Anda di halaman 1dari 22

A.

Pengertian Teknologi kelautan lokal


Teknologi kelautan didefinisikan oleh WEGEMT (sebuah asosiasi
Eropa dari 40 universitas di 17 negara) sebagai "teknologi untuk penggunaan
yang aman, eksploitasi, perlindungan, dan intervensi dalam, lingkungan laut."
Dalam hal ini, menurut WEGEMT, teknologi yang terlibat dalam teknologi
kelautan adalah sebagai berikut: arsitektur angkatan laut, teknik kelautan,
desain kapal, pembangunan kapal dan operasi kapal; eksplorasi, eksploitasi,
dan produksi minyak dan gas; hidrodinamika, navigasi, dukungan permukaan
dan sub-permukaan laut, teknologi dan rekayasa bawah air; sumber daya laut
(termasuk sumber daya laut yang terbarukan dan tidak terbarukan); logistik
transportasi dan ekonomi; pengiriman darat, pesisir, laut pendek dan laut
dalam; perlindungan lingkungan laut; kenyamanan dan keamanan. 1Teknologi
kelautan adalah memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki untuk
menyejahterakan rakyat yang diimbangi dengan upaya menjaga
keberlanjutannya dengan mematuhi kaidah-kaidah ekologis.Teknologi yang
dikembangkan perlu menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi
dengan kearifan ekologi.
Ragam teknologi berasas keseimbangan ekonomi-ekologi yang perlu
dikuasai mencakup :
a. Teknologi penangkapan ikan,budidaya ikan dan biota laut,serta teknologi
pengolahannya
b. Bioteknologi untuk memanfaatkan biodiversitas sebagai sumber bahan
baku industri dan untuk program pemuliaan tanaman beserta ikan atau
biota laut lainnya
c. Teknologi eksplorasi dan eksploitasi migas,bahan diversi tambang lainnya
dan sumberdaya energi terbarukan Teknologi konservasi sumberdaya
kelautan,yang dapat juga dilebarkan cakupannya pada potensi
pengelolaannya untuk pariwisata bahari

1. wegemt.org.uk .Marine Technology A Definition Archived 2012-03-24 at


the Wayback Machine,2014
B. Perkembangan teknologi penangkapan ikan
1. Zaman Pra Sejarah
Penangkapan ikan memenuhi kebutuhan sendiri,dipantai atau
perairan dangkal,teknologi rendah,bahkan hanya menggunakan tangan.
Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia neanderthal
(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan, dengan
menggunakan tangan kemudian profesi ini berkembang dengan perlahan-
lahan dengan menggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional
yang terbuat dari bahan seperti kayu, tulang, dan tanduk (Mallawa 2000).
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebudayaan,
manusia mulai bisa membuat perahu yang sangat sederhana seperti
sampan dan rakit. Perahu yang dibuat pada saat itu masih sangat
sederhana, seperti sampan yang ada seperti sekarang. Bangsa di Eropa
membuat perahu sekitar 8.300 tahun yang lalu, dengan ukuran panjang 3
meter yang berada di Netherland.
2. Zaman sekarang
Penangkapan ikan dengan menggunakan teknologi modern,dengan
tujuan komersial dengan modal yang besar. Setelah ditemukan mesin
uap (Steam engine) oleh James Watt pada tahun 1769 maka penangkapan
ikan ikut berkembang . Mesin-mesin tersebut tidak hanya digunkan
menggerakkan kapal, tetapi pada tahun 1860 mesin-mesin tersebut
digunakan pula untuk menarik berbagai jenis alat tangkap seperti jaring,
long line (Sahrhange and Lundbeck, 1991). Mekanisme penangkapan ikan
dimulai pada abad 19,mengganti layar dengan mesin uap dan pada akhir
abad tersebut sudah menggunakan tenaga penggerak motor.Pada abad ke-
20 dan memasuki abad ke-21 berbagai negara telah berlomba dalam
melakukan modernisasi teknologi penangkapan. Beberapa negara Eropa
seperti Polandai, belanda, Inggris, Swedia, Perancis, dan sebagainya
merupakan contoh negara yang telah maju dalam bidang penangkapan. 2
Penangkapan ikan pada abad 20 berkembang pesat sesuai dengan
perkembangan pengetahuan manusia,diantaranya:
1) Pembuatan alat tangkap ikan sudah menggunakan pabrik
2) Penangkapan ikan dengan peralatan yang otomatis (menggunakan
komputer)
3) Menggantikan serat alami dengan serat sintesis yang lebih kuat dan
lebih mudah memproduksi secara masal3

C. Jenis-Jenis Alat Tangkap Ikan


Pada umumnya alat tangkap ikan dapat dibedakan dari segi
kemampuan permodalan, jangkauan area penangkapan dan jenis alat tangkap
yang digunakan. Jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan
Indonesia diperkirakan mencapai 250 jenis, 90% diantaranya merupakan alat
tangkap ikan tradisional, dan sisanya dapat digolongkan sebagai alat tangkap
semi modern atau modern,
Secara umum jenis alat tangkap ikan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Penangkapan ikan dengan tanpa melukai
Berbagai metoda yang dapat digunakan dalam memanen rumput laut dan
tumbuhan air lainnya dengan alat yang beraneka ragam bentuknya,
mengangkat biota laut berbadan lembut dan lembek (sponge, sea urchin,
sea cucumber, mussel, snail) memerlukan alat yang mampu
menggenggam, memilin, menjepit, dan menggaruk.
a. Memanfaatkan alat pengunci, pemilin (wrenching gear)

2 Faizal Rachman. “Sejarah Perkembangan Penangkapan Ikan”.diakses dari


http://kanalpengetahuan.faperta.ugm.ac.id/2017/10/26/sejarah-perkembangan-penangkapan-ikan-
faizal rachman-m-sc/,pada tanggal 01 desember 2019 pukul 17:20
3
Betty Zelda Siahaan,Sondang Nurseide Sihombing,Ratna Dewi Wulaningsih,Raihanati,Dian Alfia
Purwandari,dan Ade Suryanda,Bahan ajar ilmu kealaman dasar,UPT MKU
UNJ,Jakarta,2019,hlm.120.
Alat yang digunakan untuk memilin, melilit rumputan laut yang
berjumlah banyak. Alat ini dioperasikan dari atas (permukaan) dengan
memutarnya pada gerombolan rumputan laut, dan rumputan laut akan
tersangkut atau terbelit pada alat. Untuk melepasnya menggunakan
pisau. Panjang tangkal alat ini antara 5-6 meter, umumnya terbuat dari
batangan bamboo kayu.
b. Menangkap ikan dengan tangan
Menangkap ikan dengan tangan dapat digunakan pada perairan
dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan
tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa
menggunakan tongkat pancing tetapi tetap menggunakan rol pancing
dan senar atau biasa disebut mincing tangan. Pada perairan laut
mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan
dengan cara menyelam.

2. Penangkapan dengan alat yang melukai


a. Tombak
Menangkap ikan dengan cara menombak lebih mudah daripada
dengan tangan dan cara ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia.
Ujung tombak dibuat sedemikian rupa seperti pada mata kail agar ikan
yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak.
Tombak yang dipakai dapat bermacam-macam bentuk, dari yang
mempunyai gagang pendek hingga yang panjang dan biasanya
bercabang tiga diujungnya (semacam trisula), atau dapat pula hanya
bermata satu. Alat penangkap ini terdiri dari batang kayu
(kayu,bamboo) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali
penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknya nelayan
kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk
mengambil hasil tangkapan.
Menangkap ikan dengan cara ini diharuskan menggunakan perahu
dengan cara mengejar ikan yang sedang diburu. Harpun adalah alat
penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang diikatkan
pada mata tombak, penggunaannya tidak saja pada perikanan skala
kecil tapi sudah bayak yang berskala besar terutama pada
penangkapan ikan laut.

b. Fish Plummets
Apabila tombak hanya mampu digunakan pada perairan yang sangat
dangkal, maka untuk menangkap ikan di perairan yang lebih dalam
lagi menggunakan fish plummets. Metode yang digunakan sama
dengan metode menombak bedanya tangkai tombak diganti dengan
seutas tali dengan panjang di sesuaikan dengan kedalaman perairan.

3. Penangkapan dengan Memabukkan atau Pembiusan


a. Cara mekanik, dinamik dan bom plastik
Peledakan kadang menggunakan dinamit atau bahan peledak
lainnya. Cara ini dilarang karena tidak ramah lingkungan, merusak
kelestarian alam, juga dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang
dan habitat ikan.
Penggunaan ledakan ini tidak melukai ikan, kecuali yang
terkena ledakan langsung tapi meledakkan kantong udaranya.
Hasilnya ikan akan pingsan sementara kemudian tenggelam ke dasar
laut dan bila tidak tertangkap ikan akan sadar dan melarikan diri
dengan luka dalam, dan akan mati beberapa waktu kemudian, dan juga
penggunakan bahan peledak ini dapat merusak terumbu karang juga.
b. Cara kimiawi, potas, rotenon
Teknik ini dilarang dan dapat menyebabkan hancurnya
terumbu karang karena racun tersebut. Biasanya menggunakan
barbasco, sianida atau potassium dengan tujuan membuat ikan
menjadi lemas namun banyak juga yang mati. Pengaruh potas dalam
kerusakan terumbu karang : Dalnam air laut, potas akan terurai
menjadi sodium dan ion potassium. Pada manusia, potas dapat
menghentikan transportasi hemogoblin, begitu pula pada ikan. Bila air
pada ikan tercemar oleh potas, maka suplai oksigen pada ikan semakin
berkurang dan menyebabkan ikan tersebut pingsan. Sehingga tidak
berapa lama mereka kembali menyelam, dan tinggal mengikuti ikan
ikan yang pingsan. Penyemprotan potas berulang kali pada terumbu
karang juga menyebabkan terjadinya pemutihan dan kematian
terumbu karang. Setiap penyemprotan potas akan menjangkau area
terumbu karang seluas 4 x 4 meter. Lama kelamaan terumbu karang
akan mati. tak ada ikan lagi, karena ikan ikan membutuhkan terumbu
karang sebagai rumah dan habitatnya.
c. Cara elektrik pada ikan air tawar
Menyetrum lebih efektif di perairan air tawar seperti sungai,
tambak atau kolam. Biasanya menggunakan tongkat yang pada
ujungnya disambung ke alat penghasil listrik seperti baterai, aki mobil
atau generator listrik. Teknik ini juga tidak diperbolehkan terutama
untuk penangkapan ikan laut karena dapat berpengaruh dan merusak
terumbu karang.

4. Penangkapan Ikan dengan Pancing menggunakan Umpan


Pada saat ini cara menangkap ikan paling favorit dan praktis serta
dapat dilakukan secara sendirian ialah dengan menggunakan tali pancing
yang disebut juga senar. Pada ujung senar dipasang satu atau lebih mata
kail yang mana setiap mata kail diberi umpan hidup ataupun umpan tiruan.
Menangkap ikan dengan cara ini dapat dilakukan di pinggir sungai,
danau, tepi laut, atau bahkan di tengah laut dengan menggunakan perahu.
Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen
utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing
berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan.
Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan
yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari
dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan
jenis nya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole),
pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara
pengoperasiannya bias di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari
belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan,
maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif
dan sangan selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai tetap,
pancing tonda dll.
a. Rawai Tuna (tuna longline)
Rawai tuna atau tuna longline adalah alat penangkap tuna yang
paling efektif. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah pancing
yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya
mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun.
b. Huhate (pole and line)
Huhate khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran
jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan
sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar
kapal, alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan
ikan setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan
pemancingan.
c. Pancing Tonda (trolling line)
Pancing Tonda (trolling line) adalah pancing yang diberi tali
panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan
segar atau umpan palsu, karena adanya tarikan maka umpan akan
bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk
menyambarnya. Pengoperasian Pancing Tonda memerlukan
perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan yang
akan ditangkap, biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2-6 knot
tergantung dari jenisnya.
d. Pancing tangan
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan
dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan
tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa
menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol
pancing dan senar atau biasa disebut mincing tangan.
e. Pancing tetap (bottom long line atau set long line)
Pancing dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka
waktu tertentu yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan ikan
demersal yang dilengkapi dengan pemberat atau jangkar.
f. Pancing hanyut (dript long line)
Dioperasikannya secara hanyut biasanya digunakan untuk
menangkap ikan-ikan pelagis.

5. Penangkapan dengan Perangkap


Pengertian perangkap (trap) dalam penangkapan ikan adalah
dimana ikan yang diinginkan memasuki, mendekati ruang penangkapan
(catching chambers) atau alat penangkapan (catching gear) sehingga ikan
sulit atau tidak dapat lolos sama sekali. Ikan masuk ke dalam perangkap
dengan cara tidak sengaja atau dengan kemauan sendiri, mungkin saat
sedang mencara tempat berlindung, terpikat oleh adanya umpan, ditakut-
takuti, atau sengaja digiring oleh suatu alat atau manusia.

6. Penangkapan dengan Jaring


Dilakukan dengan cara menyerok dengan jarring atau menebar jala
yang kemudian diangkat atau dengan memasang jala dengan cara ditunggu
selama beberapa waktu tertentu lalu kemudian jala baru diangkat atau bias
juga jala diturunkan ke laut dengan perahu dan berjalan perlahan
membentuk suatu lingkaran.
Cara ini dapat dilakukan di air tawar ataupun di laut, jika di laut
cara ini biasanya untuk menangkap udang, ikan kecil atau cumi-cumi. Dan
biasanya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat
penerangan untuk menarik hewan-hewan tersebut, jala yang digunakan
diletakkan pada bangunan bambu.
 Penangkapan ikan dengan jaring angkat, alat penangkapan ikan
berbentuk lembaran jarring persegipanjang atau bujur sangkar yang
direntangkan atau dibentangkan dengan menggunakan kerangka dari
batang kayu atau bamboo (bingkai kantong jarring) sehingga jarring
angkat membentuk kantong.
 Penangkapan ikan dengan jaring berjala yang lebar, ditebarkan ke
dalam air lalu dalam beberapa saat diangkat.
 Penangkapan ikan dengan jaring lingkar, adalah jenis jaring penangkap
ikan berbentuk empat persegi panjang atau trapezium, dilengkapi
dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada
bagian bawah jaring, sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah
jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung di
dalam jaring.
 Penangkapan ikan dengan penggiringan, proses ini dengan cara
menaburkan umpan ikan ke dalam air lalu melihat kumpulan ikan di
giring kea rah umpan ikan setelah itu nelayan bebas menangkap ikan
dengan menggunakan pancing atau jaring.
 Penangkapan ikan dengan alat ditebarkan, penangkapan dengan
menebarkan sesuatu dari atas juga demikian, menebarkan umpan-
umpan hidup ke air lalu menyemprotkan air ke dalam air laut, dengan
proses ini ikan akan berkumpul dan nelayan memancing.
 Penangkapan dengan jaring insang, jaring insang adalah jaring
berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama
dilengkapi dengan pelampung bagian atas dan pemberat pada bagain
bawah jaring. Dioperasikan dengan tujuan menghadang gerombolan
ikan oleh nelayan secara pasif dengan ukuran mesh size. Alat
penangkap ini terdiri dari tingting dengan ukuran mata jaring, panjang,
dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi biasanya terdiri dari beberapa
tinting jaring yang digabuung menjadi satu unit jaring yang panjang,
dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu
perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan.
D. Penangkapan Ikan di Indonesia
1. Pukat Udang (Shrimp Trawl)
Pukat udang atau shrimp trawl adalah suatu jaring yang ditarik dibelakang
kapal berjalan menelusuri permukaan dasar perairan. Jaring dilengkapi
sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle
Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan
dasar yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya
boleh ditarik oleh satu kapal motor.
2. Pukat Ikan
Adalah suatu alat penangkapan yang dibuat dari jaring, yang terdiri dari
sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya dilakukan penggiringan
ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong yang telah
dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung tidak destruktif dan tidak
merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya yang tidak sampai
merusak karang. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya
adalah menangkap jenis-jenis ikan karang.
3. Pukat Cincin / Jaring Lingkar
Adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau
trapezium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin
yang diikatkan pada bagian bawah jaring, sehingga bawah jaring dapat
dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung dalam jaring.
4. Pukat Kantong (Seine Net)
Adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yang terbuat dari jaring
dan terdiri dari 2 bagian sayap, badan dan lebih panjang dari pada bagian
sayap pukat Tarik. Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap berbagi
jenis ikaln pelagis, dan demersal, [ukat kantong terdiri dari paying, dogol,
dan pukat pantai.
5. Jarring Insang (Gillnet)
Adalah alat tangkap ikan berbentuk lembaran jaring empat persegu
panjang, yang dilengkapi dengan pelampung pemberat bagian bawah.
Besar mata jaring bervariasi disesuaikan dengan sasaran ikan yang akan
ditangkap, ikan tertangkap karena terjerat pada bagian insang lubang
penutup atau terpuntal pada mata jaring yang terdiri dari satu lapis, dua
lapis atau tiga lapis. Ada beberapa gill net yang mempunyai penguat
bawah sebagai pengganti pemberat, alat tangkap ini digunakan dengan
tujuan menghadang gerombolan ikan oleh nelayan secara pasif.
6. Jaring Angkat (Lift Net)
Adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembarang jaring persegi panjang
atau bujur sangkar yang direntangkan atau dibentangkan dengan
menggunakan kerangka dari batang kayu atau bamboo sehingga jaring
angkat membentuk kantong.
7. Pancing (Hook and Lines)
Adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari dua komponen utama yaitu
tali dan mata pancing. Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa
umpan, baik umpan alami ataupun umpan buatan. Alat penangkapan ikan
yang termasuk dalam klasifikasi pancing, yaitu rawaidan pancing
8. Perangkap (Traps)
Bubu termasuk alat perangkap berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya
pasif. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung,
mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat
masuk tapi tidak dapat keluar.
9. Alat pengumpul Rumput Laut (Sea Weed Colector)
Adalah alat yang digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan rumput
laut, terdriri dari pisau, sabit dan alat penggaruk. Pengumpulannya
dilakukan dengan menggunakan tangan dan pisau atau sabit sebagai alat
pemotong dan alat penggaruk sebagai alat pengumpul rumput laut.

E. Teknologi IPTEK INDERAJA untuk penangkapan ikan


Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi
tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek,
daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh,
menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor
pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).
Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu
berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
penginderaan jauh merupakan upaya memperoleh informasi tentang objek
dengan menggunakan alat yang disebut “sensor” (alat peraba), tanpa kontak
langsung dengan objek.Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh
dengan menggunakan peralatan tertentu. Adapun IPTEK INDERAJA yang
digunakan untuk penangkapan ikan antara lain :

1. Satelit NOAA (National Ocean and Atmospheric Administration)


Satelit cuaca yang dioperasikan oleh National Ocean and
Atmospheric Administration (NOAA) Amerika. Menurut orbit satelit
sateit NOAA bisa dibagi menjadi dua macam yaitu orbit geostasioner dan
orbit polar. Satelit NOAA dengan orbit geostasioner adalah satelit yang
memonitor belahan bumi bagian barat pada ketinggian 22.240 mil di atas
permukaan bumi, sedangkan satelit NOAA dengan orbit polar adalah
satelit yang memonitor bumi pada ketinggian 540 mil di atas permukaan
bumi (NOAA 2008).
AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) adalah
sensor radiasi yang bisa digunakan untuk menentukan tutupan awan dan
suhu permukaan. Sensor ini berupa radiometer yang menggunakan 6
detector yang merekam rediasi pada panjang gelombang yang berbeda-
beda. Data AVHRR terutama digunakan untuk peramalan cuaca harian
dan dapat diterapkan secara luas pada banyak lahan dan perairan. Data
AVHRR data digunakan untuk membuat Peta Suhu Permukaan Laut (Sea
Surface Temperature maps/SST Maps), dimana dapat digunakan untuk
prediksi daerah tangkapan ikan.

2. Satelit Sea Star yang membawa sensor SeaWIFs menghasilkan data


konsentrasi khlorofil yang berkaitan erat dengan konsentrasi plakton di
laut.

3. Satelit Feng Yun yang membawa sensor untuk mendeteksi suhu


permukaan laut dan konsentrasi khlorofil di laut. Pengukuran Kondisi atau
Faktor Oseanografi perairan dilakukan dengan cara

1) Pengukuran Suhu
Dengan menggunakan data dari satelit-satelit tersebut dapat dilakukan
pemetaan suhu permukaan laut (SPL) dan kandungan khlorofil secara
ner-real-time. Dari peta sebaran SPL dan khlorofil tersebut dapat
diperoleh informasi tentang fenomena oseanografi khususnya thermal
front dan upwelling yang merupakan indikator daerah potensi
penangkapan ikan.
2) ZPPI (Zona Potensi Penangkapan Ikan)
Identifikasi daerah potensi penangkapan ikan menggunakan teknologi
penginderaan jauh merupakan cara identifikasi tidak langsung. Dari
data penginderaan jauh dilakukan identifikasi parameter-parameter
oseanografi yang berkaitan erat dengan habitat ikan atau daerah yang
diduga potensial sebagai tempat berkumpulnya ikan, seperti daerah
terjadinya termal front atau upwelling. Parameter lain yang sekarang
dapat dideteksi dengan menggunakan teknologi satelit penginderaan
jauh adalah kesuburan perairan , yang sangat erat hubungannya
dengan daerah potensi berkumpulnya ikan. Zona potensi ikan
ditentukan dengan kombinasi data/peta sebaran suhu permukaan
laut,kandungan klorofil, pola arus laut, cuaca, serta karakter toleransi
biologis ikan terhadap suhu air. Dari hasil pengamatan secara
multitemporal dapat diketahui bahwa sebaran suhu permukaan laut di
wilayah perairan laut Indonesia berubah dengan cepat. Dengan
demikian pengamatan terhadap berbagai parameter oseanografi yang
berkaitan erat dengan lingkungan hidup ikan juga harus dilakukan
dengan frekuensi pengamatan yang cukup tinggi, minimal 4 kali
dalam sehari. Sebagai contoh, saat ini terdapat 3 seri satelit NOAA
yang sedang mengorbit di antariksa sehingga dalam sehari dapat
diperoleh data suatu wilayah sebanyak 12 kali/hari atau 12 lintasan.4

Dengan demikian,penggunaan teknologi penginderaan jauh satelit


(INDERAJA) khususnya satelit NOAA-AVHRR dipadu dengan data
oseanografi,data cuaca dan tingkah laku ikan,didukung dengan metode
pengolahan dan analisis yang teruji akurasinya,Merupakan suatu alternatif yang
sangat tepat dalam mempercepat penyediaan informasi Zona potensi ikan harian
untuk keperluan inventarisasi dan evaluasi potensi kelautan. Suhu permukaan laut
merupakan parameter oseonografi dan sumberdaya hayati laut dan dinamikanya.
Pengamatan dan mentoring fenomena oseografi dan sumberdaya hayati laut
mengharuskan penggunaan banyak data dalam selang waktu observasi
tertentu(harian,mingguan,bulanan,atau tahunan)5

4 Blogspot.” Teknologi IPTEK INDERAJA untuk penangkapan ikan.diakses dari


http://blognyafares.blogspot.com/2016/02/teknologi-iptek-inderaja-
untuk.html,pada 01 desember 2019
5 Betty Zelda Siahaan,Sondang Nurseide Sihombing,dkk, Op.Cit., 129.
G. Alat Pendukung dalam Penggunaan IPTEK pada Penangkapan Ikan
1. Fishfinder (Netsonde)

Merupakan alat dengan frekuensi tinggi yang digunakan untuk


mencari kumpulan ikan pada lokasi yang ditunjukkan pada peta zona
potensi ikan. Alat ini menggunakan gelombang suara atau bunyi untuk
melihat benda di bawah air. Cara kerja alat ini yaitu dengan
mentransmisikan gelombang suara ke dasar laut dan menerima gema dari
dasar laut tersebut atau intervensi dari kumpulan ikan.
Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk mencari kumpulan
ikan, salah satunya adalah eco sounder (sonar) yang langsung
menunjukkan kedalaman air dan keberadaan ikan. Penggunaan sonar yang
lebih kompleks memungkinkan sinyal dikirimkan ke segala arah. Meliputi
area yang lebih luas. Kecepatan suara di air yaitu 1.500 m/detik,
sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340m/detik yang artinya
teknologi memancarkan sinyal ke dalam laut lebih efektif untuk
mendeteksi ikan atau benda yang ada di bawah air.

2. Global Positioning System (GPS)


GPS menyediakan informasi posisi dan waktu terus menerus di
berbagai tempat di bumi. Dengan GPS kita dapat mengetahui koordinat
lintang bujur, arah, dan kecepatan. GPS sangat bermanfaat untuk nelayan
untuk mengetahui posisi saat di laut, menentukan rute perjalanan,
menandai tempat-tempat penting seperti tempat yang banyak ikan, tempat
yang banyak ikan dan sebagainya.
3. Radio all band

Berfungsi sebagai alat komunikasi para nelayan ketika sedang


memancing di laut.

F. Alat Bantu Penangkapan Ikan


Disebut alat bantu penangkapan dikarenakan berguna untuk membantu
mengumpulkan kawanan ikan pada suatu tempat sebelum penangkapan
dilakukan.
Alat bantu penangkapan dikategorikan menjadi dua jenis yaitu (fish
aggregating device, fish lure) atau biasa disebut “rumpon” dan sinar lampu
(fish fishery). Perbedaan kedua alat bantu penangkapan tersebut adalah
ditinjau dari fungsinya. Rumpon dipergunakan untuk penangkapan siang hari,
sedangkan sinar lampu (fish fishery) dipergunakan penangkapan pada malam
hari terutama pada bulan gelap. Pada malam hari waktu bulan terang cahaya
sinar lampu kurang berperan artinya cahaya lampu tidak terpusat pada satu
titik dengan radius tertentu sehingga ikan tersebar atau tercerai berai. Rumpon
ditanam di dalam air, jadi bahan-bahan yang digunakan harus memilih bahan
yang tahan air.

(Rumpon) (Sinar lampu)

H. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap


Penanganan terhadap ikan segar yang tertangkap harus diperlakukan
dengan sebaik-baiknya sejak ditangkap sampai saat diterima oleh konsumen
dan pekerjaan tersebut dilakukan oleh para nelayan, pedagang, pengecer, dan
seterusnya hingga ke konsumen. Dalam menyimpan ikan yang baru ditangkap
terdapat dua cara yang dilakukan agar ikan tetap segar;
a. Pendinginan dengan menggunakan es
Pendinginan dengan menggunakan es dapat dilakukan sampai
sekitar 0 derajat celcius maka ikan dapat diperpanjang masa kesegarannya
antara 12-18 hari sejak saat ikan ditangkap dan tetapi tergantung pada
jenis ikan yang ditangkap, cara penanganan dan keadaan pendinginannya.
Kegiatan bakteri dapat dilakukan bila ikan mencapai suhu kurang
lebih minus 12 derajat celcius. Suhu ini dapat dicapai dengan cara
membekukan ikan. Cara pengawetan dengan pendinginan ikan bertujuan
untuk dapat mempertahankan sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging,
rasa, bau, dll. Selain itu pendinginan adalah cara yang paling efektif serta
fleksibel untuk digunakan di atas kapal
b. Penggunaan cool room
Cool room merupakanmerupakan ruang penyimpanan ikan dengan
mesin pendingin dan suhuya dapat diatur dengan menggunakan sebuah
thermostat yang bekerja secara otomatis sesuai yang diminta suhu cool
room.
Kapasitas mesin pendingin pada cool room sangat kecil dan hanya
dapat diandalkan untuk mendinginkan udara di dalam cool room saja, oleh
karena itu ikan yang di masukan ke dalam cool room harus diberi es.
Terdapat penyebab utama dalam kerusakan-kerusakan pada ikan
yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan, antara lain:
a. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik pada ikan dapat terjadi pada saat penangkapan,
penanganan di atas kapal, penyimpanan pada palka, dalam
pengangkutan atau pada saat pemasaran. Ikan yang memiliki luka akan
mempercepat laju pembusukan.
b. Kerusakan Kimiawi
Proses kerusakan secara kimiawi adalah ditandai dengan
adanya perubahan pada bau dan warna ikan yang menjadi lebih lusam
yang disebabkan oleh oksidasi lemak.

c. Kerusakan Mikrobiologis
Suhu lingkungan merupakan faktor utama bakteri-bakteri dapat hidup.
Pada saat ikan hidup, suhu ikan masih cukup rendah yang artinya
bakteri mikroorganisme belum dapat bertumbuh dengan baik, akan
tetapi setelah ikan mati, suhu ikan akan berangsur-angsur naik dan
suhu tersebut dapat memungkinkan bagi pertumbuhan bakteri
pembusuk

G. Pengertian Teknologi Pertanian


Teknologi pertanian adalah alat,cara atau metode yang digunakan
dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga mengahsilkan output
pertanian sehingga berdayaguna dan berhasil guna baik berupa produk bahan
mentah,setengah jadi maupun siap pakai. 6
Rahardi (2008),menyimpulkan bahwa teknologi adalah usaha manusia
untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kepentingan dan kesejahteraan.
Teknologi tidak terlepas dari sumber daya manusia dan sumber daya alam
demi membangun kemandirian suatu bangsa dan ini hanya bisa dicapai jika
masyarakatnya menguasai teknologi. Jadi teknologi pertanian adalah usaha
manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kepentingan dan
kesejahteraan dalam bidang pertanian. Selain itu,teknologi pertanian
dibedakan menjadi teknologi pertanian tradisional dan teknologi pertanian
modern.
a. Teknologi pertanian modern

6Yusuf hadi,”Perkembangan teknologi pertanian”.diakes melalui


https://www.academia.edu/10888165/Perkembangan_Teknologi_Pertanian.pad
a 01 desember 2019
Adalah kegiatan pertanian yang menggunakan alat-alat dengan
teknologi modern yang digunakan dalam bekerja,dengan menggunakan
alat modern dapat mempersingkat waktu dan juga mengingkatkan efisiensi
dalam bekerja. Misalnya pertanian menggunakan traktor untuk membajak
sawah. Pada umumnya teknologi modern lebih menonjol,misalnya
pengguanaan bibit,pupuk dan pemberantasan hama,walaupun dilain pihak
peralatan yang mendukung masih berupa alat-alat yang sudah lama dipakai
(Bafdal N, 2008).
Contoh pengembangan pertanian modern di indonesia:
1) Hidroponik
Hidroponik baru-baru ini banyak digunakan di Indonesia, konsep
dasar dari hidroponik sebenarnya sudah diketahui sejak lama.
Hidroponik digunakan oleh para ilmuan untuk meneliti tanaman yang
berdasar dari air, namun berbeda lagi jika dibicarakan untuk jaman
sekarang, pertanian hidroponik yang tergolong modern itu sudah tidak
asing lagi untuk saat ini. yaitu penggantian media tanam dari tanah
menjadi air menghasilkan hasil tanaman yang sama dengan media
tanah bahkan lebih baik lagi.

2) Integrasi automasi pertanian (Smart Farming )


Meski tergolong masih asing namun konsep ini sudah ada di indonesia
yaitu penanaman sensor-sensor tertentu seperti sensor kelembaban
suhu tanah sensor ph dan banyak lainya di lahan pertanian yang luas
kemudian dilengkapi dengan wireless transmitter jarak jauh yang
memancarkan sinyal ke arah stasiun utam untuk mendapat data atau
langsung terhubung ke mesin pompa air dan sejenisnya hal ini dapat
menghemat banyak sekali waktu dan biaya
3) Pertanian modern holtikultura
Pengertian Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus,
yang berarti tanaman kebun dan cultura/colere, berarti budidaya,
sehingga dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Istilah
hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur
jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan
dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya
pertanian modern.Hortikultura merupakan cabang dari ilmu agronomi.
Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya
tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura),
tanaman sayuran (olerikultura), tanaman herbal (biofarmaka), dan
taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah
perisabel atau mudah rusak karena segar.Hortikultura merupakan
perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek
pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan
pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk
memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.
4) UAV Agriculture
Dalam teknologi pertanian modern UAV ( Unmaned Aerial Vehicle )
melakukan peranan penting yaitu:
 Inspeksi kesehatan tanaman : Inspeksi kesehatan tanaman bisa
dilakukan dengan menggunakan drone/UAV secara otomatis
dilakukan dengan tambahan kamera dengan lensa / sensor NDVI
( normalized difference vegetation index ) yang bekerja dengan
cara didasarkan pada premis bahwa tanaman hijau hidup
menyerap energi matahari dan memancarkannya kembali sebagai
energi near-infrared. dengan adanya NDVI analytic ini akan
membantu petani modern dalam mengalokasikan pupuk atau
melakukan perencanaan lebih baik terutama untuk lahan yang luas

 Sprayer cairan pestisida – herbisida : Akhir-akhir ini drone sprayer


sangat diminati oleh persahaan sektor pertanian modern untuk
mengoptimalkan hasil pertanian dengan efektifitas cost tinggi
pasalnya drone sprayer mampu menggantikan tenaga manusia
dalam melakukan pemupukan ( cairan) hingga perawatan tanaman
dengan otomatis setiap drone sprayer dapat membawa beban
hingga 15liter dalam sekali penerbangan dan mampu menyemprot
2 hektar dalam 10jam saja.7

b. Teknologi Pertanian Tradisional


Adalah kegiatan pertanian yang menggunakan alat-alat yang masih
sederhana dan digunakan dari masa ke masa,serta tingkat efisiensinya
masih terbatas,dengan kata lain apabila menggunakan alat-alat
tradisional,maka tenaga yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil
yang maksimal memerlukan tenaga yang besar,contoh penggunaan
peralatan tradisional dalam pengelolaan tanah menggunakan
cangkul,dan proses pembajakan pada sawah menggunakan tenaga
kerbau (Bafdal N,2008)8.

7 fds. “pertanian modern di indonesia dan perkembangan teknologi


penunjang”.diakses melalui https://www.fulldronesolutions.com/pertanian-
modern-di-indonesia-dan-perkembangan-teknologi-penunjang/.pada 01
desember 2019

8M.Kilmi,”Teknologi Pertanian”,diakses melalui


https://www.academia.edu/31427334/TEKNOLOGI_PERTANIAN,pada 01
desember 2019

Anda mungkin juga menyukai