Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN JIWA

“ROLEPLAY PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI”

OLEH :

KELOMPOK 1F

KELAS III C

MUHAMMAD ZAENAL (PO713201171116)

NAMIRAH (PO713201171117)

NAOMI CINDY PATANDA (PO713201171118)

NUR ADILA NUHUNG (PO7132011711201)

NURFADHILAH ISLAWATI (PO713201171121)

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
petunjuk dan kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Laboratorium Mata Kuliah Keperawatan Jiwa.

Laporan praktikum ini membahas tentang proses asuhan keperawatan pada


pasien dengan deficit perawatan diri. Maksud dan tujuan penulisan laporan ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang proses
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan deficit perawatan diri.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pembaca.

Makassar, 16 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Tujuan Penulisan ..................................................................................

BAB II. TINJAUAN TEORI

A. Definisi Defisit Perawatan Diri ............................................................


B. Proses Terjadinya Defisit Perawatan Diri ............................................
C. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri ........................................................
D. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri.............................................
E. Rentang Respon ...................................................................................
F. Mekanisme koping ...............................................................................
G. Penjabaran Pohon Masalah ..................................................................
H. Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Kebersihan Diri ........................

BAB III. Hasil Praktikum ................................................................................

Roleplay keperawatan jiwa pada pasien dengan deficit kebersihan diri ...

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,
makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan :
suatu keadaan dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan ( kegiatan hidup sendiri ).

B. Tujuan Penulisan

1. Mampu menjelaskan mengenai defisit perawatan diri.

2. Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan


defisit perawatan diri.

3. Mampu merlakukan roleplay keperawatan jiwa pada pasien dengan


defisit perawatan diri.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk
mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri diantaranya mandi, makan dan
minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting.
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Faktor Predisposisi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri
adalah, Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu
melindungi dan memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan
inisiatif dan keterampilan. Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah
Faktor Biologis, beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri secara mandiri. Faktor selanjutnya
adalah kemampuan realitas yang menurun. Klien dengan gangguan jiwa
mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga menyebabkan
ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan diri.
Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang dukungan serta latihan
kemampuan dari lingkungannya, menyebabkan klien merasa
2. Faktor Presipitasi.
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurangnya atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual,
cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Sedangkan menurut
Depkes tahun 2000 faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah
body Image, praktik social, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya,
kebiasaan dan kondisi fisik.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat
gigi, shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk
menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita
DM yang harus menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya,
terdapat budaya di sebagian masyarakat tertentu jika individu sakit tidak
boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang yang enggan
menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal sabun,
shampoo, dll. Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan
tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukan nya.

C. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri


Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
D. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut :
1) Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi
2) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu
3) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, melengkapi makanan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, serta mencerna cukup makanan
dengan aman
4) Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat,dan menyiram toilet atau kamar kecil.
E. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000), yaitu :
 Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah
: Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara
mandiri.
 Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau
merawat diri.

G. Penjabaran Masalah
a) Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan
Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri


Gambar 2: Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
(Sumber : Keliat, 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI

(Pengkajian dan melatih cara menjaga kebersihan diri : Mandi, gosok gigi, cuci
rambut)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak
berdaya
Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau,
mulut dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,
2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut

3. Tujuan Tindakan keperawatan

b. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

c. Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri.

d. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan


perawat.

f. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik..

c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi,


gosok gigi dan cuci rambut

d. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.


e. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster


bekti, Saya Mahasiswa Praktik dari Stikes Pertamedika, saya akan
dinas diruangan Ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari
jam 07 pagi sampai jam 2 siang. Saya akan merawat ibu selama di RS
ini, nama ibu siapa? Senang nya dipanggil apa.”

b. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok
gigi..? ”

c. Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan


diri..?”

 Waktu :

“ Berapa lama ibu mau mengobrolnya..?, Bagaimana kalau 15


menit..?”

 Tempat :

“ Ibu maunya kita ngobrol dimana..?, Bagaimana kalau di


ruang tamu..?”

2. Fase Kerja

“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?, Menurut ibu, apa sih kegunaan
mandi..?, Apa alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?, Menurut ibu,
apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan dir kiti,,? Kira – kira
tanda tanda orang yang merawat diri dengan baik, seperti apa yaa..?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut
ibu yang bias timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang
digunakan untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi,
cuci rambut, gosok gigi… apa saja yang disiapkan..? Benar sekali..!!
Ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun, sikat gigi, sampo
dan odol serta sisir. Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu bias menyebutkan
dengan benar..”.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara


merawat kebersihan diri? Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba
ibu sebutkan, cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih
tadi..? Bagus sekali..!!

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika
kita menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan
latihan, cara Merawat diri, masukan kedalam jadwal yaa..!
Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..!
mandi 2 X Sehari, gosok gigi 2 X sehari juga, keramas 2 X
Seminggu. Bagaimana bu..? Bisa dilakukan..? Baguss sekali, ibu
mau mencoba melakukannya..!”

c. Kontrak yang akan datang

 Topik :

“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
makan dan minum yang baik dan benar, apakah ibu
bersedia..?..”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau
jam 11,,? Baik bu kita akan berbincang selama 15 menit”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di


ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : MAKAN DAN MINUM

(Pengkajian dan melatih cara makan dan minum)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat
lemah, klien terlihat mengacuhkan makanan nya.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan


minum.

c. Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan


bantuan perawat.

e. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan


bantuan perawat.

A. Tindakan Keperawatan

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b.Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum

c. Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik

d.Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a) Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??

b) Evaluasi / Validasi

“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri?bagaimana


perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi?

c) Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang manfaat dan tata
cara makan dan minum yang baik”

 Waktu :

“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15


menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”

 Tempat :

“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”

2. Fase Kerja

“..Berapa kali ibu makan sehari..? Iya baguss..!! Ibu makan 3 X


Sehari..! Kalau minum, sehari berapa gelas bu..?? Betul, Minum 10
Gelas sehari..? Apa saja yang disiapkan untuk makan,,? Dimana ibu
makan..? Bagaimana cara makan yanag baik menurut ibu..? Apa
yang dilakukan sebelum makan..? Apa pula yang dilakukan setelah
makan..?..”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :


“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang
cara Makan dan minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah
bisa menyebutkan manfaat makan dan minum dengan baik”

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika
kita menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan
latihan, Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal
ya bu..! makan 3 X sehari, dan minum 8 – 10 gelas sehari..”

c. Kontrak yang akan datang.

 Topik :

“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
Toileting yang baik dan benar (BAB dan BAK) besok..”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di


ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : TOILETING

(Pengkajian dan melatih cara BAB dan BAK)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Kulit kotor, baju bau pesing, sekitar kamar klien bau pesing
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Toileting (BAB dan BAK)

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya..

b. Klien dapat menjelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.

c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB


dengan benar dengan bantuan perawat

d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum secara


mandiri

e. Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar


ke dalam jadwal harian

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya..

b. Jelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.

c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan


BAB dengan benar

d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan makan dan minum secara


mandiri

e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan


benar ke dalam jadwal harian

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??

b. Evaluasi / Validasi

“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman


perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan
pagi ini..?”
c. Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang tata cara BAK dan
BAB yang baik”

 Waktu :

“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15


menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”

 Tempat :

“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”

2. Fase Kerja

“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?,
kalau ibu BAB dan BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB
biasanya apa yang ibu lakukan..? Menurut ibu apa manfaatnya jika
menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK..?”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang


cara BAB dan BAK yang baik..? Bagaimana perasaan ibu
setelah membersihkan diri setelah BAB dan BAK..? BAgus
sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik cara BAK
dan BAB yang benar..!”

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika
kita menjaga kebersihan diri setelah BAB dan BAK. Sekarang,
coba ibu masukan kedalam Jadwal Kegiatan Harian ibu, sesuai
ceklis, BAB 1x di toilet, BAK 1x di toilet/dikamar?”

c. Kontrak yang akan datang.

 Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri (berpakaian dan berdandan)..!”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di


ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : BERHIAS

(Pengkajian dan melatih cara berhias : Berpakaian dan Berdandan)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.

c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan


benar dengan bantuan perawat.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.


e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke
dalam jadwal harian.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.

c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan


dengan benar.

d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.

e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan


benar ke dalam jadwal harian

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??

b. Evaluasi / Validasi

“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman


perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan
pagi ini..? sudah BAB / BAK pagi ini? Dimana ibu BAB dan BAK
pagi ini? Apa yang ibu lakukan setelah BAB / BAK..?”

a. Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang berhias
(berpakaian dan berdandan)..?

 Waktu :

“ Sesuai janji kita kemarin , kita akan berbincang bincang


selama 15 menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”

 Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”

B. Fase Kerja

“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan


berdandan untuk ibu..? Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat
berhias dan berpakaian..! Sekarang coba ibu tunjukan cara
berpakaian dan berdandan yang baik..? Bagus sekali ibu sudah dapat
menunjukan cara berhias dan berpakaian yang baik! Mulai besok
coba ibu masukan Berhias dan Berpakaian kedalam kegiatan
harian..!”

C. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang


manfaat dan tata cara berhias dan berpakaian yang baik..?
BAgus sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik
tentang manfaat dan cara berhias dan berpakaian yang baik, “

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu


tentang cara berhias dan berpakaian yang baik dan benar, mulai
besok coba ibu masukan ke jadwal kegiatan harian ibu”

c. Kontrak yang akan datang.

 Topik :

“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri (berpakaian dan berdandan)..!”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di


ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. membina hubungan saling percaya
Perawatan Diri : Mandi
degan klien

b. Menjelaskan pentingnya perawatan


diri yang baik..

c. Mengajarkan klien mempraktekan


cara perawatan diri : mandi, gosok
gigi dan cuci rambut

d. Membantu klien mempraktekan cara


perawatan diri.

e. Menganjurkan klien memasukan


kegiatan perawatan diri secara mandiri
di dalan jadwal kegiatan harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Perawatan Diri : Makan
klien.
dan Minum
b. Mengevaluasi pengetahuan klien
tentang manfaat makan dan minum

c. Mengajarkan klien mempraktekan


tata cara makan dan minum yang
baik.

d. Membantu klien mempraktekan tata


cara makan dan minum yang baik.
e. Menganjurkan klien memasukan
kegiatan makan dan minum secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan
harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Membina hubungan saling percaya.
Perawatan Diri : Toileting
(BAB dan BAK) b. Menjelaskan cara BAK dan BAB
dengan benar.

c. Membantu Klien dalam melakukan


pemenuhan kebutuhan BAK dan
BAB dengan benar.

d. Menganjurkan klien melakukan


pemenuhan makan dan minum secara
mandiri.

e. Menganjurkan klien untuk


memasukan kegiatan BAK dan BAB
dengan benar ke dalam jadwal harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Membina hubungan saling percaya.
Perawatan Diri : Berhias
(berpakaian dan berdandan) b. Menjelaskan caraberhias
(berpakaian dan berdandan) dengan
benar.

c. Membantu Klien dalam melakukan


pemenuhan kebutuhan berdandan
dengan benar.

d. Menganjurkan klien melakukan


pemenuhan berdandan secara
mandiri.

e. Menganjurkan klien untuk


memasukan kegiatan berdandan
dengan benar ke dalam jadwal
harian
BAB III

HASIL PRAKTIKUM
NASKAH ROLEPLAY

Kasus

Ny.F 46 tahun dibawa ke RSJ Menur Surabaya dan dimasukkan ruang


PICU sejak 3 hari yang lalu, berdasarkan pengkajian Ny.F mengalami gelisah akut
yang menyebabkan klien tidak mau makan dan mandi. Klien tampak kotor dengan
penampilan lusuh, rambut acak – acakan dan kotor, botak dan mata memerah, ada
lesi di lengan dan kakinya. Keluarga klien mengatakan bahwa Ny.F sering BAB
dan BAK di samping tempat tidur. Keluarga klien tidak tahan dengan bau badan
pasien yang tidak mau mandi dan pasien jarang berganti pakaian. Menururut
keluarga klien seperti ini sejak ditinggal suaminya menikah lagi dengan orang lain
dan Ny. F mengalami depresi berat.

Perawat 1 : Assalamualaikum, selamat pagi ibu… perkenalkan nama saya


suster Namirah. Saya perawat yang dinas di ruangan flamboyan ini. Hari ini saya
dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu
selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?.

Ny. F : naomi, panggil saja Bu naomi.

Perawat 1 : Bagaimana kabar ibu hari ini? apakah ibu sudah mandi?

Ny. F : Ya gini lah sus saya ditinggal kawin suami saya. Tidak, saya tidak
mandi.

Perawat 1 : Baiklah Bu, bagaimana kalau kita sekarang belajar tentang


kebersihan diri?, suster akan mengajari tentang SP1 masalah
kebersihan diri.

Ny.F : Ngapain saya harus belajar kebersihan diri?

Perawat 1 : Iya, tadi kan ibu bilang kalau ibu belum mandi jadi kita belajar
SP1 tentang kebersihan diri. Bagaimana bu?

Ny.F : Yasudahlah tidak apa – apa.

Perawat 1 : Berapa lama bu mau belajar? Bagaimana kalau 15 menit?

Ny.F : Boleh, cepet ya sus.


Perawat 1 : Iya baik bu fildzah, Ibu mau belajar dimana? Bagaimana kalau di
taman depan kamar ibu?

Ny.F : Bolehlah, saya juga gerah disini.

Perawat novia dan Ny. F pun beranjak ke Taman depan kamar Ny.F.

Perawat 1 : Baiklah bu, sekaramg kita belajar SP 1 tentang menjaga


kebersihan diri ya bu.

Ny.F : (mengangguk)

Perawat 1 : Berapa kali ibu mandi dalam sehari?

Ny. F : Kan saya sudah bilang, saya tidak mandi.

Perawat 1 : Oh iya baik bu, menurut ibu apa kegunaan mandi?

Ny. F : Ya biar bersih lah sus.

Perawat 1 :Iya benar sekali bu. Kalau keramas, berapa hari sekali ibu
keramas.

Ny.F : Saya tidak keramas

Perawat 1 : Mengapa ibu tidak melakukan keramas?

Ny.F : Karena saya tidak mandi jadi ya saya tidak keramas.

Perawat 1 : Baiklah bu. Kalau gosok gigi, sehari berapa kali?

Ny.F : Tidak gosok gigi.

Perawat 1 : Mengapa ibu tidak menggosok gigi?

Ny. F : Males sus.

Perawat 1 : Baik kalau begitu kita ambil kesimpulan dari semua ya bu


Fildzah. Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri?

Ny.F : Ngapain saya merawat diri, suami saya sudah pergi sama wanita
lain.

Perawat 1 : Oh begitu, tapi ibu harus ingat ibu masih punya adik dan anak
yang sayang dengan ibu.

Ny.F : (Mengangguk)
Perawat 1 : Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?

Ny.F : Biar badan jadi bersih dan wangi, hmmmm. (sambil menghirup
udara).

Perawat 1 : Iya benar. Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan
baik seperti apa?

Ny.F : Badannya bersih, segar dan harum sus. Sudah saya bilang tadi.

Perawat 1 : Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut ibu yang bisa muncul?

Ny. F : Bisa gatal – gatal, badannya baud an juga kotor, hiiiii.

Perawat 1 : Jadi, sekarang coba ibu sebutkan apa masalah yang ibu alami saat
ini!

Ny.F : Tidak mau mandi, tidak keramas dan tidak gosok gigi. Badan
saya kotor dan bau.

Perawat 1 : Nah sekarang ibu sudah tau masalah yang ibu alami. Sekarang
coba sebutkan apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti
kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan?

Ny. F : Baju ganti, gayung, handuk, sabun, shampoo, sikat gigi, odol
sama sisir.

Perawat 1 : Benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun
sikat gigi, pasta gigi, shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa
menyebutkan dengan benar. Sekarang cara berdandan atau merias
diri . Dalam sehari, berapa kali ibu berdandan?

Ny.F : Tidak dandan.

Perawat 1 : Mengapa ibu tidak berdandan?

Ny.F : Buat apa dandan, tidak ada yang memuji lagi.

Perawat 1 : Kan ada suster, adik dan anak ibu fildzah, jadi ibu tidak perlu
khawatir. Coba ibu sebutkan manfaat dari berdandan!

Ny.F : Biar cantik dan rapi.

Perawat 1 : Iya baik, selanjutnya apa saja yang diperlukan untuk berdandan?
Ny.F : Sisir, kaca sama bedak

Perawat 1 : Iya benar sekali. Jadi, kesimpulannya apa masalah yang sedang
ibu alami?

Ny.F : Tidak mau dandan.

Perawat 1 : Baiklan bu Fildzah kita sudah bicara tentang kebersihan diri,


mandi dan keramas serta gosok gigi dan juga berdandan. Sekarang
bisakah ibu cerita bagaimana cara melakuakn mandi dan keramas
serta gosok gigi dan juga berdandan.

Ny.F : Siram pakai air sampai rambut terus ambil shampoo, digosok di
kepala terus dibilas, lalu sabuni tubuh terus siram dengan air
sampai bersih, sikat gigi pakai odol. Lalu kumur-kumur. lalu
keringkan pakai handuk.

Perawat 1 : Ya benar. Saya bantu menambahi nanti ibu bisa coba berlatih
mempraktikkannya ya.

Ny. F : Ya.

Perawat 1 : Pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu
ambil shampo gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas
sampai bersih.selanjutnya ambil sabun, gosokkan diseluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa
sikat gigi buai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah.
Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan ke belakang. Lalu kumur-
kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu sampai
bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya ibu bisa pasang baju dan sisir
rambutnya dengan baik, jika ibu ingin memakai bedak ibu bisa
member bedak di wajah ibu sampai merata.

Ny.F : (Mempraktikkan dengan simulasi).

Perawat 1 : Ya baik sekali ibu, nanti jika ada jadwal mandi dan merawat ibu
harus melakukannya ya bu.

Ny.F : Ya suster.

Perawat 1 : Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajr tentang pentingnya


kebersihan diri, dan merawat diri?.

Ny.F : Saya senang dan tertarik.


Perawat 1 : Sekarang coba ibu ulangi lagi apa saja masalah yang ibu alami?

Ny.F : Tidak mau mandi, keramas, sikat gigi dan tidak mau dandan.

Perawat 1 : Baik, lalu bagaimana cara menjaga kebersihan diri?

Ny. F : Harus mandi, keramas, gosok gigi sama dandan.

Perawat 1 : Bagus sekali ibu sudah menjawabnya dengan benar. Nanti ibu
praktikkkan semua ya, tentunya suster akan selalu membantu ibu

Ny.F : Ya suster.

Perawat 1 : Baik lah ibu jadi sekarang ibu sudah memahami masalah yang ibu
alami ya, bagaimana kalau besok belajar SP2 dengan teman saya
suster Hurin tentang cara makan dan minum serta BAB dan BAK
yang baik dan benar apakah ibu bersedia?

Ny.F : Ya boleh suster. Biar tambah pintar ya sus?.

Perawat 1 : iya benar sekali bu Fldzah. Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 11:00?.

Ny.F : Ya tidak apa – apa.

Perawat 1 : Ibu maunya kita belajar dimana? Bagaimana kalau disini lagi?

Ny.F : iya suster.

Perawat 1 : Baiklah bu besok teman saya suster Hurin akan kesini jam 11:00.
Kalau begitu saya permisi ya bu. Assalamualaikum.

Esok harinya suster Hurin memenuhi janjinya untuk hadir merawat Ny.F
di taman sesuai dengan kontrak yang telah dibuat Suster Namirah.

Perawat 2 : Assalamualaikum, selamat pagi ibu, saya suster isla yang akan
merawat ibu hari ini sesuai yang sudah suster namirah. Bagaimana kabar ibu hari
ini? ibu terlihat lebih segar, apakah ibu sudah melakukan cara merawat diri yang
sudah suster ajarkan di SP1 kemarin?

Ny.F : Sudah, tapi saya belum keramas.

Perawat 2 : Bagus sekali nanti perlu ditingkatkan lagi ya bu, sesuai yang
suster Novia katakana kemarin, hari ini kita mau belajar apa bu?

Ny.F : Belajar SP 2 tentang makan dan minum sama BAB dan BAK.
Perawat 2 : Iya benar kita akan belajar SP2 yaitu cara melakukan makan dan
minum yang benar serta melakukan BAB dan BAK yang baik dan
benar.Waktunya 15 menit seperti kemarin ya bu.

Ny.F : Ya suster.

Perawat 2 : Sekarang mari kita mulai belajar.

Ny.F : Mengangguk.

Perawat 2 : Berapa kali ibu makan sehari?

Ny.F : Tergantung suster kadang sekali kadang tidak makan, kadang


makan tapi tidak habis.

Perawat 2 : Kenapa ibu hanya makan 1 kali sehari, bahkan sampai tidak
makan?

Ny.F : Tidak enak makan sus jadi saya malas makan.

Perawat 2 : Kira – kira apa dampak yang ditimbulkan jika hanya makan 1 kali
sehari, bahkan sampai tidak makan?

Ny. F : Ya kelaparan sus, kurang gizi jadi kurus.

Perawat 2 : Baiklah, kalau minum sehari berapa gelas bu?

Ny.F : Tidak menghitung sus, kadang minum sedikit kadang tidak


minum.

Perawat 2 : Kenapa sedikit sekali bu?

Ny. F : Dibilangi saya males suster nggak enak buat makan dan minum.

Perawat 2 : Oh begitu, jadi kira – kira apa dampaknya jika kita minum hanya
sedikit?

Ny.F : Kehausan sus tenggorokannya kering.

Perawat 2 : Iya benar sekali. Jadi, apa masalah yang ibu alami saat ini?

Ny.F : Tidak mau makan dan tidak mau minum sus.

Perawat 2 : Iya benar, suster akan ajarkan ibu untuk mengatasi masalah
makan dan minum yang ibu alami ya bu.

Ny.F : Iya sus.


Perawat 2 : Sekarang, apa saja yang disiapkan untuk makan dan minum?

Ny.F : Ya makanan dan minumannya sus.

Perawat 2 : Iya benar sekali bu, jadi yang harus disiapkan adalah makanan
dan minuman serta peralatannya seperti piring, gelas dan sendok ya
bu.

Ny.F : Ya sus benar.

Perawat 2 : Bagaimana cara makan dan minum yang baik menurut ibu?

Ny.F : Ya tinggal di makan sama di minum sus.

Perawat 2 :Iya benar bu, jadi kita harus makan makanan yang bergizi
kemudian kita makan perlahan – lahan, setelah makan dilanjutkan
dengan minum agar tidak seret, makan dan minum secara teratur
dapat kesehatan dan memberikan tenaga sehingga kita dapat
melakukan aktifitas. Apakah ibu sudah paham?

Ny.F : Iya sus saya paham.

Perawat 2 : baik sekarang kita belajar tentang BAB dan BAK ya. Ibu sudah
BAB dan BAK hari ini?

Ny.F : Sudah tadi pagi.

Perawat 2 : Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali?

Ny.F : Ya nggak pasti lah sus

Perawat 2 : Dimana biasanya ibu BAB/BAK? Bagaimana


membersihkannya?

Ny.F : Di kasur kalau tidak ya di dekat kasur.

Perawat 2 : Oh begitu, BAB dan BAK yang baik itu tempatnya dimana ya
bu?

Ny.F : Di kamar mandi sus.

Perawat 2 : Oh iya benar sekali ibu, lalu mengapa ibu masih BAB dan BAK
di tempat tidur?

Ny.F : Males ke kamar mandi sus.

Perawat 2 : Jadi apa masalah yang ibu alami saat ini?


Ny.F : BAB dan BAK sembarangan sus.

Perawat 2 : Baiklah, suster akan ajarkan cara mengatasi masalah ibu ya bu.

Ny.F : Iya sus.

Perawat 2 : Nah kita tadi sudah belajar makan dan minum serta BAB dan
BAK. Untuk makan dan minum, makanan dan minuman yang
sudah ada diletakkan dalam posisi yang nyaman, lalu ibu dapat
menyendok makanannya secara perlahan, ibu bisa menikmati
makanannya sedikit demi sedikitt. Setelah selesai makan ibu bisa
mengambil minum dan meminumnya. Jika sudah letakkan
peralatan makannya di meja dengan rapi. Bagaimana bu apakah
sudah paham?

Ny.F : Iya sus sudah paham.

Perawat 2 : Baik bu bagus sekali, nanti siang saat waktu makan siang
dilakukan ya bu.

Ny.F : (Mengangguk dengan semangat)

Perawat 2 : Sekarang kita belajar BAB dan BAK yang baik dan benar. Jika
ingin BAB atau BAK segera ke toilet tempat untuk BAB dan BAK,
lalu ibu harus melepas celana setelah itu bisa BAB dan BAK
didalam closet yang ada di kamar mandi, setelah BAB dan BAK
jangan lupa untuk membersihkan diri agar kotorannya hilang dan
bersih. Jika sudah ibu bisa memakai celana ibu kembali dan ibu
bisa kembali ke kamar, bagaimana bu?

Ny.F : Iya saya bisa sus.

Perawat 2 : Iya, Pintar sekali ibu sudah memahami apa yang saya ajarkan.
Nanti di praktikkan ya bu, tidak boleh BAB dan BAK di tempat
tidur lagi ya bu Fildzah.

Ny.F : Baik sus saya praktekkan. Saya tidak akan mengulangi BAB dan
BAK di tempat tidur lagi.

Perawat 2 : Iya bagus sekali. Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajr
tentang makan dan minum serta BAB dan BAK?

Ny.F : Senang suster, saya bisa belajar dengan baaik.

Perawat 2 : Sekarang coba ibu ulangi lagi apa saja masalah yang ibu alami? .
Ny.F : Tidak mau makan dan minum serta BAB dan BAK di tempat
tidur.

Perawat 2 : Baik sekali. Sekarang coba sebutkan apa saja alat untuk makan
dan minum?, bagaimana caranya?

Ny.F : Ada makanan dan minuman, piring sendok dan gelas. Caranya,
makanan dan minuman yang sudah ada diletakkan dalam posisi
yang nyaman, lalu disendok makanannya pelan pelan , terus
menikmati makanannya sedikit demi sedikit. Setelah selesai makan
bisa mengambil minum dan meminumnya. Jika sudah letakkan
peralatan makannya di meja dengan rapi.

Perawat 2 : Bagus sekli. Lalu dimana tempat yang benar jika kita ingin BAB
dan BAK? bagaimana cara BAB dan BAK yang baik?

Ny.F : Jika ingin BAB atau BAK segera ke toilet tempat untuk BAB dan
BAK, lalu ibu lepas celana setelah itu bisa BAB dan BAK didalam
closet yang ada di kamar mandi, setelah BAB dan BAK harus
membersihkan diri agar kotorannya hilang dan bersih. Jika sudah,
bisa memakai celana kembali dan bisa kembali ke kamar.

Perawat 2 : Wah baik sekali ibu, ibu sudah menjawabnya dengan benar. Nanti
ibu praktikkkan semua ya, tentunya baik suster Hurin maupun
suster Novia akan selalu membantu ibu.

Ny.F : iya suster.

Perawat 2 : Baiklah ibu jadi sekarang ibu sudah memahami masalah yang ibu
alami ya, bagaimana kalau mulai besok kita melakukan semua
yang sudah suster ajarkan secara teratur dan melakukan evaluasi.
apakah ibu bersedia?

Ny.F : Belajar lagi ya suster. Iya suster saya bersedia.

Perawat 2 : Baiklah besok kita melakukannya sesuai jadwal yang sudah


ditetapkan di rumah sakit ya bu.

Ny.F : (mengangguk dengan antusias).

Perawat 2 : Terimakasih bu, sampai jumpa lagi. Assalammualaikum.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pemeliharaan
hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal
hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi
fisik atau keadaan emosional klien.
B. Saran
Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penyusun dan
pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya
yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai