Anda di halaman 1dari 14

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok

Pada mata kuliah: Filsafat Pendidikan Islam

Dosen pengampu: Abdul Basit Attamimi Shi. M. hum

:Disusun oleh

Siti Nurpajriah Islamiati

Ratu Adinda Dwi Aristyani

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ASSHIDDIQIYAH

KARAWANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam. Tidak ada daya
dan upaya selain dari-Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam
mengarungi hidup ini.

Sholawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman dimanapun
mereka berada.

Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nya lah makalah ini dapat kami
selesaikan. Makalah yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Islam” Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Basit Attamimi Shi. M. hum selaku dosen
pengampu Filsafat Pendidikan Islam yang telah memberikan gambaran tentang materi yang
harus diselesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.

Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang akan membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan
datang.

Karawang, 01 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL …………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..

A. Latar Belakang ………………………………………………………………


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan …………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………

Kesimpulan ……………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………......................


BAB I
PEMBAHASAN
A.      Latar Belakang
Kata “Kurikulum” mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan lebih kurang
sejak satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dalam kamus
Webster tahun 1856. Pada tahun itu kata kurikulum digunakan dalam bidang olahraga, yakni
suatu alat yang membawa orang dari star sampai ke finish. Barulah pada tahun 1955 istilah
kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran disuatu
perguruan.
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan. Dalam pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Pandangan ini
menekankan pengertian kurikulum pada segi isi. Dalam pandangan yang muncul kemudian,
penekanan terletak pada pengalaman belajar. Dengan titik tekan tersebut, kurikulum diartikan
sebagai segala pengalaman yang disajikan kepada para siswa dibawah pengawasan atau
pengarahan sekolah.
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi
dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan
kurikuler yang tidak formal. Kegiatan kurikuler yang tidak formal ini sering disebut ko-
kurikuler dan ekstra-kurikuler.
Untuk sekolah yang bersangkutan, kurikulum sekurang-kurangnya memiliki dua fungsi:
1.        Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan; dan
2.        Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
Keutamaan mempelajari kurikulum bagi seseorang yang menekuni dunia pendidikan
adalah suatu kegiatan yang tidak boleh terlewatkan, karena berbicara pendidikan berarti
berbicara kurikulum yang ada didalamnya. Demikian halnya dengan pendidikan Islam,
tentunya terdapat kurikulum didalamnya. Maka, karena keperluan yang utama tersebutlah
dalam Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam, salah satu
materi yang harus dikuasai dan dipahami adalah tentang Kurikulum dalam Pendidikan Islam.

B.       Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, diambil rumusan masalah yang akan
menjadi pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Apa   Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam?
2.    Apa Dasar Kurikulum Pendidikan Islam?
3.  Apa Kerangka dasar kurikulum pendidikan islam?

C.      Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui dasar kurikulum pendidikan islam
3. Untuk mengetahui kerangka dasar kurikulum pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN KURIKULUM

1. Secara Etimologi
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga
pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Istilah ini muncul pertama kali dalam
kamus Webster tahun 1856. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang
pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut
kurikulum diartikan 2 macam, yaitu:
a.   Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan
tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b.  Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan
yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Dalam Qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

2. Secara Terminologi
Para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum diantaranya.
a.         Crow mendefiniskan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk
memperoleh ijazah.
b.         M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan
dalam proses kependidikan dalam suatu sistem insitusional pendidikan.
c.         Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu progam yang direncanakan dalam
bidang pendidikan dan dilaksanakn untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan
tertentu.
d.        Dr. Abdamardasyi Sarhan dan Dr. Munir Kamil yang distir oleh AL-Syaibani, bahwa
kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan
kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya dalam dan di luar sekolah
dengan maksud menolong untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah
tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Bahkan Alice Miel mengatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana
sekolah, keinginan, pengetahuan, kecakapan dan sikap-sikap orang yang melayani dan
dilayani di sekolah (termasuk di dalamnya seluruh pegawai sekolah) dalam hal ini semua
pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum.

3. Menurut Fungsinya
Pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat
diartikan menurut fungsinya.
a.         Kurikulum sebagai program studi.
Yaitu seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di
instansi pendidikan lainnya.
b.        Kurikulum sebagai konten.
Yaitu data atau informasi lainnya yang memungkinkan timbulnya belajar.
c.         Kurikulum sebagai kegiatan berencana.
Yaitu kegiatan yang direncanakn tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara
bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan hasil yang baik.
d.        Kurikulum sebagai hasil belajar
Yaitu seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa
menspesifikasikan cara-cara yang dituju untuk memperoleh hasil-hasil itu, atau seperangkat
hasil belajar yang direncanakan.
e.         Kurikulum sebagai reproduksi kultural
Yaitu transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami
anak-anak generasi muda masyarakat tersebut.
f.          Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
Yaitu keseluruhan pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
g.         Kurikulum sebagai produksi.
Yaitu seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih
dahulu.
Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di sekolah
disebabkan oleh adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa kurikulum memang
hanya rencana pelajaran.
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau
bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata terjadi
dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang aktual, yang
nyata, yaitu yang aktual terjadi di sekolah dalam proses belajar. Atas dasar ini maka inti
kurikulum adalah pengalaman belajar.

B.      DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN PENDIDIKAN ISLAM


Herman H. Home memberikan dasar bagi penyusunan kurikulum dengan tiga macam, yaitu :
1.      Dasar Psiokogis, yang digunakan untuk memenuhi dan mengetahui yang diperoleh dari
pelajar dan kebutuhan anak didik (the ability and needs of children).
2.      Dasar Sosiologis, yang digunakan untuk mengetahui tuntutan yang sah dari masyarakat
(the legitimate demands of society).
3.      Dasar Filosofit, yang digunakan untuk mengetahui keadaan semesta/ tempat kita hidup
(the kind of universe in which we live)

Oleh karena itu yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam adalah :
1.      Dasar Agama
Dalam arti segala sistem yang ada dalam masyarakat termasuk pendidikan, harus meletakan
dasar falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada dasar agama islam dengan segala aspeknya.
2.      Dasar Falsafah
Dasar ini merupakan pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofit.
3.        Dasar Psikologis
Dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan psikis peserta didik.
4.      Dasar Sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang tercermin pada dasar
sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat isalam dan kebudayaanya.
5.        Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajiannya
dalam proses pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.

C.      KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam
adalah yang bersifat intergrated dan komperensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadits
sebagai sumber utama dalam penyusunan.
Kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan (2) Perintah membaca.

2.      Tauhid
Tauhid sebagai kerangka dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak masih bayi
dimulai dengan mendengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap anak
yang baru dilahirkan.
3.      Perintah Membaca
Kerangka dasar selanjutnya adalah perintah “membaca” ayat-ayat Allah yang meliputi tiga
macam ayat yaitu:
a.         Ayat Allah yang berdasarkan wahyu,
b.         Ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan
c.         Ayat Allah terdapat di alam semesta di luar manusia.

D.       PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


Menurut Al-Taumi prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan pegangan pada waktu
menyusun kurikulum ada 7 macam, yaitu:
1.      Prinsip Pertama
Prinsip pertama adalah pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran dan nilainya.
2.      Prinsip Kedua
Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
3.      Prinsip Ketiga
Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum.
4.      Prinsip Keempat
Prinsip keempat adalah berkaitan dengan bakat, minat kemampuan, dan kebutuhan pelajar,
begitu juga dengan alam sekitar fisik dan social di mana pelajar itu hidup dan berinsteraksi
untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran pengalaman dan sikapnya.
5.      Prinsip Kelima
Prinsip kelima adalah pemeliharaaan perbedaan individual di antara pelajar dalam bakat,
minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan
di antara alam sekitar dan masyarakat.
6.      Prinsip Keenam
Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber
pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum, metode mengajar pendidikan Islam mencela
keras sifat meniru (taklid) secara membabi buta dan membeku pada yang kuno yang diwarisi
dan mengikuti tanpa selidik.
7.      Prinsip Ketujuh
Prinsip ketujuh adalah prinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan kativita yang
terkandung dalam kurikulum.
Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd., bahwa prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup 4 macam, yaitu:
1.    Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islam.
2.    Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut.
3.    Kurikulum yang bercirikan Islam.
4.    Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan dan saling
menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut ajaran Islam.1[1]
Sedangkan menurut Dr. Asma Hasan Fahmi menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang
dijadikan pegangan dalam menentukan kurikulum ada 6 macam, yaitu:
1.    Nilai materi atau mata pelajaran, karena pengaruhnya dalam mencapai kesempurnaan jiwa
dengan cara mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Nilai mata pelajaran karena mengandung nasihat untuk mengikuti jalan hidup yang baik dan
utama.
3.    Nilai mata pelajaran, karena pengaruhnya yang berupa latihan, atau nilainya dalam
memperoleh kebiasaan yang tertentu dari akal yang dapat berpindah ke lapangan-lapangan
yang lain bukan lapangan mata pelajaran yang melatih akal itu pada kali pertama.
4.    Nilai mata pelajaran, yang berfungsi pembudayaan dan kesenangan otak (intellect).
5.    Nilai pelajaran, karena diperlukan untuk mempersiapkan seseorang guna memperoleh
pekerjaan atau penghidupan.
6.    Nilai mata pelajaran, karena ia merupakan alat atau media untuk mempelajari ilmu yang
lebih berguna
Identik dengan pendapat tersebut di atas yaitu sebagaimana dikemukakan oleh M. Athiyah
Al-Abrasyi yang mengatakan:
1.    Pengaruh mata pelajaran dalam pendidikan jiwa serta kesempurnaan jiwa.
2.    Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk dan tuntunan.
1
3.    Mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-orang Islam karena mata pelajaran tersebut
mengandung kelezatan ilmiah dan kelezatan ideologi.
4.    Orang muslim mempelajari ilmu pengetahuan karena ilmu iu dianggap yang terlezat bagi
manusia.
5.    Pendidikan kejuruan, teknik dan industrialisasi buat mencari penghidupan.
6.    Mempelajari beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka jalan untuk mempelajari
ilmu-ilmu lain
Kurikulum pendidikan Islam merupakan salah satu komponen yang amat penting dalam
proses pendidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari bahan masukan yang
mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan (input instrumental) pendidikan Islam.
Imam Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dijadikan bahan
kurikulum lembaga pendidikan yaitu:
1.      Ilmu-ilmu yang fardu’ain yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam meliputi ilmu-ilmu
agama yakni ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al Qur’an.
2.      Ilmu-ilmu yang merupakan fardu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan
untuk memudahkan urusan hidup duniawi, seperti ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu
pertanian dan industri.
Dari kedua kategori ilmu-ilmu tersebut, Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4, yaitu:
1.      Ilmu-ilmu Al Qur’an dan ilmu agama seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir.
2.      Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan lafal-lafalnya yang membantu ilmu agama.
3.      Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang memudahkan urusan
kehidupan duniawi.
4.      Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat
Ibnu Sina memberikan klasifikasi ilmu pengetahuan untuk diajarkan kepada anak didik
ada 2 macam, yaitu:
1.      Ilmu Nadari atau ilmu teoretis adalah ilmu yang mengandung iktibar tentang maujud dari
alam dan isinya yang dianalisis secara jujur dan jelas, akan diketahui Maha Penciptanya.
Yang termasuk dalam jenis ilmu ini adalah ilmu matematika, ilmu alam.
2.      Ilmu –ilmu ‘Amali (praktis) yang terdiri dari beberapa ilmu pengetahuan yang prinsip-
prinsipnya berdasarkan atas sasaran-sasaran analisisnya. Misalnya ilmu yang menganalisis
tentang perilaku manusia dilihat dari aspek individual maka timbullah ilmu akhlak. Jika
menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari aspek social, maka timbul ilmu politik
(ilmu siasah).
E.       CIRI-CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Sistem pendidikan Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami, tercermin dari sifat
dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu hanya mungkin, apabila bertopang yang mengacu
pada dasar pemikiran yang Islami pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan
tentang manusia serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah
Islami.
Agar kriteria Kurikulum Pendidikan Islam tersebut dapat terpenuhi maka dalam
penyusunannya supaya selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.    Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani.
b.    Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam.
c.    Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi peserta
didik maupun unisitas (ke-khas-an)nya.
d.   Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya, hendaknya kurikulum
memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat, sambil tetap bertopang pada jiwa
dan cita-cita ideal Islamnya.
e.    Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan.
f.     Hendaknya kurikulum itu realistik.
g.    Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam kurikulum itu bersifat luwes.
h.    Hendaknya kurikulum itu efektif.
i.      Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa yang
bersangkutan.
j.      Hendaknya kurikulum itu memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami
2.    Menurut Al Syaibani
Kurikulum pendidikan Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak.
b.      Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeruluh aspek
pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan rohani.
c.       Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat,
dunia dan akhirat;jasmani, akal dan rohani manusia.
d.      Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus.
e.       Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan kebudayaan.
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
1.      Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan manhaj yang bermakna jalan yang
terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.
2.      Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
a.       Dasar psikologis :digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang
diperoleh dan kebutuhan peserta didik.
b.      Dasar sosiologis :digunakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.
c.       Dasar filosofis :digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai.
3.   Kerangka dasar kurikulum pendidikan islam
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah
yang bersifat intergrated dan komperensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadits sebagai
sumber utama dalam penyusunan.
Kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan (2) Perintah membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainal.2011.Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung :PT Remaja
Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pengetahuan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Ramayulis. 2008. Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai