Anda di halaman 1dari 16

FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN

DAN KONSELING
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan konseling
Dosen Pengampu: Sawen,S.E,MPd

Disusun oleh: kelompok 2

1. Nova Novita
2. Siti nurpajriah islamiati
3. Syifaurrohmah alfi
4. Ela arofah
5. Windy damayanti
6. Tanisa

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

ASSHIDIQIYAH KARAWANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
dan kesehatan, sehingga dapat melaksanakan tugas Makalah Bimbingan Konseling dengan
selamat dan berhasil

Hasil yang telah kami laksanakan, kami sampaikan dalam bentuk laporan tertulis,
dengan mengharap agar mendapatkan nilai yang semaksimal mungkin, agar lebih dapat
meningkatkan pengetahuan kami.
DAFTAR ISI

Judul halaman ……………………………………………………………………….....

Kata pengantar………………………………………………………………………...ii

Daftar isi……………………………………………………………………………....1

BAB 1 : pendahuluan

A : latar belakang masalah …………………………………………………...

B : perumusan masalah ………………………………………………………

C: tujuan ……………………………………………………………………...

BAB II : Pembahasan

1. fungsi bimbingan dan konseling dan jenis-jenisnya ........................................


2. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.................................................................

BAB III : Kesimpulan Dan Daftar putaka


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan


berpikir, mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam
pekembanganya. Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan
kemerdekaan untuk memilih dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap – tiap
pontensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan
keragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk membantu setiap individu
mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya (Nur Ihsan, 2006:1)
Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk
menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun idividu
sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan,
kelemhan serta permaslahanya.
Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konseling juga sangat dipelukan
karena dengan adanya bimbingan dan konseling dapat mengantarkan peserta didik pada
pencapai standar dan kemampuan profesi dan akademis, serta perkembangan dini yang sehat
dan produktif, dan didalam bimbingan dan konseling selain ada pelayanan juga ada fungsi
serta prinsip – prinsipnya.
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang fungsi dan prinsip bimbingan dan
konseling dalam proses pemberian bimbingan kepada orang lain dapat menyebabkan
lemahnya daya hantar pengetahuan serta cara-cara
yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan si klien. Bagaimanapun fungsi dan prinsip
bimbingan konseling bagi seorang konselor sangatlah penting dalam hal pemberian bantuan
kepada si klien tersebut.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.apa itu fungsi bimbingan dan konseling dan jenis-jenisnya?
2. Apa itu prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan fungsi dari bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip-prinsip dari bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan
diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan ini berguna dan memberikan
manfaat serta dampak positif sebesar-besarnya untuk memperlancar kelangsungan
perkembangan manusia. Kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari
adanya suatu pelayanan, merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan. Dengan
demikian, fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat,
ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud.
Begitu juga dengan fungsi dari bimbingan dan konseling. Berdasarkan kegunaan dan
manfaatnya, fungsi-fungsi bimbingan dan konseling adalah:
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu klien agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, klien diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

1) Pemahaman Tentang Klien.


Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap
klien. Sebelum seorang konselor memberikan bantuannya kepada klien, maka mereka perlu
terlebih dahulu memahami individu yang akan di bantu itu. Bukan hanya sekedar mengenal,
namun harus memahami pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien,
kekuatan dank kelemahannya, serta kondisi lingkungannya.
Pemahaman terhadap diri kllien juga perlu bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perkembangan dan kebahagiaan hidup klien. Mereka itu antara lain adalah seorang
konselor. Pemahaman konselor terhadap si klien dipergunakan oleh konselor baik untuk
langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan
acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien dalam
mengatasi masalahnya.
Bagi para konselor, fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali
penyelenggaraan pelayanan. Tanpa adanya pemahaman terlebih dahulu maka konselor tidak
dapat bergerak lebih jauh dalam pemberian bimbingan.

2) Pemahaman tentang Masalah Klien


Pemahaman terhadap masalah klien terutama menyangkut jenis masalahnya,
intensitanya, sangkut-pautnya, sebabnya, dan kemungkinan perkembangannya. Klien amat
perlu memahami masalah yang dialaminya, sebab dengan dapat memahami masalahnya itu ia
memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemahaman masalah oleh individu sendiri adalah modal dasar bagi pemecahan masalah
tersebut.

3) Pemahaman tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”


Lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi disekitar kita yang secara langsung
mempengaruhi individu tersebut. Salah satu lingkungan luas adalah berbagai informasi yang
diperlukan oleh individu.

b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan
bimbingan kepada klien tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada
para klien dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out,
dan pergaulan bebas (free sex).

c. Fungsi Pengembangan
Fungsi Pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan
personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

d. Fungsi Penyaluran
Fungsi Penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan
karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

e. Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi adalah fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

f. Fungsi Penyembuhan
Fungsi Penyembuhan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada klien yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik
yang dapat digunakan adalah teori konseling, dan remedial teaching.
Proses penyembuhan dalam hal bimbingan dan konseling adalah sama halnya dengan
penyembuhan dokter. Berikut merupakan table mengenai masalah, sebab, dan cara
penanganannya.

g. Fungsi Perbaikan
Fungsi Perbaikan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli
supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga
dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

h. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat klien.

i. Fungsi Penyesuaian
Fungsi Penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

j. Fungsi Fasilitasi
Fungsi Fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri
konseling.

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan sautu
cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prisip
ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah yang
digunakan sebagai pedoman-pedoman dalam pelaksanaan yanh dimaksudkan.(Halaen,2002:
63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran
yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yanh harus di ikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat
landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ”Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah
lapangan yanh digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Jadi dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling
merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman
sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
Yang mana prinsip tersebut berasal dari kajian filosofis, hasil penelitian dan
pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam
konteks social budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan
dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa:
a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-
kebaikan, mempunyai potensi dan pendidikan yang mampu membantu sianak memanfaatkan
potensinya itu.
b. Bimbingan didasarkan pad ide bahwa setiap anak adalah unik, seseorang anak berbeda dari
yang lain.
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan
perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d. Bimbingan merupakan usaha untuk membantu mereka yang memerlukan.
e. Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-latihan
khusus.
Semua yang ia katakan adalah benar, tetapi butir-butir tersebut belum merupakan
prinsip-prinsip yang jelas aplikasinya dalam praktik bimbingan dan konseling. Apabila butir
tersebut akan dijadikan prinsip, maka aspek perasionalisasinya harus ditambah.
2. Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbuingasn dan konseling prisip yang digunakan bersumber dari
kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalama praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pegertian, tujuan,
fungsi, dan proseses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Ada beberapa prinsip bimbingan dan konseling diantaranya:
a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya
sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya
diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan
dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program
pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan
yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
i. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan
pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9).
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara
perorangan ataupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah
perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah
sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi
sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan
kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
sebagai berikut :
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang berbentuk
dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik.
3) Bimbingan dan konseling berupaya mengoptimalkan seorang individu sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing.
4) Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung faktor-faktor
yang secara potensial mengarah pada sikap dan pola tingkah laku yang seimbang.
5) Perbedaan individu harus dihargai dan di hormati dalam rangka upaya yang bertujuan
memberikan bantuan.

b. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu


Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah
selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan
individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara
terbatas yang berkenaan dengan :
1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental
dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, dan sebaliknya
pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
2) Keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang kurang menguntungkan merupakan faktor salah
satu pada individu.
c. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan
Prinsip- prinsip yang berkenaan dengan progam layanan bimbingan dan konseling
adalah sebagai berikut:
1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan
pengembangan, oleh karena itu bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan
dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu,
masyarakat dan kondisi lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan
terendah sampai tertinggi.
4) Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk
mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian
antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.

d. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan


Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai
dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses
tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :
1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya
mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh
individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan
dari pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat menentukan
hasil pelayanan bimbingan.
5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan
yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002).
6) Organisasi bimbingan dan konseling hendaknya fleksibel.

e. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat
baik. Mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah
memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi.
Pelayanan bimbingan dan konseling secara resmi memang ada disekolah, tetapi
keberadaannya belum seperti dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994)
menegaskan enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah. Prinsip
itu adalah:
1) Konselor harus memulai karirnya sejak awal dengan program yang jelas, dan memiliki
kesaipan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut.
2) Konselor harus mempertahankan sikap profesionalnya tanpa mengganggu keharmonisan
hubungan antara konselor dengan personal lainnya dan siswa.
3) Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional dan
menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan yang nyata.
4) Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang
menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami masalah
emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun anak yang berbakat, berpotensi dan
lainnya.
5) Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa
yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa yang menderita
gangguan emosional.
6) Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberikan
perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya.
Prinsip-prinsip tersebut menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan
pelayan bimbingan dan konseling di sekolah hanyalah mungkin dilakukan oleh konselor
profesional yang tahu dan mau kerja, memiliki program nyata dan dapat dilaksanakan, sadar
akan profesinya, dan mampu menerjemahkannya ke dalam program dan hubungan dengan
sejawat dan persoknal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan keterampilan untuk
membantu siswa dengan segenap variasinya disekolah, dan mampu bekkerja sama, serta
membina hubungan harmonis dinamis kepada kepala sekolah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
fungsi bimbingan konseling adalah manfaat yang dihasilkan dari bimbingan konseling itu.
Berdasarkan kegunaan dan manfaatnya, fungsi bimbingan dan konseling terdiri dari: fungsi
pemahaman, pencegahan, pengembangan, penyaluran, adaptasi, penyembuhan, perbaikan,
pemeliharaan, penyesuaian, dan fasilitas. Fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan
melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan ynag
dimaksud.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling meupakan pemanduan hasil-hasil teori dan praktik
yang dirumuskan dan dijadikan sebagai pedoman dan dasar bagi para konselor dalam
penyelenggaraan pelayanan.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ialah berkenaan dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan,
penyelenggaraan pelayanan. Baik fungsi maupun prinsip sangat penting dalam proses
bimbingan dan konseling. Kedua-duanya saling berkaitan dan mengandung makna yang
tinggi. Keberhasilan seorang konselor dalam penanganan masalah kliennya dapat ditentukan
oleh kedua hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anas, Salahudin. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.


2. Amti, Erman, dan Prayitno. 2004. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.
Jakarta: RINEKA CIPTA

Anda mungkin juga menyukai