Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk


mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari
evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu begitu
pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor, tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas instrument.

Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisah dari upaya apapun yang
terprogram. Melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan tugas pokok seorang
evaluator dalam manajemen sekolah, namun tidak berati hanya evaluator saja yang harus
memahami model-model evaluasi program pembelajaran tetapi para pendidik dan calon
pendidik serta praktisi lain.

Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan
efektivitas instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses
pembelajaran. Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil
belajar, yaitu terhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk guru
terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk merevisi
dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan berfungsi
mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa mengoreksi kesalahan belajar, serta
Memotivasi siswa belajar lebih baik.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis soal berupa validitas, daya beda,
indeks kesukaran, dan reliabilitas yang berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam
melakukan analisis soal terutam untuk soal objektif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, rehabilitas,
signifikansi pada soal ?
2. Bagaimana cara menghitung daya pembeda, tingkat kesukaran, rehabilitas dan
validitas pada soal?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini agar dapat memahami cara menentukan
daya pembeda, validitas, dan tingkat kesukaran pada soal, sehingga dengan mengetahui hal
tersebut dapat diketahui apakah soal yang di tes sudah memenuhi syarat penulisan butir
soal yang sudah di tetapkan.

1
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Analisis Butir Soal
Penilaian hasil belajar pada akhir semester merupakan komponen proses
pembelajaran yang penting. Dari hasil belajar ini guru dapat mengambil kesimpulan
apakah siswa telah mencapai tingkat KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang telah
ditetapkan untuk tiap semester. Penilaian ialah proses interpretasi hasil pengukuran untuk
mengambil keputusan.
Alat pengukuran hasil belajar yang baik mengukur sesuai dengan kemampuan
siswa yang sebenarnya, sehingga diperlukan alat ukur yang baik. Soal yang baik harus
valid, reliable, objektif, praktis, dan ekonomis. Selain itu masing – masing soal juga harus
memenuhi syarat daya beda, taraf kesukaran, dan distribusi jawaban seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1997 : 211 ).

Analisis butir soal bertujuan untuk mengetahui validitas empiris maupun validitas
isi yang berupa kebenaran konsep, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda serta
kebenaran konstruksinya yang dilakukan dengan cara memperbaiki, menyeleksi,
mengganti, atau merevisi.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa suatu soal dikatakan baik jika
memenuhi syarat validitas, reliabilitas, obyektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Soal yang
baik juga memenuhi syarat daya pembeda, taraf kesukaran, distribusi jawaban, dan
kesalahan baku pengukuran. Keterangan dari masing – masing maupun butir yang baik
adalah sebagai berikut :

1. Validitas
Suatu soal disebut valid jika soal tersebut betul – betul mengukur apa yang
seharusnya diukur. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
𝑀𝑝 − 𝑀𝑞
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √𝑝𝑞
𝑠𝑡
Soal bentuk uraian :
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁𝛿𝑥𝛿𝑦

2. Reliabilitas
Suatu soal dikatakan reliable apabila soal tersebut memberikan hasil yang
relative tetap, walaupun dipergunakan berulang – ulang pada subjek yang sama,
soal dapat mengukur secara konsisten. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :

2
𝑘 ∑ 𝑝(1 − 𝑝)
𝐾𝑅 − 20 = [1 − ]
𝑘−1 (𝑆𝐷)²
Soal bentuk uraian :
𝑛 ∑ 𝑣𝑖
𝛼= (1 − )
𝑛−1 𝑉𝑡𝑒𝑠𝑡
3. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal merupakan kemampuan suatu butir dalam
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan
rendah. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
(𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)
𝐷𝑃 = ( 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐴 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐵 )
0,5 𝑁
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷𝑃 = − ( 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐴 ≠ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐵 )
𝑛𝐴 𝑛𝐵
Soal bentuk uraian :
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝐷𝑃 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑜𝑎𝑙
4. Tingkat Kesukaran
Butir soal juga harus memenuhi taraf kesukaran tertentu. Soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sukar. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑇𝐾 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
Soal bentuk uraian :
𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑇𝐾 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑚𝑒𝑎𝑛 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

5. Kesalahan baku pengukuran


Semakin mendekati nol maka semakin konsisten suatu tes. Rumusnya
adalah
𝐾𝐵𝑃 = 𝑆𝐷√1 − 𝐾𝑜𝑒𝑓. 𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
6. Penyebaran jawaban soal
Penyebaran jawaban adalah distribusi jawaban siswa dalam hal menentukan
pilihan jawaban pada soal bentuk objektif. Paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes.
Lebih banyak dipilih oleh kelompok yang belum paham materi.
Ada beberapa rumus lagi yang diperlukan dalam menentukan syarat – syarat di
atas, rumus tersebut adalah
1. Mencari Standar Deviasi ( Std / SD )

3
𝑛
(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑆𝑡𝑑 = √∑
𝑛−1
𝑖=1

2. Menentukan Signifikansi
𝑍 = 𝑟√𝑛 − 1 ( 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 30 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 )
𝑛−2
𝑡 = 𝑟√ ( 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 30 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 )
1 − 𝑟2

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Identitas Sekolah Yang Diteliti


Dalam penelitian ini, identitas sekolah yang saya teliti adalah :
Nama Sekolah : SMA N 14 Medan
Alamat sekolah : Jl. Pelajar Gg Darmo
Kelas penelitian : XI Mia
Jumlah siswa : 22 orang
Waktu tes : 60 menit

3.2 Materi Yang Di Tes


Pokok bahasan yang dites kepada siswa dengan berpatokan terhadap KI dan KD.
Kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam penyusunan soal tersebut adalah materi yang
membahas tentang fluida statis. Jumlah soal yang diberikan yaitu 30 soal pilihan berganda.
Banyak siswa yang mengikuti tes tersebut adalah sebanayak 22 orang.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Dalam Excel

NAMA SISWA ITEM SOAL


NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 xi xi 2 rata-rata
1 Alvan Yandika 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 21 441 70
2 AZMI FAUZAN 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 22 484 73,3333333
3 ALFREDO TARIGAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 25 625 83,3333333
4 ANDIKA YOSI PRATAMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 21 441 70
5 ARI PRATAMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 17 289 56,6666667
6 ASRIADI TANJUNG 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361 63,3333333
7 CHANDWIKI SAPUTRA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 24 576 80
8 DAVID EDY 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 20 400 66,6666667
9 EGO PRANATA TARIGAN 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 14 196 46,6666667
10 FERRI IRAWAN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 676 86,6666667
11 HAFIZ WINATA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 19 361 63,3333333
12 HEPPY KRISTIANZA 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 400 66,6666667
13 JUFRI SIREGAR 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 15 225 50
14 MUHAMMAD FICKRY 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 20 400 66,6666667
15 MUHAMMAD VICKRY PRADANA 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 17 289 56,6666667
16 RAFRANDO 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 15 225 50
17 REH MALEM SARAGIH 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 256 53,3333333
18 RENALDY 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 20 400 66,6666667
19 RYO FATAH NUR IKHLAS 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 21 441 70
20 SUHENDRA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441 70
21 YOHANNES HUTAJULU 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 21 441 70
22 YUDHA ANTAWA PUTRA 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 17 289 56,6666667
Σ 12 16 16 13 7 17 13 18 13 16 13 11 14 8 20 10 13 12 17 22 12 14 18 11 17 19 18 13 7 21 431 8657 1436,66667
p 0,55 0,73 0,73 0,59 0,32 0,77 0,6 0,82 0,59 0,73 0,59 0,5 0,64 0,36 0,909 0,45 0,591 0,545 0,77 1 0,55 0,64 0,82 0,5 0,77 0,9 0,82 0,59 0,3 0,95
q 0,45 0,27 0,27 0,41 0,68 0,23 0,4 0,18 0,41 0,27 0,41 0,5 0,36 0,64 0,091 0,55 0,409 0,455 0,23 0 0,45 0,36 0,18 0,5 0,23 0,1 0,18 0,41 0,7 0,05
pq 0,25 0,2 0,2 0,24 0,22 0,18 0,2 0,15 0,24 0,2 0,24 0,25 0,23 0,23 0,083 0,25 0,242 0,248 0,18 0 0,25 0,23 0,15 0,3 0,18 0,1 0,15 0,24 0,2 0,04
Σpq 5,88

6
4.2 Tingkat Kesukaran

jumlah peserta yang menjawab benar


Tingkat kesukaran soal =
jumlah siswa yang mengikuti tes
Maka :
12
1. TK = 22 = 0,54 ( Soal ini tergolong Sedang)

16
2. TK = 22 = 0,72 (Soal ini tergolong Mudah)

16
3. TK = 22 = 0,72 (Soal ini tergolong Mudah)

13
4. TK = 22 = 0,59 (Soal ini tergolong Sedang)

7
5. TK = 22 = 0,31 (Soal ini tergolong Sedang)

17
6. TK = 22 = 0,77 (Soal ini tergolong Mudah)

13
7. TK = 22 = 0,59 (Soal ini tergolong Sedang)

18
8. TK = 22 = 0,81 (Soal ini tergolong Mudah)

13
9. TK = 22 = 0,59 (Soal ini tergolong Sedang)

16
10. TK = 22 = 0,72 (Soal ini tergolong Mudah)

13
11. TK = 22 = 0,59 (Soal ini tergolong Sedang)

11
12. TK = 22 = 0,5 (Soal ini tergolong Sedang)

14
13. TK = 22 = 0,63 (Soal ini tergolong Sedang)

8
14. TK = 22 = 0,36 (Soal ini tergolong Sedang)

20
15. TK = 22 = 0,90 (Soal ini tergolong Mudah)

7
10
16. TK = 22 = 0,45 (Soal ini tergolong Sedang)

13
17. TK = 22 = 0,59 (Soal ini tergolong Sedang)

12
18. TK = 22 = 0,54 (Soal ini tergolong Sedang)

17
19. TK = 22 = 0,77 (Soal ini tergolong Mudah)

22
20. TK = 22 = 1 (Soal ini tergolong Mudah)

12
21. TK = 22 = 0,54 (Soal ini tergolong Sedang)

14
22. TK = 22 = 0,63 (Soal ini tergolong Sedang)

18
23. TK = 22 = 0,81 (Soal ini tergolong Mudah)

11
24. TK = 22 = 0,5 (Soal ini tergolong Sedang)

17
25. TK = 22 = 0,77 (Soal ini tergolong Mudah)

19
26. TK = 22 = 0,86 (Soal ini tergolong Mudah)

18
27. TK = 22 = 0,81 (Soal ini tergolong Mudah)

13
28. TK = 22 = 0,59 (Soal ini tergolong Sedang)

7
29. TK = 22 = 0,31 (Soal ini tergolong Sedang)

21
30. TK = 22 = 0,95 (Soal ini tergolong Mudah)

KESIMPULAN:

1. Soal yang tergolong mudah berjumlah 13 atau 43,33% dari jumlah soal
2. Soal yang tergolong sedang berjumlah 17 atau 56,66% dari jumlah soal
3. Soal yang tergolong sulit berjumlah 0 dari jumlah soal

8
4.3 Daya Pembeda

(BA − BB)
daya pembeda = (jika benar atas = benar bawah)
0,5 N
BA BB
daya pembeda = = (jika benar atas ≠ benar bawah)
nA nB
jumlah skor keseluruhan × 100 431 × 100
mean = = = 68,41
banyaknya siswa yang mengikuti ujian × jlh soal 21 × 30

siswa yang tergolong kelompok atas:

1. Alvan Yandika
2. Azmi Fauzan
3. Alfredo Tarigan
4. Andika Yosi Pratama
5. David Edi
6. Ferri Irawan
7. Heppy Kristianza
8. Renaldy
9. Ryo Fatah Nuriklas
10. Suhendra
Siswa yang tergolong kelompok bawah:

1. Ari Pratama
2. Asriadi Tanjung
3. Chandwiki Saputra
4. Ego Pranata
5. Hafiz Dinata
6. Jufri Siregar
7. Muhammad Fikry
8. M. Fikry Pradana
9. Rafrando
10. Reh Malen Saragih
11. Yohannes Hutajulu
12. Yuda Antawa Putra
Dari data tersebut dapat dicari daya pembeda sebagai berikut:
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 4 96−40 56
DP1 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,46 Soal ini diterima
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 9 7 108−70 56
DP2 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,31 Soal ini diterima
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 10 6 120−60 60
DP3 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,5 Soal ini diterima
120

9
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 5 96−50 46
DP4 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,38 Soal ini diterima
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 3 4 36−40 −4
DP5 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = −0,033 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 9 8 108−80 28
DP6 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,23 Soal ini diperbaiki
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 5 8 60−80 −20
DP7 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = = 0,16 Soal ini dibuang
120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 9 9 108−90 19
DP8 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,15 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 7 4 84−40 44
DP9 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,36 Soal ini diterima
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 7 96−70 26
DP10 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,21 Soal ini diperbaiki
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 6 5 72−50 22
DP11= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,18 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 4 96−40 0
DP12= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 7 96−70 26
DP13= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,21 Soal ini diperbaiki
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 5 4 60−40 20
DP14= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,16 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 10 10 120−100 20
DP15= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,16 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 3 5 36−50 −14
DP16= − = − = = = −0,11 Soal ini diterima
𝑁𝐴 𝑁𝐵 10 12 120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 3 9 36−90 −54
DP17= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = = −0,45 Soal ini dibuang
120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 4 96−40 56
DP18= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,46 Soal ini diterima/baik
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 9 96−90 6
DP19= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,05 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 10 12 120−120 0
DP20= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 4 8 48−80 −32
DP21= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = = −0,26 Soal ini dibuang
120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 7 6 84−60 24
DP22= − = − = = = 0,2 Soal ini diperbaiki
𝑁𝐴 𝑁𝐵 10 12 120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 10 8 120−80 40
DP23= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,33 Soal ini diterima
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 4 7 48−70 −22
DP24= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = = −0,18 Soal ini dibuang
120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 8 9 96−90 6
DP25= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,05 Soal ini dibuang
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 7 12 84−120 −36
DP26= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = = −0,3 Soal ini dibuang
120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 10 8 120−80 40
DP27= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,33 Soal ini diterima
120

10
𝐵𝐴 𝐵𝐵 4 9 48−90 −58
DP28= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = = −0,35 Soal ini dibuang
120 120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 5 2 60−20 40
DP29= 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,33 Soal ini diterima
120
𝐵𝐴 𝐵𝐵 10 11 120−110 10
DP30 = 𝑁𝐴 − 𝑁𝐵 = 10 − 12 = = 120 = 0,08 Soal ini dibuang
120

𝑛
(𝑥𝑖 − ̅̅̅
𝑥)2
𝑆𝑡𝑑 = √∑
𝑛−1
𝑖=1

(70,00−64,69)2
X1= = 1,34
21

(73,33−64,69)2
X2= = 3,55
21

(83,33−64,69)2
X3= = 16,54
21

(70,00−64,69)2
X4= = 1,34
21

(53,33−64,69)2
X5= = 6,14
21

(63,33−64,69)2
X6= = 0,08
21

(63,33−64,69)2
X7= = 0,08
21

(66,66−64,69)2
X8= = 0,18
21

(50,00−64,69)2
X9= = 10,27
21

(90,00−64,69)2
X10= = 30,50
21

(63,33−64,69)2
X11= = 0.08
21

(70,00−64,69)2
X12= = 1,34
21

(53,33−64,69)2
X13= = 6,14
21

(60,00−64,69)2
X14= = 1,04
21

(56,66−64,69)2
X15= = 3,07
21

(60,00−64,69)2
X16= = 1,04
21

(56,66−64,69)2
X17= = 3,07
21

11
(66,66−64,69)2
X18= = 0,18
21

(66,66−64,69)2
X19= = 0,18
21

(70,00−64,69)2
X20= = 1,34
21

(60,00−64,69)2
X21= = 1,04
21

(56,66−64,69)2
X22= = 3,07
21

Std = √91,61
= 9,57

4.4 Validitas Test (Objective Test)

𝑀𝑝 − 𝑀𝑞
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √𝑝𝑞
𝑆𝑡

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20,66−17,69 2,76


rpb𝑖1 = √𝑝𝑞 = √0,54.0,46 = × 0,49 = 0,14
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20−17,83 2,17


rpb𝑖2 = √𝑝𝑞 = √0,72 × 0,27 = 9,57 × 0,19 = 0,43
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 18,93−7,57 11,36


rpb𝑖3 = √𝑝𝑞 = √0,72 × 0,27 = × 0,22 = 1,18 × 0,22 = 0,26
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20−9,82 10,18


rpb𝑖4 = √𝑝𝑞 = √0,59 × 0,31 = × 0,45 = 1,06 × 0,45 = 0,47
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20,42−12,34 8,08


rpb𝑖5 = √𝑝𝑞 = √0,31 × 0,69 = 9,57 × 0,38 = 0,84 × 0,38 = 0,32
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,88−17,8 2,08


rpb𝑖6 = √𝑝𝑞 = √0,77 × 0,23 = 9,57 × 0,17 = 0,03
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,38−10,29 9,09


rpb𝑖7 = √𝑝𝑞 = √0,59 × 0,41 = × 0,31 = 0,29
𝑆𝑡 9,57 9,57

12
𝑀𝑝−𝑀𝑞 17,44−18,5 −1.06
rpb𝑖8 = √𝑝𝑞 = √0,81 × 0,19 = × 0,17 = −0,01
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20,69−17,55 3,14


rpb𝑖9 = √𝑝𝑞 = √ 0,59 × 0,41 = × 0,31 = 0,10
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20,06−17,66 2,4


rpb𝑖10 = √𝑝𝑞 = √0,72 × 0,28 = 9,57 × 0,23 = 0,05
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 18,30−20,88 2,58


rpb𝑖11 = √𝑝𝑞 = √0,59 × 0,41 = × 0,24 = 0,06
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,63−10,57 9,06


rpb𝑖12 = √𝑝𝑞 = √0,05 × 0,95 = × 0,94 = 0,44
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 21,35−16 5,35


rpb𝑖13 = √𝑝𝑞 = √0,63 × 0,37 = 9,57 × 0,29 = 0,84
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 22,62−11,18 11,44


rpb𝑖14 = √𝑝𝑞 = √0,36 × 0,64 = × 0,38 = 0,45
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,7−16,5 3,2


rpb𝑖15 = √𝑝𝑞 = √0,90 × 0,10 = 9,57 × 0,09 = 0,02
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 2,22−10,25 −8,03


rpb𝑖16 = √𝑝𝑞 = √0,45 × 0,55 = × 0,36 = −0,30
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 17,38−22,33 −4,95


rpb𝑖17 = √𝑝𝑞 = √0,59 × 0,41 = × 0,31 = −0,16
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 20,33−18,3 2,03


rpb𝑖18 = √𝑝𝑞 = √0,54 × 0,46 = × 0,33 = 0,07
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,70−18,4 1,3


rpb𝑖19 = √𝑝𝑞 = √0,77 × 0,23 = 9,57 × 0,20 = 0,02
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,40−0
rpb𝑖20 = √𝑝𝑞 = √1 × 0 = 0,02
𝑆𝑡 9,57

13
𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,08−19,8 −0,72
rpb𝑖21 = √𝑝𝑞 = √0,54 × 0,46 = × 0,33 = −0,36
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 18,64−20,75 −2,11


rpb𝑖22 = √𝑝𝑞 = √0,63 × 0,37 = × 0,23 = −0,05
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 21,17−31,75 −10,58


rpb𝑖23 = √𝑝𝑞 = √0,81 × 0,19 = × 0,17 = −0,18
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,27−19,54 −0,27


rpb𝑖24 = √𝑝𝑞 = √0,5 × 0,95 = × 0,67 = −0,01
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,29−19,8 −0,51


rpb𝑖25 = √𝑝𝑞 = √0,77 × 0,23 = × 0,20 = −0,01
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,21−20,66 −1,45


rpb𝑖26 = √𝑝𝑞 = √0,86 × 0,14 = × 0,34 = −0,05
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,88−17,25 2,63


rpb𝑖27 = √𝑝𝑞 = √0,81 × 0,19 = 9,57 × 0,39 = 0,10
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,15−19,77 −0,62


rpb𝑖28 = √𝑝𝑞 = √0,59 × 0,41 = × 0,49 = −0,03
𝑆𝑡 9,57 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 21,42−18,46 2,76


rpb𝑖29 = √𝑝𝑞 = √0,31 × 0,69 = 9,57 × 0,46 = 0,13
𝑆𝑡 9,57

𝑀𝑝−𝑀𝑞 19,61−15 4,61


rpb𝑖30 = √𝑝𝑞 = √0,95 × 0,05 = × 0,21 = 0,10
𝑆𝑡 9,57 9,57

Kesimpulan:
Berdasarkan tabel nilai r untuk N=24 adalah 0,404 sehingga dapat disimpulkan:
Nomor Soal Nilai r Validitas
1 0,14 Tidak valid
2 0,43 Tidak valid
3 0,26 Tidak valid
4 0,47 Tidak valid
5 0,32 Tidak valid
6 0,03 Tidak valid
7 0,29 Tidak valid

14
8 -0,04 Tidak valid
9 0,10 Tidak valid
10 0,05 Tidak valid
11 -0,06 Tidak valid
12 0,44 Tidak valid
13 0,84 Tidak valid
14 0,45 Tidak valid
15 0,02 Tidak valid
16 -0,30 Tidak valid
17 -0,16 Tidak valid
18 0,07 Tidak valid
19 0,02 Tidak valid
20 2,02 Valid
21 0,36 Tidak valid
22 -0,05 Tidak valid
23 -0,18 Tidak valid
24 -0,01 Tidak valid
25 -0,01 Tidak valid
26 -0,05 Tidak valid
27 0,10 Tidak valid
28 -0,03 Tidak valid
29 0,13 Tidak valid
30 0,10 Tidak valid

4.5 Menentukan Signifikansi


Untuk menentukan di terima tidaknya (signifikansi) suatu butir soal ditentukan dengan
menggunakan tabel t bila n≤ 30.
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑛−2
t= 𝑟√
1−𝑟 2
maka:

𝑛−2 22−2
𝑡1 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,14√1−0,𝑜196 = 0,11× 4,51 = 0,63

𝑛−2 22−2
𝑡2 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,43√1−0,1849 = 0,43× 4,95 = 2,12

𝑛−2 22−2
𝑡3 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,26√1−0,06 = 0,26 × 4,61 = 1,19

15
𝑛−2 22−2
𝑡4 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,47√1−0,22 = 0,47× 8,45 = 3,97

𝑛−2 22−2
𝑡5 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,14√1−0,𝑜196 = 0,11× 4,51 = 0,63

𝑛−2 22−2
𝑡6 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,03√1−0,0009 = 0,03× 4,47 = 0,13

𝑛−2 22−2
𝑡7 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,14√1−0,0841 = 0,29 × 4,68 = 1,35

𝑛−2 22−2
𝑡8 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,01√1−0,𝑜001 = -0,1× 4,49 = −0,04

𝑛−2 22−2
𝑡9 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,10√1−0,01 = 0,10× 4,49 = 0,44

𝑛−2 22−2
𝑡10 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,05√1−0,0025 = 0,05× 4,49 = 0,22

𝑛−2 22−2
𝑡11 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,06√1−0,0036 = 0,06 × 4,49 = 0,26

𝑛−2 22−2
𝑡12 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,44√1−0,1936 = 0,44× 5 = 2,2

𝑛−2 22−2
𝑡13 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,84√1−0,7056 = 0,84 × 8,30 = 6,97

𝑛−2 22−2
𝑡14 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,45√1−0,2025 = 0,45 × 5,03 = 2,26

16
𝑛−2 22−2
𝑡15 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,02√1−0,0004 = 0,02 × 4,49 = 0,08

𝑛−2 22−2
𝑡16 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,30√1−0,09 = -0,30 × 4,68 = −1,40

𝑛−2 22−2
𝑡17 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,16√1−0,0256 = -0,16 × 4,53 = −0.72

𝑛−2 22−2
𝑡18 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,07√1−0,0049 = 0,07 × 4,49 = 0,31

𝑛−2 22−2
𝑡19 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,02√1−0,0004 = 0,02 × 4,49 = 0,08

𝑛−2 22−2
𝑡20 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,02√1−4,0804 = 0,02 × −2,54 = −5,14

𝑛−2 22−2
𝑡21 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,02√1−4,0804 = 0,02 × −2,54 = −5,14

𝑛−2 22−2
𝑡22 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,05√1−0,0025 = -0,05 × 4,49 = 0,22

𝑛−2 22−2
𝑡23 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,18√1−0,0324 = -0,18 × 4,56 = −0,82

𝑛−2 22−2
𝑡24 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,01√1−0,0001 = −0,01 × 4,49 = −0,04

𝑛−2 22−2
𝑡25 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,01√1−0,0001 = −0,01 × 4,47 = −0,04

17
𝑛−2 22−2
𝑡26 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,05√1−0,9975 = −0,05 × 4,47 = −0,22

𝑛−2 22−2
𝑡27 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,10√1−0,0100 = 0,10 × 4,36 = 0,43

𝑛−2 22−2
𝑡28 = 𝑟√1−𝑟 2 = −0,03√1−0,0009 = -0,03 × 4,47 = −0,13

𝑛−2 22−2
𝑡29 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,13√1−0,0169 = 0,13 × 4,51 = 0,58

𝑛−2 22−2
𝑡30 = 𝑟√1−𝑟 2 = 0,10√1−0,01 = 0,10 × 4,49 = 0,44

18
4.6 Reliabilitas
𝑘 𝑆 2 𝑋−∑𝑝𝑞
KR-20 = 𝑘−1 [ ]
𝑆2𝑋

(∑𝑋𝑖)2
∑𝑋𝑖 2 −
2 𝑛
sx= 𝑛−1

(431)2
8657−
22
= 22−1
8657−8443,681
= 21
213,319
= 21

= 10,158
𝑘 𝑆 2 𝑋−∑𝑝𝑞
KR-20 = 𝑘−1 [ ]
𝑆2𝑋

30 10,158 − 5,88
= 30−1 [ 10,158
]

= 1,034 (0,42)
= 0,435
= 0,44 (dibulatkan)
Kriteria tingkat reliabilitas menurut Guilford (Ruseffendi,1991b:191):
α ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah
0,20 < α ≤ 0,40 reliabilitas rendah
0,40 < α ≤ 0,70 reliabilitas sedang
0,70 < α ≤ 0,90 reliabilitas tinggi
0,90 < α ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi

Kesimpulan:
Dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,44. Dapat di nyatakan bahwa tingkat reliabilitas
soal pilihan berganda tersebut Sedang.

4.7 Kriteria Penyebaran Soal


Indeks Pengecoh bekerja dengan baik jika dipilih oleh 5 % dari jumlah peserta.

1. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 4 12 1 5 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
2. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 2 1 3 0 16

19
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
3. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 16 4 1 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
4. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 7 2 2 1 10
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
5. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 12 0 8 2 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
6. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 16 3 1 1 1
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
7. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 13 2 6 1 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
8. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 18 4 0 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
9. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 8 13 0 1
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
10. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 1 16 0 5
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik

11. Alternatif Jawaban A B C D E


Distribusi Jawaban 4 1 2 13 2
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
12. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 4 4 11 2 1
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik

20
13. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 2 2 1 3 14
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
14. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 4 8 8 1 1
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
15. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 0 20 1 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
16. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 10 4 3 1 4
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
17. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 2 4 13 3 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
18. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 2 2 12 6 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
19. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 17 2 3 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
20. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 0 0 22 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik

21. Alternatif Jawaban A B C D E


Distribusi Jawaban 4 2 12 2 2
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
22. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 14 2 3 2
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
23. Alternatif Jawaban A B C D E

21
Distribusi Jawaban 18 1 1 1 1
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
24. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 9 11 2 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
25. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 3 17 1 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
26. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 19 1 0 1 1
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
27. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 0 2 1 18
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
28. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 13 3 1 4 1
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
29. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 3 8 2 2 7
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
30. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 1 0 0 21
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik

22
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Suatu soal disebut valid jika soal tersebut betul – betul mengukur apa yang
seharusnya diukur. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
𝑀𝑝 − 𝑀𝑞
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √𝑝𝑞
𝑠𝑡
Soal bentuk uraian :
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁𝛿𝑥𝛿𝑦
2. Suatu soal dikatakan reliable apabila soal tersebut memberikan hasil yang relative
tetap. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
𝑘 ∑ 𝑝(1 − 𝑝)
𝐾𝑅 − 20 = [1 − ]
𝑘−1 (𝑆𝐷)²
Soal bentuk uraian :
𝑛 ∑ 𝑣𝑖
𝛼= (1 − )
𝑛−1 𝑉𝑡𝑒𝑠𝑡
3. Daya pembeda butir soal merupakan kemampuan suatu butir dalam membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah.
Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
(𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)
𝐷𝑃 = ( 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐴 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐵 )
0,5 𝑁
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷𝑃 = − ( 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐴 ≠ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐵𝐵 )
𝑛𝐴 𝑛𝐵
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠−𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
Soal bentuk uraian : 𝐷𝑃 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑜𝑎𝑙

4. Rumus menentukan tingkat kesukaran:


Soal bentuk pilihan ganda :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑇𝐾 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
Soal bentuk uraian :
𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑇𝐾 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑜𝑎𝑙

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑜𝑎𝑙


𝑚𝑒𝑎𝑛 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

23

Anda mungkin juga menyukai