dan
regangan segmen bawah rahim kemudian akibat distensi mekanik, regangan
dan robekan selama kontraki. intensita nyeri berhubungan dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan.
Berdasarkan intensitas nyeri sesudah pemberian kompres hangat pada
ibu bersalin pada kala 1 fase aktif tidak nyeri 0 (0%), nyeri sedikit 14
(46,7%), nyeri agak banyak 9 (30,0%), nyeri banyak 7 (23,3%), nyeri sekali 0
(0%), nyeri hebat 0 (0%). Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan
itensitas nyeri pada ibu bersalin sebagian besar 14 responden (46,7%)
mengalami nyeri sedikit sesudah pemberian kompres hangat.
Pengaruh pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada ibu
bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan intervensi/perlakuan
dianalisis data menggunakan software SPSS Versi 22.0 dengan metode
7
Wilcoxom Signed Rank Test. Hasil uji statistik yang membandingkan nyeri
persalinan antara sebelum dan sesudah diperoleh nilaip=0,000 (p<0,05), hal
ini berarti ada perbedaan nyeri persalinan yang signifikan sebelum dan
sesudah diberikan kompres hangat.
Kelebihan Jurnal pada bagian hasil. Pada bagian pembahasan hasil
sudah dijelaskan secara rinci tentang hasil yang diperoleh selama penelitian,
hasil disertai dengan tabel statistic, sehingga pembaca telah dapat mengetahui
semua hasil dan kesimpulan penelitian secara jelas. Oleh karena itu pembaca
sudah mendapat informasi dari akhir penelitian beserta kesimpulan yang
didapat.
Kekurangan Pada peneltian yaitu pada penelitian ini tidak menampil
gambar cara kompres hangat.
8
Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan
dilahirkan. Selama persalinan, rahim berkontraksi dan mendorong bayi ke
bawah sampai ke leher rahim. Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah
leher rahim mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan
menggerakkan si bayi ke bawah dan keluar beberapa hari (Simkin, 2008)
Sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu melahirkan,
tetapi intensitasnya rasa nyeri ini berbeda pada setiap ibu bersalin. Hal ini
sering dipengaruhi oleh psikologis ibu saat bersalin (rasa takut dan berusaha
melawan persalinan) serta ada tidaknya dukungan dari orang sekitar selama
proses persalinan(Yanti, 2010).
Saat yang paling melelahkan dan berat, dan kebanyakan ibu hamil
merasakan sakit atau nyeri pada saat persalinan adalah kala 1 fase
aktif.Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap
mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot yang disebabkan
oleh iskemia yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut
rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke
area yang dilakukan pengompresan (Walsh, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2011) yaitu Pengaruh Teknih
Pemberian Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida.Terapi
kompres hangat adalah salah satu terapi managemen nyeri persalinan selain
terapi alternatif lainnya seperti pemberian psikoedukasional, terapi
biofeedback, terapi endorphin, gate kontrol dan sensory transformation.
Terapi kompres hangat juga telah banyak digunakan sebagai terapi nyeri di
bidang keilmuan lain misalnya mengurangi nyeri persendian, nyeri
postoperasi. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan
signal ke hipothalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan signal
yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran
pembuluh darah akan memperlancar sirkulasi oksigenisasi mencegah,
terjadinya spasme otot, memberikan rasa hangat membuat otot tubuh lebih
rileks, dan menurunkan rasa nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
(2014) di RB. Ananda Mojokerto yang bertujuan untuk mengukur ada
tidaknya penurunan nyeri dengan metode kompres hangat pada ibu bersalin.
Dari hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan tekhnik
kompres hangat nilai rata-rata adalah 73,4% dan setelah dilakukan intervensi
nilai rata-rata adalah 66,6%. Maka dapat disimpulkan adanya pengaruh yang
signifikan sebelum dan setelah intervensi p = 0,002 < α = 0,05 maka H1
diterima, dari penggunanaan kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri
pada ibu bersalin. Kompres air hangat yang diberikan pada punggung bawah
wanita di area tempat kepala janin menekan tulang belakang akan
mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut
sehinga memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Panas
9
dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik,
lampu, kompres hangat kering dan lembab) atau konversi (Ultrasonografi,
diatermi) (Yani, 2012).
Berdasarkan hasil survei studi pendahuluan yang penulis lakukan pada
bulan Januari di RB. Mardi Rahayu Semarang dengan mewawancarai salah
satu bidan diperoleh data ibu bersalin selama bulan Oktober-Desember 2015
sebanyak 86 orang. Dirumah bersalin tersebut tidak jarang dilakukan kompres
air hangat untuk menurunkan tingkat nyeri persalinan, hanya dilakukan teknik
hypnobirthing dan teknik pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu
bersalin. Dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji
lebih dalam melalui penelitian apakah ada pengaruh pemberian kompres
hangat terhadap intensitasnyeri pada ibu bersalin kala 1 fase aktif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin kala
1 fase aktif di RB.Mardi Rahayu Semarang.
“Kesimpulan tentang hasil penelitian telah terdapat di dalam jurnal dan
sudah sesuai dengan tujuan penelitian yang tedapat pada abstrak yang berupa
narasi. Dalam penelitian ini juga telah terdapat saran tetapi tidak ada panduan
tentang manfaat penelitian. Pada saran untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya
ditambahkan agar peneliti selanjutnya menggali cara lain yang dapat
menurunkan nyeri persalinan.”
10
6. Siregar, Yusniar. (2012).Pemberian Kompres Hangat pada Ibu Bersalin
Kala I Berpengaruh terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan di Klinik
Bersalin Nirmala Medan. http://uda.ac.id/jurnal/files/Judul%
2010_yusniar_dosen%20poltekkes %20kemenkes%20mdan.pdf.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2016
7. Sri Wahyuni. (2014). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Tingkat
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Di RsuPku
Muhammadiyah DelangguKlaten 2015. http://ejournal.stikesmukla.ac.id/in
dex.php/involusi/article/viewFile/1 98/196.
Diakses pada tanggal 25 Januari 2016
8. SuryaniManurung, dkk.(2011). Pengaruh Teknik Pemberian Kompres
Hangat Terhadap Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien
Primigravida. http://poltekkesjakar ta1.ac.id/file/dokumen/79JURNA
L_SURYANI.pdf.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2016
9. Wahyuni, Intan Dewi. (2014).Pengaruh Pemberian Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Bersalin Di RB. Ananda Desa
Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.
http://repository.poltekkesmajapah it.ac.id/index.php/PUBKEB/article
/view/236.
Diakses pada tanggal 18 Januari 2016
10. Walsh, V. L. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
11. Yana, Rahma. (2015). Efektifitas Terapi Murrotal Al Quran Terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif.
Diakses pada tanggal 27 juni 2016.
12. Yani D, Khasanah U. (2012). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat
terhadap Rasa Nyaman dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif,
http://www.journal.unipdu.ac.id/in dex.php/seminas/article/viewFile/1
56/104.
Diakses pada tanggal 18 Januari 2016
13. Yanti, (2010).Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta :
Pustaka Rhiama
11
2.8 Implikasi Kegunaan Hasil Penelitian
Berdasarkan review jurnal “Pengaruh Pemberian Kompres Hangat
Terhadap Intenitas Nyeri pada Ibu Bersalin ” Pada jurnal ini sebagian besar
subyek berusia 20-30 tahun (43,3%), pekerjaan subyek 36,7% bekerja
sebagai IRT, karyawan/swasta (36,7%) dengan tingkat pendidikan sebagian
besar tamat SMA (50,0%), Adapun pada pengukuran sebelum skala nyeri
pada kelompok intervensi, yang mengalami nyeri sekali sebanyak 15 (50,0%)
subyek, sedangkan pada pengukuran nyeri sesudah, yang mengalami nyeri
sedikit sebanyak 14 (46,7%) subyek. Hal ini menunjukkan adanya penurunan
rata-rata skala nyeri..
Terdapat penurunan skala nyeri persalinan sebelum dan setelah terapi
pada kelompok intervensi. Sebelum terapi, skala nyeri terendah adalah 0 dan
skala nyeri tertinggi adalah 7 Sedangkan setelah terapi, skala nyeri terendah
adalah 14 dan skala nyeri tertinggi adalah 0. Ada pengaruh kompres hangat
terhadap penurunan nyeri persalinan pada primipara selama kala satu
persalinan setelah dilakukan intervensi dengan nilai p=0,000. Kompres
hangat dapat menurunan nyeri persalinan.
Saran bagi pihak RB Mardi Rahayu Semarang khususnya tenaga
kesehatan yang bertugas di ruang persalinan agar dapat menerapkan
penatalaksanaan terapi kompres hangat kepada ibu bersalin selama kala satu
persalinan sebanyak masing-masing dua kali pemberian atau sesuai dengan
keluhan ibu agar rasa nyeri yang dirasakan ibu dapat berkurang.
12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan
dilahirkan. Selama persalinan, Rahim berkontraksi dan mendorong bayi ke
bawah sampai ke leher rahim.Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah
leher rahim mencapai pembukaan lengkap,kontraksi dan dorongan ibu akan
menggerakkan si bayi ke bawah dan keluar beberapa hari (Simkin, 2008).
Metode non-medis yang dapat digunakan untuk nyeri persalinan adalah
teknik kompres hangat. Teknik kompres hangat selama proses persalinan
dapat mempertahankan komponen sistem vaskuler dalam keadaan
vasodilatasi sehingga sirkulasi darah ke otot panggul menjadi homeostatis
serta dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan serta beradapatasi dengan
nyeri selama proses persalinan.
3.2 Saran
1. Untuk Pihak Puskesmas
Saran bagi pihak Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar
khususnya tenaga kesehatan yang bertugas di ruang persalinan agar dapat
menerapkan penatalaksanaan terapi kompres hangat ibu bersalin selama
kala satu persalinan sebanyak masing-masing dua kali pemberian atau
sesuai dengan keluhan ibu agar rasa nyeri yang dirasakan ibu dapat
berkurang.
2. Bagi Peneliti Lain
Saran untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya ditambahkan agar
peneliti selanjutnya menggali cara lain yang dapat menurunkan nyeri
persalinan
13
DAFTAR PUSTAKA
media.neliti.com/media/publications/212834-penurunan-nyeri-persalinan-dengan-
kompre.pdf
14
L