Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan ners tahap profesi stase
keperawatan maternitas

Disusun oleh :

1. Dian Rahayuningsih : J.0105.19.045


2. Firman Saepulahudin : J.0105.19.014
3. Irma Nurzanah : J.0105.19.017
4. Mochammad Yusuf Nurramdhani : J.0105.19.021
5. Sandi Lusiana Widi : J.0105.19.033
6. Siti Reni Nuraeni : J.0105.19.037
7. Sumaryana : J.0105.19.050
8. Susi Sukmawati : J.0105.19.051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BUDI LUHUR
CIMAHI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kehamilan


Sub pokok bahasan : Tanda Bahaya Kehamilan
Sasaran : Pasien dan keluarga di Poliklinik Kebidanan
Hari, tanggal : Rabu, 4 Desember 2019
Tempat : Poliklinik Kebidanan lantai III Gedung IGD – IRJ RSUD Al Ihsan
Waktu : 30 menit
_____________________________________________________________________
A. Latar Belakang

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukkan bahwa
ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya (Ayurai, 2009).
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang menggambarkan kondisi
membahayakan bagi ibu dan janin yang perlu dilakukan penanganan dengan
segera
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi dibandingkan
dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. AKI di Indonesia pada tahun 2007
sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2008 sebanyak 248 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu yang paling besar adalah
perdarahan 28%, keracunan kehamilan/eklamsi (kaki bengkak dan darah tinggi)
sebanyak 24% dan infeksi sebanyak 11%. Pada tahun 2009 AKI masih cukup tinggi,
yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2009).
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun
2009 tersebut diatas, didapatkan penyebab kematian salah satunya adalah
keracunan kehamilan (eklampsia) yang termasuk dalam tanda bahaya kehamilan.
Fenomena angka kematian ibu yang masih tergolong tinggi tersebut salah satunya
dapat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan.
Mengetahui tanda bahaya kehamilan secara lebih dini sangatlah penting, agar ibu
bisa merasa aman selama proses kehamilan.
Dengan melihat kondisi pasien di Ruang Poliklinik kebidanan RSUD Al
Ihsan yang berkunjung lebih banyak melakukan antenatal care dengan keluhan.
Maka perlu dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya
kehamilan.

B. Tujuan Intruksional
1. Tujuan intruksional umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga di
Poliklinik Kebidanan lantai III gedung IGD – IRJ RSUD Al Ihsan mengetahui
tentang tanda bahaya kehamilan.
2. Tujuan intruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
a. Menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan
b. Menjelaskan beberapa tanda bahaya kehamilan
C. Pokok Bahasan
Tanda bahaya kehamilan
D. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian tanda bahaya kehamilan
2. Bentuk tanda bahaya kehamilan
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
F. Media dan Alat
1. Power point
2. Leaflet
3. Laptop
G. Materi
Terlampir
H. Pengorganisasian
Penyaji : Susi Sukmawati
Moderator : Firman Saepulahudin
Notulen : Dian Rahayuningsih
Fasilitator : Siti Reni Nuraeni
: Irma Nurzannah
: Sumaryana
: Moch. Yusuf Nurramdani
: Sandi Lusiana Widi
Pembimbing : Ns. Dedeh Sri R, MAN
: Ns. Sri Endah A, S.Kep

I. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Bertanggungjawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan
audien
d. Menyampaikan kontrak waktu
e. Merangkum semua pertanyaan audien
f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
g. Menganalisis penyajian
2. Penyaji
a. Bertanggungjawab memberikan penyuluhan
b. Memahami topik penyuluhan
c. Mengexplore pengetahuan audien tentang mobilisasi dini post operasi
d. Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi dini post operasi dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh audien
e. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
3. Fasilitator
a. Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara
b. Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator
jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer
c. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan
d. Membagikan leaflet di akhir acara
4. Pembimbing
a. Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran penyuluhan
b. Mengevaluasi laporan dari observer
J. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Pembukaan 5 menit - Membuka dengan salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan maksud - Menjawab pertanyaan
dan tujuan penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menggali pengetahuan
audiens sebelum
dilakukan penyuluhan
- Memberikan apresiasi
kepada audiens yang
telah menjawab
pertanyaan
- Apersepsi
Penyajian 15 menit - Menjelaskan tentang: - Mendengarkan
1. Pengertian tanda - Memberikan
bahaya kehamilan tanggapan dan
2. Bentuk tanda bahaya pertanyaan mengenai
kehamilan hal yang kurang
- Memberi kesempatan dimengerti
untuk bertanya/ diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10 menit - Menggali pengetahuan - Menjawab pertanyaan
peserta setelah - Memberikan
dilakukan penyuluhan tanggapan balik
- Memberikan apresiasi
kepada audiens yang
telah menjawab
pertanyaan
- Menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
- Menutup dengan salam
K. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. 75% audien menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien mengerti dan memahami
materi penyuluhan dengan cara dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan tanda bahaya kehamilan ?
Jawaban : suatu gejala yang menggambarkan kondisi membahayakan bagi
ibu dan janin yang perlu dilakukan penanganan dengan segera.
b. Sebutkan bentuk tanda bahaya kehamilan ?
Jawaban : audiens dapat menyebutkan 6 dari 11 bentuk tanda bahaya
kehamilan :
1) Muntah terus menerus dan tidak mau makan
2) Demam tinggi
3) Bengkak kaki tangan atau wajah
4) Gerakan bayi dalam kandungan berkurang atau tidak bergerak
5) Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua
6) Air ketuban keluar sebelum waktunya
7) Terasa sakit saat kencing, gatal pada kemaluan dan keputihan
8) Batuk lama ( lebih dari 2 minggu )
9) Jantung berdebar – debar atau nyeri dada
10) Diare
11) Sulit tidur dan cemas berlebihan
L. Daftar Pustaka
1. Agustini, M. N. N. (2013) ‘Infeksi Menular Seksual dan Kehamilan’, pp. 304–310.
2. Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).
Yogyakarta: Rohima Press.
3. Cunningham, et al. 2012. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 2. Jakarta: EGC
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
5. Manuaba, I.A.C., A.B.G.F Manuaba, I.B.G. Manuaba, 2010 Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
6. Norwitz, Errol dan, John OS. 2008. At a Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
Erlangga.
7. Prabowo, A., 2008. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Depok: Wisma Hijau
8. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
9. Warouw, N. 2014. “Penyakit Saluran Pernafasan.” Dalam Abdul BS., Trijatmo R.,
dan Gulardi HW (Eds). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
10. Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Lampiran
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi
Menurut Kementrian Kesehatan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (2015),
tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang menggambarkan kondisi
membahayakan bagi ibu dan janin yang perlu dilakukan penanganan dengan
segera. Menurut Kementrian Kesehatan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(2015)
B. Bentuk Tanda bahaya kehamilan
1 Muntah terus menerus dan tidak mau makan
Mual muntah dalam kehamilan (Emesis gravidarum) merupakan
keluhan umum yang dijumpai pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan
menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan
hormon esterogen, progesteron, dan dikeluarkannya human chorionic
gonadothropin plasenta. Hormon-hormon inilah yang kemudian menyebabkan
emesis gravidarum. Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing,
terutama disaat pagi hari, disertai mual muntah sampai usia kehamilan 4 bulan.
Kondisi emesis gravidarum ini apabila sudah mengganggu aktivitas sehari-hari
hingga menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, ganggan metabolik, dan defisiensi
gizi maka akan disebut hiperemesis gravidarum (Manuaba, dkk., 2010).
Penatalaksanaan yang baik pada kondisi emesis gravidarum dapat
mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum. Pada kondisi emesis gravidarum
disarankan untuk istirahat dan mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat
dan rendah lemak dalam jumlah kecil namun sering, serta menghindari
makanan yang berbau menyengat. Sedangkan apabila ibu hamil mengalami
hiperemesis gravidarum maka perlu dilakukan perawatan intensif di rumah sakit
(Ramadhy, 2011).
2 Demam tinggi
Demam seringkali menyertai suatu penyakit tertentu. Demam terutama
demam tinggi dapat menjadi serius karena janin bergantung pada ibu untuk
pengaturan suhu tubuhnya. Suhu tubuh normal adalah 36,5oC – 37,5 oC.
Demam tinggi yang berkepanjangan dapat mempengaruhi janin dan
menyebabkan kelainan anggota gerak (tangan dan kaki) (Curtis, 1999).
Apabila ibu berada pada daerah endemik malaria, demam tinggi pada
ibu hamil haruslah curiga terhadap penyakit malaria. Malaria pada ibu hamil
dapat menyebabkan abortus dan partus prematurus. Pengobatan malaria pada
ibu hamil harus menggunakan obat antimalaria yang aman dan tidak memiliki
efek abortif maupun gangguan pada janin (Prabowo, 2008).
Ibu hamil sebaiknya selalu memperhatikan kondisi dan apabila terdapat
kelainan dalam tubuh, disarankan untuk segera menghubungi tenaga
kesehatan. Sangat tidak disarankan untuk meminum obat tanpa resep dokter
karena penanganan semua kondisi ibu hamil hendaklah memperhatikan
keamanan bagi ibu dan janinnya.
3 Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala atau kejang
Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala merupakan
gambaran dari penyakit dalam kehamilan yaitu preeklampsia yang apabila tidak
dilakukan penatalaksanaan dengan tepat maka dapat mengganggu kesehatan
ibu dan janin. Preeklampsia merupakan suatu syndrome dalam kehamilan yang
timbul setelah usia kehamilan 20 minggu berupa tekanan darah ≥ 140 / 90
mmHg dan disertai proteinuria. Kondisi preeklampsia dapat menyebabkan
gawat janin, gangguan perkembangan janin, persalinan prematur, kejang pada
ibu, gagal ginjal, serta sindrom HELLP. Apabila ibu hamil mendapati kondisi
bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala diharapkan untuk segera
menghubungi tenaga kesehatan terdekat untuk dilakukan tatalaksana
secepatnya. Tujuannya adalah untuk mencegah kejang, mencegah perdarahan
intrakranial, mencegah gangguan organ vital, melahirkan bayi sehat serta
pulihnya kondisi ibu (Cunningham, et al., 2012).
4 Gerakan bayi dalam kandungan berkurang atau tidak bergerak
Gerakan janin atau quickening pada primigravida umumnya dirasakan
pada usia kehamilan mencapai 19 – 21 minggu, sedangkan pada multigravida
dapat dirasakan pada usia kehamilan mencapai 16 minggu. Gerakan janin
dapat digunakan sebagai metode kuantifikasi kesejahteraan janin. Terdapat
berbagai metode untuk menghitung gerakan janin. Salah satu metodenya
adalah persepsi 10 gerakan janin dalam waktu 2 jam dianggap normal (Leveno,
2009).
Cara yang paling akurat untuk megamati aktivitas janin adalah dengan
meluangkan waktu setiap hari untuk memfokuskan perhatian dan benar-benar
menghitung gerakannya. Gerakan janin dapat pendek (sebuah tendangan atau
geliat) atau panjang (gerakan berputar yang kontinue). Dapat dimulai pada
minggu ke 28 atau setelahnya. Hitung gerakan janin setiap hari selama kira-kira
periode waktu yang sama (Simkin, 2007)
5 Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua
a. Perdarahan pada hamil muda
Perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan kurang dari 22
minggu. Perdarahan berwarna merah terang maupun merah tua. Hal ini
dapat mengancam kesehatan ibu dan janin sehingga perdarahan yang
terjadi selama kehamilan harus diselidiki (Astuti, 2012).
b. Perdarahan pada hamil tua
Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan diatas 22 minggu dengan
gejala klinis darah berwarna merah, banyak,, dan kadang tetapi tidak selalu
disertai nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusia
plasenta, dan ruptur uteri (Astuti, 2012).
6 Air ketuban keluar sebelum waktunya
Kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan.
Ketuban Pecah Dini (KPD) dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih
80% wanita mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD.
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai ketuban sebelum awitan persalinan,
tanpa memperhatikan usia gestasi. Penanganan beri antibiotik, observasi
keluar cairan, terminasi kehamilan (Astuti, 2012).
7 Terasa sakit saat kencing, gatal pada kemaluan dan keputihan
Kehamilan dapat mengubah penampakan klinik IMS dan akan
mempersulit diagnosis dan terapi. Pada wanita hamil terjadi perubahan
anatomi, penurunan reaksi imunologis, perubahan flora serviko-vaginal, yang
semuanya akan berpengaruh pada perjalanan dan manifestasi klinis IMS itu
sendiri. Beberapa infeksi menular seksual tersering adalah sifilis, gonore,
chlamydia trachomatis, vaginosis bakterial, trikomoniasis, kondiloma, dan
kandidiasis. Gejala klinis bervariasi sesuai dengan penyebab infeksi, baik
berupa lesi mukokutan, leukorea, pruritus, disuria, dan lain-lain. Pada
kehamilan, dapat terjadi penularan infeksi dari ibu ke janin dengan cara kontak
langsung saat persalinan, infeksi yang menjalar secara ascenden, dan agen
penyebab yang masuk ke sirkulasi janin menembus barier plasenta.
Penanganan penyakit menular seksual pada kehamilan adalah dengan
penanganan umum, konservatif, termasuk konseling dan pengobatan pada
mitra seksual (Agustini, 2013).
8 Batuk lama (lebih dari 2 minggu)
Pada masa kehamilan, sistem imunitas tubuh menurun. Ibu hamil
mudah terkena penyakit seperti flu atau batuk. Namun perlu waspada jika batuk
terjadi lama. Batuk yang lama selama 2 minggu merupakan salah satu tanda
TBC. Pengaruh penyakit TBC saat kehamilan pada janin apgar score rendah,
BBLR, prematuritas, abortus, TB congenital (Warouw, 2014).
9 Jantung berdebar-debar atau nyeri dada
Gejala ini mengindikasikan penyakit jantung pada kehamilan. Etiologi
lesi kongenital, arteri coroner, hipertensi, disfungsi tiorid (Norwitz dan John,
2008). Komplikasi yang dapat terjadi pada janin antara lain prematuritas, BBLR,
hipoksia, gawat janin, apgar score rendah, pertumbuhan janin terhambat.
10 Diare
Pada kehamilan, perubahan fungsi sistem pencernaan mengakibatkan
konstipasi. Ketika terjadi diare pada kehamilan dapat menyebabkan dehidrasi
dan kekurangan kalium. Jika diare disertai peningkatan suhu badan dapat
meningkatkan risiko kelahiran premature dan abortus. Hal tersebut dapat terjadi
karena defisiensi vitamin B dan asam folat. Jangan sembarangan meminum
obat karena dapat berbahaya terhadap kehamilan
11 Sulit tidur dan cemas berlebihan
Pada trimester 1 dan 2 ibu hamil khawatir dengan perkembangan
janinnya. Kecemasan pada ibu hamil meningkat pada trimester ketiga
mendekati persalinan. Kecemasan yang berlebihan dapat mempengaruhi
proses persalinan. Hal ini berkaitan dengan fungsi peran ibu yang akan
berubah. Dukungan orang sekitar dan kepercayaan diri ibu dalam menghadapi
pergantian peran sangat perlu untuk mengurangi masalah ini (Hadijanto, 2014).
Sulit tidur dapat terjadi karena pergerakan janin di perut. Cara mengatasinya
adalah dengan memperbaiki posisi tidur, posisi miring kiri (atau kanan),
letakkan guling diantara kaki.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, M. N. N. (2013) ‘Infeksi Menular Seksual dan Kehamilan’, pp. 304–310.


Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Press.
Cunningham, et al. 2012. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 2. Jakarta: EGC
Curtis., 1999. Kehamilan diatas Usia 35 tahun. Jakarta: Penerbit Arcan
Hadijanto, B. 2014. “Aspek Psikologik Pada Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.” Dalam
Abdul BS., Trijatmo R., dan Gulardi HW (Eds). Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Edisi keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Leveno, 2009., Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC
Manuaba, I.A.C., A.B.G.F Manuaba, I.B.G. Manuaba, 2010 Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
Norwitz, Errol dan, John OS. 2008. At a Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
Erlangga.
Prabowo, A., 2008. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Depok: Wisma Hijau
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Ramadhy, A.S., 2011. Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama
Simkin, P., dkk., 2007. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi; Panduan Leng-kap. Jakarta:
Arcan.
Warouw, N. 2014. “Penyakit Saluran Pernafasan.” Dalam Abdul BS., Trijatmo R., dan
Gulardi HW (Eds). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai