Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Kelainan pada telinga dapat menyebabkan tuli konduktif atau tuli


sensoineural (perspektif). Tuli konduktif disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar atau telinga tengah. Telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif
ialah atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumkripta,
osteoma liang telinga.
Kelainan di telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialahh tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media, osteoklerosis, timpanosklerosis,
hemotimpanum dan dislokasi tulalang pendengaran.
Tuli sensorineural (perseptif) dibgi dalam tuli sensorineural koklea dan retro
koklea. Tui sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia (congenital), labirintitis
(oleh bakteri/virus), intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin,kina, asetosal atau alkohol. Selain itu juga dapat disebabkan oleh tuli
mendadak (sudden deafness), trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising
Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor
sudut pons serebekum, myeloma multiple, cedera otak, perdarahan otak dan
kelainan otak lainnya. Kerusakan telinga oleh obat, pengaruh suara keras dan usia
lanjut akan menyebabkan kerusakan pada penerimaan nada tinggi di bagian basal
koklea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI TELINGA

Telinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
a. telinga luar
telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani.
1) Daun telinga
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Bagian daun telinga
berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya
menuju membrane timpani.
2) Liang telinga
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada spertiga bagian
luar, sedangkan dua pertiga bagian dalamnya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-
kira 2,5-3 cm.
3) Membran Timpani
Membrane timpani merupakan suatu bangunan berbentu kerucut dengan
puncaknya umbo, mengarah ke medial. Membrane timpani tersusun oleh suatu
lapisan epidermis dibagian luar, lapisan fibrosa dibagian tengah dimana tangkai
maleus dilekatkan dan lapisan mukosa bagian dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat
diatas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian membrane timpani
yang disebut membrane shrapnel menjadi lemas (flaksid).
Membrane timpani terlihat bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida
(membrane shrapnel) dann bagian bawah pars tensa (membrane propria).
Pars flaksida terdiri dari 2 lapis : epitel kulit liang telinga dan sel kubus bersilia
seperti epitel mukosa saluran nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis bagian
tengahnya yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen yang berjalan secara radier
di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga
tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar
melalui membrane timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam
melalui jendela oval dan jendela bundar yang kdeuanya dilapisi dengan membran
yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus), menempel pada gendang telinga dan tulang landasan
(inkus), kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang
berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi
terdapat sendi yang memungkinkan gerakan ebas. Fungsi rangkaian tulang dengar
adalah untuk mengirimkan getaran suara dari membrane timpani menyeberangi
rongga telinga tengah ke tingkap lonjong. 4
c. Telinga Dalam
labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan dan
terletak pada pars petrosa os temporal. Labiri terdiri atas :
a. labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum dan kokela.
b. labirin bagian membrane yang terletak didalam labirin bagian tulang, yang
terdiri dari kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus dan duktus endolimfatikus
serta koklea.
Antara labirin bagian tulang dan membrane terdapat suatu ruangan yang berisi
cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinal dan filtrasi darah. Didalam
labirin bagian membrane terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria
vaskularisasi dan di resorbsi pada sakus endolimfatikus. Labirin membrane
dikelilingi oleh cairan perilimfe (tinggi natrium, rendah kalium) yang terdapat
dalam kapsula otika bertulang.
Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran ± 5x3 mm
yang memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat
foramen ovale (fenestra vestibule) sedangkan foramen rotundum terdapat pada
lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan berbentuk
spheris yang berisi macula sakuli dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut
saraf vestibular inferior. Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis
semisirkularis dan bagian anterior berhubungan dengan skala vestibule koklea.
Kanalis semisirkularis terdiri dari 3 buah yaitu superior, posterior dan lateral yang
membentuk sudut 90̊ satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3
lingkaran, dengan diameter 0,8 – 1 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada
bagian ampula. Pada vestibulim terdapat lima muara kanalis semisirkularis dimana
kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus commune sebelum
memasuki vestibulum.
Koklea terletak di depan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang ± 30-
35 mm. koklea membentuk 2 ½ - 2 ¾ kali putaran dengan sumbunya yang disebut
modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari arteri vertebralis.
Kemudian serabut saraf ini berjalan ke lamina spiralis ossea untuk mencapai sel-sel
sensorik organ corti.
 Skala vestibule (bagian atas), dasar skala vestibule disebut sebagai
membrane timpani (reissner’s membrane). Pada skala ini berisi cairan
perilimfe
 Skala media terdapat bagian berbentuk kidah yang disebut membrane
tektoria. Membrane tektoria disekresi dan disokong oleh suatu
panggung yang terletak di media disebut sebagai limbus.
 Skala timpani (bagian bawah) juga mengandung cairan perilimfe dan
dipisahkan oleh lamina spiralis oseus dan membrane basilaris. Pada
membrane basilaris terletak organ corti yang terdapat 4 lapisan sel
rambut yang penting untuk mekanisme pendengaran, dimana 1 lapisan
sel rambut terletak pada sisi dalam dari terowongan corti (Tunnel of
Corti) dan dikenal sebagai sel rambut dalam , sedangkan 3 lapisan sel
rambut luar terletak pada sisi luar terowongan tersebut.
Kedua skala vestibule dan skala timpani ini bertemu pada ujung
koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibule berawal pada
foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum.
Organ corti terletak diatas membrane basilaris yang mengandung
organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran.
Organ corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-
kira 3000 sel dan 3 baris sel rambut luar yang berisi kira-kira 12.000
sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang horizontal dari suatu
jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel penyokong.
Sakulus dan utrikulus terletak di dalam vestibulum yang dilapisis oleh
perilimfe. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya
sama. Sakulus dan utrikulus berhubungan satu sama lain dengan
perantaraan duktus utrikulosakularis yang bercabang menjadi duktus
endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatan dari durameter pada
bagian belakang os piramidalis yang disebut sakus endolimfatikus.
Pada sakulus terdapat macula sakuli dan pada utrikulus terdapat
macula utrikuli.
Vaskularisasi telinga dalam
Gambar vaskularisasi
Telinga dalam mendapatkan darah dari A. auditori interna
(A.labirintin) yang berasal dari A. serebri inferior anterior atau A.
basilaris yang merupakan suatu end artery dan tidak mempunyai
pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatus akustikus
internus, arteri ini bercabang menjadi 3 yaitu :
a. arteri vestibularis anterior yang mendarahi macula utrikuli, sebagai
macula sakuli, Krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan
lateral serta sebagian dari utrikulus dan sakulus.
b.arteri vestibulokoklearis, mendarahi macula sakuli, kanalis
semisirkularis posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta
putaran basal dari koklea.
c. arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-
pembuluh arteri spiral yang mendarahi organ corti, skala vestibule,
skala timpanis sebelum berakhir pada stria vaskularis.
Persarafan telinga
N. akustikus dan N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus
akustikus internus dan bercabang dua sebagai N. vestibularis dan
N.koklerais. pada dasar meatus akustikus internus terletak ganglion
vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.
2.2 FISIOLOGI PENDENGARAN
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh
daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara
atau tulang koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane
timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang mengaplikasikan getaran melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane
timpani dan tingkap lonjong. Energy getar yang telah diamplifikasi ini
diteruskan ke stapes yang menggetarkan tingkap lonjong, sehingga
perilimf pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui
membrane reissner yang mendorong endolimfe, sehingga
menimbulkan gerak relative antara membrane basalis dan tektoria.
Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan
terjadinya deflekesi stereosilia sesl-sel rambut, sehingga ion terbuka
dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
Pendengran adalah persepsi saraf mengenai energy suara. Gelombang
suara adlah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-
daerah berketakanan tinggi karena kompresi (pemampatan) molekul-
molekul udara yang berselang seling dengan daerah – daerah
bertekanan rendah akibat penjarangan molekul tesebut.
 Nada suara ditentukan oleh frekuensi suatu getaran. Semakin
tinggi frekuensi getaran, semakin tinggi nada. Telinga manusia
dapat mendeteksi gelombang suara dari 20-20.000 siklus
perdetik, tetapi paling pekaterhadap frekuensi 1000 dan 4000
siklus perdetik
 Intensitas atau kepekaan. Suatu suara bergantung pada
amplitude gelombang suara atau perbedaan tekanan antara
daerah bertekanan tinggi dan daerah berpenjarangan yang
berktekanan rendah. Semakin besar amplitude, semakin keras
suara. Kepekaan dinyatakan dalam desible (Db).
 Kualitas suara atau warna nada (timbre) bergantung pada nada
tambahan,yaitu frekuensi tambahan yang menimpa nada dasar.
Nada-nada tambahan juga yang menyebabkan perbedaan
khusus khas suara manusia.
Frekuensi suara yang dapat didengar oleh orang muda adalah
antara 20 dan 20.000 siklus perdetik. Namun rentang suara
bergantung pada perluasaan kekerasan suara yang sangat besar.
Jika kekerasannya 60 desibel dibawah 1 dyne/cm2 tingkat
tekanan suara, rentang suara adalah sampai 500 hingga 5000
siklus perdeti.
a. mekanisme pendengaran
gambar proses mendengar.
Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut :
gelombang suara mencapai membrane timpani. Gelombang
suara yang bertekanan tinggi dan rendah berselang seling
menyebabkan gendang telinga yang sangat peka tersebut
menekuk keluar masuk seirama dengan frekuensi gelombang
suara, rantai tulang-tulang pendengaran tersebut juga bergerak
dengan frekuensi sama, memindahkan frekuensi gerakan
tersebut dari membrane timpani ke jendela oval. Tulang stapes
yang bergetar masuk keluar dari tingkat oval menimbulkan
getaran pada perilymph di skala vestibuli.
Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval
menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen
atas. Karena cairan tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan
melalui dua cara sewaktu stapes menyebabkan jendela oval
menonjol kedalam yaitu perubahan posisi jendela bundar dan
defleksi membran basilaris.
Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke
depan dan kompartemen atas kemudian mengelilingi
helikotrema, dan kompartemen bawah tempat gelombang
tersebu menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar untuk
mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes bergerak
mundur dan menarik jendela oval keluar, perilimfe mengalir
kearah yang berlawanan mengubah posisi jendela bundar kea
rah dalam. Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang
berkaitan dengan penerimaan suara mengambil jalan pintas.
Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui
membrane vestibularis yang tipis, ke dalam duktus koklearis
dan kemudian melalui membrane basilaris ke kompartemen
bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela
bundar menonjol keluar masuk bergantian.
Membrane basilaris yang terletak di dekat telinga lebih pendek
dan kkau akan bergetar bila da getaran dengan nada rendah. Hal
ini dapat diibaratkan dengan senar gitar yang pendek dan
tegang akan beresonensi dengan nada tingi. Getaran bermada
tinggi pada perilimp skala vestibule akan melintasi membrane
vestibularis yang terletak dekat ke telinga tengah.
Karena organ corti menumpang pada membrane basilaris,
sewaktu membrane basilaris bergetar, sel-sel rambut juga
bergerak naik turun dan rambut-rambut tersebut akan
membengok ke depan dan belakang sewaktu membrane
basilaris menggeser posisinya terhadap membrane tektorial.
perubahan bentuk mekanis rambut yang maju mundur ini
menyebabkan saluran-saluran ion gerbang di sel-sel rambut
terbuka dan tertutup secara bergantian.
Sebaliknya kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang
ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena
mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrane basilaris
bergerak ke bawah). Perubahan potensial berjenjang di reseptor
mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial
aksi yang merambat ke otak. Impuls kemudia dijalarkan melalui
saraf otak statoacustikus (saraf pendengaran) ke medulla
oblongata kemudian ke colliculus. Persepsi auditif terjadi
setelah proses sensori atau sensori auditif.
b. Jaras Persarafan Pendengaran
diperlihatkan bahwa serabut dari ganglion spiralis organ corti
masuk ke nucleus koklearis yang terletak pada bagian atas
medulla oblongata. Pada tempat ini semua serabut bersinaps
dan neuron tingkat dua berjalan terutama ke sisi yang
berlawanan dari batang otak dan berakhir ke nucleus olivarius
superior. Beberapa serabut tingkat kedua lainnya juga berjalan
ke nucleus olivararius superior pada sisi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai