Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

PERTEMUAN 4
GEOGRAFI

Nama Kelompok : 6
Nama Siswa : - Dela Puspita Sari tgl: 07 desember 2019
- Dewi fatimah
Kelas : X Mipa 5

Jawaban tugas pertemuan 3:


(1). Permasalahan nya adalah Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yg sering terjadi di wilayah indonesia
khususnya jakarta , banjir di daerah ini disebabkan oleh 2 hal , yakni akibat
proses alam dan sosial . proses sosial biasanya diakibatkan oleh perilaku buruk
manusia yg seringkali membuang samph sembarangan disekitar sungai
maupun do selokan tempat air mengalir.
pendekatan geografi yang termasuk dalam permasalahan ini adalah
keruangan.

(2). Permasalahan ini menggunakan analaisis kuantitatif karena telah


memecahkan masalah dengan tiga metode diantaranya analisis keruangan.
dikatakan menggunakan metode analisis keruangan karena data yang
didapatkan dalam penelitian sudah terukur dan memiliki nilai.

(3). Laporan Penelitian Banjir


PENELITIAN BENCANA BANJIR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena ridho dan izin-Nya sehingga
kerangka penyusunan laporan ini dapat diselesaikan. Juga kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada guru pembimbing kami an tak lupa pula kita kirimkan salam Dan tasldim
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW karena telah membawa kita dari alam yang gelap
menuju alam yang terang-benderang.
Dalam penelitian bencana banjir ini, dapat dilihat bahwa kami masih banyak
kekurangan dalam penulisannya. Karena itu, kami menerima kritik dan saran terkait dengan
penelitian ini untuk dapat memperbaikinya lagi menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana saja.
Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi
kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.
Banjir terbesar yang sudah menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5 tahun sekali.
Mengingat keadaan ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah pertanyaan yang
menggelitik penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak ditanggulangi, atau tidak
tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi tradisi yang selalu berulang setiap
tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal biasa? Benarkah bahwa banjir fantastik yang
terjadi setiap lima tahun sekali itu sebuah kebiasaan alam (ritual) yang memang pasti terjadi?
Untuk mencoba menjawab pertanyaan di atas maka dibuatlah makalah ini.
B. Perumusan Masalah
a. Apa yang menyebabkan banjir terjadi ?
b. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat memicu terjadinya banjir ?
c. Bagaimana cara menngantisipasi banjir ?
d. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
e. Dampak terjadinya banjir ?
f. Benarkah siklus banjir tahunan dan dahsyatnya banjir lima tahunan memang sebuah tradisi
yang pasti terjadi ?
g. Usaha-usaha apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk
mengantisipasi dan mencegah banjir tahunan tersebut ?

C. Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir
tahunan sering kali terjadi agar kita mengetahui cara-cara mengantisipasi dan menanggulangi
banjir tahunan tersebut.
Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mampu mengantisipasi atau
mencegah agar banjir yang sering kali terjadi di kemudian hari.
BAB II
ISI

Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir ini
sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini.
Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat
banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak lagi
di alami oleh masyarakat Indonesia.

1. Jenis-jenis banjir yang terjadi di Indonesia:


a. Banjir karena sungainya meluap
Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air
yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo sudah seperti ini,
airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri sungai yang biasanya
merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga terjadi akibat kiriman, bila curah hujan
tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di
hilir sungai.
b. Banjir lokal.
Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di tempat itu.
Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit dalam
melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya lembab, dan bisa
juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir lokal
akan sangat tinggi sekali.
c. Banjir akibat pasang surut air laut
Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di
bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain melambat,
bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka
air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah banjir.

2. Faktor-Faktor Penyebab Banjir


Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran
atau sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada saat air jatuh
kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke tempat
yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan
(run off) sebagian akan masuk / meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi
akan menguap ke udara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir,
mengapa bisa alami? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran
banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat
banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah- tanah yang berasal dari hilir aliran
sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai. Akibat
dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian,
mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan. Itu
faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita lihat yang tidak alami atau akibat dari
perubahan.
Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan
dimana di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan
perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri. Hujan
merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah
dimana saat ini hujan yang terjdi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi.
Akibat keadaan ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran
permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan .
Penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll. Sedangkan tutupan lahan
itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran
permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi
tanah.

3. Cara Mengantisipasi Bencana Banjir


Kita tidak mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun rumah kita
tetapi sebagai manusiakita harus waspada dan sigap bila banjir ternyata datang menghampiri
kita. Cara mengantisipasi banjir antara lain :
a. Bila hujan deras turun cukup lama, pantau terus keadaan melalui media elektronik seperti
televisi dan terutama radio, sebab ada beberapa radio lokal yang akan terus mengabarkan
kondisi / banjir yang akan terjadi.
b. Siapkan barang-barang seperti: Handphone dengan charger, senter dan baterai cadangan,
makanan dan minuman (menggunakan kemasan anti air atau dibungkus plastik), Surat-surat
berharga atau dokumen penting seperti sertifikat rumah, tanah, ijasah, dll (dibungkus plastik),
Radio kecil, bila handphone anda tidak memiliki fasilitas Radio FM / televisi, Obat-obatan
untuk dalam darurat, termasuk obat-obatan untuk rawat jalan, Uang tunai, Selimut dan sarung
, Pakaian secukupnya agar tidak menjadi beban berat (bungkus dengan plastik agar tidak
basah).
c. Isi bak / drum / torn penampung air hingga penuh terutama untuk yang berada / ditempatkan
pada lantai atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di saat sumber air
milik anda tercemar oleh air banjir. Untuk yang praktis, anda dapat mengisi air bersih pada
kantung plastik, mengikatnya dengan kuat dan meletakkannya pada tmpat yang aman.
d. Saat tanda-tanda banjir mulai muncul di rumah / lingkungan anda, siapkan barang bawaan
untuk mengungsi dan pantau terus ketinggian air.
e. Sebelum air mulai meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai yang lebih
tinggi. Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat terlebih dahulu pada
arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir.

4. Cara Menanggulangi Bencana Banjir


Cara-cara menanggulangi bencana banjir antara lain:
a. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan
merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
b. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat
sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat.
Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi
malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang
membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke
kota.
c. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah
salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki
pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran
udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak
ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.
d. Larangan membuang sembarangan.
Sering kita lihat spanduk besar yang bergambarkan orang nomor 1 di DKI Jakarta yaitu Bp.
Fauzi Bowo yang sedang membuang sampah di tempat sampah dan ada kata yang bertuliskan
“inilah cara membebaskan Jakarta dari banjir”. Inilah salah satu jargon gubernur kita dalam
upayanya mensosialisasikan larangan untuk membuang sampah sembarangan.
Suatu kenyataan bahwa sampah yang menggunung merupakan salah satu penyebab terjadinya
banjir. Sampah yang di buang di jalanan biasanya akan berakhir di selokan jalan yang
mengakibatkan selokan tersumbat, dan tidak lanjar. Belum lagi jika di tambah dengan
sampah-sampah yang sengaja di buang ke selokan.
Kebanyakan orang berfikir kalau yang penting sampah itu tidak ada di kamar atau rumah
mereka. Karenanya banyak orang ambil cara yang mudah yaitu membuang samapah ke
selokan karena setelah itu sampah sudah tidak terlihat lagi.
Miris, tapi ini adalah fenomena yang terjadi di Ibu Kota. Misal, seorang ibu yang mencuci
piring, lalu membuang sampah non organiknya ke selokan, seorang pelajar yang membuang
plastik bekas jajanannya ke selokan dan masih banyak contoh kongkrit lainnya.
Begitu pula nasib sungai-sungai Akhir-akhir ini pemerintah pun bergerak secara langsung
untuk mengantisipasi fenomena tersebut dengan cara memfasilitasi pembuangan sampah
memberikan tempat sampah di tempat-tempat umum.
5. Adapun dampak akibat banjir:
Dengan melihat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif, sekalipun banjir memiliki
dampak negatif yang besar, banjir juga memiliki dampak positif.
a. Dampak positif akibat banjir antara lain:
1) Banjir memberikan kesempatan kepada manusia
Bila banjir yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi
kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.
2) Banjir membuat kita berpikir kreatif
Ketika dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari jalan alternatif
untuk menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan terutama jiwa kita dan keluarga
atau orang terdekat kita.
3) Banjir membuat manusia untuk berpikir mengatasi banjir
Setelah mengalami banjir, kita akan sibuk untuk memikirkan antisipasi ataupun
pencegahan banjir.
4) Banjir memberikan pekerjaan
Saat banjir akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu anda
dengan imbalan tentunya.
5) Banjir membuat manusia untuk bersahabat dengan lingkungan
Setelah mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir, manusia akan berpikir untuk peduli,
bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.

b. Dampak negatif akibat banjir:


a. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana
b. Banjir memutuskan jalur transportasic.
c. Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya
atau bahkan jiwa manusia.
d. Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrik
e. Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari6. Sekilas tentang tradisi banjir tahunan dan
5 tahunan
Di Jakarta tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi bangunan
bertingkat. DAS kini tak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh limbah pabrik dan
banyak pula tangan-tangan jahil warrga yang dengan sadar membuang sampah ke Sungai.
Kurangnya daerah hijau (tempat resapan air) dan DAS yang kini tidak dapat berfungsi secara
baik yang menjadi sedikit penyebab terjadinya banjir tahunan di Jakarta. Belum lagi jika ada
air kiriman dari Bogor, karena tidak jarang, warga Jakarta mengalami banjir dadakan bahkan
bukan pada saat musim penghujan.
Banjir yang sudah menradisi, menjadi tamu yang dari tahun ke tahun selalu hadir.
Tamu tahunan yang tidak diundang dan tentunya sangat tidak diharapkan kehadirannya.
Konon, tamu tahunan itu berubah wajah menjadi lebih menyeramkan pada periode lima
tahunan. Banjir yang lebih parahpun terjadi pada lima tahun sekali itu. Pada Febuari 2007
lalu memang terjadi banjir bandang yang menggenangi sebagian besar ibu kota, bahkan
sempat memutus akses dan mengakibatkan kemacetan di mana-mana.
Kalau kita hitung maju 5 tahun dari tahun 2007 adalah tahun 2012 (tahun ini). Wajar
saja jika sebagian masyarakat mulai gelisah takut kalau-kalau bencana itu terulang kembali
karena, disebagian daerah mungkin masyarakatnya memiliki rasa trauamatik tersendiri.
Namun, menurut kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (Kepala
BMKG) Dr. Sri Woro B Harijono. BMKG tidak mengenal banjir lima tahunan.
Banjir tidak mengenal siklus. Sebenarnya, salah satu faktor pemicu banjir dipengaruhi
oleh tiga hal, yakni penguapan, serta aktivitas di Samudra Pasifik dan di Samudra Hindia.
Suhu di Indonesia serta di Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan suhu
tersebut akan berpengaruh pada pergerakan angin yang muaranya akan berpengaruh pada
kecepatan pembentukan massa uap air di udara, dan selanjutnya akan berdampak pada
meningkatnya curah hujan. Jika suhu di Indonesia lebih hangat, maka suhu di Pasifik lebih
dingin. Suhu yang lebih dingin membuat tekanan lebih tinggi. Angin akan bergerak ke
Indonesia, sesuai hukum bahwa udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin
akan memicu pembentukan massa uap air di udara, meningkatkan potensi curah hujan.
Pada tahun 2007, aktivitas di Pasifik memang meningkat secara signifikan. Peningkatan
aktivitas itulah yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Karena peningkatan cukup
signifikan, kenaikan curah hujan juga signifikan, mengakibatkan banjir lebih besar.
Suhu muka laut di Indonesia memang saat ini lebih hangat, sementara Pasifik lebih
dingin. Namun, perbedaan ini tidak terlalu besar sehingga tidak memicu peningkatan
aktivitas secara signifikan di Indonesia. Pada Desember 2011 hingga Maret 2012,
pembentukan massa uap air dan curah hujan memang meningkat. Puncak musim hujan terjadi
pada Desember 2011 dan Januari 2012. Namun, peningkatannya tidak signifikan.
Dari hal tersebut, bisa diketahui potensi banjir tahun 2012. Peningkatan aktivitas
memang terjadi, tetapi tidak sebesar tahun 2007. Jadi, secara meteorologi, potensi banjir
tahun 2012 tidak akan sebesar tahun 2007.
Aktivitas Samudra Pasifik dan Hindia secara signifikan inilah yang tidak bisa
dipastikan apakah akan terjadi dalam periode tertentu, misalnya lima tahun. Karenanya, tidak
bisa dipastikan pula banjir besar akan terjadi di Indonesia, dalam hal ini Jakarta, sebagai
wilayah yang dipengaruhi tiap lima tahun.

7. Usaha-Usaha Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir


Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek
rehabilitasi sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen banjir DKI
Jakarta.
Studi menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi mitigasi banjir
di Jakarta adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota, agar kembali pada kapasitas
semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga akan membantu mitigasi banjir. Proyek
Mitigasi Banjir Darurat Jakarta akan melakukan pengerukan pada sebelas saluran air
sepanjang 67,5 km serta empat waduk seluas 65 hektar, untuk membantu mengembalikan
kapasitas aliran air.
Rencana yang disebut juga " Jakarta Emergency Dredging Initiative " ini akan
merehabilitasi sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan dilakukan pada titik-
titik prioritas sistem manajemen banjir Jakarta.
Proyek ini akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang terkena
dampak banjir, sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan mengikuti Kerangka
Kebijakan Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Kerangka Kebijakan
ini konsisten dengan praktik terbaik internasional untuk proses permukiman kembali dan
mereka yang akan direlokasi oleh proyek ini akan memperoleh akses perumahan yang
memadai.
Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta atau "Jakarta Urgent Flood Mitigation Project"
akan didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS dan pemerintah Pusat serta
Pemda DKI Jakarta akan memberikan kontribusi dana pendamping sebesar 49,71 juta dolar
AS. Saat ini, Jakarta telah menderita kerugian akibat banjir yang berulang terutama yang
terjadi pada bulan Januari 1996, Februari 2001, dan Februari 2007. Banjir pada 2007
menggenangi sekitar 36 persen kota, berdampak kepada lebih dari 2,6 juta penduduk dan
memaksa 340 ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat itu, lebih dari 70 orang
meninggal dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir berakibat kepada lebih dari
200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai 900 juta dolar AS.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Banjir rutin tahunan yang menjadi tradisi warga kota jakarta bukanlah hal yang baru
kita alami. Sudah sejak bertahun-tahun lalu keadaan ini terjadi. Dan makin kini makin parah,
namun warga kota dapat bernapas lega karena ternyata, banjir 5 tahunan tidaklah benar-benar
ada. Karena banjir bukanlah sebuah siklus.
Banjir tersebut bukan karena tidak adanya tindakan antisipasi oleh warga juga tidak adanya
gerakan oleh pemerintah. Banyak cara sudah dilakukan warga dan pemerintah untuk dapat
mencagah datangnya bencana tahunan tersebut seperti, kerjabakti secara berkala dan di
buatnya gorong-gorong, namun semua itu tidak akan optimal karena semakin sedikitnya
daerah resapan air.

B. Saran
Sebagai warga yang baik maka hendaknya kita menjaga ligkungan sekitar seperti,
tidak membuang sampah ke kali atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak
menyemen halaman luar kita agar ada tempat untuk air meresap.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalah15.blogspot.co.id/2015/12/makalah-tentang-banjir.html
http://abdulazisansori40.blogspot.co.id/2012/12/contoh-karya-ilmiah-tentang-banjir.html
By:Kevin Risqita ,Ikbal Ramadan , Taufikur Rachman , Febriansiah Bilal , Muhammad

Anda mungkin juga menyukai