FITOTERAPI
OLEH :
STAMBUK : 15020160155
KELAS : C12
B. Contoh Tumbuhan
1. Glikosida Alkohol
Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu memiliki gugus
hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salicin (Gunawan dan Mulyani,
2004). Salicin adalah glikosida dari beberapa spesies Salix sp. dan Populus sp.
Kebanyakan batang pohon willow dan poplap mengandung salicin. Sumber utama salicin
adalah Salix purpurea dan Salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan benzoil
salicin dapat diasosiasikan dengan salicin yang berasal dari tanaman famili Salicaceae
(Tyler etal.,1988).
2. Glikosida Fenolik
a) Uraian umum
Glikosida fenolik adalah glikosida yang memiliki aglikon fenolik. Fenolik merupakan
senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik dengan
satu atau lebih gugus hidroksi (-OH-) dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi
nama berdasarkan nama senyawa induknya yaitu fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki
gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut sebagai polifenol. Fenol biasanya
dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya. Kelompok
terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid yang merupakan senyawa yang secara umum
dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Glikosida fenol sering ditemukan pada produk
tumbuhan alami seperti arbutin, gaultherin, salissin, populin, dan glukovanilin (Kar, 2003)
b) Sumber
Beberapa aglikon dari glikosida alami mempunyani kandungan bercirikan senyawa
fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae lain menghasilkan
hidrokuinon sebagai aglikonnya. Hesperidin dalam buah jeruk juga dapat digolongkan
sebagai glikosida fenol (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Daun uva ursi berwarna hijau sampai hijau cokelat dengan panjang 2-3cm. Bentuknya
bulat telur memanjang atau berbentuk ginjal. Helai daun seperti kulit dengan permukaan
licin. Permukaan atas daun mengilap, sedangkan permukaan bawah berwarna lebih muda
yang ditandai dengan gambaran jala dari pertulangan berwarna lebih tua. Uva ursi tidak
berbau, tetapi berasa kelat dan agak pahit (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Jakarta :
Penebar Swadaya. Hal 66-103.
Harborne J.B. 1999. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: ITB.
Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah Lingkungan.
Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. Vol.3: 46-54.
Kabo P. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner- Kesaksian seorang Ahli
Jantung dan Ahli Obat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Supriyatna dkk. 2015. Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat
Herbal Global. Yogyakarta : Deepublish. Hal.157, 167.
Tjay, T. Hoan dan Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting. Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Hal 304.