Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

No. 09
FIX REGULATOR

Nama Praktikan : Sarah Safira Rifkayani (1317030074)


Nama Rekan Kerja : 1. David Gideon (1317030043)
2. Inez Atalika Rizqi I (1317030013)

KELAS / KELOMPOK : T.TELEKOMUNIKASI 3C / 04


TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 21 DESEMBER 2018
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 27 DESEMBER 2018

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DESEMBER 2018
DAFTAR ISI

Table of Contents
1. DASAR TEORI ......................................................................................................... 1
2. TUJUAN PERCOBAAN .......................................................................................... 5
3. DIAGRAM RANGKAIAN....................................................................................... 5
4. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN ...................................................................... 5
5. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 6
6. PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN......................................................... 6
7. HASIL PERCOBAAN .............................................................................................. 7
8. ANALISA................................................................................................................. 10
9. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10
I.1 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
I.2 LAMPIRAN................................................................................................. 11

ii
IMPEDANSI INPUT SALURAN BEBAN TERHUBUNG SINGKAT
1. DASAR TEORI
Saluran transmisi adalah suatu perangkat yang dirancang untuk memandu
energilistrik dari suatu titik ke titik yang lain. Sebagai contoh untuk mentransfer
outputsinyal RF dari sebuah pemancar ke antena. Energi ini tidak
disalurkanmenggunakan kabel listrik biasa yang tentu saja akan menimbulkan rugi
yang besar.
Setiap saluran transmisi mempunyai dua ujung (lihat Gambar 1-1). Ujung
pertamasaluran terhubung kepada suatu sumber yang biasa dinamakan sebagai
ujung input(input end) atau ujung generator (generator end). Nama lainnya yang
biasadigunakan adalah ujung pemancar (transmitter end), ujung kirim (sending end)
dansumber (source ). Ujung lainnya dari saluran ini dinamakan output atau
ujungpenerima (receiver end). Istilah lain dari ujung output adalah ujung beban
(load end )dan sink.Gambar 1-1Dasar saluran transmisi

Ketika hubungan antara sumber sinyal dengan beban sedang berlangsung, maka
sinyal akan merambat pada pasangan kawat penghantar saluran transmisi menuju
ke ujung yang lain dengan kecepatan tertentu. Semakin panjang saluran transmisi,
maka waktu tempuh dari rambatan sinyal itu akan semakin lama. Arus yang
mengalir di sepanjang saluran akan membangkitkan suatu medan magnet yang
menyelimuti kawat penghantar dan ada kalanya saling berimpit dengan medan
magnet lain yang berasal dari kawat penghantar lain disekitarnya. Medan magnet
yang dibangkitkan oleh kawat penghantar berarus listrik, merupakan suatu
timbunan energi yang tersimpan dalam kawat penghantar tersebut sehingga dapat
dianggap bahwa kawat penghantar bersifat induktif atau memiliki induktansi[1,3].

Tegangan yang ada diantara dua kawat penghantar akan membangkitkan medan
listrik. Medan listrik ini juga merupakan timbunan energi yang mungkin juga saling
berimpit dengan medan listrik lain disekitarnya, sehingga akan timbul kapasitansi
diantara dua kawat penghantar. Untuk saluran yang panjang,

1
induktansi dan kapasitansi itu akan menyebar secara merata pada sepanjang saluran
dan besarnya tergantung pada frekuensi sinyal atau gelombang yang merambat
didalamnya.

Setiap jenis saluran transmisi dua kawat juga mempunyai suatu nilai konduktansi
yakni nilai yang merepresentasikan kemungkinan banyaknya elektron yang
mengalir (arus) melewati atau menembus bahan dielektrik saluran. Jika saluran
dianggap seragam (uniform), dimana semua nilai besaran-besaran tersebut sama
disepanjang saluran, maka potongan kecil saluran dapat dianggap
merepresentasikan panjang keseluruhan.

IMPEDANSI KARAKTERISTIK

Gelombang yang merambat pada saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga,
tidak akan mempengaruhi apa yang ada diujung saluran. Perbandingan antara
tegangan dan arus diujung masukan saluran sesungguhnya dapat dianggap sama
dengan perbandingan antara tegangan dan arus setelah mencapai ujung lainnya.
Dapat diartikan bahwa arus dan tegangan diantara kedua kawat penghantar saluran
itu memandang saluran transmisi sebagai suatu impedansi. Impedansi inilah yang
disebut “Impedansi Karakteristik (ZO)” .

ZO = forwardarus/forwardtegangan………………………………(2.1)

Jadi dapat dikatakan bahwa impedansi karakteristik adalah impedansi yang diukur
diujung saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga. Bila daya dirambatkan
pada saluran transmisi dengan panjang tak berhingga, maka daya itu

akan diserap seluruhnya disepanjang saluran sebagai akibat bocornya arus pada
kapasitansi antar penghantar dan hilangnya tegangan pada induktansi saluran.

2
Gambar 2.4 Pengukuran Impedansi Karakteristik

Pada Gambar 2.4, diperlihatkan bahwa impedansi yang dipandang pada titik 1′-2′
ke 1-2 berhingga) ke arah kanan adalah sebesar ZO juga. Tetapi dengan tingkat
tegangan dan arus yang lebih kecil dibandingkan dengan tegangan pada titik 1-2.
Sehingga bila impedansi pada titik 1′-2′ digantikan dengan impedansi beban sebesar
ZO, maka impedansi dititik 1-2 akan sebesar ZO juga.

Impedansi karakteristik saluran tanpa rugi-rugi (losses-line) dapat dituliskan


sebagai berikut:

ZO = (akar L/C) [W/m]….. …………………………………………(2.2)

dimana :

L = induktansi total kedua kawat penghantar sepanjang saluran l (Henry)

C = kapasitansi antar kedua kawat penghantar dalutan sepanjang l (Farad)

Besar impedansi karakteristik suatu saluran transmisi maupun bumbung gelombang


berbeda-beda dan nilainya ditentukan oleh ukuran fisik penampang dan bahan
dielektrik yang digunakan sebagai isolator.

3
1. RUGI-RUGI (LOSSES) PADA SALURAN TRANSMISI

Tegangan maupun arus dari sinyal yang merambat disepanjang saluran transmisi
akan mengalami penurunan seiring dengan jarak yang makin panjang, ini berarti
saluran transmisi memiliki rugi-rugi.

Pada umumnya ada tiga macam rugi-rugi yang terdapat pada saluran transmisi yang
sedang dilalui sinyal, yaitu :

1. Rugi-Rugi Tembaga

Rugi-Rugi ini antara lain berupa disipasi daya (I2R) yang berupa panas yang
bersifat resistif dan rugi-rugi akibat efek kulit (skin effect). Makin tinggi frekuensi,
makin besar resistansi yang timbul akibat skin effect ini, sehingga ini
mengakibatkan rugi-rugi saluran makin besar. Jadi selain disebabkan oleh resistansi
penghantarnya sendiri, rugi-rugi tembaga ini juga disebabkan oleh skin effect, yang
menyebabkan resistansi penghantar pada frekuensi tinggi juga meningkat.

1. Rugi-Rugi Dielektrik

Rugi-rugi ini timbul diakibatkan oleh pemanasan yang terjadi pada kawat
penghantar sewaktu dilalui arus bolak-balik. Daya yang dikirimkan sumber sinyal
sebagian berubah menjadi panas yang terjadi

pada bahan dielektrik. Ketika dilalui arus bolak-balik, maka struktur atom dari
bahan dielektrik akan mengalami perubahan dan perubahan ini membutuhkan
energi. Energi inilah yang mengakibatkan timbulnya rugi-rugi daya. Semakin sulit
struktur atom suatu bahan dielektrik berubah, maka semakin besar energi yang
dibutuhkannya, yang berarti semakin besar rugi daya yang disebabkannya.

1. Rugi-Rugi Radiasi dan induksi

4
Rugi-rugi ini terjadi akibat adanya medan-medan elektromagnetik yang ada
disekitar kawat penghantar. Rugi-rugi induksi terjadi ketika medan elektromagnetik
disekeliling penghantar terkena langsung dengan suatu penghantar tersebut,
akibatnya daya hilang pada penghantar tersebut. Rugi-rugi radiasi merupakan rugi-
rugi yang disebabkan hilangnya sebagian garis-garis gaya magnet karena memancar
keluar dari saluran transmisi.

2. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan impedansi saluran yang hubungannya dengan frekuensi.

2. Mengukur sudut fasa yang menyertai impedansi masukan.

3. Menentukan impedansi masukan saat saluran dibebani impedansi


karakteristiknya.

3. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 1

4. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


- 1 buah Generator Fungsi
- 1 buah Osiloskop
- 1 buah Frequency Counter
- Test probe, 10:1/1:1, switchable
- 1 buah Resistor 60 
- 1 buah Resistor 1 , berinduktansi rendah
- Probe adapter

5
- Saluran koaksial
- 1 buah Kabel penghubung BNC/BNC
- 1 Set kabel penghubung dan plug
- 1 buah T konektor BNC

5. PENDAHULUAN
Hubung Singkat
Sesaat resistansi reaktif induktif muncul, sudut phasa positif
dihasilkan. Dengan kenaikkan frekuensi, titik terendah (null) menjadi tampak
(resonansi).
Titik null selanjutnya muncul bila frekuensi dinaikkan lebih lanjut
(>1 MHz). Saat sudut phasa = 45 dihasilkan (tidak mungkin pada
percobaan ini), kemudian nilai real re akan sama dengan nilai imajiner im.

Sepadan (match)
Bila saluran dibebani dengan impedansi karakteristiknya, kemudian
sudut phasa secara teori tercapai. Namun efek kapasitif soket pengukuran
menyebabkan sudut phasa negatif.

6. PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Merangkai seperti Gambar 1 pada diagram rangkaian dan ujung saluran
dihubung singkat.
Sebuah resistor metal film induktansi rendah harus digunakan untuk
pengukuran arus. Jaga tegangan masukan U1 = 2 Vpp dan ukur arus yang
mengalir.
Menentukan sudut fasa dari arus tersebut dengan membandingkan
terhadap tegangan masukkan untuk frekuensi yang diberikan dalam tabel.

6
Dengan, a = jarak panjang perpotongan nol volt
b = panjang setengah gelombang (=180
Menghitung dan memasukkan hasil perhitungan dalam tabel.
2. Menghitung impedansi masukan saluran untuk setiap frekuensi yang
diberikan dalam tabel, dimana

3. Jika  = 45 tercapai, ini berarti nilai real (Re) sama dengan nilai
imajiner (Im). Apakah sudut ini tercapai? Mengapa?
4. Membebani saluran dengan R = 60 , menghitung nilai I dan  serta
menghitung nilai Ze.

5. Memperkirakan tanggapan sudut phasa.

7. HASIL PERCOBAAN
Untuk 1
U1 = 2 Vpp dan Z = 0 

f (kHz) U1 I1 Ze 
10 2 Vpp
100 2 Vpp
200 2 Vpp
300 2 Vpp
350 2 Vpp
400 2 Vpp
500 2 Vpp
600 2 Vpp
700 2 Vpp
1000 2 Vpp

7
Untuk 2

8
Untuk 3

= 45dapat / tidak dapat tercapai, (max. = ......... ) disebabkan pembebanan


kapasitif kabel tinggi / rendah. Perhitungan L' tidak dapat dibuat.

Untuk 4

V1 = 2 Vpp dan Ze = 60 

F (kHz) U1 I1 Ze 
10 2Vpp
100 2Vpp
200 2Vpp
300 2Vpp
400 2Vpp
500 2Vpp
600 2Vpp
700 2Vpp
800 2Vpp
900 2Vpp

Sudut phasa selalu positif / negatif, yakni pembebanan kapasitif, kecuali pada
frekuensi f = ............. kHz.

Untuk 5

Pembebanan kapasitif / induktif dihasilkan oleh penambahan soket pengukuran


ke saluran.

9
8. ANALISA

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

9. KESIMPULAN

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

10
DAFTAR PUSTAKA
 Rafsyam, Yenniwarti.2016.Impedansi beban pada saluran input. Depok:
Politeknik Negeri Jakarta.

I.1 LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai