PROPOSAL PENELITIAN
Di susun oleh :
FENY PRATIWI
P27901117052
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal ini
tentang Penerapan Tindakan Perawatan Selang Nasogastrik Terhadap Resiko Infeksi Pada
Pasien Dengan Stroke.
Proposal ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Proposal ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas resume ini, dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian Ujian praktek Metodologi dan terima kasih kepada
Teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan Proposal ini.
Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Proposal
ini.
Akhir kata saya berharap semoga Proposal tentang Penerapan Tindakan Perawatan
Selang Nasogastrik Terhadap Resiko Infeksi Pada Pasien Dengan Stroke ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Manfaat asi
Tanda
Kriteria jumlah
2
glandula pituitari. Hormon ini memiliki peranan penting untuk memproduksi
ASI. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormon prolaktin
dihambat oleh hormon plasenta. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada
akhir proses persalinan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur –
ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin.
4. Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin
juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju
saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk
ejection reflex. Hormon oksitosin juga membuat saluran ASI (milk ductsh) lebih
lebar, sehingga membuat ASI mengalir lebih mudah.
5. Human placental lactogen (HPL) : Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.
Pengertian Menyusui
Menyusui adalah cara pemberian makanan yang alamiah kepada bayi dari
payudara ibu. Keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya
yang mahal karena hanya diperlukan kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui
serta dukungan dari lingkungan dan suami (Handayani, 2007).
Menyusui atau laktasi adalah suatu proses dimana seorang bayi menerima air
susu dari payudara ibu (Sumastri, 2012).
Menyusui yang dikategorikan ASI ekslusif adalah gerakan menghisap dan
menelan dari mulut sang bayi langsung ke puting susu ibu (Sitepoe, 2013).
3
c. Aerola tidak akan bisa terlihat jelas.
d. Dapat dilihat hisapan lamban dan dalam serta menelan.
e. Bayi terlihat senang dan tenang.
f. Ibu tidak mersakan nyeri pada puting susu.
(Gambar perbandingan pelekatan yang benar dan tidak hal 90 nifas dan menysui
thn2018 )
Adapaun Akibat teknik menyusui yang tidak benar adalah sebagai berikut :
a. Puting susu menjadi lecet
b. ASI tidak keluar secara optimal, sehingga mempengaruhi produksi ASI
c. Bayi enggan menyusu
d. Bayi menjadi kembung.
(keperawatan maternitas hal 166 thn 2016 )
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca
persalinan Seksio Caesaria (SC). Footbal position adalah menyususi yang disarankan
unutk ibu yang melahirkan melalui persalinan SC. Pada posisi berikut:
a. Tubuh bayi digendong dengan salah satu tangan ibu.
4
b. Upayakan letak kepala bayi berada tepat di bawah payudara dan membentuk
garis lurus dengan badan bayi.
c. Posisi ini aman karena bawah perut ibu yang masih nyeri akibat operasi dapat
terlindungi.
d. Posisi ini merupakan posisi yang paling nyaman bagi ibu maupun bayinya.
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui
bersamaan, dipayudara kiri dan kanan.
Pada ASI yang memancar(penuh) terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi
tidak tersedak dengan cara:
a. Ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi diletakan diatas perut ibu dalam posisi
berbaring lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau
b. Bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi.
Dengan posisi ini, maka bayi tidak akan tersedak.
( keperawatan maternitas hal 176 2016)
5
Lama Dan Frekuensi Menyususi
1. Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyususi
bayi dilakukan di setiap bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya.
2. Ibu harus menyususi bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kepanasan / kedinginan atau sekedar ingin didepak) atau ibu sudah merasa
perlu menyususi bayinya. Bayi yang sehat dapat mengososngkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudia.
3. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rengsangan produksi ASI. Selanjutnya, dengan menyususi
tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyususi. ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari, bila sering disusukan pada malam hari memicu keluarnya produksi ASI.
4. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka sebaiknya setap
kali menyusui harus dengan kedua payudara. kepada ibu yang menyusui agar
berusaha menyususi ASI menjadi lebih baik setiap kali menyusui dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat. (keperawatan materniatas hal 169 2016)
Mekanisme Menyusui
Proverawati (2009, hlm. 71), mengemukakan bahwa bayi yang sehat mempunyai
3 refleksi intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui seperti :
6
kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel dan diikuti dengan
membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
b. Refleks mengisap (sucking refleks)
Refleks ini timbul apabila bagian kanker limfomamaligna (kanker kelenjar).
Komponen gizi ASI paling lengkap termasuk protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin dan zat penting lain yang belum terungkap sehingga kecukupan
gizi bayi tercapai. ASI adalah cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan
tubuh bayi secara cepat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi akan
berlangsung normal, sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat ini
tetap diperoleh meski status gizi ibu kurang. Pemberian ASI membantu
perkembangan rahang dan pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut
bayi pada payudara atas (palatum) mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi.
Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola tertekan antara
gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
c. Refleks menelan (swallowing refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka akan timbul
mekanisme menelan masuk ke lambung
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara
teknik menyusui yang benar dengan kelancaran pengeluaran ASI. Sesuai dengan tujuan
penelitian, maka hubungan antara variable - variable yang akan diteliti dapat digambarkan
sebagai berikut :
8
3.2 Hipotesis
Terdapat hubungan yang bermakna antara teknik menyusui yang benar dengan kelancaran
ASI
9
Setiap penelitian kualitatif memiliki obyek dan subyek penelitian. Dalam penelitian
yang dilakukan peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif sehingga penelitian ini memiliki
subyek dan obyek penelitian.
Subyek Penelitian ini adalah ibu primipara di Paviliun Aster RSUD Kabupaten
Tangerang.
INSTRUMEN PENELITIAN
Wawancara :
11
1. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam melancarkan ASI
2. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam meningkatkan ASI
3. Melakukan penilaian terhadap kempuan membangkitkan rasa percaya diri
4. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam membantu secara psikologis
5. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam melepas lelah.
Lembar Evaluasi
12
13
14
15
iii