Anda di halaman 1dari 5

Kasus

Suatu Rumah Sakit mengalami masalah keuangan. Uang yag ada di rekening hanya bersisa
Rp 10 M. RS tersebut harus membayar biaya operasional 7M selain jasa medik. Jasa medik
biasanya dibayar 5M. Saat yag sama alat yg mendatangkan keuntungan besar rusak dengan biaya
perbaikan Rp1M. Dua hari lalu, masuk laporan bahwa 3 Kamar VIP AC- nya rusak, saluran
pembuangannya mampet, karena tadi AC nya rusak maka plafonnya bocor. Sehingga kamar ini
tidak dapat digunakan. Karena tidak adanya pembayaran jasa medik, penurunan motivasi SDM
perawatnya banyak yang izin, datang terlambat, kemudian beberapa tenaga terampil seperti
teknisi banyak menerima job luar karena dianggap bisa mendatangkan penghasilan. Pada saat ini,
3 minggu lagi, accessor KARS akan datang visitasi, beberapa prasarana standar belum tersedia,
beberpa obat-obatan esensial kosong, namun nilai persediaan gudang masih tinggi. Dan beberapa
SMF meminta diprioritaskan. Saat yang sama pejabat pengadaan jarang ditempat sehingga sulit
berkomunikasi. Bendaharanya jg sering keluar krn merasa tdk ad yg bsa dibelanja.

ANALISIS MASALAH RUMAH SAKIT


A. IDENTIFIKASI MASALAH
Beberapa masalah yang di identifikasi dari kasus rumah sakit tersebut antara lain :
 Masalah keuangan, ditandai dengan keterbatasan dana yang tersisa tetapi menuntut
untuk beberapa pengeluaran yang bersifat urgency
 Kinerja operasional kurang optimal ditandai dengan
a. Maintenance peralatan medic tidak berjalan optimal
b. Sarana yang tidak terpelihara dengan baik
 Kinerja SDM menurun (penurunan motivasi) ditandai dengan :
a. Tenaga banyak yang tidak disiplin
b. Beberapa pejabat RS terkait sulit berkoordinasi dan tidak berada ditempat
 Belum tersedianya beberapa prasarana yang terstandar
 Manajemen persediaan tidak terkelola dengan baik ditandai adanya kekosongan obat
essential , namun nilai persediaan gudang masih tinggi
B. ALTERNATIF SITUASI
ANALISIS SWOT

WEAKNESS
- Kerusakan alat kesehatan
STRENGTH yang menghasilkan
- Uang 10 Milyar pendapatan bagi RS
- Persediaan di gudang - kerusakan sarana &
yang cukup (selain obat prasarana ruang rawat inap
esensial) -kekosongan obat esensial
- belum tersedia alat
kesehatan ssesuai standar

THREAT
OPPORTUNITY
- Visitasi oleh asessor 3
tidak mengambil pinjaman minggu ke depan
dengan memaksimalkan
potensi yang dimiliki RS - Penurunan motivasi
pegawai

C. ALTERNATIF SOLUSI
Segera lakukan evaluasi menyeluruh dengan melibatkan pejabat pengambil kebijakan RS,
pejabat pengadaan, Komite-komite, Tim Akreditasi, panitia farmasi dll. Lakukan telaah
manajemen berbasis data, sajikan kepada para pihak tersebut dan tekankan permasalahan ini
sebagai permasalahan bersama yang dapat mengancam keberlangsungan rumah sakit bila
tidak diambil tindakan yang tepat dan cepat sebagaimana mestinya. Minta partisipasi aktif
mereka dengan meletakkan ego sektoral maupun ego profesi untuk mencapai solusi demi
kemajuan rumah sakit secara bersama-sama. Poin ini penting untuk meminimalisir resistensi
terhadap tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan kemudaian.
Jangka pendek:

1. Perbaiki kinerja keuangan jangka pendek:


a. Terkait masalah keuangan, solusi yang diberikan adalah dengan memaksimalkan
dana 10 M yang tersisa di rumah sakit
b. Identifikasi sumber-sumber pendapatan yang dapat memperbaiki cash ratio dalam
jangka pendek.
c. Lakukan schedule pembayaran berdasar skala prioritas :
a) Pengeluaran sebesar 7 M untuk biaya operasional seperti gaji pegawai, biaya
listrik, biaya lampu dan biaya operasional lainnya.
b) Pengeluaran sebesar 1 M untuk biaya kerusakan alat yang menguntungkan
sehingga dapat dioptimalkan untuk pendapatan rumah sakit
c) Sisa uang sebesar 2 M untuk pengadaan obat essensial, pengadaan sarana dan
prasarana yang terstandar untuk akreditasi, perbaikan kerusakan sarana dan
prasarana rawat inap (VIP) sehingga dapat memberikan pendapatan bagi
rumah sakit serta pembayaran jasa medik (walapun tidak mencapai 100%)

2. Fasilitas pada 3 kamar VIP segera perbaiki sebab VIP merupakan sumber pendapatan
tinggi bagi RS. Perbaikan prasarana terkait sesuai kebutuhan dan kemampuan kas,
dengan koordinasi Tim akreditasi RS untuk menyiapkan dokumen pendukung terhadap
standar prasarana yang belum dapat dipenuhi terkait dengan kemampuan keuangan.
Lakukan persiapan final untuk menghadapai surveyor KARS.
3. Evaluasi kebijakan manajemen persediaan khususnya pengendaliaan sediaan farmasi,
lakukan koordinasi komite medis, SMF dan panitia farmasi untuk penyesuaian clinical
pathway dengan kebijakaan pengadaan farmasi RS.
4. Penatausahaan data dan pelaporan dari seluruh bidang dan unit terkait rumah sakit
sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap setiap kebijakan yang diambil.
Jangka panjang

1. Rencana Bisnis dan Anggaran yang berbasis data dan trend dari unit layanan.

2. Evaluasi kepatuhan terhadap prosedur kerja khususnya yang berkaitan dengan disiplin
pegawai RS melalui mekanisme reward & punishment

3. Melaksanakan perencaan logistik dengan baik terkait pengadaan obat dan melakukan
monitoring secara berkala agar tidak ada kekosongan obat yang dibutuhkan dan
kelebihan obat yang tidak terpakai yakni menerapkan Manajemen FIFO dalam seluruh
pengelolaan persediaan RS

4. Melakukan rotasi beberapa karyawan

5. Manfaatkan SDM Ketekhnisian RS yang dimiliki sebagai unit bisnis yang dapat
menerima pekerjaan maintenance alat dari luar RS dengan insentiv khusus bagi tenaga
ketekhnisian tersebut.
6. Meningkatkan motivasi para karyawan dengan memberikan jasa pelayanan yang
diberikan secara tepat waktu sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik
7. Menguatkan komitmen para praktiksi rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai