Anda di halaman 1dari 13

NAMA : NICKY OCTAVIANI

NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
Judul : Pembuatan Bioetanol dari Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
dengan perlakuan fermentasi
Jurnal : Jurnal Teknik Kimia
Nomor dan Volume : No.1, volume.22
Tahun : 2016
Penulis : Rosdiana Moeksin, Liliana Comeriorensi, dan Rika Damayanti

Metodologi
Penelitian ini bertujuan untuk mengelolah eceng gondok yang memiliki kandungan
selulosa, pentosa, lignin, silikan, dan abu. Selulosa yang terkandung di dalam eceng gondok
dapat diolah menghasilkan bioetanol. Proses pembuatan bioetanol dilakukan dalam lima tahap
yaitu persiapan bahan baku, pretreatment, hidrolisis, fermentasi, dan distilasi. Penelitian ini juga
untuk mengetahui kadar lignin, kadar glukosa, dan kadar etanol dari eceng gondok.
Variabel:
1. Variabel tetap yaitu jumlah massa bahan baku (30 gram tepung eceng gondok),
jumlah NaOH 5%, jumlah H2SO4 2%, dan temperature hidrolisis.
2. Variable bebas yaitu variasi bahan baku (eceng gondok batang daun kering, eceng
gondok batang daun basah, eceng gondok batang kering, dan eceng gondok batang
basah), dan waktu fermentasi.
3. Variable terikat yaitu kadar etanol.
Peralatan dan Bahan:
1. Peralatan
1) Gelas ukur 25 ml, 50 ml
2) Beker gelas 50 ml, 100 ml, dan 150 ml
3) Erlenmeyer 500 ml, 1000 ml
4) Labu takar 250 ml, 1000 ml
5) Pipet tetes
6) Spatula
7) Corong
8) Saringan
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
9) Neraca tiga lengan
10) Neraca analitis
11) Termometer
12) Oven
13) Peralatan kukusan
14) Peralatan evaporasi
15) Peralatan titrasi
16) Hotplate
17) Piknometer 10 ml
2. Bahan
1) Eceng gondok kering dan basah
2) NaOH 5%
3) H2SO4 2%
4) Aquades
5) Saccharomyces cerevisiae

Tabel 1. Kandungan kimia eceng gondok segar


Senyawa kimia Persentase (%)
Air 92.6
Abu 0.44
Serat kasar 2.09
Karbohidrat 0.17
Lemak 0.35
Protein 0.16
Fosfor sebagai P2O5 0.52
Kalium sebagai K2O 0.42
Klorida 0.26
Alkanoid 2.22
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
Tabel 2. Kandungan kimia eceng gondok kering
Senyawa kimia Persentase (%)
Selulosa 64.51
Pentosa 15.61
Lignin 7.69
Silika 5.56
Abu 12

Deskripsi Proses:
1. Persiapan bahan baku
a. Eceng gondok basah
Eceng gondok dicuci dengan air bersih terlebih dahulu hingga tidak ada kotoran yang
menempel. Kemudian, eceng gondok dihaluskan dengan menggunakan blender
hingga halus.
b. Eceng gondok kering
Eceng gondok dicuci dengan air bersih hingga tidak ada kotoran yang menempel.
Selanjutnya, eceng gondok dijemur selama ± 7 hari hingga benar-benar kering.
Kemudian, eceng gondok yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan blender
hingga menjadi tepung eceng gondok.
2. Pretreatment
30 gram tepung eceng gondok ditambahkan 330 ml larutan NaOH 5% di dalam 1000 ml
Erlenmeyer lalu dimasukkan ke dalam kukusan dan dipanaskan pada T=100°C selama 1
jam. Bubur hasil perendaman tersebut dicuci dengan 400 ml aquadest sebanyak 3 kali
pencucian dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan lignin yang terlarut.
Kemudian, bubur yang telah dicuci dimasukkan ke dalam oven pada suhu T=70°C untuk
menghilangkan kadar air sehingga diperoleh selulosa.
3. Hidrolisis
Selulosa ditambahkan dengan 330 ml larutan H2SO4 2 % di dalam 1000 ml Erlenmeyer
yang ditutup rapat dengan gabus dan aluminium foil. Setelah itu, larutan dimasukkan ke
dalam kukusan dan dipanaskan pada T=100°C selama 1 jam. Hasil hidrolisis tersebut
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memperoleh gula sederhana (glukosa)
lalu didinginkan hingga T=28°C. selanjutnya, mengukur pH glukosa yaitu antara 4-5
dimana pH dinetralkan dengan larutan NaOH 5 %.
4. Fermentasi
Glukosa yang diperoleh dari proses hidrolisis ditambahkan dengan 7% gula pasir sebagai
nutrient. Selanjutnya, dilakukan proses fermentasi dengan menambahkan ragi
Saccharomyces cerevisiae sebanyak 7 gram untuk semua variasi waktu fermentasi. Suhu
didalam Erlenmeyer dijaga pada 28°C. kemudian, hasil fermentasi disaring.
5. Distilasi
Mulanya, siapkan 1 set rangkaian peralatan distilasi. Kemudian, masukkan hasil
fermentasi yang telah disaring ke dalam labu bundar. Temperaturnya diatur pada 79-80
°C. proses distilasi dilakukan selama 1-2 jam. Distilat (bioetanol) yang dihasilkan
disimpan di dalam botol yang tertutup rapat. Setelah itu, bioetanol yang diperoleh diukur
densitasnya dengan menggunakan piknometer.

Mekanisme Reaksi
Selulosa adalah polimer glukosa (hanya glukosa) yang tidak bercabang. Bentuk polimer
ini memungkinkan selulosa saling menumpuk/terikat menjadi bentuk serat yang sangat kuat.
Panjang molekul selulosa ditentukan oleh jumlah unit glucan di dalam polimer, disebut dengan
derajat polimerisasi. Rumus empiris selulosa adalah (C6H12O5)n, n merupakan derajat
polimerisasi yang jumlahnya antara 1.200-10.000 dan panjang molekulnya lebih kurang 5.000
nm. Molekul selulosa terdiri dari beberapa molekul selulosa paralel yang dihubungkan dengan
ikatan hidrogen yang membentuk mikrofibril. Mikrofibril ini bersifat sangat kuat dan tidak dapat
ditembus oleh air. Bagian ini disebut dengan bagian kristalin dari selulosa, sementara bagian
yang mengandung sedikit hidrogen disebut amorf.
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG

Struktur selulosa

Lignin merupakan fraksi non karbohidrat yang bersifat kompleks dan sulit
dikarakterisasi. Lignin tersusun dari 3 jenil senyawa fenilpropana, yaitu koniferil alkohol, sinapil
alkohol, dan kuramil alkohol. Senyawa-senyawa tersebut tersusun secara random membentuk
polimer lignin yang tidak beraturan yang menyebabkan proses degradasi menjjadi sangat
kompleks.
Lignin membungkus mikrofibril selulosa dalam suatu matriks dan terikat secara kovalen
pada selulosa maupun hemiselulosa. Adanya penumpukan lignin pada dinding sel tanaman
menyebabkan dinding sel tanaman kaku, tidak mudah ditembus oleh air. Lignin yang bersifat
hidrofobik dapat dioksidasi oleh larutan alkali atau bahan oksidator lain dan mudah larut dalam
larutan sulfit pada keadaan biasa. Namun lignin tahan terhadap proses hidrolisis oleh asam-asam
mineral.

Struktur lignin
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam
air pada semua perbandingan, bersifat korosif, tidak berwarna, dan sangat reaktif. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Kegunaan
utamanya termasuk pemrosesan biji mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami karena
sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen utama hujan
asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi
asam sulfit). Sulfur oksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar. Asam
sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida.
Asam sulfat yang mendekati 100 % dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik
didihnya dan menghasilkan asam 98.3 %. Asam sulfat 98 % lebih stabil disimpan, dan
merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98 % umumnya disebut sebagai
asam sulfat pekat. Ada berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai
keperluan, diantaranya (10 %) asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium, (33,53 %) asam
baterai, (62,18 %) asam bilik atau asam pupuk, (73,61 %) asam menara atau asam glover, (97 %)
asam pekat. Ada pula asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H2SO4 tidaklah murni
dan seringkali berwarna, namun cocok untuk digunakan dalam pembuatan pupuk. Mutu murni
asam sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan dan zat warna.
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Air memiliki massa jenis yang lebih
rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan kuat. Efek
ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat diteteskan ke permukaan kertas. Selulosa bereaksi
dengan asam sulfat dan menghasilkan karbon yang akan terlihat seperti efek pembakaran kertas.

Pretreatment
Proses pretreatment dan hidrolisa merupakan tahapan proses yang sangat penting yang
dapat mempengaruhi perolehan yield etanol. Proses pretreatment dilakukan untuk
mengkondisikan bahan-bahan lignosellulosa baik dari segi struktur dan ukuran. Proses perlakuan
awal dilakukan karena beberapa faktor seperti kandungan lignin, ukuran partikel serta
kemampuan hidrolisis dari selulosa dan hemiselulosa. Tujuan dari pretreatment adalah untuk
membuka struktur lignoselulosa agar selulosa menjadi lebih mudah diakses oleh enzim yang
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
memecah polimer sakarida menjadi monomer gula. Pretreatment menyediakan akses yang lebih
mudah untuk enzim sehingga akan mengalami peningkatan hasil glukosa dan xilosa.

Skema pretreatment

Proses pemisahan zat lignin dari eceng gondok disebut juga dengan proses delignifikasi.
Pengecilan ukuran dan delignifikasi menyebabkan terputusnya rantai polimer yang panjang
menjadi menjadi rantai yang lebih pendek, meningkatkan daerah amorf atau menurunkan derajat
kristalinitas dan memisahkan bagian lignin dari selulosa. Delignifikasi dilakukan dengan
merendam eceng gondok dalam larutan NaOH 5% dan dipanaskan di atas hotplate pada suhu
100°C selama 1 jam. Delignifikasi dilakukan dengan menggunakan NaOH 5% karena larutan ini
dapat merusak struktur lignin pada bagian kristalin dan amorf serta memisahkan sebagian
hemiselulosa. Menurut Hespel (1998) ekstraksi hemiselulosa dapat menggunakan pelarut seperti
NaOH, NH4OH dan KOH. Diantara ketiga pelarut tersebut yang paling baik adalah NaOH.
Hemiselulosa memiliki struktur amorf, sehingga penggunaan NaOH dapat menghilangkan lignin
sekaligus mengekstraksi hemiselulosa.
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG

Pemutusan ikatan antara lignin dan selulosa oleh NaOH

Proses delignifikasi adalah diawali dengan NaOH yang akan masuk dan memutuskan
ikatan dari struktur dasar lignin dan berikatan dengan lignin membentuk natrium fenolat. Garam
natrium fenolat ini bersifat polar, sehingga mudah larut dalam pelarut polar. Lignin yang terlarut
ditandai dengan warna hitam pada larutan yang disebut lindi hitam (black liquor). Lindi hitam
tersebut menunjukkan lapisan lignin telah terpisah dari selulosa. Kondisi ini akan meningkatkan
produktifitas mikroorganisme dalam memproduksi selulosa dan efektifitas hidrolisis menjadi
lebih tinggi.

Hidrolisis
Proses ini bertujuan memecah ikatan lignin, menghilangkan kandungan lignin dan
hemiselulosa, merusak struktur krital dari selulosa serta meningkatkan porositas bahan.
Rusaknya struktur kristal selulosa akan mempermudah terurainya selulosa menjadi glukosa.
Selain itu, hemiselulosa turut terurai menjadi senyawa gula sederhana: glukosa, galaktosa,
manosa, heksosa, pentosa, xilosa dan arabinosa. Selanjutnya senyawa-senyawa gula sederhana
tersebut yang akan difermentasi oleh mikroorganisme menghasilkan etanol. Walaupun terdapat
berbagai macam metode hidrolisa untuk bahan-bahan lignoselulosa. Hidrolisa asam dan hidrolisa
enzimatik merupakan dua metode utama yang banyak digunakan khususnya untuk bahan-bahan
lignoselulosa dari limbah pertanian dan potongan-potongan kayu. Hidrolisa selulosa secara
enzimatik memberi yield etanol sedikit lebih tinggi dibandingkan metode hidrolisa asam. Namun
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
proses enzimatik tersebut merupakan proses yang paling mahal. Proses recycle dan recovery
enzim selulosa diperlukan untuk menekan tingginya biaya produksi.
Konsentrasi asam dan suhu reaksi merupakan variabel penting yang dapat mempengaruhi
terbentuknya senyawa-senyawa yang bersifat racun pada proses fermentasi. Diperlukan suhu
moderat (< 160°C) untuk dapat menghidrolisa hemiselulosa dan menekan dekomposisi gula
sederhana. Suhu yang lebih tinggi akan mempermudah dekomposisi gula sederhana dan senyawa
lignin. Pada suhu dan tekanan tinggi, glukosa dan xylosa akan terdegradasi menjadi furfural dan
hidroksimetilfurfural. Jika furfural dan hidroksimetilfurfural terdekomposisi lanjut, akan didapat
asam levulinat dan asam formiat.
Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah molekul menjadi dua bagian dengan
penambahan molekul air (H2O), dengan tujuan untuk mengkonversi polisakarida menjadi
monomer-monomer sederhana. Satu bagian dari molekul memiliki ion hidrogen (H+) dan bagian
lain memiliki ion hidroksil (OH-). Umumnya hidrolisis ini terjadi saat garam dari asam lemah
atau basa lemah (atau keduanya) terlarut di dalam air. Reaksi umumnya yakni sebagai berikut :
AB + H2O → AH + BOH
Akan tetapi, dalam kondisi normal hanya beberapa reaksi yang dapat terjadi antara air dengan
komponen organik. Penambahan asam, basa, atau enzim umumnya dilakukan untuk membuat
reaksi hidrolisis dapat terjadi pada kondisi penambahan air tidak memberikan efek hidrolisis.
Asam, basa maupun enzim dalam reaksi hidrolisis disebut sebagai katalis, yakni zat yang dapat
mempercepat terjadinya reaksi.
Di dalam metode hidrolisa asam, biomassa lignoselulosa dipaparkan dengan asam pada
suhu dan tekanan tertentu selama waktu tertentu, dan menghasilkan monomer gula dari polimer
selulosa dan hemiselulosa. Beberapa asam yang umum digunakan untuk hidrolisa asam antara
lain adalah asam sulfat (H2SO4), asam perklorat, dan HCl. Asam sulfat merupakan asam yang
paling banyak diteliti dan dimanfaatkan untuk hidrolisis asam.
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
Contoh reaksi hidrolisa selulosa dengan H2SO4:

Mekanisme Reaksi Hidrolisis Selulosa oleh Asam

Proses hidrolisis selulosa menggunakan asam H2SO4 (2 M). Proses hidrolisis dilakukan
pada suhu 100°C dengan lama waktu 1 jam. Hidrolisis selulosa bertujuan untuk menghasilkan
senyawa gula sederhana seperti glukosa. Mekanisme yang terjadi pada hidrolisis selulosa diawali
dengan, proton dari asam yang akan berinteraksi secara cepat dengan ikatan glikosidik oksigen
pada dua unit gula sehingga akan membentuk asam konjugasi. Keberadaan asam konjugasi
menyebabkan konformasi tidak stabil sehingga terjadi pemutusan ikatan C-O dan membebaskan
asam konjugasi pada konformasi yang tidak stabil. Keberadaan air pada sistem akan
menyebabkan OH- dari air berikatan dengan ion karbonium sehingga membebaskan gula dan
proton. Proton yang terbentuk akan berinteraksi secara cepat dengan ikatan glikosidik oksigen
pada dua unit gula yang lain proses tersebut terjadi secara kontinyu sampai semua molekul
selulosa terhidrolisis menjadi glukosa.
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG

Visualisasi mekanisme reaksi hidrolisis dengan katalis asam

Fermentasi
Proses fermentasi adalah salah satu bagian terpenting dalam pembuatan bioetanol. Hal ini
dikarenakan proses fermentasi adalah suatu proses dimana glukosa diubah menjadi alkohol
dengan bantuan khamir. Proses fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan
karbohidrat dan asam amino secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang
dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat, sedangkan asam amino
hanya dapat difermentasikan oleh beberapa jenis bakteri tertentu. Produktivitas aktivitas
metabolik Saccharomyces cereviseae akan terjadi jika gula yang akan di fermentasi benar-benar
bebas dari lignin dan bahan lainnya. Fermentasi pembentukan alkohol dari gula (glukosa)
dilakukan oleh mikroba. Mikroba yang digunakan adalah Saccharomyces cereviseae.
Fermentasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat menjadi etanol dan CO2 yang
dihasilkan oleh aktifitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir dalam keadaan anaerob.
Perubahan dapat terjadi jika mikroba tersebut bersentuhan dengan makanan yang sesuai bagi
pertumbuhannya. Pada proses fermentasi biasanya tidak menimbulkan bau busuk dan biasanya
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
menghasilkan gas karbondioksida. Hasil fermentasi dipengaruhi banyak faktor. Seperti, bahan
pangan atau substrat, jenis mikroba dan kondisi sekitar.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, fermentasi alkohol merupakan proses terjadi
karena adanya aktifitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir. Besar kecilnya aktifitas hidup
mikroba ini akan menentukan jumlah alkohol yang terbentuk dan aktifitas ini juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut umumnya berhubungan erat dengan penyediaan dan
pemakaian nutrisi yang digunakan untuk menunjang aktifitas hidupnya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil fermentasi etanol yaitu jenis mikroorganisme. Bila dilihat dari jenisnya,
maka terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang banyak digunakan dalam proses fermentasi
diantaranya adalah khamir, kapang dan bakteri. Tetapi tidak semua mikroorganisme tersebut
dapat digunakan secara langsung. Masih diperlukan seleksi untuk menjamin berlangsungnya
proses fermentasi. Pemilihan mikroorganisme biasanya didasarkan pada jenis substrat (bahan)
yang digunakan sebagai medium, misalnya untuk menghasilkan etanol digunakan khamir
Saccharomyces Cerevisae. Seleksi ini bertujuan untuk mendapatkan mikroorganisme yang
mampu tumbuh dengan cepat dan mempunyai toleransi tinggi terhadap konsentrasi gula yang
tinggi. Sehingga dapat menghasilkan kadar etanol yang dikehendaki.

Distilasi
Distilasi merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan titik
didih atau kemudahan menguap (volatilitas). Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi
adalah jenis bahan yang didistilasi, temperatur, volume bahan dan waktu distilasi. Namun faktor
yang paling berpengaruh adalah temperatur Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada
suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Proses perpindahan
massa merupakan salah satu proses yang cukup penting.
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan
etanol). Titik didih etanol murni adalah 78°C sedangkan air adalah 100°C (kondisi standar).
Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78°-100°C akan mengakibatkan sebagian besar
NAMA : NICKY OCTAVIANI
NIM : 03031381621068
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
etanol menguap, dan melalui unit kondensasi, akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi
95% volume.
Perpindahan massa merupakan peristiwa yang dijumpai hampir dalam setiap operasi
dalam kegiatan teknik kimia. Salah satu proses tersebut adalah distilasi yang merupakan proses
pemisahan campuran cair-cair menjadi komponen-komponennya dengan berdasarkan pada
perbedaan kemampuan/daya penguapan komponen-komponen tersebut. Adanya perbedaan
kemampuan penguapan antara komponen-komponen tersebut dikenal sebagai volatilitas relatif.
Kolom distilasi adalah sarana melaksanakan operasi pemisahan komponen-komponen
dari campuran fasa cair, khususnya yang mempunyai perbedaan titik didih dan tekanan uap yang
cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyebabkan fasa uap yang ada dalam
kesetimbangan dengan fasa cairnya mempunyai komposisi yang perbedaannya cukup signifikan.
Fasa uap mengandung lebih banyak komponen yang memiliki tekanan uap rendah, sedangkan
fasa cair lebih benyak menggandung komponen yang memiliki tekanan uap tinggi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Perpindahan Panas
    Perpindahan Panas
    Dokumen34 halaman
    Perpindahan Panas
    heripaski
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen64 halaman
    Makalah
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pak Enggal
    Makalah Pak Enggal
    Dokumen1 halaman
    Makalah Pak Enggal
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pak Enggal
    Makalah Pak Enggal
    Dokumen1 halaman
    Makalah Pak Enggal
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Porco Bio1 1
    Porco Bio1 1
    Dokumen3 halaman
    Porco Bio1 1
    gigi
    Belum ada peringkat
  • Hysis Adalah
    Hysis Adalah
    Dokumen1 halaman
    Hysis Adalah
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bio1 Animalia
    Bio1 Animalia
    Dokumen2 halaman
    Bio1 Animalia
    musli21
    100% (1)
  • Essay Nano
    Essay Nano
    Dokumen3 halaman
    Essay Nano
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Nicky Octaviani (03031381621068)
    Nicky Octaviani (03031381621068)
    Dokumen10 halaman
    Nicky Octaviani (03031381621068)
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Coating
    Coating
    Dokumen2 halaman
    Coating
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Nicky Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Nicky Octaviani (03031381621068)
    Nicky Octaviani (03031381621068)
    Dokumen12 halaman
    Nicky Octaviani (03031381621068)
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    anon_733116409
    Belum ada peringkat
  • Latihan 1 Destias Selly
    Latihan 1 Destias Selly
    Dokumen5 halaman
    Latihan 1 Destias Selly
    Nicky Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    anon_733116409
    Belum ada peringkat
  • Bio1 Animalia
    Bio1 Animalia
    Dokumen2 halaman
    Bio1 Animalia
    musli21
    100% (1)