Anda di halaman 1dari 5

JUDUL PENELITIAN : HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM

MENINGKATKAN GIZI LANSIA DI DESA LAPAPA KECAMATAN


MASAMBA TAHUN 2019

DISUSUN OLEH

NAMA : A. HAIRUDDIN

NIM : 012018028

STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa seringkali dilihat dari angka
harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang, memiliki angka harapan hidup yang semakin meningkat dari
tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Menurut Depkes RI dalam Hasugian et al.,
(2017), Usia Harapan Hidup (UHH) dari 68,8 tahun pada tahun 2015 menjadi
70,5 tahun pada tahun 2016 dan diharapkan menjadi 73,3 tahun pada tahun
2025.
Berdasarkan data Susenas pada tahun 2018, jumlah rumah tangga lansia
sebanyak 16,08 juta rumah tangga atau 24,50 persen dari seluruh rumah
tangga di Indonesia. Jumlah lansia perempuan lebih besar daripada laki-laki,
yaitu 10,77 juta lansia perempuan dibandingkan 9,47 juta lansia laki-laki
sedangkan Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus
bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Dengan demikian, pada tahun 2025
jumlah penduduk lansia di Indonesia akan berjumlah sekitar 34,22 juta jiwa
(BPS, Susenas 2018). Menurut Kemenkes RI tahun 2018 jumlah penduduk
usia lanjut sebanyak 19.142.861 juta jiwa dan yang beresiko tinggi sebanyak
7.735.410 juta jiwa.
Tiga provinsi dengan proporsi lansia terbesar adalah DI Yogyakarta
(13,05 persen), Jawa Tengah (11,11 % ), Jawa Timur (10,96 %), dan Bali
(10,05 %). Provinsi Sulawesi Selatan sendiri memiliki jumlah lansia sebanyak
309.000 jiwa dari total jumlah penduduk. Menurut data dari Dinas kesehatan
Kabupaten Luwu Utara bahwa jumlah lansia di Kabupaten Luwu utara pada
tahun 2018 sebanyak 26588 jiwa dengan jumlah yang dilayani sebanyak
12300 jiwa dari jumlah tersebut tersebar di 12 kecamatan. Hal ini dapat
menimbulkan masalah sosial khususnya menyangkut masalah kesehatan dan
kesejahteraan hidup warga usia lanjut apabila tidak ditangani dengan baik.
Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh
manusia.. Umumnya seseorang dianggap memasuki kelompok usia lanjut di
Indonesia terjadi pada usia 55 tahun,saat seseorang memasuki masa pensiun.
Sedangkan, penduduk lansia dalam Undang-undang Republik Indonesia
No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia bahwa lanjut usia adalah
laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih.
Kondisi kesehatan pada saat ini sangat ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas asupan gizi. Gizi yang baik akan berperan dalam upaya penurunan

2
presentase timbulnya penyakit dan angka kematian di usia lanjut.
Bertambahnya usia bukan menjadi penghalang untuk mendapatkan asupan
gizi yang cukup dan berkualitas. Asupan gizi seimbang sangat diperlukan bagi
usia lanjut sehat maupun yang sakit untuk mempertahankan kualitas hidupnya
serta diperlukan dalam proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut dari penyakit yang dideritanya.
Keluarga sangat berperan penting dalam menjaga status kesehatan
lansia melalui pemenuhan gizi yang seimbang karena keluarga merupakan
pihak terdekat dengan lansia. 80 % keluarga akan mendukung lansia dan
biasanaya anak sudah dewasa yang menjadi sumber support lansia (Sari et
al,2010). Meskipun demikian, kenyataan di masyarakat masih banyak
keluarga yang menganggap remeh masalah pemenuhan gizi lansia karena
mereka menganggap bahwa proses menua adalah hal pasti dialami oleh setiap
orang.
Hasil penelitian Moha tahun 2017 pada 40 responden, diperoleh hasil
bahwa 36 orang (90,0%) keluarga mempunyai peran yang baik dalam
pemenuhan nutrisi pada lansia di Kelurahan Biyonga, Dimana ada 34 (85,0%)
lansia yang status gizinya normal sedangkan 2 orang (5,0%) yang status
kurang , 4 keluarga ( 20,0 % ). Keluarga yang mempunyai peran yang cukup
dalam pemenuhan nutrisi pada lansia sebanyak 4 orang (10,0 %) dimana ada 4
(10,0 %) lansia yang status gizinya kurang dan 0 % yang status gizinya
normal.
Berdasarkan hasil survey awal di Puskesmas Masamba pada tanggal 02
September 2019 didapatkan jumlah lanjut usia yang berusia ≥ 60 tahun yang
berada di Kecamatan Masamba pada bulan Agustus 2019 sebanyak 686 jiwa,
dimana usia lanjut yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 335 (48,83%)
jiwa dan sebanyak 351 (51,16%) jiwa usia lanjut yang berjenis kelamin
perempuan yang tersebar di 12 Desa. Jumlah lansia terbanyak berada di Desa
Lapapa yaitu sebanyak 69 jiwa. Dari 69 lansia, 10 (14,49 %) gizi kurang, 37
(53,62 %) normal, dan 22 (31,88 % ) gizi lebih. Melalui wawancara yang
dilakukan keluarga cenderung beranggapan bahwa makan hanya untuk
memenuhi kebutuhan saja, tanpa harus memerhatikan makanan yang
dikonsumsi apakah mengandung gizi atau tidak. Keluarga juga tidak
memerhatikan bahwa lansia yang memiliki penyakit, makanannya harus
sesuai dengan keadaan kesehatannya. Hal ini disebabkan masih banyaknya
keluarga yang kurang mengetahui informasi tentang pentingnya konsumsi
makanan sehat bagi tubuh lansia atau belum mengerti bagaimana cara
merawat dan memperlakukan seorang lansia, khususnya dalam hal penyediaan
makan yang baik bagi lansia.

3
Berdasarkan pada latar belakang diatas serta mengingat pentingnya
peranan keluarga dalam melakukan perawatan terhadap lansia khususnya
dalam meningkatkan status gizi lansia, membuat peneliti merasa perlu
melakukan penelitian lebih mendalam lagi dengan judul : “Hubungan Peran
Keluarga dalam Meningkatkan Status Gizi lansia di Di Desa Lapapa
Kecamatan Masamba Tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka penulis membuat rumusan
masalah penelitian : “Adakah Hubungan Peran Keluarga dalam Meningkatkan
Status Gizi Lansia Di Desa Lapapa Kecamatan Masamba Tahun 2019”?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Peran Keluarga dalam Meningkatkan
Status Gizi Lansia di Desa Lapapa Kecamatan Masamba Tahun 2019”?.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengidentifikasi peran keluarga dalam hal merencanakan
makanan untuk lansia
b. Untuk Mengidentifikasi peran keluarga dalam menyiapkan menu
seimbang untuk lansia
c. Untuk Mengidentifikasi peran keluarga dalam mendukung lansia
dalam pemenuhan nutrisi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep dan teori-teori
bagi dunia keperawatan terutama tentang hubungan peran keluarga dalam
hal meningkatkan status gizi lansia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan bagi mahasiswa Stikes Kurnia Jaya Persada Palopo
ataupun Institusi pendidikan yang lain.
b. Bagi Penulis
Hasil Penelitian dapat menjadi informasi dan pengetahuan bagi
penulis dalam bidang Keperawatan khsusnya tentang hubungan peran
keluarga dalam hal meningkatkan status gizi lansia. Selain itu, peneliti
dapat menerapkan pengetahuan yang berkaitan dengan biostatistik
dan metodologi penelitian.

4
c. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan gambaran penampilan klinik
perawat dalam rangka meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
sebagai bagian dari upaya mencapai kemandirian dan profesional
perawat dan Sebagai upaya pengembangan keilmuan keperawatan
khususnya keperawatan gerontik, sehingga mampu mengkaji peran
keluarga dalam meningkatkan status gizi lansia.
d. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan terkait dengan kesehatan lansia , Sebagai bahan masukan
atau evaluasi bagi pemerintah khususnya bagi Dinas kesehatan dan
Puskesmas dalam penentuan arah kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai