Anda di halaman 1dari 11

TANTANGAN & SOLUSI PARENTING

ERA DIGITAL
Dr. Julianto Simanjuntak

School Of Parenting LK3


Pendidikan Sertifikat selama 1 Tahun
Bandung & Jakarta
Start Januari 2019
Mitra Parenting Indonesia (MPI)
Keluarga Kreatif, LK3

Situasi anak-anak kita berubah setiap satu


dekade. Meskipun dalam beberapa hal
anak dan remaja kita sama saja dengan
masa lalu, tetapi sebagian berubah secara
mendasar. Bilang saja pengaruh
tekonologi.
Dulu anak-anak kita hanya hidup dengan
radio dan TV. Sekarang mereka terbiasa
diperhadapkan dengan TV kabel, game
online, satelit, internet yang menciptakan
dunia global yang tidak kita alami masa
lampau.

Mereka punya akses TV ke seluruh


kebudayaan. Segala jenis kebutuhan
mereka, menyangkut hiburan, musik,
mode, dll, terpenuhi. CD, VCD, MP3
sahabat mereka sehari-hari.

Hal kedua yang fundamental


mempengaruhi anak zaman sekarang
adalah budaya kekerasan yang mereka
terima dari media bioskop, film, TV, lagu,
novel, cergam, dll. Anak remaja misalnya
sangat menggemari film action yang penuh
kekerasan.
Hal yang paling menguatirkan adalah
situasi makin banyak anak-anak hidup
dalam keluarga yang retak, hidup dengan
single parents. Keluarga masa kini sudah
jarang hidup dalam extended family
(keluarga batih), tetapi hanya pada
keluarga inti.

Di samping itu keluarga makin jauh


dengan tetangganya. Kalau dulu, kita dapat
menitipkan anak kepada tetangga dengan
rasa aman, sekarang tidak lagi. Karena itu,
sekolah sistem asrama lebih dipilih oleh
orangtua yang sibuk.

Remaja, bahkan anak anak di bawah umur


masa kini tumbuh dalam sebuah dunia
tanpa aturan seks. Bioskop, media cetak,
TV dan musik cenderung mengidentikkan
seks dengan cinta. Media melukiskan seks
sebagai bagian terpenting dari pacaran
yang baik/signifikan. Tidak heran makin
banyak remaja sangat aktif dalam
melakukan hubungan seks.

Ironisnya, dalam situasi di atas kehidupan


moral dan agama makin tidak penting.
Anak-anak kita makin tumbuh tanpa nilai-
nilai moral, nilai kesucian. Keluarga makin
jarang melakukan family altar, dan
kalaupun ada banyak yang dilakukan
secara lahiriah semata. Akibatnya banyak
anak mengatakan sesuatu itu baik jika
kebanyakan temannya bilang itu baik.
Moral dan nilai baik makin hari makin
relatif.
Di rumah makin jarang orangtua
mendampingi anak mereka menonton TV
atau bermain game. Tidak ada yang
membantu mereka menyaring nilai-nilai
yang mereka serap dari media TV, internet
dan sebagainya.

Bagaimana mereka dapat memahami mana


yang etis dan yang tidak; berkenan pada
Tuhan atau tidak? Teknologi yang ada
membuat anak dan remaja Anda
bersentuhan dengan dunia dan dunia
menyentuh kehidupan remaja Anda.

Generasi anak-anak zaman sekarang


memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

Pertama, anak memiliki image negatif.


Generasi ini adalah generasi yang sangat
berpusat pada diri dan memuaskan
keinginannya tanpa pikir panjang (instant
gratification). Bunuh diri yang banyak
terjadi pada generasi ini menjadi alasan
yang diambil saat mereka mengalami
situasi sulit.

Kedua, anak sangat bergantung pada diri


sendiri. Mereka merasa pandai, lebih
pandai dari orangtuanya. Mereka juga
percaya bahwa menjadi sukses tergantung
diri mereka sendiri.

Ketiga mereka dipengaruhi simbol-simbol


global. Mereka membutuhkan identifikasi
dengan kebutuhan pasar, seperti memakai
sepatu atlet terkenal, punya game seperti
teman-teman mereka, dll.

Keempat, anak-anak terbiasa hidup


konsumtif, mereka suka (online) shopping.
Mereka membeli barang yang mereka
inginkan, bukan yang dibutuhkan.

Kelima, banyak di antara mereka


kecanduan media.

Apa yang Dapat Dilakukan Orangtua

Bagaimanapun orangtua tetap memiliki


pengaruh besar dalam hidup remaja
mereka. Misalnya dalam hal mencari
sekolah, mengerjakan homework, soal
kesehatan dan juga dalam merencanakan
karir. Untuk dekat dan bisa membimbing
anak, terutama anak remaja, orangtua
membutuhkan beberapa sifat seperti:
- Dapat menoleransi paradoks dalam diri
mereka, misalnya memaklumi jika remaja
berjanji namun tidak dapat menepatinya.

- Mempunyai rasa humor sebab mereka


butuh teman ngobrol dan bercanda.

- Sifat yang fleksibel, mampu


menyesuaikan diri dengan remaja. Jangan
kecewa kalau nasehat kita kadang
diabaikan.

Tidak ada hal yang lebih penting bagi


orangtua daripada belajar secara aktif
mengenal kebutuhan emosional anak
mereka sejak kanak-kanak. Cinta yang
emosional atau perasaan cinta mendalam
merupakan kebutuhan utama anak-anak
kita.
Anak butuh (1) perasaan terhubung, (2)
perasaan diterima dan (3) dipedulikan
orang tuanya. Jika tiga hal ini tidak dia
rasakan dari orang tuanya maka tanki
emosi cintanya kosong. Kekosongan itulah
yang akan mempengaruhi tingkah laku saat
remaja. Jangan sampai mereka
menemukan di tempat (pergaulan) yang
salah.

Selamat memahami anak anak kita, dan


membangun jembatan komunikasi yang
pas buat anak kita masing masing.

Diskusi
1. Sharingkan satu trauma anda selama
menjadi anak di rumah bersama orangtua,
bagaimana anda mengelolanya hingga di
masa dewasa

2. Ceritakan satu pengalaman tersulit anda


menjadi orangtua. Apa penyebab sdr sulit
mengasuh anak, dan bagaimana relasi sdr
dengan Tuhan menolong anda
menjalaninya

(Bagi yang singel: Apa konflik sdr dengan


orangtua yang paling keras saat remaja)

3. Sebutkan tips parenting yang membantu


sdr selama ini mendidik anak-anak
Julianto Simanjuntak
Penulis dan Terapis Keluarga
LEMBAGA KONSELING KELUARGA
KREATIF (LK3)
Peduli Konseling Nusantara (PELIKAN
INDONESIA)

Anda mungkin juga menyukai