Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PERORANGAN

MAHASISWA KKN UNIB PERIODE 85 TAHUN 2018


DESA ARGA MULYA
KECAMATAN PADANG JAYA

“SOSIALISASI BAHAYA MAKANAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA”

TRIA AMALIA CITRA


F1B015016
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PUSAT PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KULIAH


KERJA NYATA (P3KKN)
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
A. JUDUL KEGIATAN
“SOSIALISASI BAHAYA MAKANAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA”

B. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bahan kimia merupakan sesuatu yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari.
Termasuk makanan dan minuman yang kita konsumsi juga mengandung bahan kimia.
Bahan kimia lazim di gunakan dalam industri makanan.
Saat ini, makanan dibuat sedemikian rupa agar terasa lezat, terlihat menarik, dan
tahan lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada makanan di tambahkan bahan kimia
yang dinamakan zat aditif. Menurut penelitian para ahli membuktikan bahwa zat aditif
dapat membahayakan kesehatan, misalnya kanker. Akan tetapi, di zaman modern seperti
sekarang ini bahan kimia tambahan makanan atau zat aditif dalam skla yang makin luas.
Terutama dalam industri-industri makanan. Banyak industri makan yang menggunakan
zat aditif secara berlebihan atau terkadang menggunakannya bukan pada tempatnya
misalnya menggunakan pewarna tekstil untuk pewarna makanan tanpa memperdulikan
tampak negatifnya bagi kesehatan.
Maka, melalui sosialisai tentang bahan kimia dalam makanan dan bahayanya bagi
kesehatan sebagai pengetahuan bagi siswa agar berhati-hati dalam memilih makanan dan
meminimalisir penggunaan bahan kimia tersebut.

2. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan “SOSIALISASI KENAKALAN REMAJA DAN
BAHAYA NARKOBA” ini untuk memberi pengetahuan serta pemahaman kepada anak-
anak akan bahaya makanan dan bahayanya bagi kesehatan sebagai pengetahuan bagi
siswa agar berhati-hati dalam memilih makanan dan meminimalisir penggunaan bahan
kimia tersebut.

3. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah melalui sosialisai tentang
bahan kimia dalam makanan dan bahayanya bagi kesehatan sebagai pengetahuan bagi
siswa agar berhati-hati dalam memilih makanan dan meminimalisir penggunaan
bahan kimia tersebut.
C. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode dari pelaksanaan kegiatan SOSIALISASI BAHAYA
MAKANAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA ini dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan dengan metode penyampaian materi dan sesi tanya jawab bersama anak-anak.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin , 23 Juli 2018
Waktu : Pukul 08.00 WIB s/d selesai.
Tempat : SDN 083 BENGKULU
Sasaran kelompok : Siswa-siswi kelas 6

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Bahan-bahan kimia lazim digunakan dalam industri makanan. Bahan kimia
tambahan di sebut zat aditif. Zat aditif adalah bahan kimia di campurkan kedalam makanan
yang bertjuan unutk meningkatkan kualitas makanan, menambahakan kelezatan makanan,
mengawetkan makanan dan memperbaiki penampilan.
Penggunaan zat aditif sebenarnya sudah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu.
Nenek moyang kita telah menggunakan zat-zat aditif yang alami. Akan tetapi di zaman
modern sekarang ini, zat aditif yang alami sudah jarang digunakan. Di zaman modern ini
sering menggunakan zat-zat aditif buatan atau sintetis.
Berdasarkan asalnya, bahan aditif pada makanan dibedakan menjadi 2, yaitu
bahan alami dan buatan. Berikut ini bahan kimia tambahan pada makanan :
1.1 Bahan Pewarna
a. Bahan Pewarna Alami
Pemberian warna pada makanan dapat meningkatkan penampilan makanan
sehingga menggugah minat konsunen. Bahan pewarna alami yang sering digunakan antara
lain sebagai berikut :
- Kunyit dan wortel untuk menghaliskan warna kuning
- Daun pandan dan daun suji untuk menghaliskan warna hijau
- Gula merah dan karamel (gula yang di sangrai) untuk menghasilkan warna
- Cabai, tomat, paprika, bit dan suga untuk menghasilkan warna merah.
Pewarna alami lebih anam dikonsumsi tetapi macamnya terbatas dan sulit memperolehnya
dalam jumlah besar sehingga industri makanan lebih senang menggunakan pewarna
sintetis.
b. Bahan Pewarna Buatan dan Efek Sampingnya
Zat warna yangsering digunakan adalah zat kimia turunan alnilina misalnya
indigo kurmin (biri), tartrazine (kuning), benzil piolet (ungu). Bahan pewarna yang masih
diperbolehkan untuk dipakai yaitu :
· Amarant (pewarna merah)
· Erythrosine (pewarna merah)
· Fartrazine (opewarna kuning)
· Sunset yellow (pewarna kuning)
· Past green fcf (pewarna hijau)
· Brriliant blue (pewarna biru)
Meskipun bahan pewarna tersebut diizinkan, tapi harus tetap berhati-hati dalam
memilih makanan yang menggunakan bahan pewarna buatan karna penggunaan yang
berlebihan akan mengganggu kesehatan misalnya :
Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reksi alergi pada pernapasan,
hiperaktif pada anak, tumor hroid pada tikus, dan efek kurang baik pada otak dan prilaku.
fast green fcf secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor.
Penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan radang selaput lendir pda
hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan gangguan pencernaan.
Selain itu, terdapat mbeberapa bahan tambahan makanan yang dilarang
pengguanaanya untuk pangan meskipun saat ini masih banyak digunakan. Misanlnya :
formalin, boraks, rhodamin-B, (pewarna merah), dan methanil yellow (pewarna kuning).
Pewarna ini tergolong pewarna sintetis khusus untuk methanil yellow dan rhodamin-B
hanya diperbolehkan untuk pewarna barang hasil industri seperti psaltik, tekstil, kertas,
keramik, ubin, dan sebagainya. Zat pewarna sintetis ini bersifat racun jika digunakan dalam
makanan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik yang menyebabkan munculnya
penyakit kanker.
2.2 Bahan Pemanis
a. Bahan Pemanis Alami
Zat pemanis alami yang biasa digunakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
- Pemanis nutritif
Pemanis nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif
berasal dari tanaman(sukrosa/gula tebu, gula bibit, xylitol dan fruktosa), dari mhewan,
(laktosan dan madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop glukosa, dekstrosa, dan
sorbitol).
Kelebihan pemanis ini dapat mengakibatkan obersitas (kelebihan berat badan )
karna kandungan kalorinya yang tinggi.
- Pemanis non nutritif
Pemanis non nutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori.
Pemanis non nutritif berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein
(miralin,monellin, thaumatin ).
b. Bahan Pemanis Buatan dan Efek Sampingnya
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahakan pada
makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manisbahan pemanis makanan buatan ini
sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh sakarin, siklamat, dan aspartam. Sakarin
atau “biang gula” memiliki tingkat kemanisan 350-500 kali gula alami.
Pemanis buatan ini di rekombinasikan untuk diet bagi penderita diabetes atau
penyakit gula karna mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak bolah
digunakan untuk orang sehat. Penggunaan sakarin dan siklamat dapat mengakibatkan
tumor kantung kemih.
Di Indonesia banyak makanan dan minuman yang ditambahkan sakarin dan
siklamat karna harganya jauh lebih murah dari harga gula namun penggunaan sakarin
diganti dengan aspartam yang memiliki kemanisan 180 kali gula tebu. Aspartam banyak
digunakan sebagai pemanis dalam peremen dan berbagai jenis makanan olahan.
Kemudian pemanis baru yang sering digunakan yaitu sukralosa yang memiliki
tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini tidak diserap oleh tubuh. Makanan
olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan antara lain : sirop, es mambo, kue atau
roti
2.3 Bahan Pengawet
Bahan pengawet adalah bertujuan untuk memperlambat oksidasi yang dapat
merusak makanan
a. Bahan Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka dan gula bahan
pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu ada dalam kondisi
baik. Metode pengawetan menggunakan garam dapur (Nacl) telah dilakukan masyarakat
luas selama bertahun-tahun. Larutan garam yang masuk jaringan mampu menghambat
pertumbuhan, aktifitas bakteri penyebab busuk, sehingga makanan tersebut menjadi lebih
awet. Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu mendapat perhatian karena konsumsi
garam secara berlebihan dapat memicu penyakit darah tinggi. Cuka digunakan agar
sayuran dapat bertahan lama. Gula digunakan dalam pembuatan kecap yang berfungsi
sebagai bahan pengawet.
Selain dengan penambahan bahan pengawet, untuk mengawetkan makanan dapat
dilakukan dengan pemanasan, pengeringan, pembekuan, pengalengan, dan iradiasi dengan
sinar ultraviolet atau sinar gamma.
b. Bahan Pengawet Buatan dan Efek Sampingnya
Pengawetan sebenarnya di butuhkan untuk mencegah aktifasi mikroorganisme
ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, untuk
menjaga kualitas yang memadai sebagai mana yang di inginkan. Namun harus tetap
memepertimbangkan keamanannya.
Secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga
aman dan tidak berefek racun sam sekali.
2. ADI ( Acceptable Daily Intake ), yang selalu dsitetapkan batas penggunaan
hartannya ( darly intake).
3. Zat pengawet yang memang tidak layak di konsumsi atau berbahaya seperti
boraks,formalin dan rhodamin-B. Formalin dapat menyebabkan kanker paru-paru dan
gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Adapun penggunaan boraks dapat
menyebabkan gangguan pada otak, hati dan kulit.
Beberapa bahan pengawet diperbolehkan untuk dipakai, namun kurang aman jika
digunakan secara berlebihan. Bahan-bahan pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini dapat menhambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin
(racun), bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dfapat memengaruhi rasa.
Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol,
yaitu seperti aroma obat cair. Kalsium benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman
ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan
dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium
benzoat dapat memicu terjadinya serangan asma.
2. Sulfur Dioksida (SO2)
Bahan pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang
kering, sirop dan anncor. Meskipun bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut
berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik,
kanker, dan alergi.

3. Kalium Nitrit
Kalium Nitrit dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan
dalam waktu yang singkat. Kalium nitrit sering digunakan pada daging yang telah
dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar daging tersebut,
misalnya daging kornet. Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan.
Selain mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh,
yang menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal dan muntah-
muntah.
4. Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Keduanya termasuk dalam golongan asam propionat, sering digunakan untuk
mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk
roti dan tepung. Penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan
kesulitan tidur.
5. Natrium Metasulfat
Natrium Metasulfat sering digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet
ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.
6. Asam Sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah, dan produk minuman
kerap ditambahkan asam sorbat, meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa
membuat perlukaan di kulit.
Adapun bahan-bahan pengawet yang tidak aman dan berbahaya bagi kesehatan,
antara lain adalahs sebagai berikut :
1. Natamysin
Bahan ini biasa digunakan pada produk daging dan keju. Bahan ini bisa menyebabkan
mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.
2. Kalium Asetat
Makanan yang asam umumnya ditambahkan bahan pengawet ini. Padahal bahan ini
diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.

3. Butil Hidroksida Anisol (BHA)


Biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik
kentang, pizza, dan the instan. Bahan pengawet jenis ini di duga bisa menyebabkan
penyakit hati dan memicu kanker.
4. Bahan Penyedap
Tujuan ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa makanan,
mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang saat pemprosesan dan memberi
cita rasa tertentu pada makanan.
a. Bahan Penyedap Alami
Bahan peneyedap alami yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada
makanan, antara lain santan, kelapa, susu sapi, dan kacang-kacangan. Selain itu bahan
penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan atau rempah-rempah,
antara lain lengkuas, ketumbar, cabai, kayu manis, dan pala.
b. Bahan Penyedap Buatan dan efek sampingnya
Zat penyedap buatan di bedakan menjadi dua macam yaitu :
Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain : oktil asetat
(aroma jeruk), iso amil asetat (aroma pisang), iso amil valerat (aroma apel), metil solisilat
(minyak gandapura), etil butirat (aroma nanas), okoresin dan asam esensial.
Zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah menosodium glutamate (MSG).
MSG tidak diperkenankan untuk dikonsumsi kepada bayi berumur kurang dari 12 minggu (3
bulan), bagi orang yang alergi atau tidak tahan MSG, maka makanan yang dikonsumsi
mengandung MSG dapat menyebabkan penyakit “Restoran Cina”. Gejala penyakit ini adalah
20 – 30 menit setelah makan makanan yang dibubuhi MSG yang berlebihan, maka akan
timbul rasa mual, haus, pegal-pegal pada tengkuk, sakit dada, dan sesak napas. Akibat
lainnya adalah penyakit kanker.
5. Bahan Pengembang Bahan Makanan
Dalam pembuatan berbagai macam makanan roti dan kue digunakan bahan yang
berfungsi untuk mengembangkan adonan. Bahan pengembang ini dapat berupa senyawa
kimia mapun makhluk hidup yang dapat melakukan permentasi. Baik senyawa kimia mapun
makhluk hidup yang digunakan dalam mengembangkan adonan roti dapat menghasilkan Co2
yang dapat menyebabkan adonan roti menjadi mengembang.
Bahan pengembang biologis dapat menggunakan yeast atau ragi sedangkan untuk
bahan kimia dapat menggunakan natrium bikarbonat.

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahan kimia dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
makanan dan minuman yang kita konsumsi. Bahan kimia dalam makanan terdiri atas
bahan alami dan bahan buatan atau sintetis. Bahan kimia memiliki danpak negatif jika
digunakan secara berlebihan. Pada dasarnya, bahan alami lebih aman digunakan
daripada bahan sintetis. Secara garis besar, bahan kimia yang ditambahkan dalam
makanan dikelompokkan menjadi bahan pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, dan
pengembang bahan makanan.
2. Saran
Adapun saran atau masukan yang dapat di sampaikan adalah berhati-hatilah
dalam memilih makanan. Di zaman modern ini banyak sekali makanan yang
menggunakan bahan kimia yang berlebihan terutama dalam jajanan di sekitar kita.
Bahkan sering terjadi penggunaan bahan kimia yang penggunaannya tidak sesuai dan
sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga tidak lagi mengindahkan dampaknya
terhadap kesehatan.
F. DAFTAR PUSTAKA
TIM P3KKN UNIB .2016. Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata. PKKN
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Bengkulu.
LAMPIRAN
SD NEGRI ARGA MULYA

Desa Arga Mulya Kecamatan Padang Jaya

Bengkulu Utara

“SOSIALISASI BAHAYA MAKANAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA”


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN)
UNIVERSITAS BENGKULU
KE- 85 TAHUN 2018
Desa Arga Mulya Kecamatan Padang Jaya
Kabupaten Bengkulu Utara

Arga Mulya, Juli 2018


No : /KKN_UNIB/Arga Mulya/ 2018
Lamp : -
Hal : Permohonan Izin

Kepada Yth.
Kepala Sekolah SDN Arga Mulya
di tempat

Dengan hormat,
Puji syukur kita ucapakan atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat beraktivitas sehari-hari.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya SOSIALISASI BAHAYA MAKANAN
MENGANDUNG BAHAN KIMIA maka kami Mahasiswa KKN UNIB Periode 85 memohon
izin kepada bapak/ibu. yang akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin , 23 Juli 2018
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : SDN Arga Mulya
Demikianlah surat permohonan ini dibuat, atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Kordinator Desa Sekretaris

Irfan Jundia Saputra Josepa Agustin Siombing

Anda mungkin juga menyukai