Anda di halaman 1dari 17

TUGAS DISASTER

1. Hari ini tanggal 3 Mei 200X dari media massa kemarin tanggal 2 dini hari sekitar pukul
04.00 WIB telah terjadi gempa 6,8 skala richter di sekitar Pulau Siberut dan terjadi
tsunami sepanjang pantai barat Propinsi Sumatra Barat. Luasnya kerusakan dan
banyaknya korban belum diketahui. Lapangan terbang mengalami kerusakan dan
pesawat untuk sementara tidak bisa mendarat. Demikian juga pelabuhan laut. Jalan raya
dari utara terputus karena tanah longsor dan dari arah selatan tampaknya masih dapat
dilalui kendaraan. Komunikasi sementara terputus dan listrik padam.
a. Anda mendapat tugas untuk menuju lokasi bencana dan melapor kepala dinas
kesehatan Propinsi Sumbar di kota Padang. Anda diminta untuk membentuk tim
yang berasal dari tempat anda bekerja dengan anggota sebanyak 10 orang, anda
ditugaskan sebagai ketua tim. Jelaskan bagaimana anda akan membagi tugas
diantara anggota tim anda.
b. Bagaimana anda mengatasi masalah komunikasi dan transportasi menuju lokasi
bencana (ke kota Padang).
c. Peralatan apa yang hendak anda bawa untuk keperluan anda beserta tim dan untuk
upaya pertolongan. Anda ditugaskan untuk minimal dalam waktu 2-3 minggu.

Jawab :
Deskripsi wilayah kota Padang :
Kota Padang memiliki jumlah penduduk dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2008 penduduk Kota Padang berjumlah 856.815 jiwa, meningkat
atau tumbuh sebesar 2,22%. Penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan (hampir
sebanding jumlahnya) dan juga banyak usia anak-anak serta usia produktif.
Kota Padang memiliki batas wilayah antara lain : arah Timur berbatasan
dengan Kab. Solok, arah Barat berbatasan dengan Kab.Kepulauan Mentawai, arah Utara
berbatasan dengan Kab. Padang Pariaman, arah Selatan berbatasan dengan Kab. Pesisir
Selatan. Hampir semua arah dapat dilalui dengan jalan darat atau kendaraan mobil.
Pada saat setelah gempa terjadi, komunikasi terputus dan listrik padam, jalur
transportasi mengalami kerusakan seperti pelabuhan laut dan lapangan terbang, jalan raya
dari utara mengalami longsor dan hanya dari arah selatan yang dapat dilalui kendaraan.
Karena bangunan di kota Padang sebagian besar permanen dan bertingkat sehingga
banyak orang yang kemungkinan akan tertimpa dan terjepit reruntuhan bangunan. Dari
banyaknya jumlah penduduk terdiri dari wanita dan anak-anak berarti bisa diprediksi

1
bahwa jumlah korban makin banyak karena wanita dan anak-anak kadang sulit
menyelamatkan diri. Hal ini akan mengakibatkan banyak korban mengalami cidera
kepala, perdarahan akibat luka, cidera ekstrimitas dan tulang belakang.

Gambar 1 : Peta Sumatera Barat

Sebelum bekerja Ketua tim harus mengetahui prinsip penanganan bencana dengan
mengidentifikasi problem on disaster yaitu :

2
1. Management Support Collapse
Semua organisasi di institusi mengalami gangguan karena personil dan lain-lain tidak
berfungsi.
2. Structural Collapse
Bangunan mengalami kerusakan sehingga tidak bisa digunakan
3. Medical support collaps
Sarana pelayanan kesehatan seperti RS, Puskesmas tidak berfungsi terkait bangunan ,
alat-alat dan tenaga tidak berfungsi
4. Functional Colallpse
Tersedia ruang atau bangunan namun tenaga yang akan melakukan aktivitas tidak ada.

Ketua membagi 4 unit utama yaitu


 1 Tim / unit (3 orang) SAR (Search And Rescue)
Bila menjadi tim pertama (SAR) yang tiba dilokasi maka tindakan yang dilakukan :
1. Segera informasikan keadaan di lapangan
- Identifikasi rute evakuasi (aman dan tidak melalui daerah yang berbahaya)
2. Lakukan penilaian segera tentang ancaman yg mungkin terjadi baik untuk
korban maupun petugas
- Aman dari efek bencana yang terjadi (pikirkan keperluan khusus bila ada)
3. Lakukan triage (visual) dan siapkan area perawatan sementara
- Pilih prioritas pasien yang memerlukan evakuasi segera
4. Setelah lakukan pertolongan pertama dan siapkan transportasi evakuasi dengan
melakukan koordinasi
- Cari sumber peralatan transport baik dari rumah sakit/ Puskesmas/
masyarakat.
- Konfirmasi alternatif tujuan (siapkan rumah sakit cadangan)

 1 Tim / unit ( 3 orang ) penanganan medis gawat darurat / Emergency Medical


Care Task Unit
- Orang pertama : Melakukan penanganan di lapangan
(penanganan/pertolongan pertama , stabilisasi) & triage.
- Orang Kedua : Melakukan penanganan evakuasi/ transportasi korban
(prahospital)
- Orang ke tiga : Mengatur penanganan setiba dirumah sakit atau 
melaporkan kondisi korban kepada petugas di IGD, OK, ICU, rawat
inap (terapi definitif)
- Gambaran kerja tim ini berdasarkan skema dibawah ini :

SKEMA ARUS PELAYANAN KORBAN DILAPANGAN


(Satu arah tidak bersilang, “3 T rule” ; TAG/TRIASE – THREAT – TRANSFER )

3
TRIASE EVAKUASI Ke pos medis
MEDIS
Lanjutan
( RS)

I II III
RED ZONE YELLOW ZONE GREEN ZONE
(Area penyelamat) (Area penolong) (area pendukung, info public)

Skema 1 : Alur 3 T - Rule


 1 Tim / unit ( 2 orang) Pekerjaan umum /Public work Task Unit
- Mengatur sarana umum seperti penyediaan tenda ,dapur umum darurat
untuk menyiapkan makanan, air bersih, penerangan sementara
( petromak) karena listrik padam. Selain itu juga perlu adanya
penyediaan alat berat seperti eksavator untuk mengeluarkan korban dari
reruntuhan. Dalam kondisi komunikasi tidak bisa berfungsi maka di
sediakan layanan pusat komunikasi dengan radio komunikasi atau
telepon dengan jaringan satelit untuk sementara ( karena telepon satelit
lebih mahal ).

 1 Tim/ unit (2 orang) bantuan sosial utk pengungsi /Social Assistance Task Unit
Mengatur penerimaan dan penyaluran bantuan sosial seperti : Makanan, obat-
obatan, pakaian, selimut, tenda, dll. Bantuan makanan harus didistribusikan
secara merata dan tidak terputus. Bantuan dikelola oleh orang yang tetap,tanpa
berganti-ganti selama beberapa minggu sehingga tidak membingungkan orang-
orang yang ingin memberikan bantuan dan korban yang memerlukan bantuan
makanan.

a. Bagaimana anda akan mengatasi masalah komunikasi dan transportasi menuju lokasi
bencana (ke kota Padang)
Jawab :
Karena komunikasi terputus dan listrik padam maka untuk mengatasinya adalah :
a) Komunikasi
Jenis alat komunikasi yang harus tersedia bagi petugas adalah :
1. Untuk tim SAR : Menggunakan telefon emegensi HDX ( two way
comm). Karena kondisi darurat tim SAR segera mendapatkan informasi dua arah
bergantian. ( Komunikasi Informasi)  dengan radio komunikasi.

4
2. Untuk tim Penanganan medis gawat darurat : Jejaring komunikasinya adalah
Komunikasi Informasi dan Koordinasi. Alat komunikasi yang digunakan Telp
Emg (one way comm), Telp , Fax, Radio, Telex, Radio komunikasi (two way
comm, terbatas).

3. Untuk tim pekerjaan umum : jejaring komunikasinya adalah Komunikasi


koordinasi dan komunikasi administrasi logistic. Alat komunikasi yang
digunakan radio komunikasi one way. Hal ini memudahkan pengaturan
penyediaan sarana umum dan tidak membingungkan orang lain bila ingin
berkoordinasi atau membrikan informasi yang terbaru setelah gempa terjadi.

4. Untuk tim bantuan sosial untuk pengungsi : Jejaring komunikasinya adalah


komunikasi pengendalian operasi. Alat komunikasi yang digunakan adalah
radio komunikasi one way.

b) Transportasi
1. Transportasi petugas penolong
Transportasi petugas menuju lokasi bencana Padang dapat menggunakan jalur
jalan darat arah selatan yaitu masuk dari kab. Pesisir Selatan atau masuk dari
kota jambi, Bengkulu, Jakarta dengan menggunakan mobil menuju arah selatan
kota Padang.

2. Transportasi evakuasi
Transportasi evakuasi dengan Medical Ambulance sesuai dengan kondisi
dilapangan , Transport Ambulance atau Public transport (bila mobil ambulan
terbatas). Bila korban yang memerlukan tindakan medis secara cepat tidak
seimbang dengan ambulan yang ada maka dapat dipergunakan mobil transport
dari masyarakat.
Catatan : Panduan transportasi :
- Koordinasi dan melakukan komunikasi adalah penting.
- Jenis transportasi yang akan digunakan harus mempertimbangkan jarak
tempuh, waktu, cuaca dan intervensi medis yang harus dilakukan .
- Laporan perawat atau kru ambulans ke RS tujuan penting dilakukan.
- Dua orang petugas dengan kualifikasi yang ditetapkan seharusnya
membawa pasien pada setiap ambulans selain pengemudi.

5
b. Peralatan apa yang hendak anda bawa untuk keperluan anda beserta tim dan untuk
upaya pertolongan. Anda ditugaskan untuk minimal 2-3 minggu.
Jawab :
1. Pangan secukupnya seperti biskuit, indomie (makanan yang siap saji dan tahan
lama) dan air mineral, untuk 1 minggu atau bahkan lebih sampai menunggu
sarana umum seperti toko makanan/barang kelontong berfungsi kembali.
2. Alat – alat yang dibawa untuk menolong korban adalah alat-alat perawatan luka
seperti, kassa, kapas, perban/balutan luka dan balutan untuk menghentikan
perdarahan, bidai, desinfektan, mitela, alat-alat hecting.
3. Obat-obatan seperti anti diare, anti biotic, analgesic, anti piretik, cairan normal
saline serta alat intra vena dan lain-lain.
4. Pakaian secukupnya.
2. Tempat anda bekerja terletak 2 km dari bandara udara (lapangan terbang) di kota anda.
Perjalanan ke Bandar udara dapat anda tempuh dalam 10 menit dengan kendaraan.
Laporan yang diterima bahwa 15 menit yang lalu sebuah pesawat F28 dengan
penumpang di dalamnya sebanyak 30 orang dan 2 orang bayi diantaranya dengan awak
pesawat berjumlah 4 orang telah melakukan pendaratan darurat. Pesawat tergelincir
sejauh 300 meter dari pagar bandara dan pesawat terbelah 2, tampak kepulan asap.
Sebagian penumpang ada yang dapat menyelamatkan diri dan sebagian masih di dalam,
sudah ada tim rescue dan keamanan bandara di lokasi anda diminta datang sebagai tim
medis.
a. Di tempat anda terdapat 2 buah ambulan, dengan 2 pengemudi, berapa orang kawan
yang akan anda ajak menuju lokasi dan bagaimana pembagian tugas yang akan anda
lakukan.
Jawab :
Setelah mendapatkan gambaran singkat kondisi bencana di bandara maka sebagai
tim medis akan merencanakan alur kerja dilapangan yang dapat dilihat sebagai
berikut:

AREA MUSIBAH

AREA PENGUMPULAN KORBAN

AREA TRIAGE

AREA PERAWATAN SEMENTARA

6
AREA TRANSPORTASI
Skema 2 : Alur kerja di lokasi bencana
Melihat dari alur kerja diatas maka kawan yang akan saya ajak berjumlah ± 11
orang dengan pembagian tugas sebagai berikut :
 Ketua tim ( 1 orang )
Tugas ketua tim yaitu memimpin dan mengatur antara lain :
– Penanganan di lapangan (penanganan/pertolongan pertama , stabilisasi)
& triage.
– Penanganan evakuasi / transportasi korban ( pra hospital )
– Penanganan di Rumah Sakit di IGD, OK, ICU, rawat nginap ( terapi
defenitif )

 Tim II ( 2 orang ) bertugas : Triage (seleksi berdasarkan kegawatan


untuk memberikan prioritas pelayanan).
1). Label merah
ada ancaman kematian (gawat) perlu pertolongan segera (darurat)
2). Label kuning
tidak akan meninggal segera (tdk gawat) tetapi perlu pertolongan segera
(darurat)
3). Label hijau
Tidak perlu pertolongan cepat tetapi tetap memerlukan pertolongan
4). Label hitam
Meninggal

Bila setelah triase didapatkan pasien dengan label merah, maka hitungan
rasio petugas dengan pasien gawat darurat adalah 1 : 2. Diperkirakan
karena pesawat terbelah 2 maka tingkat keselamatan penumpang yang
berjumlah 32 orang , terdapat sekitar 46-59 % tingkat keselamatan
penumpang bagian depan ( ± 16 orang ) memiliki resiko paling besar
dibanding sebagian penumpang yang duduk dibelakang ( tingkat
keselamatan 69 % ) .
Dari kasus diatas terjadi 2 kondisi yaitu adanya kepulan asap dan pesawat
terbelah dua. Kepulan asap dapat mengakibatkan penyebab kematian :
inhalasi gas toksik hasil pembakaran (CO & HCn)  hipoksia seluler ( Ini
terjadi dalam waktu singkat, sehingga perlu pertolongan secepatnya
terutama pertolongan kepada 2 orang bayi).
Masalah lain :
- Asap  ggn penglihatan  sulit keluar dari pesawat
 Siapkan bantuan Oksigen tambahan, terutama bantuan terhadap 2
orang bayi.

7
 Lakukan pertolongan dengan cara penolong datang dari arah yang
sejajar datangnya angin.
- Cedera saluran napas atas , akibat keracunan zat toksik bahan bakar
pesawat (CO & HCn). Bisa juga disebabkan trauma pada leher atau
edema jalan nafas.
Bila pesawat tergelincir dan terbelah dua , kemungkinan terbesar yang
terjadi adalah :
- Cedera vertebra : T12-L3, C7
- Cedera organ interna : paru-paru (61%), hati (47%), jantung (42%),
great vessels (38%), limpa (32%)
- Jarang terjadi luka bakar

 Orang ke III ( 2 orang ) bertugas : Life support ( melakukan upaya agar


tetap hidup).
Dalam kasus diatas terjadi pendaratan darurat atau Crash landing maka
diperkirakan 30-50% korban kritis dan 5-10% meninggal dunia. Penanganan
penderita gawat darurat dengan label merah disesuaikan dengan rasio penolong
yaitu 1 pasien : 2 penolong ( bila memungkinkan ).

Petugas melakukan resusitasi dan stabilisasi sebelum dikirim ke rumah sakit .


1. Pasien sebaiknya tidak dievakuasi bila tampak perdarahan aktif, hentikan
perdarahan dan stabilkan pasien kemudian trasportasi pasien dan kirim
informasi kerumah sakit tujuan .

2. Gangguan Respirasi penting diperhatikan kalau ragu-ragu terhadap fungsi


respirasi dapat dilakukan intubasi sebelum transport

Peralatan dan bahan habis pakai serta obat yang harus tersedia:
o Airway and ventilatory support
o Monitoring devices & Cardiac defibrillator
o Materials for intravenous therapy
o Drugs
o Warming blankets
o Communication equipment
o Medical record

 Tim ke IV ( 4 orang ) bertugas : Perawatan sementara


Perawatan sementara biasanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan atau
kondisi kekurangan oksigen, kondisi cedera kepala, cedera ekstrimitas ,

8
korban umumnya terhempas karena deselerasi vertikal . Selain itu juga
didapatkan kasus seperti:
 Cedera akibat trauma tumpul (88%)
 Frekuensi cedera kepala paling tinggi
– Cedera otak traumatik (62%)
– Fraktur tulang tengkorak (50%)
 Cedera ekstremitas inferior 2x lipat cedera ekstremitas superior
 Cedera rusuk (74%) disertai cedera paru (61%)

Kondisi cedera diatas dilakukan perawatan sementara seperti bebat/ balutan


luka, bidai pada fraktur, pemasangan infuse bila perdarahan cukup banyak
dan pemasangan penyangga leher ( collar neck) dan lain-lain.

 Tim V ( 2-4 orang ) bertugas : Evacuation (melakukan transportasi


ketempat yang dibutuhkan dengan cepat dan aman).
Karena sudah ada petugas rescue dan keamanan bandara, petugas medis
dapat melakukan kerjasama menerima korban yang telah di evakuasi dari
pesawat untuk dilakukan pertolongan segera. Evakuasi yang dilakukan
petugas medis disini adalah bertugas membawa pasien ke pelayanan terdekat
seperti IGD, RS terdekat/tujuan setelah dilakukan triase dan perawatan
sementara sesuai skema alur kerja diatas. Karena sudah tersedia 2 ambulan
dan 2 orang supir maka dalam sebuah ambulan diharapkan ada 2 petugas
kesehatan dengan kualifikasi yang ditetapkan untuk mendampingi pasien
dalam perjalanan ke IGD/RS. Petugas tersebut dibekali dengan ketrampilan
penanganan gawat darurat A,B,C dan mampu memantau kondisi pasien
selama di perjalanan sampai menuju RS.
Pengelompokkan transportasi emergency
1. Medical Ambulance
2. Transport Ambulance
3. Public Transport
Victim Evacuation Planning
1. Identifikasi rute evakuasi (aman dan tidak melalui daerah yang berbahaya)
2. Pilih prioritas pasien yang memerlukan evakuasi segera bila jumlah
ambulan kurang.
3. Aman dari efek bencana yang terjadi (pikirkan keperluan khusus bila ada)
4. Konfirmasi alternatif tujuan (siapkan rumah sakit cadangan)
5. Cari sumber peralatan transport baik dari rumah sakit/ Puskesmas/
masyarakat.

9
b. Apakah anda memerlukan alat komunikasi lain selain mobil telepon atau hand
phone yang anda miliki. Jelaskan pendapat anda!
Jawab :
Peran komunikasi adalah penghubung semua fase penanganan GD (pra RS, Intra
RS, Antar RS, lintas sektor) sehingga harus ada kepastian melalui komunikasi ( RS
yang menerima, data pasien, Dr atau petugas yang mengirim atau menerima.
Karena jarak ke bandara hanya 2 km maka jejaring komunikasi yang di pakai disini
adalah jejaring komunikasi koordinasi dan informasi dengan menggunakan :
• Radio VLF dengan panjang gelombang 10-30 kHz  2 way radio ( radio
komunikasi ).
Alasan : lebih sistematis, komunikasi jarak jauh, 2 arah ( tidak memberikan
kesempatan menghubungi org banyak dlm berkomunikasi saat bencana terjadi
karena telepon radio hanya dipakai untuk menerima dan menghubungi nomor
tertentu saja.
Pengiriman informasi yg dikirimkan melalui media ruang udara Perjalanan di
udara mengalami perlakuan sesuai sifat dan karakteristik lapisan atmosfer yg
dilalui, mungkin dipantulkan, mungkin dibiaskan, dihamburkan (tergantung band
frekuensi gelombang tsb). Karakteristik gelombangnya seperti cahaya tetapi
frekuensinya lebih rendah.

c. Perawatan apa yang diperlukan untuk penanganan di lokasi kejadian


Jawab :
1). Penanganan dilapangan (penanganan/pertolongan pertama , stabilisasi) & triage.
Berdasarkan analisa diatas dengan kondisi pesawat terbelah dua dan banyak
kepulan asap sehingga penumpang tidak bisa keluar maka resiko keselamatan hanya 30
-15 % . Dalam kondisi bencana crash landing seperti ini biasanya alat yang paling
banyak digunakan adalah : splint, balutan, backboard, collar neck . Kemungkinan
besar didapatkan gangguan oksigenasi karena banyak kepulan asap dan masih ada
penumpang yang belum keluar pesawat akibat pandangan terhalang asap maka
diberikan terapi Oksigen, terapi simtomatik, dan dekompressi terutama pada bayi dan
ibunya. Pemberian cairan dan pemasangan infuse juga disiapkan bila terjadi kondisi
perdarahan yang cukup banyak. Sebaiknya hentikan dulu perdarahan dengan bebat.

3. Telah terjadi wabah flu burung sejak 2 minggu lalu di 8 propinsi (Sumatera utara,
lampung, DKI Jakarta, Jawa barat, Jawa tengah, jawa timur, NTB, Sulawesi selatan)
dan kematian case fatality rate 72 %.

10
a. Bagaimana pendapat anda untuk mengatasi permasalahan ini, jelaskan (organisasi,
fasilitas, komunikasi, pendataan, tata kerja) yang anda ketahui.
Jawab :

Untuk mengatasi permasalahan avian flu maka hal yang paling penting adalah:
1) ORGANISASI

KOMITE NASIONAL
PENANGGULANGAN FLU BURUNG dan
PANDEMI INFLUENZA
(KOMNAS FBPI)
Peraturan presiden nomor 7/2006
Komite ini membantu presiden untuk melaksanakan rencana strategi yang sudah
disusun baik di tingkat pusat sampai ke daerah dan menjadi vocal point untuk
penanganan flu burung ditingkat regional dan global

ORGANISASI KOMNAS FBPI

KOMNAS FBPI
Ketua, Wakil Ketua,
Anggota, Sekretaris

Panel Ahli
Ketua, Sekretaris

Kel. Kerja Tim Pelaksana harian Sekretaris


Ketua , sekretaris Ketua,wakil ketua,sekretaris

Skema 3 : Organisasi Penanggulangan Avian flu

Bidang (terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota)


1. Pengendalian Flu Burung pada Hewan
2. Penata-laksanaan Flu Burung pada Manusia dan Kesiap-siagaan Menghadapi Pandemi
Influenza
3. Pengadaan dan Distribusi Obat dan Vaksin

11
4. Informasi, Komunikasi Publik, dan Pembinaan Jaringan Kerja
5. Riset dan Pengembangan
6. Perencanaan dan Kerjasama

Tabel 1 : Bidang komite Nasional terkait Penanganan Avian Flu


Bidang Komnas terkait langsung dengan
1. Pengendalian Flu Burung pada Departemen Pertanian
Hewan
2. Penata-laksanaan Flu Burung pada Departemen Kesehatan
Manusia dan Kesiap-siagaan
Menghadapi pandemi Influenza
3. Pengadaan dan Distribusi Obat dan Departemen kesehatan, Pertanian dan
Vaksin Badan POM
Departemen Kominfo
4. Informasi, Komunikasi Publik,

dan Pembinaan Jaringan Kerja


5. Riset dan Pengembangan Menristek
6. Perencanaan dan Kerjasama Bappenas

2) FASILITAS
Fasilitas yang terkait dengan kasus avian flu antara lain :
- Fasilitas laboratorium jejaring rujukan nasional yang lengkap, penyediaan
reagen, tes diagnostik, peralatan, ruang isolasi/ICU dll, di semua RS di
daerah/provinsi sehingga dapat mengidentifikasi kasus avian flu dengan cepat
dan tepat.
- Fasilitas penyediaan vaksin dan obat-obatan masih kurang di setiap RS yang
ada sebagai tempat rujukan.
- Penyediaan fasilitas pemeriksaan/pelayanan kesehatan hewan peliharaan
seperti unggas.
- Fasilitas dalam penyebaran informasi seperti media penyuluhan dan jejaring
komunikasi lainnya.

3) KOMUNIKASI
Komunikasi yang dilakukan pada penanganan avian flu dengan menggunakan beberapa
metode antara lain :
 Komunikasi massa
Metode Komunikasi massa antara lain :
- Pemberitaan, Stop-Press
- Running Text, Iklan komersial dan PSA
- Hiburan dan infotainment

12
- Dialog interaktif di media
Media yang digunakan antara lain :
a. Media elektronik : televise, radio, internet/web, operator komunikasi
b. Media Cetak : Koran nasional dan local, majalah, tabloid, selebaran khusus.
c. Media luar : billboard, baliho, spanduk, banner, transit AD, Mobil AD (
Transportasi umum), Videotron.
d. Printed Material : Famplet, Poster, Brosur/leaflet, Flayer, Booklet, Buku, Hand out.
e. Media Tradisional : Wayang, Ketoprak, drama gong, mahidin dan
kesenian/pertunjukkan rakyat lainnya
f. Media penyampai informasi dan peringatan tradisional

Sasaran komunikasi massa antara lain :


- Kelompok masyarakat umum
- Kelompok resiko tinggi
- Kelompok strategis ( Guru, Tomas, Toga, Toda, NGO,Ormas, PMI, TNI/Polri,
Pramuka,dsb.

Isi Pesan Komunikasi Massa )  Printed material, antara lain :


1) ( Kelompok masyarakat Umum dan strategis
 Pengertian
 Bertindak tepat tanpa panik
 Gejala pandemik influenza
 Cara pencegahan dan pengobatan
 Kebersihan perorangan dan lingkungan
 Upaya pertolongan ke sarana pelayanan
 Informasi clearing house
 Informasi kontak penanganan pandemic.

2) Kelompok Resiko Tinggi


 Petugas Kesehatan : Program penanggulangan pandemic, penatalaksanaan
kasus, standar universal bila ada pandemic kasus influenza
 Peternak unggas : Pengertian, gejala pandemic, cara pencegahan dan
pengobatan, kebersihan perorangan dan lingkungan, upaya pertolongan ke
sarana pelayanan, informasi clearing house, informasi kontak penanganan
pandemic
- Periode komunikasi masa  bertahap dan berkelanjutan
- Monitoring dan evaluasi
 Proses Kampanye meliputi : Kesiapan pelaksanaan dan bahan
 Kendala dan hambatan ( pelaksanaan kampanye)
 Dampak kampanye ( kognisi-afeksi-konasi)
 Indikator kesiapsiagaan untuk bertindak tepat masyarakat.

13
 Pra Kondisi
 Komunikasi tatap Muka
Kegiatan langsung yang dilakukan :
 Ceramah, diskusi, dialog
 Orientasi, pelatihan, bimbingan, konseling, TOT.
 Peragaan, simulasi ( Pandemic influenza drill )
 Penyebaran tanda-tanda (signs) dan Broklet manual.

4). PENDATAAN
Pendataan pada masalah Avian flu mencakup antara lain :
- Pendataan surveillance
Surveilance terhadap klinis penyakit menyerupai influenza (ILI) dan flu
burung, dan pelaksanaannya meliputi :
a) pedoman-pedoman Surveilans; b) surveilans berbasis RS sentinel
; c) surveilans berbasis laboratorium; d) surveilans verifikasi
rumor; e) surveilans berbasis komunitas; f) surveilans influenza binatang.

- Pendataan penderita positif avian flu


Jumlah penderita yang terinfeksi avian flu harus didata dan dilaporkan
ke Dinas kesehatan dan instansi yang terkait lainnya untuk menentukan
strategi penanganan pengobatan dan pencegahan avian flu

- Pendataan terhadap fasilitas RS sebagai rujukan yang menangani


avian flu meliputi Jumlah petugas, ruang isolasi, Protap/SOP avian flu
dan Pemulangan pasien sembuh atau meninggal.

- Pendataan terhadap wilayah yang sudah terjangkit avian flu.


- Pendataan barang, makanan, unggas serta produknya yang keluar
dari wilayah terjangkit flu burung.
- Pendataan terhadap peternak yang memiliki ternak belum
terjangkit dan sudah terjangkit avian flu.
- Pendataan terhadap petugas kesehatan dan petugas lainnya yang
terkait dalam penanganan avian flu.

5) TATA KERJA
TATA KERJA PENANGANAN AVIAN FLU

INVESTIGASI

WASPADA
PERINGATAN INFLUENZA
IN
14
Penugasan staf
VERIVIKASI &
(Nasional & (Internasional)
PENILAIAN Stockpile

Isolasi & Tata laksana kasus


karantina

PELAKSANAAN Penyelidikan epidemiologi


Pembatasan PEMBATASAN dan pelacakan kontrak
kegiatan sosial EPISENTER
Identifikasi etiologi secara
Pemberian laboratorium
profilaksis
massal dan Pembatasan transmisi
vaksin pada unggas

Komunikasi Pengendalian
resiko Infeksi

b. Apa yang harus dilakukan untuk korban sakit, korban meninggal dan petugas
medis?
Jawab :
1) Korban Avian Flu.
 Farmako
- Amantadine
- Rimantadine
- Zanamivir
- Oseltamivir ( tamiflu )
-
 Non Farmako
- Isolasi
- Karantina
- Pengendalian infeksi

2) Korban Avian meninggal ( penanganan jenazah )


 Apabila selama karantina, terdapat kasus meninggal - baik yang konfirm
maupun suspek Influenza - dilakukan tindakan-tindakan sesuai SOP.
 Bila meninggal karena sebab lain dilakukan penanganan biasa.

15
Bila pemakaman tidak bisa dilakukan di dalam area karantina oleh berbagai
sebab, maka:
1) Seluruh keluarga jenazah maupun petugas yang berada di daerah status
karantina tidak bisa keluar daerah tersebut
2) Jenazah dibawa oleh petugas yang keluar masuk area karantina, untuk
diserahkan dan diurus oleh keluarga jenazah yang berada di luar area
karantina.
3) Seluruh biaya pemakaman menjadi tanggungjawab pemerintah daerah

3). Petugas Medis.


Untuk profilaksis maka setiap orang diberikan 1 paket oseltamivir 1x 75mg/hr
selama 10 hari. Jika kasus terus meningkat di antara populasi target, berikan
profilaksis tahap kedua. Petugas medis yang telah terkena infeksi maka
dilakukan karantina.

c. Adakah saran anda pada pemerintah (menkokesra, pemda


gubernur/bupati/walikota,kementrian kesehatan/ dinas kesehatan, atau kementrian
lain, rumah sakit rujukan dan non rujukan)?
Jawab :
Saran yang dapat diberikan pada:
- Menkokesra
1) Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi warga miskin yang
terkena avian flu yang tidak mampu berobat ke pelayanan kesehatan.
Selama ini pasien miskin dengan gejala flu takut untuk berobat ke RS
dikarenakan biaya pengobatan yang mahal. Ini menyiratkan
kesejahteraan rakyat belum sepenuhnya menjangkau rakyat miskin.

2) Diharapkan dapat meningkatkan dan mengatasi terbatasan sumber daya


pendukung (SDM, biaya, teknologi dan sarana pendukung).

- Pemda/gubernur/bupati/walikota
1) Dapat membuat kebijakan/peraturan yang mengatur lebih jelas terhadap
pemelihara unggas dan sangsi yang tegas dan tanpa kompromi bagi
peternak yang melanggar peraturan tersebut seperti tidak melaporkan
unggas yang mati di peternakan tanpa sebab yang jelas. Seringkali
peraturan hanya dibuat tapi tidak diterapkan sebenar-benarnya di
masyarakat.
2) Diharapkan konsisten mempersiapkan dan mengatur anggaran khusus
antara lain memberikan kompensasi keuangan kepada peternak dalam

16
rangka pemusnahan selektif (depopulasi) dan pemusnahan total
(stamping out).

- Kementrian Kesehatan/ Dinas Kesehatan


1) Dapat lebih meningkatkan penyediakan jaminan obat-obatan antiviral yang
memadai bagi pasien avian flu saat wabah ataupun tidak supaya tidak
mencemaskan dan membingungkan masyarakat yang membutuhkan
pengobatan avian flu.

2) Lebih meningkatkan koordinasi dengan instansi lain yang terkait tentang


tindakan pencegahan secara bersama-sama terhadap avian flu.

3) Lebih giat lagi mempromosikan penyakit avian flu dari pengobatan sampai
kepada pencegahan kepada masyarakat luas dan juga daerah yang sulit
terjangkau oleh media dan sarana pelayanan kesehatan.

4) Meningkatkan koordinasi antarsektor dalam perencanaan dan pengendalian


flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza.

5) Meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan terhadap


pengobatan dan pencegahan avian flu.

- Rumah sakit Rujukan dan Non Rujukan


1) Menerima setiap pasien dengan gejala avian flu walaupun tidak memiliki
biaya berobat serta menyiapkan sarana dan prasarana seperti ruang isolasi
yang cukup , peralatan perawatan yang memadai.

2) Meningkatkan kapasitas laboratorium diagnosis avian flu.

- Dinas Peternakan
1) Diharapkan lebih giat dalam mensurvei peternak unggas termasuk lalu
lintas unggas dan produk.

2) Meningkatkan ketersedian vaksin dan meningkatkan cakupan vaksinasi


pada unggas, serta meningkatkan informasi yang diterima oleh masyarakat
tentang avian flu.

3) Meningkatkan kapasitas peringatan dini dan menyediakan adanya jejaring


sistem surveilans terpadu ada hewan dan manusia.

17

Anda mungkin juga menyukai