Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika,
dan kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi
manusia (mis. bakteri, penuaan, bencana alam). Contoh umum dari fenomena
alam termasuk letusan gunung berapi, cuaca, dan pembusukan
Bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan
planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya.
Sebagian besar fenomena alam tak berbahaya seperti hujan. Fenomena
alam seperti letusan gunung berapi, tsunami dan tornado dianggap berbahaya dan
dapat menimbulkan kematian.Fenomena adalah hal yang luar biasa dalam
kehidupan di dunia dan dapat terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil
dalam pandangan manusia.
Geomorfologi adalah salah satu bagian dari geografi. Di mana
geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang
bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu
kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil
sebagai bentuk lahan (landform).
Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst,
Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya
yang ada di bawah lapisan permukaan bumi
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Geomorfologi?
2. Bagaimana proses Geomorfologi?
3. Apa yang dimaksud dengan Bentang lahan (Landscape)?
4. Apa saja jenis- jenis Bentang Lahan (Landscape)?
5. Apa yang dimaksud dengan Bentuk Lahan (Landform)?

Fenomena Planet Bumi Page 1


1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Geomorfologi
2. Untuk mengetahui proses Geomorfologi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bentang Lahan (Landscape)
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Bentang Lahan (Landscape)
5. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Bentuk Lahan (Landform)

Fenomena Planet Bumi Page 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Geomorfologi
2.1.1 Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata,
yaitu Ge(o) = earth/bumi, morphe = shape/bentuk dan logos = knowledge/ilmu,
sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki
arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan
bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi
biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai
kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini
dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang
mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi.
Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai
kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat
hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata
geomorfologi.

2.1.2 Konsep Dasar Geomorfologi

Secara garis besar dikenal beberapa konsep dasar dalam studi


geomorfologi yang dikemukakan oleh Thornbury (1958) dalam Suprapto (1997:
17) dan Suwijanto adalah sebagai berikut :

1. Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sekarang, bekerja pula
pada waktu geologi, yang walaupun intensitasnya tidak sama seperti
sekarang.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam
evolusi bentuklahan dan struktur geologi dicerminkan oleh
bentuklahannya.

Fenomena Planet Bumi Page 3


3. Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain
disebabkan karena derajat pembentukannya berbeda pula.
4. Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada
bentuklahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu
karakteristik tertentu pada bentuklahannya (meninggalkan jejak yang
spesifik dan dapat dibedakan dengan proses lain secara jelas).
5. Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka
dihasilkan suatu urutan bentuklahan yang mempunyai karakteristik
tertentu pada masingmasing tahap perkembangannya.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan
dengan evolusigeomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka
bumi umumnya sangat kompleks/rumit, jarang yang disebabkan oleh
proses yang sederhana).
7. Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari
zaman Tersier, dan kebanyakan daripadanya tidak lebih dari zaman
Pleistosen.
8. Interpretasi secara tepat terhadap bentanglahan sekarang tidak mungkin
dilakukan tanpa memperhatikan perubahanperubahan iklim dan geologi
selama masa Pleistosen (Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus
memperhatikan proses yang berlangsung pada zaman Pleistosen)
9. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari
berbagai kepentingan di dalam proses-proses geomorfologi yang berbeda
(dalam mempelajari bentanglahan secara global/skala dunia, pengetahuan
tentang iklim global perlu diperhatikan).

2.1.3 Proses Geomorfologi


Proses geomorfologi adalah proses perubahan permukaan bumi yang
terjadi baik secara fisik maupun kimiawi. Semua ini terjadi akibat adanya benda-
benda alam yang disebut geomorphic agent berupa air dan angin. Termasuk di
dalam geomorphic agent air yaitu air permukaan, air bawah tanah, glacier, arus,
gelombang, dan air hujan. Sedangkan angin memegan peranan penting dalam

Fenomena Planet Bumi Page 4


alam terbuka seperti di kawasan padang pasir dan juga di tepi pantai. Kedua
penyebab ini dibantu dengan gaya berat yang kesemuanya bersama-sama bekerja
merubah bentuk roman muka bumi.selain itu, ada beberapa tenaga yang
membantu dalam proses geomorfologi, diantaranya tenaga eksogen dan tenaga
endogen. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar
(eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan
dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar
pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai
pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk
roman muka bumi ini.

2.2 Bentang Lahan ( Landscape )


2.2.1 Pengertian Bentang Lahan ( Landscape )
Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau andscap
(Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti
pemandangan mengandung 2 aspek, yaitu: aspek visual dan aspek estetika pada
suatu lingkungan tertentu. Bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi
dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan
atribut-atribut lain yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Landscape/lansekap secara umum memiliki makna yang hampir sama
dengan istilah ‘bentanglahan’ atau ‘fisiografis’ dan ‘lingkungan’. Perbedaan
diantara ketiganya terletak pada aspek interpretasinya. Bentang lahan yang di
dalamnya terdapat unit-unit bentuk lahan (landforms) merupakan dasar
lingkungan manusia dengan berbagai keseragaman (similaritas) maupun
perbedaan (diversitas) unsur-unsurnya. Kondisi bentanglahan seperti ini
memberikan gambaran fisiografis atas suatu wilayah. Wilayah yang mempunyai
karakteristik dalam hal bentuk lahan, tanah vegetasi dan atribut (sifat) pengaruh
manusia, yang secara kolektif ditunjukkan melalui kondisi fisiografi dikenal
sebagai suatu lansekap.

Fenomena Planet Bumi Page 5


2.2.2 Jenis Landscape
a. Natural Landscape, Yaitu bentang lahan alami sebagai
fenomena/perwujudan di muka bumi, misalnya gunung dan laut. Kategori
ini memiliki batasan yang sangat umum, dan dapt disamakan dengan
istilah “pemandangan” menurut termologi umum
b. Physical Landscape, yaitu Yaitu bentang lahan yang masih didominasi
oleh unsur-unsur alam, yang di selang-seling oleh kenampakan budaya.
Sistem kehidupan berikut komponen alami dan nonalami terwadahi dalam
bentanglahan ini.
c. Social Landscape, Yaitu bentang lahan dengan kenampakan fisik dan
sosial yang bervariasi karena adanya heterogenitas adaptasi dan persebaran
penduduk terhadap lingkungannya, misalkan kota dan desa dengan
berbagai fasilitas individual maupun publiknya. Selain mencerminkan pola
adaptasi, bentanglahan inijuga memvisualisasikan persepsi penduduk
terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian , bentang sosial
merupakan zona-zona yang menggambarkan struktur kehidupan sosial-
ekonomi penduduk.
d. Economical Landscape, Yaitu bentanglahan yang didominasi oleh
bangunan beragam yang berorientasi ekonomis, seperti daerah industri,
daerah perdagangan, daerah perkotaan, dan daerah perkebunan.
e. Cultural Landscape, Yaitu bentanglahan yang merupakan hasil interaksi
manusia dengan lingkungannya. Misalkan : daerah permukiman dengan
kelengkapan sawah, kebun dan pekarangannya.

2.3 Bentuk Lahan ( Landsform)


Bentuk lahan merupakan hasil dari proses geomorfologi. Proses
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh proses pelapukan dan proses erosi pada
jenis batuan yang berbeda, bergantung pada kondisi iklim, alam dan struktur
batuan penyusunnya serta lama terjadinya proses morfogenesis. Bentukl ahan
merefleksikan jenis batuan dan kepekaan jenis batuan terhadap erosi dan
pelapukan. Para fisiograf mendefinisikan bentuk lahan adalah berbagai

Fenomena Planet Bumi Page 6


kenampakan (multitudinous features), secara bersama yang memberikan wujud
pada permukaan bumi. Unsur-unsur bentuk lahan meliputi seluruh kenampakan-
kenampakan luas, seperti dataran (plain), dataran tinggi (plateau), dan
pegunungan (mountain), dan demikian juga kenampakan-kenampakan lebih
sempit misalnya bukit (hill), lembah (valley), lereng (slope),
ngarai (canyon), kipas alluvial (alluvial fan), dan lain-lain. Bentuk lahan
berdasarkan genesisnya terbagi menjadi sepuluh kelas utama, yaitu :
a. Bentuk lahan asal struktural
Bentuk lahan asal proses struktural ini terbentuk karena adanya tenaga
endogen yang mendorong lempeng samudra menunjam lempeng
benua. Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau
proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya
(tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir
semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan
structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural
masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan
Dari penyebaran reliefnya.Bentuk lahan asal proses struktural ini terbentuk
karena adanya tenaga endogen yang mendorong lempeng samudra menunjam
lempeng benua.contoh bentuk lahan structural diantaranya yaitu :
1. Patahan
Patahan (atau istilah geology-nya "fault") adalah satu bentuk rekahan
pada lapisan batuan bumi yg memungkinkan satu blok batuan bergerak
relatif terhadap blok yang lainnya,pergerakan-nya bisa relatif turun, relatif
naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yang lainnya
pergerakan yang tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa
mengakibatkan gempa bumi. patahan/sesar turun (atau disebut juga
patahan/sesar normal) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang
memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok
lainnya. Patahan/sesar naik (istilah geology-nya) adalah "reverse fault"),
teori dasar-nya sama saja dengan patahan/sesar turun, tapi untuk sesar naik

Fenomena Planet Bumi Page 7


ini bagian hanging wall-nya relatif bergerak naik terhadap bagian foot
wall…salah satu ciri sesar naik adalah sudut kemiringan dari sesar itu
termasuk kecil, berbeda dengan sesar turun yang punya sudut kemiringan
bisa mendekati vertical , keliatan kan lapisan batuan yang berwarna lebih
merah pada hanging wall berada pada posisi yang lebih atas
(lebih shallow) daripada lapisan batuan yang sama pada foot wall.ini
menandakan lapisan yang ada di hanging wall sudah bergerak relatif naik
terhadap foot wall-nya.
2. Sesar Mendatar
sesar mendatar (Taransform) yaitu gerakan saling bergesekan
(berlawanan arah) antarlempeng tektonik.Contohnya gesekan antara
lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang
mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang
sepanjang kurang 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los
Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan
lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).

3. Patahan Normal
Patahan normal merupakan patahan yang mempunyai arah gerak blok
batuan yang mengikuti arah gaya berat batuan yang menuju ke arah bawah
sepanjang bidang patahan.
b. Bentuk lahan asal vulkanik
Bentuk lahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi 2, yaitu bentuk-
bentuk eksplosif (krater letusan, ash dan cinder cone) dan bentuk-bentuk
effusif (aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya)
yang membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan,
lereng bahkan kadang sampai kaki lereng. Struktur vulkanik yang besar
biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan effusif, yang dalam hal ini
terbentuk volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin sekali akan merusak dan
membentuk kaldera yang besar. Kekomplekkan terrain vulkanik akan
terbentuk bila proses-proses yang non-vulkanik berinteraksi dengan

Fenomena Planet Bumi Page 8


vulkanisme. Proses patahan yang aktif akan menghasilkan erupsi linier dan
depresi volkano-tektonik. Satuan bentuklahan vulkanik dapat dikelompokkan
lagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, dan sebagai contoh
penyimbulannya antara lain : satuan kepundan (VK), satuan kerucut parasiter
(VKp), satuan lereng vulkan (VL), satuan kakilereng gunungapi (VLk) dan
satuan dataran fluvial gunungapi (VDk).
Proses erosi vertikal yang kuat pada bagian hulu akibat aliran lava/lahar
dan curah hujan yang tinggi membentuk lembah-lembah sungai yang curam
dan rapat serta dibatasi oleh igir-igir yang runcing dengan pola mengikuti
aliran sungai-sungainya. Proses erosi dan denudasional yang bekerjasama
menyebabkan terbentuknya relief yang kasar dan topografi yang tinggi dengan
kemiringan lereng yang curam pada bagian lereng atas, kemudian terdapat
tekuk lereng (break of slope) yang mencirikan munculnya mataair membentuk
sabuk mataair (spring belt).
Pola aliran sungai terbentuk akibat proses geomorfologi yang bekerja pada
batuan di permukaan, sehingga terbentuk pola yang relatif annular sentrifugal
dengan anak-anak sungai utama relatif sejajar, kemudian bertemu pada tekuk
lereng pertama. Beberapa sungai bertemu kembali pada tekuk lereng kedua,
dan seterusnya. Kerapatan aliran umumnya tinggi pada lereng atas dan tengah,
yang semakin menurun kerapatannya ke arah lereng bawah dan kaki lereng.
Pola-pola kelurusan yang ada umumnya berupa igir-igir curam di kanan-
kiri sungai, pola kelurusan kontur yang melingkar serta break of slope yang
berasosiasi dengan spring belt. Vegetasi umumnya rapat berupa hutan lindung
di bagian atas, hutan penyangga di tengah dan akhirnya menjadi lahan
budidaya pertanian di bagian kaki lereng sampai dataran fluvialnya.
Permukiman dapat dijumpai mulai pada lereng tengah dengan kerapatan
jarang ke arah bawah yang mempunyai kerapatan semakin padat.
Kenampakan dari foto udara, tekstur umumnya kasar tetapi seragam pada
ketinggian atau klas lereng sama, semakin ke bawah semakin halus; rona agak
gelap sampai gelap; pola agak teraturdan umumnya kenampakan fisik
mempunyai pola yang kontinyu. Kenampakan yang khas adalah bahwa pada

Fenomena Planet Bumi Page 9


pusat kepundan akan terlihat suatu kerucut yang di sekitarnya terdapat
hamparan hasil erupsi tanpa vegetasi penutup sedikitpun. Bekas-bekas aliran
lava cair akan tampak berupa garis-garis aliran di sekitar kepundan dan
berhenti membentuk blok-blok dinding terjal akibat pembekuan di luar.
Jenis-jenis vulkanisme berdasarkan bentuk:
a. Gunung api Perisai :
Gunung api perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh
letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat
luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai
bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gu nung
Mauna Kea di Hawai.
b. Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik
menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini
membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500
meter dari tanah di sekitarnya.
c. Gunung api Strato
Gunung api strato terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan
berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar
gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru,
Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci.
Dilihat dari aktivitasnya, gunung api dibedakan menjadi 3:
a) Gunung Aktif, Gunung yang masih bekerja- kawahnya selalu
mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.contoh: Gunung
Stromboli, Italia
b) Gunung Mati , Gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak
meletus lagi.contoh: Gunung Sumbing, Jawa Tengah.
c) Gunung Istirahat, Gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan
kemudian istirahat kembali.contoh: Gunung Ciremai, Jawa Barat.

Fenomena Planet Bumi Page 10


c. Bentuk lahan asal denudasi
Denudasi merupakan istilah yang sering muncul di kalangan ilmu
geologi.Denudasi ini merupakan proses alamiah yang bisa terjadi dalam waktu
yang lama yang bisa disebabkan karena faktor kimia, biologi maupun
mekanis.
Denudasi meliputi dua proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan
material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak
massa batuan (masswashting). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Pelapukan
Pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di
permukaan dan atau dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan
material. Pelapukan dapat dibagi manjadi pelpukan fisik, dan pelapukan
biotic. Pelapukan fisik merupakan proses pecahnya batuan menjadi ukuran
yang lebih kecil tanpa diikuti oleh perubahan komposisi kimia batuan.
Perubahan kimia merupakan proses berubahnya komposisi kimia batuan
sehingga menghasilkan mineral sekunder.
Factor pengontrol pelapukan adalah batuan induk, aktivitas organism,
topografi, dan iklim. Didalam evolusi bentanglahan yang menghasilkan
bentuklahan dedasuonal M. W. Davis mengemukakan adanya3 faktor yang
mempengaruhi perkembangan bentuklahan struktur geologi, proses
geomorfologi, waktu. Dengan adanya factor tersebut maka dalam
evolusinya, bentuklahan melewati beberapa stadium ; stadium muda,
stadium dewasa, stadium tua.Banyak klasifikasi gerak massa batuan tetapi
semuanya dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe gerakannya
 Gerakan lambat, Tipe ini disebut tipe rayapan ; (rayapan tanah,
rayapan batuan, rayapan batuan gletsyer, dan solifluction.
 Gerakan cepat, tipe ini dosebut tipe aliran ; (aliran lumpur , aliran
tanah
 Gerakan sangat cepat, Tipe gerakan ini disebut longsorlahan
(landslide) yang terdiri dari Jatuh bebas : rock-fall, earth-fall
Longsoran : rockslide, earthslide, debrisslide

Fenomena Planet Bumi Page 11


 Terban, Jatuhnya material batuan secara vertical tanpa adanya
gerakan horizontal.
b) Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,
dan partikel lainnya) akibat transportasi angin,
air atau es,karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di
bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan
pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran
mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan
permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya
kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut
oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai
(sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi
kelancaran jalur pelayaran.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk
besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu,
begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi
termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya,
kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk
yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan
curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau
badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir

Fenomena Planet Bumi Page 12


atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah
tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas
dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi,
berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air
bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih
sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang
mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada
pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfir terhadap erodibilitas
lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe
tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, minerla tanah dilindungi oleh
lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah
dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di
dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya
hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan
mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan
dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air
menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat
menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan
lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika
lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan
tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
d. Bentuk lahan asal fluvial
Bentuk lahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai
yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi)
membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran
aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh
material sedimen berbutir halus. Bentukan-bentukan ini terutama berhubungan
dengan daerah-daerah penimbunan seperti lembah-lembah sungai besar dan
dataran aluvial. Bentukan-bentukan kecil yang mungkin terjadi antara lain
dataran banjir (Fdb), tanggul alam (Fta), teras sungai (Fts), dataran berawa

Fenomena Planet Bumi Page 13


(Fbs), gosong sungai (Fgs) dan kipas aluvial (Fka). Asosiasi antara proses
fluvial dengan marin kadang membentuk delta (Fdt) di muara sungai yang
relatif tenang. Beberapa hal proses-proses fluvial seperti pengikisan vertikal
maupun lateral dan berbagai macam bentuk sedimentasi sangat jelas dapat
dilihat pada citra atau foto udara.
Sungai-sungai yang terdapat pada satuan ini umumnya dikelompokkan
dalam stadia dewasa, yaitu sungai yang telah mengalami gradasi dan berada
dalam keadaan seimbang sehingga energinya hanya cukup untuk membawa
dan memindahkan bebannya saja. Erosi dan pengendapan seimbang yang
membentuk hamparan dataran yang luas ke arah pantai.
Ciri khusus dataran aluvial di bagian bawah adalah adanya pola saluran
yang berkelok-kelok (meanders). Pola ini terbentuk akibat proses penimbunan
pada bagian luar kelokan dan erosi secara bergantian, sementara kecepatan
aliran berkurang akibat menurunnya kemiringan lereng. Pengendapan cukup
besar, sehingga aliran kadang tidak mampu lagi mengangkut material
endapan, yang akhirnya arah aliran membelok begitu seterusnya membentuk
kelokan-kelokan tertentu.
Pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh beban endapan pasir,
kerikil dan bongkah-bongkah, dimana alirannya menyilang dan sering
berpindah dan dipisahkan oleh igir lembah (levee ridge) membentuk pola
sungai teranyam (braided stream). Sungai yang mengalami peremajaan akan
membentuk undak-undakan di kanan-kiri sungai yang mempunyai struktur
sama membentuk teras sungai (rivers terraces). Pada suatu mulut lembah di
daerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah dataran, kadang
terbentuk suatu bentukan kipas akibat aliran sungai yang menuruni lereng
yang disebut kipas aluvial. Dari mulut lembah kemudian menyebar dan
meluas dengan sudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan
terakumulasi di mulut lembah dan fraksi halus akan tersebar semakin
menjauhi mulut lembah di wilayah dataran. Berkurangnya kecepatan atau
daya angkut material menyebabkan banyak material terakumulasi di bagian

Fenomena Planet Bumi Page 14


hilir, dan akan muncul pada saat air sungai menurun yang disebut gosong
sungai. Hal ini umumnya dijumpai pada sungai-sungai besar dan meanders.
e. Bentuk lahan asal marine
Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di
sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin
mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut
maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai.
f. Bentuk lahan asal glasial
Gletser atau glasier atau glesyer adalah sebuah bongkahan es yang besar
yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan
salju yang membatu selama kurun waktu yang lama. Bongkahan es ini dapat
berupa wilayah daratan yang sangat luas. Saat ini, es abadi menutupi sekitar
10% daratan yang ada di bumi. Sebagian besar bongkahan es yang besar ini
berada atau terdapat di wilayah kutub, baik terdapat di wilyah kutub utara,
maupun terdapat di wilayah kutub selatan. Meskipun banyak orang yang
mengira gletser selalu ada di daerah kutub, sesungguhnya mereka juga bisa
berada di daerah pegunungan tinggi di seluruh benua, kecuali Australia,
bahkan juga terdapat di pegunungan tinggi di daerah dekat khatulistiwa.
Pegunungan Jayawijaya yang terdapat di Provinsi Papua Barat, di Kepulauan
Negara Indonesia, merupakan salah satu contoh pegunungan tinggi yang
memiliki banyak gletser dan terdapat di wilayah garis khatulistiwa yang
terkenal lebih memiliki iklim yang bersifat lebih tropis.
Gletser terjadi di mulai pada lereng pergunungan yang berbentuk
cekungan yang di sebut dengan sirka (cirque). Gletser terbentuk ketika salju
segar turun, setelah mengendap udara yang terperangkap di antara serpihan
salju terdorong keluar sehingga terjadi keping salju padat yang di sebut
dengan firn. Saat salju semakin banyak turun di puncak pegunungan, firn akan
terpadatkan menjadi es gletser. Bebatuan (till) yang jatuh dari puncak gunung
pun akan ikut terbawa oleh gletser ini. Di daerah yang curam es terpecah
menjadi rekahan-rekahan yang berbentuk baji (crevasse). Di ujungnya gletser

Fenomena Planet Bumi Page 15


mencair dan membentuk aliran sungai yang mengalir ke bawah pegunungan.
Karena gletser berisi dari berbagai macam zat seperti bebatuan, salju, dan
sedimen, sehingga saat gletser meluncur ke bawah akan merubah kontur dari
pegunungan.
g. Bentuk lahan asal aeolin
Bentuk lahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki
persyaratan sebagai berikut :
a. Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan
jumlah yang banyak
b. Adanya periode kering yang panjang dan tegas
c. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan
pasir tersebut
d. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek
yang lain.Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya
pengikisan,pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak
oleh angin. Endapan karena angin yang paling utama adalah gumuk
pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan angin mempunyai
dua aspek utama,yaitu bersifat erosif dan deposisi.
Pada hakekatnya bentuk lahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3,
yaitu :
a. Erosional,contohnya: lubang angin dan lubang ombak
b. Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
c. Residual,contohnya:lagdeposit,deflation hollow, dan pans Contoh
bentuk lahan asal proses eolin :Gumuk Pasir atau Sandunes.
h. Bentuk lahan asal solusional
Fenomena kawasan karst merupakan fenomena unik yang terdapat di
permukaan bumi. Secara geomorfologis, kawasan karst merupakan daerah
yang dominan berbatuan karbonat.Kawasan karst merupakan kawasan yang
mudah rusak. Batuan dasarnya mudah larut sehingga mudah sekali terbentuk
gua-gua bawah tanah dari celah dan retakan. Mulai banyaknya permukiman

Fenomena Planet Bumi Page 16


penduduk yang terdapat di daerah ini akan berpengaruh terhadap tingginya
tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Ekosistem karst memiliki sebuah keunikan sendiri, baik secara fisik,
maupun dalam aspek keanekaragaman hayati. Sifat yang rentan dari biota gua,
merupakan sebuah indikator penting terhadap perubahan lingkungan. Belum
banyak jenis biota gua Indonesia yang diungkapkan. Baru beberapa jenis
udang gua (Macrobrachium poeti), kalanjengking gua dari Maros (Chaerilus
sabinae), kepiting gua buta (Cancrocaeca xenomorpha), kepiting mata kecil
(Sesarmoides emdi), isopoda gua (Cirolana marosina), Anthura munae,
kumbang gua (Eustra saripaensis), Mateullius troglobiticus, Speonoterus
bedosae, ekorpegas gua (Pseudosinella maros), Stenasellus covillae, S. stocki,
S., dan S. Monodi dan S. javanicus dari Karst Cibinong.
Yang juga menjadi arti penting kawasan karst adalah ketersediaan air
tanah yang sangat dibutuhkan oleh kawasan yang berada di bawahnya.
Termasuk di dalamnya ketersediaan air tawar (dan bersih) bagi kehidupan
manusia, baik untuk keperluan harian maupun untuk pertanian dan
perkebunan.

Fenomena Planet Bumi Page 17


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas maka dapat disimpulkan:
1. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan
bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.
Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam.
2. Bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-
atribut lain yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
3. Bentuk lahan merupakan hasil dari proses geomorfologi. Proses
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh proses pelapukan dan proses
erosi pada jenis batuan yang berbeda, bergantung pada kondisi iklim,
alam dan struktur batuan penyusunnya serta lama terjadinya proses
morfogenesis.
4. Bentuk lahan berdasarkan genesisnya terbagi menjadi sepuluh kelas
utama, yaitu :
a. Bentuk lahan asal struktural
b. Bentuk lahan asal vulkanik
c. Bentuk lahan asal denudasi
d. Bentuk lahan asal fluvial
e. Bentuk lahan asal marine
f. Bentuk lahan asal glasial
g. Bentuk lahan asal aeolin
h. Bentuk lahan asal solusional
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari

Fenomena Planet Bumi Page 18


itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

Fenomena Planet Bumi Page 19


DAFTAR PUSTAKA

Fernando, Q. (2018). Pengertian Bentang Lahan. [Online]. Tersedia:


https://mezoq.wordpress.com/catatan-ku/pengertian-bentang-lahan/. (16
September 2019).
Magfira, A.R. (2013). Bentuk Lahan Geomorfologi. [Online]. Tersedia:
http://reskiayumagfira.blogspot.com/. ( 16 September 2019 ).
Ramadhan, G. ( 2014 ). Ruang lingkup ilmu Geomorfologi– Fisiografi – Geografi
– Geologi – Proses Geomorfologi. [Online]. Tersedia: http:// geo-
geomorfologi. blogspot. com/ p/materi-pembelajaran.html. (16 September
2019).
Supriatna, U. (2017). Bentang Lahan dan Bentuk Lahan. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SUPRIYATNA/BEN
TANGLAHAN_%28LANDSCAPE%29.pdf. (16 september 2019).

Fenomena Planet Bumi Page 20

Anda mungkin juga menyukai