Disusun Oleh :
Kelas : 3A1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kelompok 5
i
DAFTAR PUSTAKA
COVER .................................................................................................................................. …
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
B. Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
BAB III................................................................................................................................... 10
PENUTUP.............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................................... 10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latara Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa pada satu
tujuan utama yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan taraf
kebudayaan serta meningkatkan kehidupan sosial bangsa/warga Negara
tersebut. Benar atau tidak dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan
sangat penting dalam menentukan nasib suatu bangsa pada waktu yang akan
datang. Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan atau menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta
dedikasi yang tinggi. Cirri-ciri atau kreteria suatu profesi ialah adanya kode
etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang
jelas dan tegasterhadap pelanggar kode etik tersebut. Guru memiliki kode etik
karena guru merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia berdasarkan
UU nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kode etik ?
2. Bagaiman tujuan kode etik ?
3. Bagaimana penetapan kode etik ?
4. Bagaimana sanksi pelanggaran kode etik ?
5. Bagaimana kode etik guru Indonesia ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kode etik
2. Untuk mengetahui tujuan kode etik
3. Untuk menegtahui penetapan kode etik
4. Untuk mengetahui sanksi pelanggaran kode etik
5. Untuk menegatahui kode etik Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
(1) berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan
tugas keprofesionalan.
Dari beberapa pengertian tentang kode etik di atas, menunjukkan bahwa
kode etik suatu profesi merupakan normanorma yang harus diindahkan dan
diamalkan oleh setiap anggotanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaulan
hidup seharihari di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagaimana mereka melaksanakan profesinya, dan larangan-larangan,
tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesi, tetapi dalam pergaulan hidup sehari-hari di dalam
masyarakat.
Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik. Artinya
setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya sebagai
pendidik. ISPI dalam temu karya pendidikan III dan Rakornas di Bandung
Tahun 1991 mengemukakan kode etik sarjana pendidikan Indonesia sebagai
berikut: (1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan jujur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, (2) menjungjung tinggi harkat dan
martabat peserta didik (3) menjungjung tinggi ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (4) selalu menjalankan tugas
dengan berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu pendidikan,
dan (5) selalu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Kode etik pendidik ini bertalian erat dengan unsur-unsur yang dinilai dalam
menentkan DP3 menurut PP Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979.
Unsur-unsur yang dimaksud adalah: (1) kesetiaan kepada Pancasila dan UUD
1945, negara, serta bangsa, (2) berprestasi dalam kerja, (3) bertanggungjawab
dalam bekrja, (4) taat kepad peraturan perundang-undangan dan landasan, (5)
jujur dalam melaksanakan tugas, (6) bisa melakukan kerja sama dengan baik,
(7) memiliki prakarsa yang positif untuk memajukan pekerjaan dan hasil
kerja, dan (8) memiliki sifat kepemimpian.
3
Para guru di Indonesia menyadari bahwa jabatan guruadalah suatu profesi
yang mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, srta menguasai IPTEKS
dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Para guru di Indonesia
idealnya selalu tampil secara profesional dengan tugas utamanya adalah
mendidik, membimbing, melatih, dan mengembangkan kurikulum atau
perangkat kurikulum, sebagaimana bunyi prinsip “ing ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karso, tut wuri handayani.” Artinya seorang guru bila di
depan memberikan suri teladan atau contoh, di tengah memberikan prakarsa
dan di belakang memberikan dorongan atau motivasi.
Kode Etik Guru merupakan panduan bagi para guru memagari sikap guru
sebagai seorang pendidik, oleh karena itu para guru mempunyai 7 (tujuh)
sikap profesionalisme kependidikan yang disesuaikan dengan kode etik guru
UU No. 14 tahun 2005 yaitu :
1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Salah satu butir Kode Etik Guru indonesia:”guru melaksanakan segala
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan”(PGRI, 1973).
Kebijaksanaan pendidikan di negara kita di pegang oleh pemerintah yaitu
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kebijakan pusat maupun
daerah, maupun departemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan di
negara kita.
2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Selain itu
dalam butir keenam dari Kode Etik dinyatan bahwa Guru “ secara pribadi
maupun bersamasama,mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
3. Sikap Tehadap Teman Sejawat
4
Dalam ayat 7 Kode Etik Guru:”Guru memlihara hubungan seprofesi,
semangat kekluargaan, dan kesetiakawanan sosial”. Ini berarti bahwa:
a) Guru menciptakan dan memlihara hubungan sesama guru dalam
lingkungan kerjanya.
b) Guru menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial diluar maupun dalam lingkungan kerjanya.
4. Sikap Tehadap Anak Didik
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila(Kode Etik Guru Indonesia).
Guru herus membimbing anak didikya.
5. Sikap Terhadap Tempat Kerjanya
Suasana yang baik di di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas.
Untuk itu “guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar”(kode etik). Selain itu
guru juga membina hubungan baik dengan orang tua dan masyarakat
sekitar.
6. Sikap Terhadap Pemimpin
Sikap seorang guru terhadap pemimpin ahrus positif, dalam pengertian
harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang sudah disepakati,
baik disekolah maupun di luar sekolah.
7. Sikap Terhadap Pekerjaan
Seorang guru hendaknya mencintai pekerjaannya dengan sepenuh hati.
Melaksanakan tugas melayani dengan penuh ketlatenan dan kesabaran.
5
Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau
masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang
bersangkutan. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan anggotanya yang
dapat mencemarkan nama baik profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin (spiritual,
emosional, dan mental). Kode etik umumnya memuat larangan-larangan
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan
para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi
honorarium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
siapa saja yang mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap
tercela dan merugikan rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin,
kode etik umumnya memberi petunjuk kepada anggotanya untuk
melaksanakan profesinya.
3. Pedoman berperilaku.
Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang
tidak pantas dan tidak jujur bagi para anggota prof'esi dalam berinteraksi
dengan sesama rekan anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,
sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui
tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu
dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
5. Untuk meningkatkan mutu profesi.
Kode etik memuat norma norma dan anjuran agar para anggota profesi
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
6. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6
Kode etik mewajibkan setiap anggotanya untuk aktif berpartisipasi
dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang
organisasi.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi
menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi,
menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan
pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi profesi.
7
menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi yang sifatnya memaksa,
baik berupa aksi perdata maupun pidana.Sebagai contoh dalam hal ini jika
seseorang anggota profesi bersaing secara tidak jujur atau curang dengan
sesama anggota profesinya, dan jika dianggap kecurangan itu serius, maka
dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya karena kode etik merupakan
landasan moral, pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan; sanksi
terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi moral. Barang siapa melanggar
kode etik, akan mendapat cela dari rekanrekannya, sedangkan sanksi yang
dianggap terberat adalah pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi.
8
KODE ETIK GURU INDONESIA
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam pembahasan makalah ini, kami mengakui masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari segi penulisan kata maupun penjelasan yang kurang
tepat. Oleh karena itu kami mohon kritikan dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/1978030820011-
RITA_MARIYANA/ETIKA_PROFESI_GURU.pdf
11