C HYFEMA
Oleh :
Fatimatus Solekhah
PRECEPTOR
Dr. M. Faisal Lutfi, Sp.M
IDENTITAS PASIEN
Penglihatan
buram pada
mata sebelah
kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli mata rsud krt setjonegoro dengan keluhan pandangan mata
sebelah kanan buram dialami sejak + 1 bulan setelah terkena jebretan mainan karet
gelang. Awalnya pasien masih bisa melihat, hanya terasa nyeri, mata tidak berdarah.
Namun setelah 1 minggu terkena jepretan mainan karet gelang pandangan mata mulai
menurun, terlihat penumpukan darah dibagian mata yang masih sedikit, air mata
berlebih, agak terasa nyeri. Pasien sempat memeriksakan keluhannya ke mantri dekat
rumahnya dan pasien diberi obat tetes serta obat tablet namun keluhan tidak membaik,
pasien membiarkan hingga + 1 bulan. Pasien baru memeriksakan ke poli mata dengan
keluhan mata kanan sudah tidak dapat melihat dengan jelas hanya dapat melihat
bayangan saja, penumpukan darah pada mata semakin banyak sehingga menutupi bagian
hitam bola mata. pusing (-), gatal (-) , perih (-), mata merah (-), air mata berlebih (-), rasa
mengganjal (+), silau (-).
• Pasien belum pernah mengalami penyakit serupa
sebelumnya. Riwayat operasi disangkal, riwayat alergi
disangkal, dan riwayat DM disangkal. Pasien tidak
RPD memakai kacamata sebelumnya
RR : 20 kpm
TD : 120/70 mmHg
GCS : 15 ( E:4, M:6, V:5)
STATUS OFTAMOLOGI
Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (- Palpebra Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan
), blefarospasme (-), lagoftalmus (-) (-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-), entropion (-) ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), injeksi silier (-), injeksi Konjungtiva Edema (-), injeksi silier (-), injeksi
konjungtiva (-), infiltrat (-), hiperemis konjungtiva (-), infiltrat (-),
(-) hiperemis (-)
hipopion (-), hifema (+) seluruh COA Camera Oculi Anterior (COA) Dalam, hipopion (-), hifema (-)
Tidak dapat di nilai Iris atrofi (-) coklat, edema(-), synekia (-)
OD OS
C. Lyteers Rencana
4X1 tetes rujuk
pada mata keratoplasty
kanan
PROGNOSIS
Ad Ad
Ad Vitan
Fungsional Sanactiona
: dubia et
: dubia et m : dubia
bonam
malam et malam
BLOOD
STAINING
E.C
HYFEMA
PENDAHULUAN
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cidera
Salah satu di antara sekian banyak penyebab kebutaan, yang sering dijumpai adalah
trauma tumpul pada mata
Perdarahan di dalam Camera Oculi Anterior (COA) yang disebut dengan hifema
merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter.
Anatomi Mata
Vaskularisasi Bola Mata
A. Definisi
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata
depan yang berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang
pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara spontan,
sehingga darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi
sebagian ataupun seluruh isi bilik mata depan.
B. Epidemiologi
1. Hifema traumatik
• Trauma yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh benda
tumpul, misalnya bola, batu, projektil, mainan anak-anak,
pelor mainan, paint ball, maupun tinju
2. Hifema iatrogenik
• Hifema iatrogenik adalah hifema yang timbul dan merupakan
komplikasi dari proses medis, seperti proses pembedahan
3. Hifema spontan
• Hifema spontan adalah perdarahan bilik mata depan akibat
adanya proses neovaskularisasi, neoplasma, maupun adanya
gangguan hematologi
D. Patofisiologi
Hal ini dapat
Terjadi meningkatkan tekanan
Trauma tumpul peregangan limbus intraokuler secara
menyebabkan dan perubahan akut dan berhubungan
kompresi bola mata posisi dari iris dan dengan kerusakan
lensa jaringan pada sudut
mata
Perdarahan terjadi
Perdarahan pada bilik Gaya-gaya kontusif karena adanya robekan
mata depan akan merobek pembuluh darah, antara
mengakibatkan lain arteri-arteri utama
teraktivasinya pembuluh darah dan cabang-cabang dari
mekanisme hemostasis iris dan merusak badan siliar, arteri
dan fibrinolisis sudut COA koroidalis, dan vena-
vena badan siliar
Bila terdapat
Adanya darah penumpukan dari
pada bilik mata hemosiderin ini, dapat
depan memiliki masuk ke dalam lapisan
kornea, menyebabkan
beberapa temuan kornea menjadi bewarna
klinis yang kuning dan disebut
berhubungan hemosiderosis atau
imbibisi kornea
E. Klasifikasi
Fotofobia
Blefarospasme
Perdarahan COA
Gangguan visus
Blood staining
Peningkatan TIO
Anisokor pupil
G. Diagnosis
1. Anamnesis
3.Pemeriksaan penunjang
• Tonometri, funduskopi, USG, skrining sickle cell,
X-ray, CT-Scan orbita
H. Penatalaksanaan
1. Perawatan
2. Perawatan
Konsevatif/Tanpa
dengan Operasi
Operasi
Perawatan Konservatif/Tanpa Operasi
1. • Tirah baring
2. • Bebat mata
1. Parasentesis
1 •Perdarahan sekunder
2 •Glaukoma sekunder
3 •Hemosiderosis kornea
4 •Sinekia posterior
5 •Uveitis
J. Prognosis