Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN TB PARU

DI RUANG AL-FARABI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

NAMA : NURAIDA
NIM : 1914901110055
STASE : KEPERAWATAN DASAR PROFESI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
TB PARU

Definisi:

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.


Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada
beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap
manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel
darah merah (Maryunani anik. 2010).
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru yangdisebabkan
oleh Mycobacterium Tuberculosis (Somantri, 2008).

Mekanisme fisiologis:

Diagnosa Keperawatan:

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah,
kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
4.
Diagnosa 1 : Bersihan jalan napas Diagnosa 3 :
tidak efektif Diagnosa 2 : Nyeri akut
Intoleransi aktivitas
DDD
1) Definisi
Ketidakmampuan untuk
1) Definisi 1) Definisi
membersihkan sekresi atau Pengalaman sensori dan Ketidakcukupan energy
obstruksi dari saluran pernapasan emosional yang tidak psikologis atau fisiologis
untuk mempertahankan menyenangkan yang untuk mempertahankan
kebersihan jalan nafas muncul akibat kerusakan atau menyelesaikan
2) Batasan karakteristik
jaringan yang actual atau aktivitas kehidupan sehari-
1) Suara napas tambahan potensial atau digambarkan hari yang harus atau yang
2) Perubahan frekuensi napas dalam hal kerusakan ingin dilakukan
3) Perubahan irama napas sedemikian rupa dan
4) Sianosis berlangsung < 6 bulan.
5) Kesulittan berbicara atau 2) Batasan karakteristik
mengeluarkann suara
(International Association - Ketidaknyamanan setelah
6) Dispneu for the study of Pain) beraktivitas
7) Sputum dalam jumlah yang - Dipsneu setelah
berlebihan 2) Batasan karakteristik beraktivitas
8) Batuk yang tidak efektif - Suara napas tambahan - Keletihan
3) Faktor berhubungan
- Perubahan selera makan - Kelemahan umum
1) Lingkungan - Perubahan pada parameter - Respons fekuensi jantung
a. Perokok pasif fisiologis abnormal terhadap
b. Mengisap asap - Diaphoresis aktivitas
c. Merokok - Perilaku distraksi
2) Obstruksi jalan napas
a. Mokus dalam jumlah yang 3) Faktor berhubungan
berlebihan 3) Faktor berhubungan - Ketidakseimbangan
b. Materi asing dalam jalan - Agens cedera biologis anatara suplai dan
napas - Agen cedera kimiawi kebutuhan oksigen
3) Fisiologis - Agen cedera fisik
a. Jalan napas alergik - Imobilitas
b. Asma - Fisik tidak bugar
Infeksi - Gaya hidup kurang gerak

Diagnosa 1: Ketidakefektifan bersihan jalan napas

1) Hasil NOC
- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas mis : batuk efektif dan
mengeluarkan sekret
2) Tujuan/Kriteria evaluasi
- Bersihan jalan nafas efektif.
3) Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas
- Kaji/pantau frekuensi pernafasan
- Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu
- Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran
tempat tidur
- Pertahankan polusi lingkungan minimum
- Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
- Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
- Berikan obat sesuai indikasi
Diagnosa 2: Nyeri akut
1) Hasil NOC
- Pain level
- Pain control
- Comfort level
2) Tujuan/Kriteria evaluasi
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
3) Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Diagnosa 3: Intoleransi aktivitas

1) Hasil NOC
- Tidak ada dipsneu, kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang normal.
2) Tujuan/Kriteria evaluasi
- Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC
1) Monitor respons pasien terhadap aktivitas.
2) Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi
3) Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas
dan istirahat.
4) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan / atau tidur
5) Kolaborasi dengan fisioterapi jika perlu.

Daftar Pustaka

Herdman, H. T. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020, Edisi
11. Jakarta: EGC.

Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Nurarif, A.H. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid
2. Yogyakarta: MediAction.

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 1&2. Jakarta: EGC.

Soemantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Merdeka.

Sudoyo dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: FKUI.
Banjarmasin, 1 Oktober 2019

Ners Muda

( Nuraida, S.Kep )

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Muhsinin, Ns., M.Kep, Sp. Anak ) ( Hilda Mariana, S.Kep., Ns )

Anda mungkin juga menyukai