KARYOTIPE
a. Euploidi
1. Monoploidi merupakan satu set kromosom (n) secara karakteristik ditemukan dalam
nukleus sejumlah organisme yang tidak begitu kompleks, misalnya fungi. Monoploidi
pada organisme-organisme multiseluler kompleks biasanya lebih kecil dan tidak
setangguh diploid yang normal.
2. Diploidi merupakan dua set kromosom (an) adalah khas bagi kebanyakan hewan dan
organisme-organisme multiselular kompleks. Keadaan diploid adalah hasil dari
penyatuan dua gamet haploid.
3. Triploid merupakan tiga set kromosom (3n) bisa berasal dari penyatuan sebuah
gamet monoploid (n) dengan sebuah ganet diploid (2n). Set kromosom ekstra pada
triploid didistribusikan dalam berbagai kombinasi pada sel-sel nutfah, sehungga
menghasilkan gamet-gamet yang secara genetis tidak seimbang. Karena triploid
umumnya mengalami sterilitas, triploid tidak umum ditemukan dalam populasi-
populasi alamiah.
4. Tetraploid merupakan empat set kromosom (4n) bisa muncul dalam sel-sel tubuh
sebagai akibat penggandaan somatik jumlah kromosom. Penggandaan bisa
berlangsuung secara spontan maupun diinduksi hingga terjadi dalam frekuensi tinggi
melalui pemajanan terhadap zat-zat kimiawi tertentu, misalnya alkaloid kolkisin.
Tetraploid juga dihasilkan oleh penyatuan gamet-gamet diploid yang belum tereduksi
jumlah kromosomnya (2n).
5. Poliploid. Isitilah ini bisa diterapkan untuk sel manapun yang kromosomnya lebih
dari 2n. Tingkat ploidi yang lebih tinggi daripada tetraploid tidak umum ditemukan
dalam populasi-populasi alamiah, tapi sebagin tumbuhan pangan kita yang paling
penting merupakan poliploi. Contohnya, gandum roti umumnya merupakan
hekasaploid (6n), sejumlah stroberi merupakan oktaploid (8n), dan lain-lain. Sejumlah
triploid maupun tetraploid menunjukan fenotipe yangg lebih kuat daripada yang
diploid
b. Aneuploidi
b. Trisonik. Diploid yang memiliki satu kromosom ekstra dipresentasikan oleh rumus
kromosom 2n+1.
c. Tetrasonik. Jika ada kromosom yang kuadruplikat pada organisme yang seharusnya
diploid. Dinyatakan sebagai 2n+n.
1. Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter merupakan salah satu kelainan kromosom seks yang paling
umum ialah terdapatnya kromosom X ekstra pada seorang laki-laki, sehingga memiliki
konstitusi kromosom seks XXY. Pria dengan kombinasi kelainan ini biasanya memiliki
testis kecil dan mandul. Dalam kehidupannya kemudian mereka memperlihatkan
tanda-tanda kemunduruan intelektual. Sindrom Klinefelter dapat diakibatkan :
gagalnya kedua kromosom X pada biang (precursor) sel benih diploid maternal
memisahkan diri dan masuk selsel berbeda pada meiosis; malah kedua kromosom itu
menuju ovum yang dibuahi spermatozoa yang membawa kromosom Y. Lebih jarang
konstitusi XXY terjadi bilal spermatozoa-XY (terjadi akibat gagalnya pemisahan
kromosom X dan Y sewaktu meiosis) membuahi ovum pembawa X normal.
Kromosom seks sel-sel ayah dapat pula gagal memisahkan diri pada kedua pembelahan
meiosis, dan hal ini menghasilkan konstitusi kromosom XXXY atau XXXXY. Varian
sindrom Klinefelter demikian ditandai perkembangan mental yang sangat terbelakang.
Kelainan lain pada pria ialah susunan XYY. Laki-laki dengan kombinasi khusus ini
cenderung bertubuh tinggi-tinggi, dan terdapat indikasih bahwa beberapa diantaranya
mempunyai predisposisi berkelakuan agresfi atau antisocial. Tingkat inteligensianya
dapat sub-normal, namun umumnya tetap dapat mempunyai anak. Dalam hal ini
pemisahan kromosom seks ayah yang kurang sempurna pada pembelahan meiosis
kedua selama spermatogenesis menghasilkan, spermatozoas YY yang pada pembuahan
memberi dua kromosom Y dan bukannya satu. Perempuan yang lahir dengan
kromosom X tambahan (dengan kata lain perempuan dengan XXX) dapat pula disertai
retardasi mental dan sejumlah di antaranya mandul. Kasus dengan kromosom X yang
lebih banyak lagi (misalnya XXXX dan XXXXX) hanya memperburuk keadaan.
2. Sindrmoa Triple-X
Pada tahun 1959 untuk petrtama kalinya dilaporkan adanya individu triple-X,
yaitu 47, XXX. Individu ini jelas mempunyai fenotif perempuan, tetapi pada umur 22
ia mempunyai alat kelamin luar seperti kepunyaan bayi. Alat kelamin dalam dan
payudara tidak berkembang lagi dan ia sedikit mendapat gangguan mental. Perempuan
triple-X terkadang sulit dibedakan dari perempuan normal, meskipun ada tanda-tanda
kelainan, seperti mental abnormal, menstuasi sangat tidak teratur. Perempuan XXX
cenderung tinggi dan kurus. Mereka memiliki insiden yang lebih tinggi dari disleksia.
Penelitian jacobs pada seorang pasien perempuan berusia 37 tahun menyatakan adanya
menstruasi yang sangat tak teratur, ovarium seperti dalam keadaan menopause,
pemeriksaan mikroskopis dari ovarium menunjukkan kelainan pada pembentukan
folikel ovarium dan dari 63 sel yang diperiksa maka 51 sel memiliki 47 kromosom,
sedangkan kromosom tambahannya adalah kromosom-X. Tes seks kromatis
menunjukkan bahwa pasien itu mempunyai 2 buah seks kromatin. Ditemukan juga
wanita poli-X, yaitu berupa tetra-X (48, XXXX) dan penta-X(49, XXXXX). Makin
bertambah banyak jumlah kromosom-X yang dimiliki seseorang makin kurang
intelegensinya dan semakin bertambah gangguan mentalnya. Sesuai dengan penelitian
Jacobs yang menunjukkan bahwa banyak sel-sel dari jaringan ovarium yang
mengandung kromosom XX, maka wanita Triple-X kebanyakan dihasilkan karena
adanya nondisjunction pada waktu ibu membentuk gamet.
3. Sindroma XYY
Sindrom ini dialami oelh laki-laki, dimana mereka mempunyai kelebihan
kromosom-Y, sehingga formula kromosom 47, XYY. Ini ditandai adanya abnormalitet
mengenai lat genitalia luar dan dalam, tetapi tidak menumbuhkan anomali pada tubuh.
hasil studi tentang pria XYY selanjutnya menyatakan bahwa mereka pada umumnya
lebih agresif dibandingkan laki-laki normal dan mereka suka berbuat jahat serta
melanggar hukum. Terjadinya pria XYY, dimana pria ini memiliki 2 buah kromosom-
Y, maka nondisjunction tentunya berlangsung pada waktu ayah membentuk
spermatozoa. Nondisjunction berlangsung selama meiosis II, sehingga ada
spermatozoa yang memiliki 2 kromosom-Y. Apabila spermatozoa ini membuahi sel
telur (membawa X), maka terjadilah zigot yang kemudian berkembang menjadi anak
laki-laki XYY (47, XYY).
4. Sindrom Turner
Sindrom dimana perempuan yang dilahirkan dengan satu kromosom X dan
bukannya dua, menampakkan kondisi yang lebih jarang. Istilah umum yang dipakai
untuk menyatakan bahwa kurang satu pasang kromosom homolog pada sel diploid
adalah monosomi. (Yun, monos, tunggal). Selain beberapa bayi dengan monosomi
pada kromosom X dan sejumlah kasus monosomi 21, monosomi tidak dapat bertahan
hidup. Diperlukan dua kromosom X agar ovarium dapat berkembang sempurna.
GOLONGAN DARAH
Gen nya adalah isoaglutinin yang mampu memproduksi antigen berupa protein.
Rh Rh RH rh RH rh
Rhesus positif I I ,I I I &I
rh rh rh
Rhesus negatif I I I