:Disusun oleh
KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam. Tidak ada daya
dan upaya selain dari-Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam
mengarungi hidup ini.
Sholawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman dimanapun
mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nya lah makalah ini dapat kami
selesaikan. Makalah yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Islam” Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Basit Attamimi Shi. M. hum selaku dosen
pengampu Filsafat Pendidikan Islam yang telah memberikan gambaran tentang materi yang
harus diselesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang akan membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………………………………………………………..
Kesimpulan ……………………………………………………………………...
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui dasar kurikulum pendidikan islam
3. Untuk mengetahui kerangka dasar kurikulum pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Secara Etimologi
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga
pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Istilah ini muncul pertama kali dalam
kamus Webster tahun 1856. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang
pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut
kurikulum diartikan 2 macam, yaitu:
a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan
tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan
yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Dalam Qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
2. Secara Terminologi
Para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum diantaranya.
a. Crow mendefiniskan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk
memperoleh ijazah.
b. M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan
dalam proses kependidikan dalam suatu sistem insitusional pendidikan.
c. Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu progam yang direncanakan dalam
bidang pendidikan dan dilaksanakn untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan
tertentu.
d. Dr. Abdamardasyi Sarhan dan Dr. Munir Kamil yang distir oleh AL-Syaibani, bahwa
kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan
kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya dalam dan di luar sekolah
dengan maksud menolong untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah
tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Bahkan Alice Miel mengatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana
sekolah, keinginan, pengetahuan, kecakapan dan sikap-sikap orang yang melayani dan
dilayani di sekolah (termasuk di dalamnya seluruh pegawai sekolah) dalam hal ini semua
pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum.
3. Menurut Fungsinya
Pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat
diartikan menurut fungsinya.
a. Kurikulum sebagai program studi.
Yaitu seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di
instansi pendidikan lainnya.
b. Kurikulum sebagai konten.
Yaitu data atau informasi lainnya yang memungkinkan timbulnya belajar.
c. Kurikulum sebagai kegiatan berencana.
Yaitu kegiatan yang direncanakn tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara
bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan hasil yang baik.
d. Kurikulum sebagai hasil belajar
Yaitu seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa
menspesifikasikan cara-cara yang dituju untuk memperoleh hasil-hasil itu, atau seperangkat
hasil belajar yang direncanakan.
e. Kurikulum sebagai reproduksi kultural
Yaitu transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami
anak-anak generasi muda masyarakat tersebut.
f. Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
Yaitu keseluruhan pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
g. Kurikulum sebagai produksi.
Yaitu seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih
dahulu.
Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di sekolah
disebabkan oleh adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa kurikulum memang
hanya rencana pelajaran.
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau
bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata terjadi
dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang aktual, yang
nyata, yaitu yang aktual terjadi di sekolah dalam proses belajar. Atas dasar ini maka inti
kurikulum adalah pengalaman belajar.
Oleh karena itu yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam adalah :
1. Dasar Agama
Dalam arti segala sistem yang ada dalam masyarakat termasuk pendidikan, harus meletakan
dasar falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada dasar agama islam dengan segala aspeknya.
2. Dasar Falsafah
Dasar ini merupakan pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofit.
3. Dasar Psikologis
Dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan psikis peserta didik.
4. Dasar Sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang tercermin pada dasar
sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat isalam dan kebudayaanya.
5. Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajiannya
dalam proses pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.
2. Tauhid
Tauhid sebagai kerangka dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak masih bayi
dimulai dengan mendengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap anak
yang baru dilahirkan.
3. Perintah Membaca
Kerangka dasar selanjutnya adalah perintah “membaca” ayat-ayat Allah yang meliputi tiga
macam ayat yaitu:
a. Ayat Allah yang berdasarkan wahyu,
b. Ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan
c. Ayat Allah terdapat di alam semesta di luar manusia.
Sistem pendidikan Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami, tercermin dari sifat
dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu hanya mungkin, apabila bertopang yang mengacu
pada dasar pemikiran yang Islami pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan
tentang manusia serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah
Islami.
Agar kriteria Kurikulum Pendidikan Islam tersebut dapat terpenuhi maka dalam
penyusunannya supaya selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani.
b. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam.
c. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi peserta
didik maupun unisitas (ke-khas-an)nya.
d. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya, hendaknya kurikulum
memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat, sambil tetap bertopang pada jiwa
dan cita-cita ideal Islamnya.
e. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan.
f. Hendaknya kurikulum itu realistik.
g. Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam kurikulum itu bersifat luwes.
h. Hendaknya kurikulum itu efektif.
i. Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa yang
bersangkutan.
j. Hendaknya kurikulum itu memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami
2. Menurut Al Syaibani
Kurikulum pendidikan Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak.
b. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeruluh aspek
pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan rohani.
c. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat,
dunia dan akhirat;jasmani, akal dan rohani manusia.
d. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus.
e. Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan kebudayaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan manhaj yang bermakna jalan yang
terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.
2. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
a. Dasar psikologis :digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang
diperoleh dan kebutuhan peserta didik.
b. Dasar sosiologis :digunakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.
c. Dasar filosofis :digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai.
3. Kerangka dasar kurikulum pendidikan islam
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah
yang bersifat intergrated dan komperensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadits sebagai
sumber utama dalam penyusunan.
Kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan (2) Perintah membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainal.2011.Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung :PT Remaja
Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pengetahuan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Ramayulis. 2008. Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.