Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PENGENDALIAN MEKANIS

DAN TEKNIS LINGKUNGAN RS


(MECHANICAL AND ENGINERING
CONTRALS)

RSIA BRAWIJAYA BOJONGSARI


2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi i
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II RUANG LINGKUP 3
BAB III KEBIJAKAN 4
BAB IV TATA LAKSANA 10
BAB V DOKUMENTASI 17

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya merupakan


salah satu aspek dalam upaya pencegahan pengendalian lingkungan rumah sakit
atau fasilitas kesehatan lainnya. Lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya jarang menimbulkan transmisi penyakit infeksi nosokomial namun pada
pasien-pasien yang immunocompromise harus lebih diwaspadai dan diperhatikan
karena dapat meninggalkan beberapa penyakit infeksi lainnya seperti infeksi
lainnya seperti infeksi saluran pernapasan Aspergillus, Legionella, Mycobacterium
TB, Varicella Zoster, Virus Hepatitis B, HIV.
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan dengan
melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan lingkungan yang
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan
peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan
ventilasi udara yang baik.
B. Pengertian
Pembersihan Lingkungan adalah proses membuang semua atau sebagian besar
patogen dari permukaan dan benda yang terkontaminasi. Pembersihan permukaan
di lingkungan pasien sangat penting karena agen infeksius yang dapat
menyebabkan ISPA dapat bertahan di lingkungan selama beberapa jam atau
bahkan beberapa hari. Pembersihan dapat dilakukan dengan air dan detergen
netral.
Disinfektan standar rumah sakit yang dibuat dengan larutan yang dianjurkan dan
digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik dapat mengurangi tingkat kontaminasi
permukaan lingkungan. Pembersihan harus dilakukan sebelum proses disinfeksi.
Hanya perlengkapan dan permukaan yang pernah bersentuhan dengan kulit atau
mukosa pasien atau sudah sering disentuh oleh petugas yang memerlukan
disinfeksi setelah dibersihkan. Jenis disinfeksi yang digunakan di fasilitas kesehatan
tergantung pada ketersediaannya dan peraturan yang berlaku.

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


2
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit

2. Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman

3. Penyehatan air

4. Pengelolaan limbah

5. Pengelolaan tempat pencucian linen

6. Pengendalian seranggga, tikus, dan binatang pengganggu

7. Dekontaminasi melalui desinfeksi permukaan

8. Persyaratan pengamanan radiasi

9. Upaya promosi kesehatan llingkungan

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


3
BAB III
KEBIJAKAN
a. Lingkungan dan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir, dan jika terjadi banjir
rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mengatsai banjirnya.

b. Lingkungan rumah sakit merupakan kawasan bebas rokok.

c. Lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup.

d. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing -
masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan air limbah.

e. Lingkungan, ruang, dan bagunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan bersih dan
tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan
kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan
berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.

f. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung terkena zat radioaktif,
pengelolaannya sesuai dengan ketentuan BATAN.

g. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam waktu 10
menit.

h. Penggunaan jenis detergen dan disinfektan untukm proses pencucian yang ramah
lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.

i. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6x10³
spora spesies bacillus per inci persegi.

j. Harus tersedia ruang terpisah sesuai dengan kegunaanya yaitu ruang linen kotor, linen
bersih, ruang perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen.

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


4
BAB IV
TATALAKSANA

A. Kontruksi Bangunan Rumah Sakit

1. Lantai → kedap air, rata, tidak licin, warna terang, pertemuan lantai berbentuk
kontur dengan dinding, mudah dibersihkan
2. Dinding → permukaan kuat, rata, berwarna terang, dan cat tidak luntur serta tidak
mengandung logam berat
3. Ventilasi → ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam ruangan luas lantai,
ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan
B. Penyehatan ruangan dan Bangunan

Penataan ruang bangunan dan penggunaan harus sesuai dengan fungsi serta
memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dnegan mengelompokkan ruangan
berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :
1. Zona dengan Risiko Rendah
Zona risiko rendah meliputi ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/
pelatihan
a. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah
jendela minimal 1,00 meter dari lantai
b. Ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam kamar dengan baik, bila
ventilasi alamiah tidak menjamin harus dilengkapi dengan AC (penghawaan
mekanik).
c. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang

d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan
lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku.
e. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat,
warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal
2,70 meter dari lantai

2. Zona dengan Risiko Sedang


Zona risiko sedang meliputi ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat
jalan, ruang ganti pakaian dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


5
pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko
rendah.
3. Zona dengan Risiko Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium,
ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang jenazah dengan ketentuan
sebagai berikut:
A. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
1. Dinding laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50
meter dari lantai
2. Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap dengan
ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan
dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas
antara ruang sinar X sesuai standar.
B. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta
pertemuan lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku.
c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat,
warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal
2,70 meter dari lantai.
D. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah
jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi
Zona risiko sangat tinggi meliputi ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang
perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi
dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Dinding terbuat dari bahan porselin atau vinyl setinggi langit-langit atau
dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.
B. Langit-langit harus terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi
minimal 2,70 meter dari lantai.
C. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan semua pintu
kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
D. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air , dan berwarna terang
E. Khusus ruang operasi harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah
dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan
langit-langit.
F. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai.
G. Ventilasi atau penghawaan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang
dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan
ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


6
bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah.
Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi organ harus
menggunakan pengaturan udara UCA (ultra clean air) system.
H. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara.
I. Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau
diatas langit-langit.
J. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.
C. Penataan atau perawatan ruangan
1. Furniture
Dibersihkan setiap hari, khusus tempat tidur pasien dibersihkan menggunakan
desinfektan.
2. Picture and fitting
Peralatan yang menetap didinding hendaknya di desain sedemikian rupa
sehingga mudah dibersihkan.
3. Gorden
Tidak menyentuh lantai dan dicuci secara periodik
D. Kualitas udara ruang
1. Maintenance/ pemeliharaan filter udara
2. Kamar operasi mempunyai tata udara sendiri (hepa filter)
3. Pergantian udara minimal 15 x perjam
4. Pertahankan temperatur dan humidity antara 20-22°C dan 30-60%, untuk
mencegah pertumbuhan bakteri secara cepat
5. Kebersihan ruangan harus tetap terpelihara, dengan membatasi jumlah personil
di ruangan terutama diruangan infeksius dan kamar operasi.
6. Cegah terjadinya akumulasi debu dengan membersihkan saluran udaha saat
kamar tidak ditempati pasien

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


7
E. Index Angka Kuman Menurut Fungsi Ruangan
No Ruang/unit Konsentrasi maximum mikro-
organisme per M³ udara (FCU/
M³)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Kamar jenazah 200-500
6 Labolatorium, radiologi 200-500
7 Sterilisasi 200
8 Dapur 200-500
9 Gawat darurat 200
10 Administrasi 200-500

F. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus sesuai
dengan peruntukannya seperti dalam tabel berikut:

Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit


No Ruangan Intensitas cahaya (Lux) Keterangan
1 Ruang pasien Warna cahaya
Saat tidur Maximal 50 sedang
Saat tidak tidur 100 - 200
2 R.Operasi, Anestesi, Pemulihan 300 - 500
3 Meja operasi 10.000 - 20.000 Warna cahaya
sejuk atau sedang
tanpa bayangan
4 Endoscopy , lab 75 - 100
5 Sinar X Minimal 60
6 Tangga, koridor, ADM Minimal 100 Malam hari
7 R. Alat, dapur, farmasi Minimal 200
8 R. Cuci, toilet Minimal 100
9 R. Luka bakar Minimal 100 - 200
10 R.isolasi khusus 0,1 - 0,5

G. Penghawaan atau ventilasi


Persyaratan penghawaan untuk masing - masing ruang atau unit sebagai berikut :
1. Ruang - ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan byai, labolatorium perlu mendapat
perhatian yang khusus.
2. Ventilasi ruang operasi harus terjaga pada tekanan positif
3. Sistem suhu dan kelemababan hendaknya di design sedemikian rupa sehingga dapat
menyediakan suhu dan kelembaban sebagia berikut :

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


8
Standar suhu, kelembaban, dan tekanan udara menurut fungsi atau unit

No Ruang atau unit Suhu (°C) Kelembabab (%) Tekanan


1 Operasi 19 - 24 45 - 60 Positif
2 Bersalin 24 - 26 45 - 60 Positif
3 Perawatan 22 - 24 45 - 60 Seimbang
4 Observasi bayi 21 - 24 45 - 60 Seimbang
5 Perawatan bayi 22 - 26 35 - 60 Seimbang
6 Perawatan prematur 24 - 26 35 - 60 Positif
7 ICU 22 - 23 35 - 60 Positif
8 Jenazah 21 - 24 - Negatif
9 Labolatorium 22 - 26 35 - 60 Positif
10 Radiologi 22 - 26 35 - 60 Seimbang
11 Sterilisasi 22 - 30 35 - 60 Positif
12 Dapur 22 - 30 35 - 60 Seimbang
13 Gawat darurat 19 - 24 45 - 60 positif
14 Administrasi 21 - 24 - Seimbang
15 Ruang luka bakar 24 - 26 35 - 60 Positif

H. Permukaan lingkungan
1. Jangan melakukan disinfeksi dengan mengguakan fogging di area perawatan
2. Hindari metode pembersihan permukaan yang luas yang dapat menghasilkan debu atau aerosol
3. Pilih desinfektan yang terdaftar dan gunakan
4. Tidak mengijinkan bunga segar atau kering atau tanaman pot diarea perawatan

I. Penyehatan air
Kualitas/mutu air adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik fisik, kimiawi, dan
bakteriologis, ----> dihubungkan dengan fungsinya untuk keperluan fasilitas kesehatan (untuk minum,
mandi, pencucian, pembersihan dll).
Upaya penyehatan kualitas air
1. Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan
2. Tersedia air bersih minimum 500 lt/tempat tidur/hari
3. Air minum dan air bersih tersedia ada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara
berkesinambungan
4. Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/ kamar harus menggunakan jaringan
perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif
5. Persyaratan penyehatan air termasuk kualitas air minum dan kualitas air bersih
J. Fasilitas sanitasi rumah sakit
Perbandngan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah
kamar mandi sebagai berikut:
No Jumlah tempat tidur Jumlah toilet Jumlah kamar mandi
1 S/d 10 1 1
2 S/d 20 2 2

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


9
3 S/d 30 3 3
4 S/d 40 4 4
Setiap penambahan 10 tempat tidur ditambahkan 1 toilet dan 1 kamar mandi

K. Hygiene sanitasi makanan


1. Angka kuman E.Coli pada makanan harus 0 gr/sample makanan dan pada minuman angka
kuman E.Coli 0/100 ml sample minuman.
2. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebayak - banyaknya 100/cm²
permukaan dan tidak ada kuman E.Coli
3. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5°C atau dalam
suhu dingin kurang dari 4°C . untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam
suhu -5 °C sampai -1°C.
4. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ±10°C.
5. Penyimpanan bahan mentah di simpan dalam suhu sebagai berikut :

Suhu penyimpanan menuurut jenis makanan


Jenis bahan Digunakan untuk
3 hari atau kurang 1 minggu atau kurang 1 minggu atau lebih
makanan
Daging, ikan, udang - 5°C sampai 0°C -10 °C sampai - 5°C Kurang dari - 10°C
dan olahannya
Telur, susu dan 5°C sampai 7°C -5°C sampai 0°C Kurang dari -5°C
olahannya
Sayur, buah dan 10°C 10°C 10°C
minuman
Tepung dan biji 25°C 25°C 25°C

6. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan :80-90%


7. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, didinding, atau langit - langit
dengan ketentuan sebagai berikut :
A. Jarak bahan makanan dan laintai 15 cm
B. Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
C. Jarak bahan makanan dengan langit - langit 60cm
8. Tatacara pelaksanaan bahan makan dan makanan jadi
A. Bahan makanan kering :
1) Semua gudang bahan makanan hendaknya berada dibagian yang tinggi.
2) Bahan makanan hendaknya tidak diletakan dibawah saluran/pipa air (air bersih
maupun air limbah) untuk menghindari terkena bocoran
3) Tidak ada drainase disekitar gudang makanan

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


10
4) Semua bahan makanan hendaknya disimpan pad arak - rak dengan ketinggian rak
terbawah 15 cm - 25 cm.
5) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22°C
6) Gudang dibuat anti tikus dan serangga
7) Penempatan bahan makanan harus rapi dan ditata tidak padat untuk menjaga
sirkulasi udara.
B. Bahan makanan basah/mudah membusuk dan minuman
1) Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman , disimpan pada
suhu penyimpanan sejuk (cooling) 10ºC - 15ºC
2) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali disimpan
pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4ºC - 10ºC
3) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu 24
jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu
0ºC - 4ºC
4) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka kurang
dari 24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu <
0ºC
5) Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu
6) Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus tertutup
7) Pengambilan dengan cara First In First Out (FIFO), yaitu yang
disimpan lebih dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada makanan yang
busuk
C. Makanan jadi
1) Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu
pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan
menurut ketentuan yang berlaku
2) Makanan jadi yang siap disajikan hars diwadahi atau dimkemas dan
tertutup serta segera disajikan
D. Pengolahan Makanan
Unsur-unsur yang terkait dengan pengolahan makanan :
A. Tempat Pengolahan Makanan :
1) Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai
dengan persyaratan kontruksi, bangunan, dan ruangan dapur
2) Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan selalu
dibersihkan dengan antiseptik
3) Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan
sungkup asap

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


11
4) Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux
B. Peralatan Masak
Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam
proses pengolahan makanan
1) Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun kepada
makanan
2) Peralatan masak tidak boleh patah atau kotor
3) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-
garam yang lazim dijumpai dalam makanan
4) Peralatan agar dicuci segera sesudah selanjutnya didesinfeksi dan
dikeringkan
5) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan
kering dan disimpan pada rak terlindung dari vektor
C. Penjamahan Makanan
1) Harus sehat dan bebas dari penyakit menular
2) Secara berkala minimal 2 kali setahun diperiksa kesehatannya oleh
doktr yang berwenang
3) Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
pengolahan makanan dapur
4) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari
kamar kecil.

D. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah seiap santap perlu diperhatikan dalam cara
pengankutannya yaitu :
1) Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang
tertutup dan bersih
2) Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih
tedrsedia udara untuk ruang gerak
3) Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk
mengankur bahan/barang kotor
E. Penyajian makanan
1) Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan
peralatan yang dipakai harus bersih
2) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


12
3) Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan
pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60°C
dan 4°C untuk makanan dingin
4) Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan
berpakaian bersih
5) Makanan jadi harus segera disajikan
6) Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh dianjurkan kepada
pasien
L. Pengelolaan limbah
1. Definisi:
A. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas
B. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis
padat dan non medis
C. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi
D. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman
dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
E. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
F. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur,
perlengkapan generator, anestesi dan pembuatan obat citotoksik
G. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan
H. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock
bahan bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan
bahan lain yang telah diinokulas, terinfeksi atau kontak dengan bahan
yang sangat infeksius
I. Limbah sototoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


13
mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup
J. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi
bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang
limbah (recycle).
2. Persyaratan
A. Limbah Medis Padat
1) Minimisasi Limbah
a) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari
sumber
b) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan
bahan kimia yang berbahaya dan beracun
c) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia
dan farmasi
d) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis
mulai dari pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan harus
melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang
2) Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
a) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah
b) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari
limbah yang tidak dimanfaatkan kembali
c) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus
anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga
orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya
d) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat
digunakan kembali
e) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui
proses sterilisasi
f) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan
kembali
g) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan
dengan penggunaan wadah
h) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk
pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


14
i) Limbah sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti
bocor, dan diberi label bertuliskan “limbah sitotoksik”.
B. Limbah Non Medis Padat
1) Pemilahan dan Pewadahan
a) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah
medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam
b) Tempat pewadahan
setiap tempat pewadahanlimbah padat harus dilapisi kantong
plastik hitam sebagai pembungkus limbah padat dengan lambang
“domestik”.
2) Pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutan
a) Bila ditempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih
dari 20 ekor per block grill, perlu dilakukan pengendalian lalat.
b) Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan
binatang pengganggu yang lain minimal satu bulan satu kali.
C. Limbah cair
Kualitas (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau
lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu eefluen sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MENLH/12/1995 atau
peraturan daerah setempat.
D. Limbah Gas
Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat
dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor Kep-13/MenLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.

BAB V
DOKUMENTASI

Panduan pengendalian mekanis dan tekhnis lingkungan rumah sakit dilakukan secara rutin
dan terdokumentasi, laporan dibuat dalam bentuk laporan bulanan, tri wulan, semester dan
tahunan. pengendalian lingkungan rumah sakit ini berkerjasama dan berkolaborasi dengan
bagian kesling, pestr kontrol, pihak ketiga terkait dengan pengelolaan linen, CSSD dan
radiologi.

Panduan Pengendalian Mekanis dan Tekhnis lingkungan RS


15

Anda mungkin juga menyukai