Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN TINDAKAN PERAWATAN SELANG

NASOGASTRIK TERHADAP RESIKO INFEKSI PADA


PASIEN DENGAN STROKE DI PAVILIUM CEMPAKA
RSUD KABUPATEN TANGERANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengajar : Ema Hikmah,

Di susun oleh :

FENY PRATIWI

P27901117052

TINGKAT 3B/ SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal ini
tentang Penerapan Tindakan Perawatan Selang Nasogastrik Terhadap Resiko Infeksi Pada
Pasien Dengan Stroke.
Proposal ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Proposal ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas resume ini, dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian Ujian praktek Metodologi dan terima kasih kepada
Teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan Proposal ini.
Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Proposal
ini.
Akhir kata saya berharap semoga Proposal tentang Penerapan Tindakan Perawatan
Selang Nasogastrik Terhadap Resiko Infeksi Pada Pasien Dengan Stroke ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.

Tangerang, 03 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1 Konsep Dasar ....................................................................................
2.2 Konsep Dasar ....................................................................................
2.3 Konsep ..............................................................................................
2.4 Konsep Teknik Menyususi ...............................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
3.1 Rencana Penelitian ............................................................................
3.2 Subjek Penelitian ..............................................................................
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................
3.4 Fokus Penelitian ................................................................................
3.5 Definisi Operasional .........................................................................
3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................
3.7 Metode Pengumpulan Data ...............................................................
3.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ...............................
3.9 Analisis Data .....................................................................................
3.10 Penyajian Data ................................................................................
3.11 Etika Penelitian ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................

ii
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP DASAR MASA NIFAS


2.1.1 Pengertian
2.1.2

2.2. KONSEP DASAR

Pengertian

Manfaat asi
Tanda
Kriteria jumlah

Hormon yang Mempengaruhi Pembentukan ASI


Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Hormon – hormon yang terlibat
dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai berikut :

1. Progesteron : memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat


progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran
2. Estrogen : menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal
berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
3. Prolaktin : berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam
fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh

2
glandula pituitari. Hormon ini memiliki peranan penting untuk memproduksi
ASI. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormon prolaktin
dihambat oleh hormon plasenta. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada
akhir proses persalinan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur –
ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin.
4. Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin
juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju
saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk
ejection reflex. Hormon oksitosin juga membuat saluran ASI (milk ductsh) lebih
lebar, sehingga membuat ASI mengalir lebih mudah.
5. Human placental lactogen (HPL) : Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.

2.3. KONSEP MENYUSUI

Pengertian Menyusui
Menyusui adalah cara pemberian makanan yang alamiah kepada bayi dari
payudara ibu. Keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya
yang mahal karena hanya diperlukan kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui
serta dukungan dari lingkungan dan suami (Handayani, 2007).
Menyusui atau laktasi adalah suatu proses dimana seorang bayi menerima air
susu dari payudara ibu (Sumastri, 2012).
Menyusui yang dikategorikan ASI ekslusif adalah gerakan menghisap dan
menelan dari mulut sang bayi langsung ke puting susu ibu (Sitepoe, 2013).

Tanda Bayi Menyusi Dengan Posisi Dan Pelekatan Benar


a. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada bayi (perut bayi menempel pada
perut ibu)
b. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.

3
c. Aerola tidak akan bisa terlihat jelas.
d. Dapat dilihat hisapan lamban dan dalam serta menelan.
e. Bayi terlihat senang dan tenang.
f. Ibu tidak mersakan nyeri pada puting susu.
(Gambar perbandingan pelekatan yang benar dan tidak hal 90 nifas dan menysui
thn2018 )
Adapaun Akibat teknik menyusui yang tidak benar adalah sebagai berikut :
a. Puting susu menjadi lecet
b. ASI tidak keluar secara optimal, sehingga mempengaruhi produksi ASI
c. Bayi enggan menyusu
d. Bayi menjadi kembung.
(keperawatan maternitas hal 166 thn 2016 )

Macam Posisi Menyususi

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong


biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Contoh cara menyususi
yang benar sebagai berikut :
a. Posisi berbaring miring. Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali dalam
keadaan lelah atau nyeri.
b. Posisi duduk. Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk
memberikan topangan atau sandraan pada punggung ibu dalam posisi tegak
lurus(900) terdpat panguannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila diatas
tempat tidur atau lantai, ataupun duduk dikursi.
c. Tidur terlentang. Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusui dini,
maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada diatas dada ibu
di antara payudara ibu.
( Gambarrrrr hal 91 nifas & menyusui 2018)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca
persalinan Seksio Caesaria (SC). Footbal position adalah menyususi yang disarankan
unutk ibu yang melahirkan melalui persalinan SC. Pada posisi berikut:
a. Tubuh bayi digendong dengan salah satu tangan ibu.

4
b. Upayakan letak kepala bayi berada tepat di bawah payudara dan membentuk
garis lurus dengan badan bayi.
c. Posisi ini aman karena bawah perut ibu yang masih nyeri akibat operasi dapat
terlindungi.
d. Posisi ini merupakan posisi yang paling nyaman bagi ibu maupun bayinya.
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui
bersamaan, dipayudara kiri dan kanan.
Pada ASI yang memancar(penuh) terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi
tidak tersedak dengan cara:
a. Ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi diletakan diatas perut ibu dalam posisi
berbaring lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau
b. Bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi.
Dengan posisi ini, maka bayi tidak akan tersedak.
( keperawatan maternitas hal 176 2016)

Langkah Menyususi Yang Benar Ibu Bersalin


a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI, dan oleskan disekitar
putting, lalu duduk dan berbarung dengan santai.
b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi.
Jangan hanya leher dan bahunya saja, tetapi kepala dan tubuh bayi lurus. Lalu,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting
susu. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke puting
susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
c. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak dibawah puting susu.
d. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara
ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
e. Ketika anak sudah merasa kenyang, ibu bisa menyopot puting dengan cara
memasukkan jari kelingking ke dalam mulut bayi lalu cukil puting ke arah luar.
Kemudian ibu dapat menyendawakan bayi agar anak bisa tidur dengan pulas.
(GAMBAR HAL 92 ASUHAN LAKTASI DAN NIFAS 2018)

5
Lama Dan Frekuensi Menyususi
1. Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyususi
bayi dilakukan di setiap bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya.
2. Ibu harus menyususi bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kepanasan / kedinginan atau sekedar ingin didepak) atau ibu sudah merasa
perlu menyususi bayinya. Bayi yang sehat dapat mengososngkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudia.
3. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rengsangan produksi ASI. Selanjutnya, dengan menyususi
tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyususi. ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari, bila sering disusukan pada malam hari memicu keluarnya produksi ASI.
4. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka sebaiknya setap
kali menyusui harus dengan kedua payudara. kepada ibu yang menyusui agar
berusaha menyususi ASI menjadi lebih baik setiap kali menyusui dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat. (keperawatan materniatas hal 169 2016)

Mekanisme Menyusui
Proverawati (2009, hlm. 71), mengemukakan bahwa bayi yang sehat mempunyai
3 refleksi intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui seperti :

a. Refleks mencari (rooting refleks)


Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan
rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan

6
kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel dan diikuti dengan
membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
b. Refleks mengisap (sucking refleks)
Refleks ini timbul apabila bagian kanker limfomamaligna (kanker kelenjar).
Komponen gizi ASI paling lengkap termasuk protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin dan zat penting lain yang belum terungkap sehingga kecukupan
gizi bayi tercapai. ASI adalah cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan
tubuh bayi secara cepat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi akan
berlangsung normal, sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat ini
tetap diperoleh meski status gizi ibu kurang. Pemberian ASI membantu
perkembangan rahang dan pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut
bayi pada payudara atas (palatum) mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi.
Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola tertekan antara
gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
c. Refleks menelan (swallowing refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka akan timbul
mekanisme menelan masuk ke lambung

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara
teknik menyusui yang benar dengan kelancaran pengeluaran ASI. Sesuai dengan tujuan
penelitian, maka hubungan antara variable - variable yang akan diteliti dapat digambarkan
sebagai berikut :

Skema 1 : Kerangka Konsep Penelitian

Variable Independen Variable Dependen

Teknik menyusui Kelancaran


yang benar pengeluaran ASI

8
3.2 Hipotesis

Terdapat hubungan yang bermakna antara teknik menyusui yang benar dengan kelancaran
ASI

3.3 Definisi Operasional

3.1 Rancangan Penelitian


Untuk mencapai tujuan penelitian, maka peneliti mengunakan berbagai macam cara
untuk mengumpulkan informasi dan data sebanyak-banyaknya untuk mewujudkan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif. Menurut
Moleong (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Peneliti
memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan
kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan kasus
tertentu. Penelitian studi kasus menurut Sulistyo Basuki (2006) adalah kajian mendalam
tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau
memahami sesuatu hal. Dalam penelitian ini peneliti ingin berusaha mengungkapkan secara
mendalam tentang teknik menyusui yang benar pada ibu primipara.

3.2 Subyek Penelitian

9
Setiap penelitian kualitatif memiliki obyek dan subyek penelitian. Dalam penelitian
yang dilakukan peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif sehingga penelitian ini memiliki
subyek dan obyek penelitian.

Subyek Penelitian ini adalah ibu primipara di Paviliun Aster RSUD Kabupaten
Tangerang.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


3.3.1 Tempat
Tempat yang akan digunakan oleh peneliti adalah Paviliun Aster RSUD Kabupaten
Tangerang.
3.3.2 Waktu
Waktu untuk pengumpulan data akan dilakukan pada Desember 2019.
3.4 Fokus Penelitian
Kelancaran produksi ASI pada ibu primipara yang mendapat tindakan teknik menyusui
yang benar

3.5 Definisi Operasional

3.6 Instrumen Penelitian

3.7 Metode Pengumpulan Data

3.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

3.9 Analisis Data

3.10 Penyajian Data

3.11 Etika Penelitian


10
Lampiran

INSTRUMEN PENELITIAN

Wawancara :

1. Berapakah umur anda sekarang?


2. Berapa kali melahirkan?
3. Bagaimana cara melahirkan, secara normal atau caesar?
4. Apakah ada masalah saat melahirkan?
5. Bagaimana pengeluaran ASI anda, lancar atau tidak?
6. Apakah anda mengetahui mengapa tidak lancar/keluar?
7. Bagaimana cara anda jika ASI tidak lancar/keluar?
8. Apakah anda mempunyai cara lain selain itu?
9. Bagaimana perasaan anda jika ASI tidak lancar/keluar?
10. Apakah anda mengetahui cara menyusui yang benar?
11. Apakah anda mengetahui tujuan dari teknik menyususi yang benar?
12. Apakah anda mengetahui manfaat teknik menyususi yang benar? Coba sebutkan !
Observasi :

11
1. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam melancarkan ASI
2. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam meningkatkan ASI
3. Melakukan penilaian terhadap kempuan membangkitkan rasa percaya diri
4. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam membantu secara psikologis
5. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dalam melepas lelah.

Lembar Evaluasi

Kemampuan Melancarkan ASI


Tingkat kelancaran ASI Kategori
Baik ASI keluar dengan lancar dan banyak

Cukup ASI keluar dengan lancar tetapi sedikit

Kurang ASI keluar tidak lancar dan sedikit

12
13
14
15
iii

Anda mungkin juga menyukai