Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Sabtu/30 Juni 2018

m.k. Dasar-Dasar Akuakultur Kelompok :4


Dosen : Ir. Irzal Effendi, M.Si
Andri Iskandar, M.Si, M.Sc
Giri Maruto, S.Pi
Asisten : Radin Wicaksana, A.Md
Ukhti Utami, S.Pi
Alstonya Gita. N, A.Md

......

Ekologi Akuakultur
Disusun oleh :
Muhamad Iqbal
J3H817106

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDI DAYA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar

Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di


lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Akuakultur
berasal dari bahasa inggris aquaculture (aqua= Perairan; culture= Budidaya) dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi budidaya perairan atau budidaya
perikanan. Oleh karena itu, akuakultur dapat didefinisikan menjadi campur tangan
(upaya-upaya) manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan
budidaya. Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah kegiatan pemeliharaan untuk
memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (grouth), serta meningkatkan mutu
biota akuatik sehingga diperoleh keuntungan. (Effendi 2012)
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos
(habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antarmakhluk hidup dan
lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai satu
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Ekologi akuakultur didefinisikan sebagai model alternatif akuakultur dalam
pengembangan yang membawa aspek teknis dari prinsip-prinsip ekologi dan
ekosistem berpikir untuk budidaya dan kekhawatiran untuk konteks yang lebih luas
seperti sosial, ekonomi, serta lingkungan budidaya. Terdapat prinsip-prinsip ekologi
akuakultur yaitu untuk melestarikan bentuk dan fungsi sumber daya alam, untuk
memastikan efisiensi trofik tingkat, dan memastikan sistem yang terintegrasi ke
dalam ekonomi lokal dan masyarakat dalam hal produksi makanan dan lapangan
pekerjaan.( Kurniawan, 2008)

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum ekologi akuakultur adalah untuk mengetahui ekosistem wadah


budidaya dengan kegiatan akuakultur.
BAB 2. METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dasar-dasar akuakultur tentang ekologi akuakultur di lakukan di


Laboraturium basah Perikanan, kampus Institut Pertanian Bogor Program Domisili
Daerah, Sukabumi, untuk praktikum pemeliharan wadah dilakukan pada hari kamis,
tanggal 15 Februari 2018 pukul 13:00-17:00 WIB dan pemeliharran ikan dilakukan
pada hari kamis, tanggal 22 Februari 2018 pukul 13:00-16:00 WIB.

2.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ekologi akuakultur adalah kontainer,


Baskom, Busa, Penyaring dan timbangan digital. Sedangkan, bahan yang digunakan
adalah air, pupuk urea, pupuk kandang dan ikan mas (Cyprinus carpio).

2.3. Prosedur Praktikum

Pemeliharaan Wadah
Kontainer terlebih dahulu dibersihkan menggunakan air kran dan dibilas
dengan air yang menggalir hingga bersih. Kemudian diberi desinfektan sesuai
dengan dosis yang disarankan. Setelah itu ukur volume kontainer lalu air diisi
sebanyak 39,675 Liter dan diberi pupuk urea, pupuk kandang dan TSP, lalu diaduk
hingga merata. Kemudian kontainer disimpan diluar lab basah agar mendapat cahaya
matahari. Pemeliharan dilakukan selama 7 hari dengan mencatat parameter yang
diamati yaitu suhu, DO, pH dan warna air.

Pemeliharaan Ikan
Ikan mas (Cyprinus carpio) terlebih dahulu dihitung bobotnya untuk
ditentukan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan selama 3x
sehari yaitu pagi, siang dan sore. Setelah itu, ikan dimasukan ke dalam kontainer
sebanyak 30 ekor. kontainer disimpan diluar lab basah agar mendapat cahaya
matahari. Lakukan pemeliharaan selama 14 hari dengan mencatat parameter yang
ada.
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Parameter Pemeliharaan Wadah

pH
8

6 pH
5
7:56

7:53

7:55

7:27

7:05
13:42
Waktu
16:14

13:30
16:46

13:04
16:10

12:55
16:37

13:27
16:17
Grafik 1. Perlakuan pH terhadap waktu pemeliharan

DO
6

2 DO
0
7:56

7:53

7:55

7:27

7:05
Waktu
16:14

13:30
16:46

13:04
16:10

12:55
16:37

13:27
16:17

13:42

Grafik 2. Perlakuan DO terhadap waktu pemeliharaan

Suhu
35

30

25 Suhu

20
7:56

16:46
7:53

7:55

7:27

7:05
16:14

13:30

13:04
16:10

12:55
16:37

13:27
16:17

13:42
16:40

Grafik 3. Perlakuan Suhu terhadap waktu pemeliharaan


3.2. Hasil Parameter Pemeliharaan Ikan

Tabel 1. Parameter pemelihara ikan

Jumlah
Jumlah ikan Kelangsungan Jumlah
Tanggal Ikan Bobot Ikan (g)
yang mati hidup (%) pakan (g)
(ekor)
22/02/2018 30 83.94 0 100 5.0364
23/02/2018 30 83.94 0 100 5.0364
24/02/2018 30 83.94 0 100 5.0364
25/02/2018 30 83.94 0 100 5.0364
26/02/2018 29 63.82 1 96.67 5.0364
27/02/2018 29 63.82 0 96.67 5.0364
28/02/2018 29 63.82 0 96.67 5.0364
01/03/2018 27 59.41 2 90 5.0364
02/03/2018 27 59.41 2 90 5.0364
03/03/2018 17 37.4 10 56.67 5.0364
04/03/2018 17 37.4 10 56.67 5.0364
05/03/2018 11 24.2 6 36.67 5.0364
06/03/2018 3 6.8 8 26.67 5.0364
07/03/2018 3 6.8 0 26.67 5.0364

3.3. Pembahasan

Pada kelompok 4 padat penebaran nya adalah 30 ekor dan waktu pemeliharan
nya selama 14 hari. Pada hjari ke-5 terdapat satu ekor ikan yang mati sehingga total
ikan berkurang menjadi 29 ekor. Kemudian pada hari ke- 8 ada dua ekor ikan mati
dan mengurangi jumlah ikan menjadi 27 ekor. Pada hari ke-10 terjadi kematian yang
banyak yaitu 10 ekor. Selanjutnya pada hari ke-12 pemeliharaan ikan mati sebanyak
6 ekor dan pada hari ke-13 ikan mengalami kematian sebanyak 8 ekor. Jumlah ikan
yang hidup selama 14 hari waktu pemeliharaan adalah 3 ekor dengan kelangsungan
hidup 26,67% dengan bobot ikan 6,8 gram. Ada beberapa faktor pembatas yang
menyebabkan tingkat kelangsungan hidup ikan rendah diantaranya pengurangan
oksigen (O2) dalam air tergantung pada banyaknya partikelorganik dalam air yang
membutuhkan perombakan oleh bakteri melaluiproses oksidasi. Karena semakin
banyak partikel organik, maka semakin banyak aktivitas bakteri perombak dan makin
banyak oksigen yang dikonsumsi sehingga makin berkurang oksigen dalam air
(Lesmana, 2005). Oksigen terlarut dalam air secara alamiah terjadi secara
kesinambung. Organisme yang ada dalam air pertumbuhannya membutuhkan sumber
energi seperti unsur carbon (C) yang diperoleh dari bahan organik yang berasal dari
ganggag yang mati maupun oksigen dari udara. Dan apabila bahan organik dalam air
menjadi berlebih yang berarti suplai carbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan
pertumbuhan organisme akan berlipat ganda (Putranto,2009). Selain itu sisa pakan
yang terbuang terut menjadi penyebab tidak baiknya kualitas air yang ada pada
container dan menjadi salah satu penyebab kematian ikan.

BAB. 4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan

Banyak bahan organik yang ada didalam container plastik menjadikan air
yang ada didalam container tersebut menjadi tidak baik untuk kelangsungan
hidup ikan. Selain itu sisa pakan juga turut mempengaruhi kualitas air yang ada
di dalam container tersebut.

4.2.Saran

Saran pada praktikum kali ini adalah sebaiknya m,ahasiswa/i selalu


mengamati dan mengawasi perubahan yang terjadi pada container seperti kualitas air
dan kelansungan hidup ikan.

DATAR PUSTAKA
Effendi, Irzal. 2012. Pengantar Akuakultur Cet.3. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm 7

Lesmana, D.S dan Satyani. 2005. Agar Ikan Hias Cemerlang. Jakarta: Penebar
Swadaya

Putranto, A. 1995. Budidaya Ikan Produktid Ikan Mas. Surabaya: Penerbit Karya
Anda.

Anda mungkin juga menyukai