Anda di halaman 1dari 39

BLOOD STAINING E.

C HYFEMA

Oleh :
Fatimatus Solekhah

PRECEPTOR
Dr. M. Faisal Lutfi, Sp.M
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S Alamat : Karangtengah, Wonosobo

A Agama : Islam Suku : Jawa


No CM : 712009

T tgl lahir : 25-12-1993 T tgl pemeriksaan: 11 Des 2017

Jenis kelamin : Pe Laki-laki


KELUHAN UTAMA

Penglihatan
buram pada
mata sebelah
kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke poli mata rsud krt setjonegoro dengan keluhan pandangan mata
sebelah kanan buram dialami sejak + 1 bulan setelah terkena jebretan mainan karet
gelang. Awalnya pasien masih bisa melihat, hanya terasa nyeri, mata tidak berdarah.
Namun setelah 1 minggu terkena jepretan mainan karet gelang pandangan mata mulai
menurun, terlihat penumpukan darah dibagian mata yang masih sedikit, air mata
berlebih, agak terasa nyeri. Pasien sempat memeriksakan keluhannya ke mantri dekat
rumahnya dan pasien diberi obat tetes serta obat tablet namun keluhan tidak membaik,
pasien membiarkan hingga + 1 bulan. Pasien baru memeriksakan ke poli mata dengan
keluhan mata kanan sudah tidak dapat melihat dengan jelas hanya dapat melihat
bayangan saja, penumpukan darah pada mata semakin banyak sehingga menutupi bagian
hitam bola mata. pusing (-), gatal (-) , perih (-), mata merah (-), air mata berlebih (-), rasa
mengganjal (+), silau (-).
• Pasien belum pernah mengalami penyakit serupa
sebelumnya. Riwayat operasi disangkal, riwayat alergi
disangkal, dan riwayat DM disangkal. Pasien tidak
RPD memakai kacamata sebelumnya

• Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan/penyakit


yang sama
RPK

• Pasien bekerja serabutan, belum berkeluarga. Pasien


merokok
RPSOS
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital

Nadi : 80 kpm, isi cukup, tegangan kuat angkat


Suhu : 36,6 OC

RR : 20 kpm
TD : 120/70 mmHg
GCS : 15 ( E:4, M:6, V:5)
STATUS OFTAMOLOGI

OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)


1/300 Visus 5/5
- Koreksi -
(-) Persepsi Warna (-)
Gerak bola mata normal, enoftalmus Bulbus Okuli Gerak bola mata normal, enoftalmus
(-), eksoftalmus (-), strabismus (-) (-), eksoftalmus (-), strabismus (-)

Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (- Palpebra Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan
), blefarospasme (-), lagoftalmus (-) (-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-), entropion (-) ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), injeksi silier (-), injeksi Konjungtiva Edema (-), injeksi silier (-), injeksi
konjungtiva (-), infiltrat (-), hiperemis konjungtiva (-), infiltrat (-),
(-) hiperemis (-)

Putih Sklera Putih


Bulat, tampak menguning, edema (-), keratik Kornea Bulat, jernih, edema (-), keratik
presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-) presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-)

hipopion (-), hifema (+) seluruh COA Camera Oculi Anterior (COA) Dalam, hipopion (-), hifema (-)

Tidak dapat di nilai Iris atrofi (-) coklat, edema(-), synekia (-)

Tidak dapat di nilai Bulat, Diameter ± 3mm reflex


Pupil cahaya (+)
Tidak dinilai Lensa Tidak dinilai
Tidak dinilai Vitreus Tidak dinilai
Tidak dinilai Retina Tidak dinilai
15 TIO 13
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OFTAMOLOGI

OD OS

Kornea tampak menguning, edema kornea tidak keruh, edema


kornea (-), hyfema (+) seluruh COA kornea (-), COA dalam, pupil ± 3
dangkal, Pupil tidak dapat di nilai mm, reflex cahaya (+),
TIO 15 mmHg. TIO 13 mmHg
DIAGNOSIS

Diagnosis BLOOD STAINING E.C


Kerja HYFEMA
TERAPI

C. Lyteers Rencana
4X1 tetes rujuk
pada mata keratoplasty
kanan
PROGNOSIS

Ad Ad
Ad Vitan
Fungsional Sanactiona
: dubia et
: dubia et m : dubia
bonam
malam et malam
BLOOD
STAINING
E.C
HYFEMA
PENDAHULUAN

Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cidera

Trauma mata merupakan penyebab kebutaan unilateral pada dewasa muda

Salah satu di antara sekian banyak penyebab kebutaan, yang sering dijumpai adalah
trauma tumpul pada mata

Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan


merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, dan
lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan

Perdarahan di dalam Camera Oculi Anterior (COA) yang disebut dengan hifema
merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter.
Anatomi Mata
Vaskularisasi Bola Mata
A. Definisi

Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata
depan yang berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang
pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara spontan,
sehingga darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi
sebagian ataupun seluruh isi bilik mata depan.
B. Epidemiologi

Penelitian menemukan 33% dari seluruh trauma


mata yang serius menimbulkan hifema, 80%
hifema terjadi pada pria

Perkiraan rata-rata kejadian di Amerika Utara


adalah 17-20/100.000 populasi/tahun.

Perbandingan antara pria dan wanita adalah


3:1

Penyebab tersering akibat benda tumpul


C. Etilogi

1. Hifema traumatik
• Trauma yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh benda
tumpul, misalnya bola, batu, projektil, mainan anak-anak,
pelor mainan, paint ball, maupun tinju
2. Hifema iatrogenik
• Hifema iatrogenik adalah hifema yang timbul dan merupakan
komplikasi dari proses medis, seperti proses pembedahan
3. Hifema spontan
• Hifema spontan adalah perdarahan bilik mata depan akibat
adanya proses neovaskularisasi, neoplasma, maupun adanya
gangguan hematologi
D. Patofisiologi
Hal ini dapat
Terjadi meningkatkan tekanan
Trauma tumpul peregangan limbus intraokuler secara
menyebabkan dan perubahan akut dan berhubungan
kompresi bola mata posisi dari iris dan dengan kerusakan
lensa jaringan pada sudut
mata

Perdarahan terjadi
Perdarahan pada bilik Gaya-gaya kontusif karena adanya robekan
mata depan akan merobek pembuluh darah, antara
mengakibatkan lain arteri-arteri utama
teraktivasinya pembuluh darah dan cabang-cabang dari
mekanisme hemostasis iris dan merusak badan siliar, arteri
dan fibrinolisis sudut COA koroidalis, dan vena-
vena badan siliar

Produk hasil degradasi


plasminogen akan bekuan darah, bersama
Bekuan darah ini dengan sel darah merah
dapat meluas dari diubah menjadi dan debris peradangan,
bilik mata depan ke plasmin oleh keluar dari bilik mata
bilik mata belakang aktivator kaskade depan menuju jalinan
koagulasi trabekular dan aliran
uveaskleral
Penyembuhan darah
pada hifema Sebagian hifema
dikeluarkan dari COA sisanya akan dikeluarkan
dalam bentuk sel diabsorbsi melalui setelah terurai
darah merah melalui permukaan iris dalam bentuk
sudut COA menuju hemosiderin
kanal schlem

Bila terdapat
Adanya darah penumpukan dari
pada bilik mata hemosiderin ini, dapat
depan memiliki masuk ke dalam lapisan
kornea, menyebabkan
beberapa temuan kornea menjadi bewarna
klinis yang kuning dan disebut
berhubungan hemosiderosis atau
imbibisi kornea
E. Klasifikasi

Menurut Sheppard berdasarkan


tampilan klinisnya menjadi:
 Grade I : darah mengisi
kurang dari
sepertiga COA
 Grade II : darah mengisi
sepertiga hingga
setengah COA
 Grade III : darah mengisi lebih
dari setengah dan
hampir total COA
 Grade IV : darah memenuhi
seluruh COA
F. Manifestasi Klinis
Nyeri pada mata

Fotofobia

Blefarospasme

Perdarahan COA

Gangguan visus

Iritasi konjungtiva dan perikorneal

Blood staining

Letargi, disorientasi, somnolen

Peningkatan TIO

Anisokor pupil
G. Diagnosis

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik mata


• Ekimosis, laserasi palpebra, proptosis, enofalmus,
fraktur orbita, gangguan gerak bola mata, oedem
kornea, dll

3.Pemeriksaan penunjang
• Tonometri, funduskopi, USG, skrining sickle cell,
X-ray, CT-Scan orbita
H. Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan hifema ialah :


1. Menghentikan perdarahan

2. Menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder

3. Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan


mempercepat absorbsi.

4. Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi


yang lain

5. Berusaha mengobati kelainan yang menyertainya


Penatalaksanaan
Hifema

1. Perawatan
2. Perawatan
Konsevatif/Tanpa
dengan Operasi
Operasi
Perawatan Konservatif/Tanpa Operasi

1. • Tirah baring

2. • Bebat mata

• Obat-obatan, seperti koagulansia, midriatika


3. miotika, ocular hipotensi drug, kortikosteorid,
antibiotika
Perawatan Operasi

Indikasinya adalah sebagai berikut :


 Empat hari setelah onset hifema total
 Mikroskopik kornea bloodstaining (setiap waktu)
 Total dengan dengan tekanan intra okular 50 mmHg atau lebih selama 4
hari (untuk mencegah atrofi optik)
 Hifema total atau hifema yang mengisi lebih dari ¾ COA selama 6 hari
dengan tekanan 25 mmHg (untuk mencegah kornea bloodstaining)
 Hifema mengisi lebih dari ½ COA yang menetap lebih dari 8-9 hari (untuk
mencegah peripheral anterior sinekia)
 Pada pasien dengan sickle cell disease dengan hifema berapapun
ukurannya dengan tekanan intra okular lebih dari 35 mmHg lebih dari 24
jam.
Tindakan operasi:

1. Parasentesis

2. Melakukan irigasi di bilik depan


bola mata dengan larutan fisiologis

3. Dengan cara seperti melakukan


ekstraksi katarak dengan membuka
korneoskleranya sebesar 1200
I. Komplikasi

1 •Perdarahan sekunder
2 •Glaukoma sekunder
3 •Hemosiderosis kornea
4 •Sinekia posterior
5 •Uveitis
J. Prognosis

Prognosis pada kasus hifema ditentukan berdasarkan pulihnya tajam


penglihatan pasien. Fungsi penglihatan harus merupakan goal dalam
penatalaksanaan pasien dengan hifema. Dalam menentukan kasus
hifema perlu dipertimbangkan:
 Kerusakan struktur mata lain
 Perdarahan sekunder
 Komplikasi lain: glaukoma, corneal blood staining, serta
atrofi optik
PEMBAHASAN
 Pasien Tn. D usia 24 tahun datang dengan keluhan penglihatan buram pada mata sebelah kanan
dialami sejak + 1 bulan setelah terkena jebretan mainan karet gelang. Awalnya pasien masih bisa
melihat, hanya terasa nyeri, mata tidak berdarah. Namun setelah 1 minggu terkena jepretan mainan
karet gelang pandangan mata mulai menurun, terlihat penumpukan darah dibagian mata yang masih
sedikit, air mata berlebih, agak terasa nyeri. Pasien sempat diberi obat tetes dan obat tablet oleh
mantri, namun keluhan tidak membaik, lalu pasien membiarkannya setelah itu. Saat pemeriksaan di
poli mata keluhan pasien makin memberat, pasien mengeluh hanya bisa melihat bayangan, timbul
rasa mengganjal dimata kanan serta adanya darah yang menutupi seluruh bagian lingkaran hitam
mata kanan, yang warnanya mulai menguning. Pada anamnesa gejala yang dirasakan pasien,
kondisi pasien mengarah pada keadaan blood stanning dikarenakan hifema yang tidak tertangani
sejak awal.
 Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di
antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris
atau badan siliar dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang
terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah yang
terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan. Bila pasien duduk hifema
akan terlihat terkumpul dibawah bilik mata depan dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik
mata depan. Penglihatan pasien akan sangat menurun Pasien akan mengeluh sakit disertai dengan
epifora dan blefarospasme.
 Berdasarkan pemeriksaan oftalmologi mata kanan didapatkan visus mata kanan 1/300, visus dapat
menurun akibat kerusakan kornea, aqueous humor, iris dan retina. Pupil, iris, lensa, vitreus, dan
fundus sulit dinilai karena COA terisi darah. Perdarahan ini biasanya disebabkan oleh terjadinya
robekan di pembuluh darah iris atau badan siliar. Darah ini dapat mengotori permukaan kornea dan
mengisi COA, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
 Komplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatik hifema adalah perdarahan sekunder, glaukoma
sekunder dan hemosiderosis di samping komplikasi dari traumanya sendiri berupa dislokasi dari lensa,
ablatio retina, katarak dan iridodialysis. Besarnya komplikasi juga sangat tergantung pada tingginya hifema.
Pada kasus pasien ini, kornea tampak menguning, hyfema positif seluruh COA, hal ini kemungkinan telah
terjadi komplikasi perdarahan sekunder dan hemosiderosis yang dapat menimbulkan kornea tampak
menguning. Sedangkan pada pemeriksaan tekanan intra okular mata kanan, hasilnya sebesar 15 mmHg atau
masih dalam batas normal yang menunjukkan belum adanya komplikasi glukoma sekunder.
 Penatalaksanaan dari hifema bertujuan untuk menghentikan perdarahan atau menghindarkan timbulnya
perdarahan sekunder, mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata, merawat dan mengobati jaringan
sekitarnya, dan meminimalisasi kerusakan lebih lanjut lagi. Prinsip pengobatannya meliputi tirah baring
(posisi semifowler), bebat mata, medikamentosa, bedah operatif (parasintesis, dan tergantung komplikasi
yang muncul). Pada kasus ini, pasien diberikan terapi tetes mata cendo lysteers untuk membantu melumasi
kondisi mata yg mengering, iritasi, serta gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh gangguan hifema itu
sendiri. Pasien juga direncanakan dirujuk untuk mendapatkan terapi keratoplasti karena mata kanan pasien
sudah mengalami hemosiderosis atau imbibisio kornea yang diakibatkan penumpukan dari hemosiderin
masuk ke dalam lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning yang hanya dapat ditolong
dengan keratoplasti.
 Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera okuli anterior. Biasanya hifema
dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma, prognosisnya baik (bonam) karena darah akan
diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa hari. Sedangkan hifema yang telah mengalami
glaukoma, prognosisnya bergantung pada seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek pada
ketajaman penglihatan. Bila tajam penglihatan telah mencapai 1/60 atau lebih rendah maka prognosis
penderita adalah buruk (malam) karena dapat menyebabkan kebutaan. Pada pasien ini, pasien tidak
mengalami peningkatan TIO namun pasien mengalami imbibisio kornea karena terlambatnya penanganan
yang dilakukan sebelumnya, tajam penglihatan juga telah mencapai 1/300 . Hal ini mengakibatkan prognosa
nya menjadi buruk (malam) .
KESIMPULAN
Pasien Tn. D usia 24 tahun datang dengan keluhan penglihatan buram pada mata
sebelah kanan dialami sejak + 1 bulan setelah terkena jebretan mainan karet gelang.
Saat pemeriksaan di poli mata pasien mengeluh hanya bisa melihat bayangan, timbul
rasa mengganjal dimata kanan serta adanya darah yang menutupi seluruh bagian
lingkaran hitam mata kanan, yang warnanya mulai menguning. Berdasarkan pemeriksaan
oftalmologi mata kanan didapatkan visus mata kanan 1/300. Pada anamnesa gejala yang
dirasakan pasien dan pemeriksaan oftalmologi, kondisi pasien mengarah pada keadaan
blood stanning dikarenakan hifema yang tidak tertangani sejak awal. Pada kasus ini,
pasien diberikan terapi tetes mata cendo lysteers. Pasien juga direncanakan dirujuk
untuk mendapatkan terapi keratoplasti karena mata kanan pasien sudah mengalami
hemosiderosis atau imbibisio kornea yang diakibatkan penumpukan dari hemosiderin
masuk ke dalam lapisan kornea. Pada pasien ini, pasien tidak mengalami peningkatan
TIO namun pasien mengalami imbibisio kornea karena terlambatnya penanganan yang
dilakukan sebelumnya, tajam penglihatan juga telah mencapai 1/300 . Hal ini
mengakibatkan prognosa nya menjadi buruk (malam) .

Anda mungkin juga menyukai