Anda di halaman 1dari 1

Pemeriksaan Laboratorium

1. Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran


darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%
mengindikasikan adanya cedera Luka bakar derajat 3 dengan traua inhalasi
tergolong dalam triase merah karena: 1. tanda-
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan
tanda vital abnormal
2. Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya lapisan yang lebih dalam sampai mencapai
(TD:80/60mmHg;N:140x/menit; RR: 38x/menit;
kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan
mengalami syncope; sesak napas; auskultasi LUKA BAKAR DERAJAT 3 DENGAN jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ
dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pebuluh kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi
darah wheezing; takikardi; takipnea). 2. mengancam TRAUMA INHALASI sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae,
jiwa atau fungsi vital. 3. mempunyai kesempatan
kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan
hidup besar. 4. penanganan dan pemindahan
3. Leukosit: Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya lebih pucat sampai berwarna hitam kering
bersifat segera karena klien mengalami
infeksi atau inflamasi
gangguan jalan napas dan pernapasan.

4. GDA (Gas Darah Arteri): Untuk mengetahui adanya


kecurigaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen
RIWAYAT PENYAKIT
(PaO2) atau peningkatan tekanan karbondioksida
(PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida

5. Elektrolit Serum: kalium dapat meningkat pada awal


sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan
fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun Riwayat penyakit sekarang: Gambaran keadaan klien mulai
karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak,
konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien
diuresis selama menjalani perawatan ketika dilakukan
pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase 3 :fase
6. Glukosa Serum : Peninggian glukosa serum emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak),
menunjukkan respon stress. PEMERIKSAAN PENUNJANG fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase
rehabilitatif (menjelang klien pulang)
7. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya
kehilangan protein pada edema cairan Tanpa Distres Pernapasan

8. BUN/ Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan


perfusi atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat
meningkatkan karena cedera jaringan
Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut
atau tenggorokan
9. Ureum
a. Intubasi / pipa endotrakeal.
b. Pemberian oksigen 2-4 liter / menit
10. Protein c. Penghisapan secret secara berkala. Sesak atau tidak ada suara
d. Humidifikasi dengan nebulizer.
e. Pemberian bronkodilator (Ventolin ® inhalasi)
11. Hapusan Luka f. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan
g. Pemeriksaan radiologik (foto toraks) dikerjakan bila Gejala distress napas (takipnea)
ada masalah pada jalan napas.
12. Urine lengkap, dll. Rongten : Foto Thorax, dll. h. Posisi penderita duduk/etengah duduk, dirawat di bed
observasi
i. Pelaksanaan di ruang resusitasi gawat darurat
penurunan kesadaran

EKG : Untuk mengetahui adanya tanda Tanda Gejala:


PENATALAKSANAAN
iskemia miokardial atau distritmia
Dengan Distres Pernapasan Sputum tercampur arang

CVP : Untuk mengetahui tekanan vena


Riwayat terjebak dalam rumah/ ruangan
sentral, diperlukan pada luka bakar lebih
terbakar
dari 30% dewasa dan lebih dari 20% pada
anak
a. Dilakukan trakeostomi dengan local anestesi, dengan atau
tanpa kanul trakeostomi. tanda distress napas, rasa tercekik,
b. Pemberian oksigen 2 - 4 liter /menit melalui trakeostomi. tersedak, alas bernafas dan adanya
c. Pembersihan secret saluran pernapasan secara berkala wheezing atau rasa tidak nyaan pada
serta bronchial washing.
d. Humidifikasi dengan nebulizer. mata/tenggorokan (iritasi ukosa)
e. Pemberian bronkodilator (Ventolin ® inhalasi setiap 6 jam.
f. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan.
g. Pemeriksaan radiologik (foto toraks) dikerjakan bila
masalah pernapasan telah diatasi.
h. Kasus ini dirawat pada bed observasi dengan posisi duduk
atau setengah duduk.
i. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai