Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga
kami bisa menyelesaikam makalah mengenai komponen pasif ini .
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Teknik
Elektro di program studi Pendidikan Teknik Elektro pada Universitas Pendidikan Indonesia.
Kami berharap makalah semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak sekali
kekurangan yang terdapat di makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami buka tangan
selebar-lebarnya untuk spresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terimakasih.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Pengertian dan Karakteristik Komponen Pasif ........................................................................... 2
1. Resistor (R) ............................................................................................................................. 2
2. Induktor ................................................................................................................................... 3
3. Kapasitor ................................................................................................................................. 3
B. Jenis – Jenis Komponen Pasif ..................................................................................................... 4
1. Jenis-jenis Resistor.................................................................................................................. 4
2. Jenis-jenis Induktor ................................................................................................................. 7
3. Jenis – Jenis Kapasitor ............................................................................................................ 7
C. Pembacaan Kode Nilai Komponen Pasif .................................................................................. 10
1. Resistor ................................................................................................................................. 10
2. Induktor ................................................................................................................................. 12
3. Kapasitor ............................................................................................................................... 13
D. Rangkaian Komponen Pasif dan Perhitunganya ....................................................................... 15
1. Resistor ................................................................................................................................. 15
2. Induktor ................................................................................................................................. 17
3. Kapasitor ............................................................................................................................... 19
4. Rangkaian RLC seri .............................................................................................................. 21
5. Rangkaian RLC paralel ......................................................................................................... 22
E. Aplikasi Komponen Pasif Dalam Berbagai Alat Elektronika ................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mungkin anda tidak asing dengan kata yang satu ini “Electronic”. Elektronika
merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan
cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti
komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu
yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara
bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro,
teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.
Memperlajari elektronika memiliki banyak manfaat, karena dizaman yang serba
menggunakan internet ini (industri 4.0) pasti tak akan terlepas dari barang-barang
elektronik dan setiap barang elektronik ini pasti didalamnya terdiri dari komponen-
komponen elektronika. Oleh karena itu untuk bisa mempelajarinya kita terlebih dahulu
harus memahami komponen elektronika tersebut.
Komponen elektronika ini terdrir dari komponen pasif dan komponen aktif.
Komponen pasif adalah komponen yang tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja,
sedangkan komponen aktif adalah komponen yang membutuhkan arus listrik untuk
bekerja. Contohnya komponen pasif: ressitor, induktor, dan kapasitor. Sedangkan
contohnya komponen aktif: Transistor, dioda, IC, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu komponen pasif?
2. Bagaimana jenis dan karakteristik komponen pasif?
3. Bagaimana Cara mengetahui nilai pada komponen pasif?
4. Bagaimana cara menghitung rangkaian pada komponenpasif?
5. Apa penerapan komponenpasif dalam alat elekronika sehari-hari?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan karakteristik komponen pasif;
2. Memahami jenis – jenis komponen pasif;
3. Dapat membaca kode nilai pada komponen pasif
4. Memahami rangkaian komponen pasif dan perhitunganya;
5. Mengetahui penerapan (aplikasi) komponen pasif dalam alat elektronika.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Komponen Pasif
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber
arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen pasif terdiri 3 jenis, yaitu :
1. Resistor (R)
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor secara umum
dilambangkan sebagai berikut:
2
2. Induktor
Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Berikut beberapa inductor:
3. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energy listrik Berikut merupakan beberapa simbol
kapasitor:
a. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap.
Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode
warna ataupun kode Angka. Berikut beberapa bentuk Fixed Resistor (resistor
tetap):
1) Resistor karbon
Resistor ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan
bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin
rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya. Nilai Resistansi yang
sering ditemukan di pasaran untuk Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω
sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
2) Resistor film karbon
4
Resistor Film Karbon ini terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan
Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya
tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan
karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Resistor
ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah
dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan
Resistor karbon.
Nilai Resistansi Resistor ini yang tersedia di pasaran biasanya berkisar
diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena
rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di
suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
3) Resistor Film logam
Resistor film logam adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam
yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik
diantara jenis-jenis Resistor yang ada.
5
Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
6
2. Jenis-jenis Induktor
a. Induktor inti udara
Induktor dengan inti udara bisa dikatakan sama sekali tidak memiliki inti.
Artinya ditengah lilitan kumparan ini hanyalah ruang kosong yang berisi
udara. Maka dari itulah jenis lilitan ini dinamakan induktor inti udara.
Biasanya induktor dengan inti udara memiliki kerapatan fluks yang tinggi
sehingga banyak dipakai pada rangkaian frekuensi radio dan televisi.
b. Induktor inti ferrit
Induktor inti ferit memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
induktor dengan inti besi, yakni soal efisiensi yang lebih baik karena dapat
mengurangi kerugian histerisis yang biasa terjadi pada induktor. Selain itu
induktor inti ferit dapat bekerja dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi.
Kegunaan induktor inti ferit banyak terdapat pada rangkaian radio dan televisi
yang bekerja pada frekuensi tinggi. Selain itu induktor dengan inti ferit juga
banyak diaplikasikan pada berbagai catu daya swithing seperti power supply
komputer, charger laptop, dan lain sebagainya.
c. Induktor inti besi/logam
Jenis induktor inti besi banyak dipakai pada transformator yang bekerja pada
frekuensi rendah seperti trafo catu daya yang berhubungan dengan tegangan
AC yang memiliki frekuensi rendah. Bahan inti besi pada induktor ini bukan
dari bahan inti besi biasa, melainkan dari inti besi lunak. Selain itu induktor
dengan inti besi juga banyak terdapat pada transformator input atau input yang
berfungsi sebagai kopling loudspeaker yang banyak diterapkan pada amplifier
merk TOA.
d. Induktor variabel
Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi
dapat diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini
menggunakan bahan ferit. Dan sering diterapkan pada rangkaian radio.
7
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis
yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan
untuk masing-masing jenis Kapasitor:
a. Kapasitor nilai tetap (fixed capacitor)
Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya
konstan atau tidak berubah-ubah.
1) Kapasitor Keramik
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari
Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor
Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-
balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor
Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
2) Kapasitor Polyester
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari
Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat
dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas
arah).
3) Kapasitor Kertas
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan
pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF.
Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak-
balik dalam rangkaian elektronika.
4) Kapasitor Mika
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan
Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai
0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak
memiliki polaritas arah.
5) Kapasitor Elektrolit
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari
Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor
Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian
Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi.
Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-)
ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus
sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit
berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan
Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan
(Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya
terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.
6) Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-)
seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari
Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini
memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+).
Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
8
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki
kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih
kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis
Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan
Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.
9
Gambar: Bentuk dan Simbol Kapasito variabel
C. Pembacaan Kode Nilai Komponen Pasif
1. Resistor
Tabel nilai-nilai Resistor
10
a. Cara membaca resistor berdasarkan warna gelanng
Jika resistornya 4 gelang warna, maka gelang ke satu dan kedua merupakan
angka berjajar, dan yang ketiga merupakan jumlah dari 0 atau pengali, dan
gelang yang terakhir berfungsi sebagai toleransi atau nilai kerja resistor dari
batas bawah sampai batas maksimum.
b. Cara mengukur Resistor dengan Ohm meter
1) Analog
a) Pastikan multimeter sudah terkalibrasi
b) Putar selektor multimeter disesuaikan dengan perkiraan nilai resistor
c) Hubungkan probe merah dan hitam ke tiap kaki resistor
d) Kemudian baca dijarum indikator dengan posisi tegap
11
d) Dan hasil akan muncul pada display multimeter
2. Induktor
Untuk pembacaan nilai induktor sendiri, terdiri dari 2 yakni pada induktor nilai
tetap dan induktor nilai tidak tetap.
a. Induktor nilai tetap
1) Pembacaan dengan kode warna
Kode warna yang ditetapkan oleh RMA ( Radio Manufactures
Association)ini menentukan besarnya nilai induktansi dari induktor dalam
micro henry ( uH ).
3. Kapasitor
Berikut ini adalah ukuran turunan Farad yang umum digunakan dalam
menentukan Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor :
Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF = 1.000nF (nano Farad)
1µF = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Cara membaca kapasitor
a. Non-Polar
13
Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor
Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan
Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka
kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang
sebenarnya.
Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik diatas dengan
Tulisan Kode 473Z. Cara menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode
tersebut adalah sebagai berikut :
Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF
14
D. Rangkaian Komponen Pasif dan Perhitunganya
1. Resistor
Ketika sebuah resistor dilewati oleh sebuah arus searah, maka pada kedua ujung
resistor tersebut akan timbul beda potensial atau tegangan. Sehingga akan berlaku
hukum OHM:
𝑉𝑅 = 𝐼𝐷𝐶 ⋅ 𝑅 = 𝐼. 𝑅
𝑉𝑅
𝐼𝐷𝐶 =
𝑅
𝑉𝑅
𝑅=
𝐼𝐷𝐶
Dimana nilai R, bergantung pada hambatan jenis, panjang dari bahan resistor dan
luas penampang dari resistor yang hubunganya adalah:
𝑙
𝑅=𝜌
𝐴
Dengan:
R = Hambatan resistor (Ohm)
𝐼𝐷𝐶 = Arus DC (Ampere)
𝑉𝑅 = Tegangan pada resistor (Volt)
𝜌= Hambatan jenis
𝑙= Panjang bahan resistor (m)
𝐴= Luas penampang bahan resistor (m2)
Sesuai dengan Hukum Ohm, arus yang mengalir melalui resistor adalah:
Dua persamaan diatas menunjukkan bahwa tegangan dan arus pada resistor
memiliki sudut fase yang sama, yakni ꞷt . Grafik tegangan dan arus
terhadap waktu diperlihatkan pada Gambar 1. Sementara itu, fasor tegangan
dan arus pada resistor diperlihatkan pada Gambar 5.20(c). Fasor tegangan dan
arus pada resistor berimpit karena arus dan tegangan sefase (memiliki sudut fase
yang sama).
15
Gambar: a). Rangkaian resistor dan sumber tegangan AC. b) grafik tegangan dan
arus terhadap waktu. c). Diagram fasor tegangan dan arus pada resistor.
Nah, dengan menggunakan hukum OHM lagi, maka kita akan memperoleh
hambatan resistor atau disebut juga resistansinya:
𝑉𝑅 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt 𝑉𝑚
𝑅= = =
𝐼𝑅 𝐼𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt 𝐼𝑚
16
3. Kebalikan nilai tahanan resistor pengganti rangkaian sama dengan jumlah
kebalikan nilai tahanan seluruh resistor.
2. Induktor
Jika induktor dipasang pada arus yang konstan (DC), maka tegangannya sama
dengan nol, sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat (short
circuit). Rangkaian ini (hubung singkat) mempunyai sifat bahwa nilai tegangan
pada kedua ujung induktor sama dengan nol, sehingga nilai tahanan pada
rangkaian ini sangat kecil sekali. Rangkaian ini, tidak tergantung dari arus I yang
mengalir pada rangkaiam tersebut.
𝑉𝑎𝑏 = 0
𝑅𝐷 = 0
𝑑𝑖
Selanjutnya, karena 𝑉𝐿 = 𝐿 𝑑𝑡, maka:
17
𝑑𝑖
𝐿 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt
𝑑𝑡
𝑉𝑚
𝑑𝑖 = 𝑆𝑖𝑛ꞷt(dt)
𝐿
sehingga dengan mengintgralkan kedua ruas, diperole arus IL:
𝑉𝑚 𝑉𝑚
𝐼𝐿 = ∫ 𝑑𝑖 = ∫ 𝑆𝑖𝑛ꞷt(dt) = − 𝐶𝑜𝑠 ꞷt(dt)
𝐿 ꞷ𝐿
1
Dari trigonometri dari matematika, 𝐶𝑜𝑠 ꞷt = 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt − 2 𝜋), sehingga menjadi:
Dari kedua persamaan diatas, terlihat bahwa arus yang mengalir pada induktor
akan tertingga dari tegananya (tegangan mendahului arus), hal ini disebabkan
karena arusnya akan diubah menjadi medan magnet terlebih dahulu.
Gambar: (a) Rangkaian induktor dan sumber tegangan AC. (b) Grafik tegangan
dan arus terhadap waktu. (c) Diagram fasor tegangan dan arus pada induktor.
18
Untuk perhitungan pada rangkaian induktif paralel berlaku
19
Gambar: (a) Rangkaian kapasitor dan sumber tegangan AC. (b) Grafik tegangan
dan arus terhadap waktu. (c) Diagram fasor tegangan dan arus pada pada
kapasitor.
Dimana:
V = tegangan (Volt)
Untuk perhitungan pada rangkaian kapasitor seri berlaku:
1. Potensial di seluruh kapasitor adalah sama.
V = V1 = V2 = V3 = …Vn
2. Muatan listrik total kapasitor adalah penjumlahan dari muatan listrik yang
mengalir ke masing-masing kapasitor.
q = q1 + q2 + q3 …
3. Kapasitas kapasitor pengganti paralel sama dengan penjumlahan dari
kapasitas seluruh kapasitor.
20
Dengan muatan pada kapasitor:
Cp = C1 + C2 + C3 + …Cn
Dimana:
V = tegangan (Volt)
21
Gambar: (a) Diagram fasor tegangan pada rangkaian AC RLC seri. (b)
Fasor tegangan total V merupakan resultan dari fasor VR dan fasor VL – VC .
Sehingga, berlaku hubungan:
atau
Persamaan tan 𝜑 juga menunjukkan bahwa sifat rangkaian dapat diketahui
dengan membandingkan besar XL dan XC. Jika XL > XC, rangkaian bersifat
induktif, jika XL < XC, rangkaian bersifat kapasitif, dan jika XL = XC,
beresonansi.
5. Rangkaian RLC paralel
22
a. Pada listrik DC
Rangkaian RLC paralel pada listrik DC ini hanya bisa dihitung pada rangkaian
RC saja, karena pada rangkaian RL atau RLC rangkaianya akan bersifat short
circuit sebab adanya induktor sehingga tegangan dan hambatannya sama
dengan nol. Untuk perhitungan rangkaian RC sendiri itu hanya menghitung
nilai pada R (resistor)-nya saja.
b. Pada listrik AC
Pada rangkaian listrik AC RLC paralel, tegangan listrik pada setiap komponen
adalah sama (VR=VL=VC) sehingga kita anggap V-nya adalah
𝑉 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt), sehingga arusnya: 𝐼 = 𝐼𝑚 𝑆𝑖𝑛(ꞷt + φ). Sehingga untuk
menentukan hubungan IR, IL, dan IC-nya kita harus menggunakan analisis
fasor. Dari pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa:
1) Pada resistor, arus dan tegangan sefase maka fasor IR dan VR berimpit;
2) Pada induktor, arus tertinggal oleh tegangan (atau tegangan mendahului
1
arus) dengan beda fase 𝜋 rad maka fasor IL dan VL saling tegak lurus;
2
3) Pada kapasitor, arus mendahului tegangan (atau tegangan tertinggal oleh
1
arus) dengan beda fase 2 𝜋 rad maka fasor IC dan VC saling tegak lurus
23
Dan hubungan masing-masing impedansinya:
24
Daftar Pustaka
Abdul. (2019, Agustus 06). Rangkaian RLC. Retrieved from Abdul Elektro:
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/rangkaian-rlc-paralel.html
Asep. (2015, 09 11). Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya. Retrieved from Teknik Elektro:
https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/
Asep. (2019, 07 09). Simbol dan Fungsi Kapasitor beserta Jenis-jenisnya. Retrieved from
Teknik Elekro: https://teknikelektronika.com/simbol-fungsi-kapasitor-beserta-jenis-
jenis-kapasitor/
Genie. (2019, 08 01). Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya .
Retrieved from Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-
komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/
Jakarta, S. 7. (2014, September 07). Listrik Bolak Balik. Retrieved from SMA Negri 78
Jakarta: http://Sma78.co.nr/
Jakarta, S. 7. (2014, juli 4). Listrik Dinamis. Retrieved from SMA Negri 78 Jakarta:
http://sma78.co.nr
Jenis-Jenis Komponen Elektronika Beserta Fungsi dan Simbolnya. (n.d.). Retrieved from
Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-
beserta-fungsi-dan-simbolnya/
Job, B. (2011, Agustus 08). Kumparan ( induktor ). Retrieved from Web Anak Elektro:
http://basejob.blogspot.com/2011/08/kumparan.html
Mohanshori. (2011, November 17). Karakteristk Induktor. Retrieved from wordpress:
https://mohanshori.wordpress.com/2011/11/17/karakteristik-induktor/
Nerdi. (2019, 06 23). Bahan dan Karakterisktik dari Resistor. Retrieved from Geo Cities:
http://www.geocities.ws/handounimed/medianerdi/bahan_dasar_dan_karakteristik_res
istor.html
Pangestu, N. (2019, Juli 17). Resistor. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
Purnama, A. (2019, Februari 06). Definisi Kapasitor . Retrieved from Elektronika Dasar:
https://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor
Rangkaian R-L-C Paralel. (2019, September 15). Retrieved from Elektronika Dasae:
http://elektronika-dasar.web.id/rangkaian-r-l-c-paralel/
Saipul. (2016, Juni 20). Dasar Elektronika 3. Retrieved from Instrument elektronika:
http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/dasar-elektronika-3-induktor.html
Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
25