Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : MAYA MUSTIKA LUBIS
NIM : 161102002
PRODI : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DOSEN PEMBIMBING : BERNIDO R. PURBA S.KM,M.Kes.

FAKULTAS KESEHATAN
JURUSAN S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS EFARINA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena dengan
rahma,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya,saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
Keterampilan Kepemimpinan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.Dan
kami juga berterima kasih pada Bapak BERNIDO R.PURBA selaku Dosen Mata Kuliah
“KEPEMIMPINAN”yang telah memberikan tugas pada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan,Kami juga Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna,Oleh sebab itu berharap adanya kritik,saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat dan di pahami bagi siapapu yang
membacanya,sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapt kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Pematangsiantar,14 JUNI 2018


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkat perubahan yang makin meningkat dalam lingkungan eksternal organisasi dan
banyaknya tantangan baru yang menghadapi para pemimpin menyatakan bahwa keberhasilan
seseorang pemimpin dalam abad ke-21 akan membutuhkan tingkat keterampilan yang lebih
tinggi dan beberapa kompetensi baru juga. Saat kebutuhan kompetensi itu meningkat, teknik-
teknik baru untuk mengembangkannya mulai ditemukan dan teknik lama diperbaiki.
Perkembangan kepemimpinan kini merupakan bisnis multimiliiar dolar di Amerika Serikat
(Fulmer & Vicere, 1996).
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh
para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada
umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu
teori pun yang dirasakan paling sempurna.

Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan


dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang
pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para
manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak perlu
menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan
manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.

Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan


mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/ bawahan
karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan
dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin
ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam
struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan denganya untuk
mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan
pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul,
dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
B. Rumusan Masalah

1) Apa saja teori pembentukan kepemimpinan?

2) Apa saja teori kepemimpinan?

3) Arti dari Tiga keterampilan kepemimpinan?

4) Bagai Mana Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan?

5) keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan


dirinya.

C. Tujuan

1) Agar mengetahui teori pembentukan kepemimpinan

2) Agar mengetahui teori kepemimpinan

3) Agar mengetahui apa arti Tiga keterampilan kepemimpinan

4) Memahami apa yang dapat dilakukan pemimpin untuk memudahkan dan mendorong
dan
memudahkan perkembangan kepemimpinan dari bawahan mereka.

5) Agar bisa memperkuat dasar-dasar Kepemimpinan dirinya.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Pembentukan Kepemimpinan

Berdasarkan pengalaman kajian empirik dan analisa para ahlia ada tiga teori tentang
timbulnya kepemimpinan yaitu:

1) Teori Genetik, dimana seseorang telah ditakdirkan untuk memiliki bakat-bakat


kepemimpinan sejak ia dilahirkan sebagai suatu keturunan menurut kodrat alam.

2) Teori Sosial, yaitu seseorang bisa menjadi pemimpin apabila ia dididik dan diberi
pengalaman tentang kepemimpinan.

3) Teori Ekologis, teori ini lahir sebagai respon terhadap kedua teori diatas dimana
seseorang akan menjadipemimpin yang baik, apabila sejak lahirnya dikaruniai bakat
kepemimpinan yang dikembangkan secara teratur dan pengalaman-pengalaman kerja
sehingga bakatnya berkembang menjadi kepribadiannya.

Sebenarnya untuk lahirnya seorang pemimpin yang jitu, dapat memenuhi seluruh
persyaratan yang diharapkan sukar sekali. Juga untuk memperoleh seorang pemimpin itu
tidak mudah, begitu saja dicetak atau diproduksi dibangku sekoloah/pendidikan tetapi
kematangan seorang pemimpin itu akan dipengaruhi oleh :

1) Nilai-nilai dan sikap pribadi.

2) Pengetahuannya.

3) Kecerdasannya.

4) Komunisakasi dan ekologi yang memperhatikan adanya interaksi antara lingkungan dan
manusia itu baik lingkungan biologis, sosial maupun fisik.
Ukuran sejati seorang pemimpin ialah kesangguapannya dalam mendapatkan orang-orang
lain bertindak, untuk membantu hasil-hasil yang akan dituju.

Dasar pemimpin yang baik ada tiga.


Dugaan yang menjadi faktor utama dalam kemajuan yaitu :

1. Seseorang bisa mendapatkan salah satu sumber kepuasan yang tak terhingga misalnya
didalam pekerjaannya yang dilakukannya
.
2. Dapat menciptakan syarat-syarat yang akan membantu bawahannya mendapatkan
kepuasa dalam pekerjaan.

3. Orang-orang ingin memikul tanggung jawab. Efektifitas pemimpin akan langsung


berhubungan dengan mutu keputusan-keputusan yang diambilnya.
Dalam hal kemasakan kepemimpinan itu seseorang akan ditentukan oleh suatu tingkat
dmana terdapat pendewasaan dirinya dengan kesadaran penghayatan serta berminat
mempelajari segala sesuatu kekurangannya. Dalam hal ini akan Nampak sesuatu kewibawaan
serta kedewasaan apabila pada suatu waktu ia mengenai persoalan, maka nampaklah pada
dirinya suatu sikap kematangan emosional yang dapat menguasai jiwanya dalam berbuat
sesuatu, seperti :

1. Pandangan yang terarah pada persoalan yang dihadapi dengan kesiapan untuk
menyelesaikannya.
2. Kepercayaan akan kemampuan untuk dihadapi dengan antusias untuk dirinya.
3. Rasa tanggung jawab atas perbuatannya.
4. Dasar pertimbangan yang objektif dan tidak meragukan.
5. Mau melakukannya dengan melakukan pengorbanan yang terjadi pada dirinya.
6. Serta kewibawaan yang memancar pada dirinya dimana orang-orang merasa hormat dan
segan kemampuan.

Arti kepemimpinan yang efektif adalah sikap atas sikap dan perilaku bawahan. Sehingga
ia dalam sikap serta perbuatannya tidak ada yang tercela serta percaya akan kemampuan yang
ada pada dirinya. Dalam hubungan kemanusaiaan, serta pemimpin dan bawahannya atau
dengan para pemimpin yang lainnya hal itu terjadi sebagai pelajaran manusia sosial. Dimana
harus disadari bahwa manusia tidak bisa hidup menyendiri terlepas dari yang lainnya. Yang
jelas ia pasti akan membutuhkannya.

Sebab hakikat manusia itu adalah merupakan jalinan individualitas dan makhluk sosial.
Kalau pekerja merasa atau mendapat kesan bahwa dirinya diperhatikan oleh dirinya, maka ia
merasa lebih rela bekerja dengan sungguh-sungguh bahkan memberikan lebih daripada yang
diwajibkan, akhirnya bisa menimbulkan kesediaan mengarungi samudera dan lautan apapun
untuk pimpinannya itu. Inilah pertanda adanya human relation yang ideal, pertanda-pertanda
lain dengan adanya relation yang baik suasana psikologi yang subur bagi perusahaan dan
menyenangkan pesertanya, adanya keikhlasan yang baik antar pemimpin dan bawahannya
serta adanya usaha untuk merundingkan secara damai dalam kerukunan kerja.

B. Teori Kepemimpinan

Ada beberapa teori kepemimpinan yang dikemukakan anatara lain:

1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat
ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:

a. pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan.
b. sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan,
ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif.

c. kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,


membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi
secara efektif.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif,
tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat,
ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan
prinsip keteladanan.

2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

a. konsiderasi dan struktur inisiasi

b. Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki


ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul
dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas
organisasi.

c. berorientasi kepada bawahan dan produksi

d. perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada
segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian
tujuan.

3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu
menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
a. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
b. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
c. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
d. Norma yang dianut kelompok
e. Rentang kendali
f. Ancaman dari luar organisasi
g. Tingkat stress
h. Iklim yang terdapat dalam organisasi

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang


dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu.

C. Tiga keterampilan utama seorang Pemimpin

Ketrampilan utama yang pertama adalah Technical skill, merupakan ketrampilan teknis
yang dimiliki oleh seseorang, biasanya merupakan ketrampilan yang didapatkan dari jalur
pendidikan resmi. Berupa kemampuan/keahlian di bidang spesialisasi tertentu. Keahlian
menggambar seorang Arsitek, keahlian mengoperasi pasien seorang dokter adalah contoh
technical skills. Lebih banyak ke keahlian dalam bentuk fisik. Bisa dirasakan dan dilihat
langsung oleh orang lain.

Ketrampilan utama yang kedua adalah Conceptual skill, didefinisikan sebagai


kemampuan untuk memahami persoalan secara lebih menyeluruh .Fungsi dalam conceptual
skill lebih banyak bagaimana mempengaruhi orang lain supaya mengikuti apa yang
diinginkan oleh sang pemimpin. Termasuk ke dalamnya adalah kemampuan perencanaan,
pengorganisasian dan pengontrolan terhadap item pekerjaan yang dilakukan. Conceptual
skills bisa dipelajari di jalur pendidikan normal, atau bisa juga dipelajari dari jalur pendidikan
non formal [pengalaman). Keduanya juga bisa saling melengkapi supaya didapatkan
kemampuan yang lebih alami.

Ketrampilan utama ketiga yang harus dimiliki adalah Soft skill. Ini mungkin satu-
satunya kemampuan yang tidak bisa dipelajari di jalur pendidikan formal. Walaupun banyak
pelatihan-pelatihan dewasa ini yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan soft skill dari
seseorang, tetapi akan lebih efektif jika didapatkan dari jalur pengalaman [non formal]. Yang
termasuk soft skill diantaranya, kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain termasuk kemampuan untuk,Mengola konflik dalam sebuah
organisasi dan masih banyak lainnya.
D. Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan

a) Diperlukan Patokan

Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin. Artinya, seseorang harus
diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin. Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki
rencana untuk menemukan prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang
terbaik karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia. Prospek itu harus
menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan memberikan bukti yang kuat bahwa ia
akan mampu untuk belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan
kemampuan kepemimpinan itu penting.

Hal lain yang harus dilihat adalah karakter. Etika yang diperlihatkan seseorang adalah
ukuran yang baik untuk menilai karakter seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk
membuat keputusan yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu benar secara
moral atau tidak. Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari untuk memimpin harus
sanggup untuk bergaul dengan orang lain dan bersedia bekerja sama.

b) Diperlukan Ujian

Mengabaikan pengetahuan itu adalah kebodohan karena pengetahuan tidak hanya


mengungkapkan faktor personal, namun juga sikap. Lebih daripada keterampilan, sikap
sering kali akan menentukan sebuah efektivitas. Sikap adalah sesuatu yang tidak dapat
diajarkan, dan banyak orang tidak sadar bahwa masalah dalam hubungan mereka dengan
organisasi adalah karena faktor sikap. Pengujian dapat mengindikasi masalah seperti itu.
Beberapa tes psikologi juga mengungkapkan kelemahan dan minat. Hal itu membantu
seseorang dan pelatih untuk mengetahui dengan tepat bidang apa yang seharusnya menjadi
fokus. Tes yang bisa membantu dikembangkan oleh Craig dan Charters; tes ini dapat dipakai
dalam segala situasi untuk memberi suatu indikasi akan kelemahan dan kelebihan seseorang.
Di World Vision, kami sering menggunakan apa yang disebut tes Worthington-Hurst guna
membantu menentukan kelemahan dan kelebihan dalam kepemimpinan

c) Membantu agar Pelatihan Efektif

Pengalaman adalah hal yang penting. Banyak situasi yang dapat dijadikan alat untuk
memberi seseorang pengalaman dalam memimpin; saat kepala departemen sedang cuti
misalnya, seorang asisten harus melakukan tanggung jawabnya sementara. Pelatihan seperti
ini tiada duanya.

Peningkatan kepemimpinan mungkin terencana atau terjadi karena rutinitas, seperti


asisten yang naik posisi karena atasannya pensiun. Jika orang itu disukai, kesempatannya
besar untuk bisa sukses. Namun, metode rutinitas seperti itu tidak menjamin sebuah
kepemimpinan yang baik sebab posisi itu didapat lebih banyak karena kesempatan. Dengan
perencanaan dan evaluasi yang terstruktur, prospek adanya kepemimpinan yang kuat akan
lebih bagus.
d) Percobaan

Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan
mudah. Metode ini sering digunakan di toko besar, bank, dan organisasi industri; gereja
menganggap metode ini sebagai metode yang baik sekali untuk mendapatkan seorang
pemimpin. Metode ini memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah
itu, ada percobaan selama beberapa waktu. Jika ia menjalaninya dengan baik, ia akan naik
tingkat saat ada peluang

e) Mengukur Perkembangan

Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika pemimpin potensial
tidak belajar menggunakan materi yang diajarkan pada mereka dengan efektif, program
pelatihan harus direvisi. Beberapa kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak
mudah.Dalam analisa akhir, perkembangan keterampilan memimpin dinilai dari performa.
Bukan hanya pada hal yang telah dilakukan pemimpin, tapi juga dalam hal kepuasan kerja,
semangat dan usaha gigih yang ditunjukkan para bawahan, dan tingkat kesetiaan dan sikap
yang diperlihatkan bawahan.

E. Keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar


kepemimpinan dirinya.

1) Keterampilan Presentasi.

Seorang pemimpin harus kreatif melakukan presentasi kepada pengikutnya. Presentasi


ini harus meliputi visi, misi, goal, action plan, dan fokus. Di mana, dalam setiap presentasi
pemimpin harus secara cerdas mampu mentransformasikan nilai-nilai yang kuat dan positif
kepada rencana tindakan yang jelas. Pemimpin harus memanfaatkan keterampilan presentasi
ini untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan kepada para pengikut, bawahan, tim, atau
kelompoknya tentang ide dan visi yang harus diperjuangkan bersama.

2) Keterampilan Membangun Tim Yang Kuat.

Pemimpin yang sesungguhnya adalah seorang pekerja tim. Jadi, keterampilan


membangun tim adalah keterampilan yang sangat strategis untuk mensukseskan
kepemimpinan yang sedang diperjuangkan tersebut. Pemimpin harus bersikap bijak dan
profesional dalam merakit sebuah tim yang tangguh dan dinamis. Pemimpin harus
menciptakan sebuah tim yang kreatif dan strategis untuk membangun kinerja organisasi yang
hebat. Pemimpin harus membangun tim yang mampu meningkatkan rasa percaya diri
organisasi untuk berprestasi secara maksimal. Ingat! Pemimpin besar meraih hasil-hasil yang
luar biasa melalui timnya yang kuat, dan yang bertanggung jawab secara total pada fungsi
dan peran kerja masing-masing.
3) Keterampilan Negosiasi.

Negosiasi adalah bagian dari komunikasi yang terfokus untuk mencari kesepakatan.
Jadi, peran seorang pemimpin sebagai seorang negosiator ulung tidaklah boleh diabaikan.
Pemimpin harus bijak dan cerdas melihat semua tantangan yang ada, dan cerdas
menggunakan keterampilan negosiasi tersebut untuk mentransformasikan semua tantangan
menjadi peluang yang menguntungkan organisasi yang di pimpin. Pemimpin adalah seorang
negosiator untuk mendapatkan kesepakatan terbaik, bukan seorang negosiator yang ngotot
dan tak mau kompromi terhadap tantanga.

4) Keterampilan Bersikap Baik.


Seorang pemimpin tidak zamannya lagi memanfaatkan kekuasaan dan posisi
kepemimpinannya untuk bersikap arogan dan bersikap diktator terhadap pengikut. Sekarang
ini zamannya pemimpin harus merangkul semua kekuatan dan potensi sukses pengikutnya
untuk dijadikan sebagai kekuatan kepemimpinan yang ia miliki. Oleh karena itu, pemimpin
wajib bersikap baik dengan sikap tulus dan jujur kepada setiap orang, di mana pun dan kapan
pun.

5) Keterampilan Memotivasi.

Seorang pemimpin adalah seorang motivator yang harus mampu membangkitkan energi
positif dari pengikut dan bawahannya, untuk secara proaktif bergairah dan bersemangat tinggi
dalam meraih prestasi yang hebat. Oleh karena itu, pemimpin wajib memiliki keterampilan
untuk memotivasi pengikutnya, dan menggerakan para pengikut untuk melakukan hal-hal
terpenting buat kesuksesan organisasi. Motivasi bukan berarti sekedar berteriak-teriak dengan
semangat tinggi, tapi lebih kepada cara untuk merangkul hati dan pikiran positif para
pengikut. Lalu, membangun harapan dan rasa percaya diri mereka untuk menjadi lebih hebat.

6) Keterampilan Mengorganisasi.

Seorang pemimpin adalah seorang organisator yang ulung. Kemampuan pemimpin


dalam mengorganisasi semua kekuatan yang ada akan menjadikan kepemimpinan itu kuat
dan solid. Melalui kebersamaan dalam organisasi yang solid dan kuat, pemimpin pasti
membawa setiap orang menuju puncak harapan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

a. Teori pembentukan kepemimpinan


Teori pembentukan kepemimpinan menurut Dr. Sondang P. Siagian ada 4 :

1. Teori genetic
2. Teori social
3. Teori ekologis
4. Teori kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin di konsep


kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang sejarah kepemimpinan, sebab
musabab munculnya pemimpin, tipe dan gaya kepemimpinan serta syarat-syarat
kepemimpinan.
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
1. Kekuasaan
2. Kewibawaan
3. Kemampuan

 b. Macam-macam teori kepemimpinan menurut H. Koontz dan C.O. Donnel dalam


bukunya principles of manajement :
1) Teori penganut sifat
2) Teori penganut situasi
3) Teori pengikut pemimpin
4) Teori lingkungan
5) Teori tentang perilaku
6) Teori tentang humanistic
7) Teori tentang interaksi harapan
8) Teori tentang pertukaran
9) Teori tentang siklus hidup

 c. Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan



a. Diperlukan Patokan
b. Di perlukan Ujian
c. Membantu agar pelatihan Efektif
d. Percobaan
e. Mengukur perkembangan
 d. keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar
kepemimpinan dirinya.

a) Keterampilan Presentasi
b) Keterampilan Membangun Tim Yang Kuat.
c) Keterampilan Negosiasi.
d) Keterampilan Bersikap Baik.
e) Keterampilan Memotivasi.
f) Keterampilan Mengorganisasi.

Jadi keterampilan kepemimpinan adalah Technical skill, Conceptual skill, Soft skill ketiga
nya harus saling melengkapi dan di jadikan sebagai salah satu factor utama keberhasilan
seorang kepemimpinan bagi organisasi

B. Saran

Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin memang sangat penting karena


pemimpin sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan suatu organisasi. Oleh karena
itu, setelah pembaca memahami isi makalah yang dibuat, penulis berharap teori dalam
kepemimpinan bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai