Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PROBLEM SOLVING”
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

Pembimbing : Syiska Atik M, S.Si.T., M.Keb

Disusun Oleh :

Amalia Rahimi P. (P17331173014)


Meysa Putri Genessy (P17331173028)
Dyah Ayu W. (P17331174043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN JEMBER
TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah “Problem
Solving”

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk
itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Syiska Atik M, S.Si.T.,
M.Keb selaku dosen pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusi.

Oleh karena ketidak sempurnaan makalah ini, maka kami mengharapakan masukan,
saran, dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi yang dapat dijadikan
dasar pengetahuan khususnya bagi kami dalam mengarungi masa depan.

Jember, 25 Februari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Metode Problem Solving ................................................................................... 2


2.2. Model-model Penyelesaian Masalah ................................................................. 3
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving ................................................... 5
2.4. Naskah Roleplay ................................................................................................ 6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Problem solving merupakan kemampuan yang sangat penting. Pada awal abad 20,
peneliti dan praktisi memulai penelitian mengenai pentingnya kemampuan problem solving.
Dewey mengajukan argumen bahwa instruktor problem solving harus mendorong peserta
didik dengan memberikan permasalahan yang harus diselesaikan melalui refleksi individu
atau eksperimen. Selain itu, peserta didik harus mampu mengakuisisi pengetahuan, kemudian
membuat pengetahuan ilmiah yang lebih khusus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan PISA
2003 mengungkap fakta bahwa baik laki-laki maupun perempuan secara sistematis memiliki
kemampuan problem solving yang baik tidak bergantung pada gender.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa definisi problem solving?


2. Apa saja kah model-model problem solving?
3. Apa kelebihan dan kekurangan problem solving?
4. Bagaimana contoh roleplay problem solving?

1.3.Tujuan

1. Mendefinisikan problem solving berdasarkan pendapat para ahli para ahli.


2. Mengetahui macam-macam model problem solving.
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan problem solving.
4. Memberikan contoh roleplay problem solving.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah salah satu dari kegiatan metode ingkuiri ynag paling
sering di gunakan, metode ingkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau discovery.
Ingkuiri lebih memberi tekanan pada keyakinan atas dirinya sendiri terhadap apa yang ditrmukan,
metode problem soling lebih menekankan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, dan
discovery pada penemuan itu sendiri.
Setiap hari bahkan setiap saat, manusia berhadapan dengan masalah yang menuntut
penyelesaian , mulai dari masalah yang paling sederhana sampai pada masalah yang rumit.
Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diinginkan,
atau antara kenyataa dan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut menempakkan diri dalam
bentuk keluhan, keresahan dan kecemasan masalah sosial adalah kesenjangan antara situasi yang
diharapkan dalam kehidupan sekelompok manusia dalam masyarakat. Penyelesaian masalah
(problem solving) adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah tersebut.
Penyelesaian masalah dapat dilakuakan denga berbagai cara antara lain sebagai berikut:
1. Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa kampau. Biasanya cara ini
digunakan pada masalah-masalah yang muncul secara berkala yang hanya berbeda
dalam bentuk penampilannya. Dalam hal ini penyelesaian masalah menjadi kurang
rasional.
2. Penelesaian masalah dengan intuitif.
Dalam hal ini, masalah diselesaikan tidak berdasarkan akal, tetapi berdasarkan intuitif
dan firasat.
3. Penyelesaian masalah dengan cara trik dan eror.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan cara coba-coba sehingga akhirnya ditemuka
n penyelesaian yang tepat, percobaan yang dilakukan berdasatkan hipotesis, tetapi
secara acak.
4. Penyelesaian masalah secara otomatis.
Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan kewenangan sesseorang.
5. Penyelesaian masalah dengan metafiisik.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik diselesaikan dengan konsep-
konsep atau prinsip-prinsip yang bersumber dari dunia supranatural atau dunia gaib.
Misalnya penyakit AIDS yang dialami dalam dunia nyata, dianggap sebagi suatu
kutukan atas dosa. Oleh karena itu penyelesaian adalah pertaubatan.
6. Penyelesaian masalah secara ilmiah.
Penyelesaian masalah ini ialah penyelesaian masalah secara rasional melalui proses
reduksi atau induksi.

5
Penyelesaian masalah yang di bicarakan dalam metode ini ialah penyelesaian masalah
secara ilmiah atau semi ilmiah. Untuk mendukung metode ini, guru perlu memilih bahan
pelajaran yang memiliki permasalahan. Dalam permasalahan pemilihan materi diperlukan
beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Bahan yang dipilih bersifat conflict issue stsu kontoversional .
Bahan seperti dapat direkam dari peristiwa-peristiwa konkret dalam bentuk audio visual
atau kliping.
b. Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa.
c. Bahan tersebut menyangkut kepentingan orang banyak dalam masyarakat.
d. Bahan tersebut mendukung tujuan pembelajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum.
e. Bahan tersebut merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yan
dikehendaki.
f. Bahan tersebut menjamin kesinambungan pengalaman belajar siswa.

2.2.Model-model Penyelesaian Masalah

Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dalam beberapa model.


a. Penyelesaian masalah menurut J. Dewey
Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :
1. Merumuskan masalah.
Mampu mengetahui dan merumuskan masalah dengan jelas.
2. Menelaah masalah.
Mampu menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari
berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis.
Mampu berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternative
penyelesaian.
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Diperlukan kecakapan mencari dan menyusun data seraya menyajikannya dalam
bentuk diagram, gambar dan table.
5. Pembuktian hipotesis.
Diperlukan kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-
hubungkan serta menghitung, ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan.
Diperlukan kecakapan membuat alternatif penyelesaian serta menilai pilihan dengan
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

6
b. Penyelesaian masalah menurut Lawner Senesh.
Sanesh adalah seorang guru besar ekonomi, ia menggunakan tiga tahap dalam proses
penyelesaian masalah ekonomi, yaitu:
 Tahap motivasi
 Tahap pengembangan, dan
 Tahap komulasi.
Problem solving berbeda dalam tahap yang ke dua yaitu tahap pengembangan dengan
langkah-langkah penyelesaian sebgai berikut:
1. Menemukan gejala-gejala problematik (symptus of the problem)
2. Mempelajari aspek-aspek permasalahan (aspects of the problem)
3. Mendefinisikan masalah (definition of the problem)
4. Menentukan ruang lingkup permasalahan (scope of the problem)
5. Menganalisi sebab-sebab masalah (causes of the problem)
6. Menyelesaikan masalah (solution of the problem)

c. Penyelesaian masalah menurut david johnson dan johnson.


Penyelesaian masalah menurut johnson dan david ini dilakukan melalui kelompok. Suatu
masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk
diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat kontroversional, misalnya dianggap penting
(importain), urgen dan dapat diselesaikan (solutionable). Prosedur penyelesaian adalah sebagai
berikut:
1. Mendefinisikan masalah
Penemuan masalah ini di dalam kelas dilakukan sebagai berikut:
a. Kemeukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik secara tertulis
maupun secara lisan. Mintaah kepada siswa untuk merumuskannya dalam
suatu kalimat sederhana (brain stroming). Kemudia, terimalah setiap pendapat
mereka tanpa persoalan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.
b. Setiap pendapat ditinjau kembali dengan meminta penjelasan dari siswa yang
berssangkutan , dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali
perumusan-perumusan yang kurang tepat. Akhirnya , kelas memilih suatu
perumusan yang paling tepat yang dapat dipakai oleh semua.
2. Mendiagnosi masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah, langkah berikut ialah membentuk
kelompok kecil. Kelompok ini mendiskusikan sebab-sebab timbulnya masalah.
Menurut johnson dan david, suatu masalah muncul karena dua faktor, yaitu:
 Faktor-faktor yang mendorong ke arah tercapainya tujuan.
 Faktor-faktor yang menghemat terhambatnya tujuan.
Munculnya masalah disebabkan kedua faktor itu berada dalam keadaan seimbang.
Analisis terhadap kedua faktor tersebut disebut analisis kekuatan lapangan (AKL).
AKL ini dapat dilakukan dengan prosesdur sebagai berikut:

7
a. Mengadakan brain stroming agar setiap anggota kelompok mendenfikasikan
kedua macam faktor itu, faktor pendukung dalam faktor penghemat.
b. Penyusun faktor-faktor itu secara berurutan menuruk kuatnya pengaruh
peristiwa yang aktual.
c. Suatu masalah akan dapat teratasi jika faktor penghemat didalamnya
dikurangi dan faktor pendukungnya ditingkatkan. Usaha untuk mengubah
kedua faktor tersebut akan lebih mudah jika ada fasilitas yang tersedia.
d. Dicari upaya untuk mengubah kekuatan pada faktor-faktor pendukung.
e. Memilih beberapa kemungkinan tindakan dari 3 dan 4 yang dianggap paling
memberi harapan. Kemudian disusun kembali langkah-langkah yang sudah
diplih.
f. Mempelajari kembali langkah-langkah kegiatan untuk mengetahui seberapa
jauh masing-masing langkah itu dapat dipakai dalam penyelesaian masalah.
g. Merencanakan cara mengevaluasi keekfetifan program penerpanaya dan
kemungkinan yang dapat dilakukan dalam prosedur evaluasi.
3. Merumuskan alternati strategi
Pada tahanp ini, kelompok mencari dan menemukan berbagai alternatif tentang
cara menyelesaikan maslah. Menurut teori ini, perubahan-perubahan pada situasi
yang aktual dapat terjadi jika kekuatan-kekuatan yang mendukung ataupun
menghambat mengalami perubahan, sehingga tingkat keseimbagannya berubah, ada
tiga cara untuk mengubah titik keseimbangan itu, yaitu;
 Menambah kekuatan pada faktor pendukung.
 Mengutangi kekuatan pada faktor penghambat.
 Mengubah faktor penghambat menjadi faktor pendukung.
4. Menentukan dan menetapkan strategi
Setelah berbagai alternatif ditemukan oleh kelompok, maka dipilih alternatif mana
ang akan dipakai. Penyelesaian masalah ini terdiri dua aspek, yaitu :
a. Pengambilan keputusan (decision making), yaitu suatu proses untuk
menentukan suatu plihan dari berbagai alternatif yang ada.
b. Penerapan keputusan (desicion implementasion), yaitu proses untuk
menentukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan keputusan.

2.3.Kelebihan dan kekurangan metode problem soving

1. Kelebihan metode problem solving


a. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan.
b. Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara
terampil.

8
c. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh,
karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.

2. Kekurangan metode problem solving


a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir
siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela
memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b. Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu
pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari
duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-
kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi
siswa.

2.4.Naskah Role Play

Disuatu desa terdapat sepasang suami istri yang baru saja melahirkan anaknya di BPM
Bidan Laili. Setelah 4 hari melahirkan, ibu Ani merasakan ketidaknyamanan pada payudara ibu
dan akhir-akhir ini bayinya juga tidak mau menyusu. Lalu ibu Ani dan suaminya datang ke BPM
Bidan Laili untuk menanyakan keluhannya.

Suami : assalammu’alaikum… bu bidan .. bu bidan

Bidan : wa’alikumsalam .......eh pak tono dan ibu ani, mari masuk pak

Suami : iya bu bidan

Bidan : oh iya, kalau boleh saya tahu ada yang saya bisa bantu bu ani ? (sambil
melakukan anamnesa)

Istri : begini bu bidan, beberapa hari ini payudara saya itu bengkak dan terasa nyeri.
Anak saya juga tidak mau menyusu..

Bidan : Memang, ibu ani dalam beberapa hari ini sehari beberapa kali memberikan asi
dengan ?

Istri : sebelumnya saya menyusui itu dalam sehari mungkin hanya 3-4 kali dalam sehari.
Tapi akhir-akhir ini saat payudara saya sering sakit sudah beberapa hari ini saya
tidak menyusui anak saya dan anak saya, kami berikan susu formula bu bidan.

9
Bidan : kalau kebersihan payudara ibu bagaimana ?

Istri : biasanya sebelum dan sesudah memberikan ASI saya biarkan saja. Paling kalau
ada ASI yang tumpah saya lap-lap saja bu bidan

Bidan : kalau begitu mari bu saya periksa terlebih dahulu

Bidan laila segera melakukan pemeriksaan (inspeksi dan palpasi payudara ) payudara
bengkak, keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. Setelah melakukan pemeriksaan bidan
laila menegakkan diagnosa bahwa payudara ibu ani mengalami bendungan ASI.

Bidan : dari hasil pemeriksaan saya kemungkinan ibu sedang mengalami bendungan ASI.
Yang terjadi karena teknik menyusui ibu yang salah sehingga mengakibatkan
puting susu ibu lecet dan menimbulkan rasa nyeri sehingga ibu enggan menyusui
bayinya sesering mungkin. juga setelah menyusui ibu tidak segera mengosongkan
payudara dengan memompa atau disimpan dalam botol sehingga menimbulkan
sisa-sisa asi yang menyebabkan bendungan asi. Dan juga ibu kurang melakukan
perawatan payudara dan kebersihan payudara ibu.

Istri : iya bu bidan, lalu saya harus bagaimana bu bidan ?

Bidan : jadi begini bu, cara untuk mengatasi bendungan asi, ibu mengompres payudara
menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit, urut payudara ibu dari
pangkal hingga ke puting payudara ibu dengan menggunakan tangan yang sudah
dilicinkan dengan minyak, keluarkan asi sebagian dari bagian depan payudara,
hingga puting susu menjadi lunak, usahakan menyusui bayi ibu setiap 2-3 jam
sekali, kompres dingin setelah ibu menyusui bayinya , dan olesi puting ibu yang
lecet dengan asi selama 1-2 hari, jangan membersihkan payudara ibu dengan
sabun atau dengan mengoleskan lotion. Nanti kalo ibu mau menyusui bayinya,
gunakan payudara yang tidak sakit ya bu, biar putingnya tidak tambah lecet.
Bagaimana bu, sekarang ibu sudah mengertikan bagaimana cara merawat
payudara agar tidak terjadi bendungan ASI dan bagaimana cara menyusui yang
baik dan benar ??

Istri : iya bu bidan saya paham, nanti saya akan melakukanya di rumah

Bidan : agar produksi ASI ibu lebih lancar, sebainya ibu harus mengkonsumsi makanan-
makannan yang tinggi protein dan serat karena ASI sangat mempengaruhi
perkembangan anak ibu nantinya.

10
Istri : oh iya, kira-kira makanan yang seperti apa ya bu bidan ?

Bidan : Misalnya sayur-sayuran contohnya daun katu, telur, ikan, tahu dan tempe. Bukan
hanya itu saja masih banyak makanan-makannan yang lain yang dapat memenuhi
kebutuhan nitrisi dan protein ibu seperti buah dan susu.

Istri : iya bu bidan

Bidan : jangan lupa ya bu, nanti kalau ibu ingin menyusi sebaiknya ibu bersihkan terlebih
dahulu payudara ibu dengan air hangat dan sedikit ibu keluarkan, agar payudara
ibu bersih dan anak ibu juga agak terasa lebih nyaman untuk menyusui.

Istri : iya bu, bidan

Bidan : dan apabila ibu sudah selesai menyusi sebaiknya ibu juga harus membersihkan
payudara ibu kembali dengan air hangat, bagaimana bu apakah ibu sudah
mengerti

Istri : iya bu bidan saya sudah mengerti

Dan akhirnya ibu ani pulang dan sesampainya di rumah ibu ani mulai melakukan apa
yang telah di ajarkan oleh bidan. Beberapa hari kemudian payudara ibu ani sudah tidak nyeri dan
bengkak lagi dan anak ibu ani sudah mulai mau menyusu kembali.

PROBLEM SOLVING BENDUNGAN ASI

1. Merumuskan masalah
Ibu mengeluh payudara kanan terasa bengkak, keras, panas dan nyeri
2. Mendiagnosis masalah
Berdasarkan gejala yang dialami ibu, ibu kemungkinan sedang mengalami bendungan
ASI. Dilihat dari kebiasaan ibu hanya menyusukan bayinya jika bayi rewel dan teknik
menyusui ibu yang salah sehingga mengakibatkan putting susu ibu lecet dan
menimbulkna rasa nyeri sehingga ibu enggan menyusui bayinya sesering mungkin, juga
setelah menyusui ibu tidak mengosongkan payudara dengan pompa atau disimpan di
botol sehingga menimbulkan sisa-sisa ASI yang akan menyebabkan bendungan ASI, ibu
jugahanya menyusui bayinya menggunakan payudara kirinya.
3. Merumuskan alternatif strategi
a) Mengeluarkan Asi dengan pompa/tangan bila produksi ASI terlalu berlebihan
b) Melakukan pengurutan payudara menggunakan tangan yang sudah dilicinkan
dengan minyak

11
c) Menganjurkan ibu untuk tidak membersihkan putting payudra degan sabun, lotion,
salep dan obat-obatan lainnya
d) Tetap menyusui dimulai dari putting yang tidsak sakit
e) Kurangi frekuensi menyusui pada putting yang sakit
f) Menganjurkan ibu untuk mengolesi putting dengan ASI selama 1-2 hari
g) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi menggunakan payudara kanan yang
sebelumnya sudah diolesi dengan ASI untuk mencegah bertambah parahnya lecet
pada puting
4. Menentukan dan menerapkan strategi
a) Menganjurkan ibu untuk tidak membersihkan putting payudra degan sabun, lotion,
salep dan obat-obatan lainnya
b) Tetap menyusui dimulai dari putting yang tidsak sakit
c) Kurangi frekuensi menyusui pada putting yang sakit
d) Menganjurkan ibu untuk mengolesi putting dengan ASI selama 1-2 hari
e) Melakukan pengurutan payudara menggunakan tangan yang sudah dilicinkan
dengan minyak
f) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi menggunakan payudara kanan yang
sebelumnya sudah diolesi dengan ASI untuk mencegah bertambah parahnya lecet
pada putting
5. Evaluasi
a) Ibu mengerti dan paham apa yang harus dilakukan
b) Ibu datang kembali dan mengatakan bahwa saran yang diberikan cukup berhasil dan
mengurasi rasa nyeri pada payudaranya

12
BAB II
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Metode problem solving adalah salah satu dari kegiatan metode ingkuiri ynag paling
sering di gunakan, metode ingkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau discovery.
Ingkuiri lebih memberi tekanan pada keyakinan atas dirinya sendiri terhadap apa yang ditrmukan,
metode problem soling lebih menekankan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, dan
discovery pada penemuan itu sendiri. Kelebihan dan kekurangan metode problem soving
1. Kelebihan metode problem solving
a. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan.
b. Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara
terampil.
c. Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan
menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir
siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang
tela memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b. Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu
pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi
dari duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan,
kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan
tersendiri bagi siswa.

3.2.Saran

Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat
menentukan bagaimana cara dalam memecahan masalah pada kasus-kasus kebidanan khususnya
pada ibu nifas dan menyusui.

13
DAFTAR PUSTAKA

Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengaja, bina aksara, jakarta, cet III, 1991

Sunartyo, Strategi Belajar Mengajar Islam Pengetahuan Sosial, IKIP, Malang, Cet, II, 1989

Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta,
Cet IV, 2010

W. James Popham. Eva L. Bakar, Bagaimana Mengajar Sebagai Sistematis, Yokyakarta, Cet. IV,
1992

14

Anda mungkin juga menyukai