Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURMALA ITA

NIM : 20170610141
KELAS :D
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM

Siswa Kesal Tidak Naik Kelas, Bangku pun Melayang

Oleh Raden AMP


Pada 19 Jun 2017, 22:01 WIB

EY, siswa kelas 2 SMA 1 Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, tersangka kasus penganiayaan terhadap
guru. (Foto: Polda Kalbar/Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Kubu Raya - Kasus kekerasan atau penganiayaan terhadap tenaga pengajar
terulang di Kalimantan Barat. Seorang guru honorer di SMA Negeri 1 Kubu, Kabupaten Kubu
Raya, dianiaya oleh muridnya sendiri. Penganiayaan ini dilaporkan kepada kepolisian pada
Sabtu, 17 Juni 2017 sekitar pukul 11.30 WIB. Adapun penganiayaan guru oleh murid itu terjadi
pada Sabtu 17 Juni 2017 sekitar pukul 10.30 WIB, di ruang kelas X Sosial 1 SMA Negeri 1
Kubu, Jalan Suparto II Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya.
Kepala Urusan Liputan Produksi Dokumentasi (Lipprodok) Humas Polda Kalimantan Barat,
Ajun Komisaris Polisi (AKP) Cucu Safiyudin mengatakan, pelapor atas nama Puji Rahayu.
Wanita kelahiran Sanggau, 24 April 1983 ini merupakan guru honorer mata pelajaran pada SMA
Negeri 1 Kubu. Sementara terlapor adalah EY, lelaki kelahiran Kubu, 15 Oktober 1997. Dia
merupakan pelajar kelas 2 SMA 1 Kubu.

Cucu menjelaskan, penganiayaan itu bermula dari pembagian rapor kenaikan kelas. EY
beranggapan nilai yang diberikan oleh guru mata pelajaran kurang, sehingga menyebabkan
dirinya tidak naik kelas. Selanjutnya, pelaku menjadi emosi dan memukul korban dengan
menggunakan kursi yang terbuat dari kayu. EY juga meninju dengan tangan sebelah kanan ke
arah kening dan kepala bagian belakang korban. "Sehingga menyebabkan korban merasakan
sakit. Selanjutnya, korban melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kepolisian Sektor Kubu,"
ucap Cucu Safiyudin, Senin (19/6/2017).

Guru honorer SMA 1 Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, yang menjadi korban penganiayaan oleh
murid. (Foto: Polda Kalbar/Liputan6.com/Raden AMP).

Cucu mengatakan pula, sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap kasus
penganiayaan tersebut. Sedangkan barang bukti yang disita adalah satu lembar baju batik warna
merah lengan panjang tanpa merek, satu kursi kayu warna cokelat dalam kondisi tanpa sandaran.
"Pasal yang disangkakan 351 ayat 1 ke (1) KUHP," Cucu Safiyudin memungkasi.

Sumber : http://regional.liputan6.com/read/2996956/siswa-kesal-tidak-naik-kelas-bangku-pun-
melayang?source=search

Diakses tanggal 29 Oktober 2017

Analisis kasus

1. Subyek hukum

 Orang (natuurlyke person)

2. 0byek hukum

 Benda bergerak  meja

3. Peristiwa hukum

 Pada peristiwa penganiayaan atau kekerasan, maka dalam hokum pidana akan
timbul akibat bagi si pelaku yaitu ia harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya sebagaimana disebutkan pada Pasal 351 ayat 1 ke (1) KUHP yang
berbunyi, ” Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua
tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500_”.

4. Faktor-faktor kejahatan

 Pelaku beranggapan nilai yang diberikan oleh guru mata pelajaran kurang,
sehingga menyebabkan dirinya tidak naik kelas.
 Pelaku kesal sehingga mudah terbawa emosi
 Adanya kesempatan untuk melakukan tindakan penganiayaan dengan cara
memukul korban dengan menggunakan kursi yang terbuat dari kayu dan meninju
dengan tangan sebelah kanan ke arah kening dan kepala bagian belakang korban.
5. Objek kejahatan

 Tindakan kekerasan atau penganiayaan

6. Sebab akibat

 Sesuai keterangan yang diberikan Kepala Urusan Liputan Produksi Dokumentasi


(Lipprodok) Humas Polda Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Cucu
Safiyudin, pelaku melakukan tindak kekerasan atau penganiayaan karena terbawa
emosi. Pelaku beranggapan nilai yang diberikan oleh guru mata pelajaran kurang,
sehingga menyebabkan dirinya tidak naik kelas. Selanjutnya, pelaku menjadi
emosi dan memukul korban dengan menggunakan kursi yang terbuat dari kayu.
EY juga meninju dengan tangan sebelah kanan ke arah kening dan kepala bagian
belakang korban. Akibat perbuatan tersebut, pelaku disangkakan Pasal 351 ayat 1
ke (1) KUHP yang berbunyi, ” Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
4.500_”.

7. Norma yang dilanggar

 Norma yang dilanggar dalam kasus tersebut adalah norma kesusilaan.

Anda mungkin juga menyukai