Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah hydrolic testing


yang terdapat di Laboratorium Teknik Sipil UGN dengan geometri panjang flume
= 460 cm, lebar = 15 cm dan tinggi = 25 cm. Bahan dasar saluran adalah kaca
dengan ketebalan 5 mm dengan dua buah saluran, yaitu saluran pengujian dan
saluran penenang (Gambar 3.1)

(a)

Gambar 3.1 Model peralatan hydrolic testing saluran terbuka.

Untuk melaksanakan penelitian ini, ada beberapa tahapan yang akan


dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunakan kajian secara eksperimental. Rancangan percobaan pada penelitian
ini dibagi menjadi rancangan percobaan penelitian pendahuluan dan rancangan
percobaan penelitian utama yang terintegrasi secara kontinu.
3.1 Model Pengujian Baffle Blocks
Pada penelitian dilakukan pemodelan sistem pelimpah/ambang dengan
penambahan baffle blocks yang secara sederhana dapat ditunjukkan pada Gambar
3.2 dibawah ini.

(a)

(b)

Gambar 3.2 Skema pengujian baffle blocks (a). Pemasangan baffle


blocks pada flume (b) Profil baffle blocks

Dalam pemodelan bentuk baffle blocks ini, dimensi telah ditentukan sebagai
berikut : lebar 2 cm, tinggi 2 cm, panjang 2 cm.

23
3.2 Peralatan Pendukung & Alat Ukur Penelitian
Alat ukur digunakan untuk mengukur tekanan statis dan tekanan stagnasi.
Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah pintu air (sluice gate) portable,
flowmeter, stopwatch, mistar, tabung volumetrik.
Dalam hal kegunaannya, peralatan dan alat ukur yang digunakan
dijelaskan sebagai berikut :

1. Flowmeter/Current meter
Current meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
aliran yang mengalir pada flume saluran terbuka (Gambar 3.3).
Pengukuran dilakukan dengan meletakkan sensor ukur di dalam fluida
yang mengalir kemudian akan dibaca/diolah oleh alat tersebut dan
ditampilkan pada display current meter.

Gambar 3.3 Current meter

2. Mistar
Mistar berfungsi untuk mengukur kedalaman air baik dihulu tunnel
maupun di hilir (Gambar 3.4).

Gambar 3.4 Mistar

3. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi tabung volumetrik dalam rangka mengukur debit air (Gambar

24
3.5). Alat ini akan digunakan pada proses pengambilan data dengan
menggunakan metode volumetrik.

Gambar 3.5 Stopwatch

4. Tabung volumetrik kapasitas 20 liter

Tabung volumetric berfungsi untuk menampung air yang keluar dari


pembilas (outlet) saluran (Gambar 3.6). Alat ini digunakan pada proses
pengambilan data dengan metode volumetrik.

Gambar 3.6 Tabung volumetrik

3.3 Parameter Pengujian


Parameter dan variabel pengujian pada kedua pelimpah yaitu tipe
trapesium dan setengah lingkaran ini antara lain :
a. Panjang Loncatan Hidrolik
Panjang loncatan hidrolik air dapat didefinisikan sebagai jarak antara
permukaan depan loncatan air sampai menuju pada suatu titik permukaan
gulungan ombak dibagian hilir. Panjang loncatan hidrolik air secara teoritis
sukar ditentukan, tetapi telah diselidiki beberapa kali percobaan oleh
beberapa ahli hidrolika (Rangga Raju, KG, 1986). Untuk mendapatkan
panjang loncat air L, tidak ada rumus teoritis yang dapat digunakan untuk

25
menghitungnya. Panjang loncat air dapat ditentukan dengan percobaan
laboratorium.
Untuk saluran segi empat, panjang loncat air pada persamaan (Woyeski,1931)
sebagai berikut :

L = {8-0,05(y2/y1)}(y2-y1) (3.1)

dimana : L : Panjang loncat air (m)


y1 : Kedalaman air di hulu loncat air (m)
y2 : Kedalaman air di hilir loncat air (m)

Panjang loncatan menurut Smetana (1933), dapat dinyatakan sebagai berikut :

L = C (h2 - h1) (3.2)

dimana : L : Panjang loncat air (m)


C : Nilai konstanta C = 6
h1 : Kedalaman air sebelum loncatan terjadi (m)
h2 : Kedalaman air setelah terjadinya loncatan hidrolik (m)

Menghitung panjang loncatan hidrolik menurut Silvester (1964), dapat


dinyatakan sebagai berikut :

L = 9,75 (Fr – 1) 1,01 . y1 (3.3)

dimana :
L : Panjang loncat air (m)
Fr : Angka Froude pada loncatan
y1 : Kedalaman air sebelum terjadi loncatan

Sarjana Biro Reklamasi Amerika Serikat (USBR), mengusulkan panjang


loncatan hidrolik air pada saluran persegi adalah sebagai berikut :

L = An (y2 - y1) (3.4)


dimana :
L : Panjang loncat air (m)
An : Konstanta yang nilainya berkisaran (5 – 6,9)
y1 : Kedalaman air sebelum terjadi loncatan (m)
y2 : Kedalaman air setelah loncatan terjadi (m)

26
b. Perhitungan Bilangan Froude (Fr)
Bilangan froude (Fr) adalah sebuah bilangan tak bersatuan yang
digunakan untuk mengukur resistensi dari sebuah benda yang bergerak
melalui air dan membandingkan benda – benda dengan ukuran yang
berbeda – beda (Bilangan ini ditemukan oleh William Froude). Bilangan ini
didasarkan pada kecepatan dibagi beda jarak. Aliran dikatakan kritis apabila
bilangan Froude (Fr) sama dengan satu (1), sedangkan aliran disebut
subkritis atau kadang-kadang dinamakan aliran tenang (trianguil flow)
apabila Fr < 1 dan disebut superkritis atau aliran cepat (rapid flow)
apabila Fr > 1. Perbandingan kecepatan aliran dengan gaya gravitasi (per
satuan volume) dikenal sebagai bilangan Froude dan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
𝑉
𝐹𝑟 = (3.5)
√𝑔.𝐿

dimana :
Fr = bilangan Froude
V = kecepatan rata-rata aliran (m/s)
g = pecepatan grafitasi (m2/s) ;
L = panjang karakeristik (m)

Pada aliran terbuka biasanya digunakan kedalaman hidraulis D sebagai


panjang karakteristik, sehingga F dapat ditulis sebagai :
𝑉
𝐹𝑟 = (3.6)
√𝑔.𝐷

Energi spesifik aliran pada setiap penampang tertentu dihitung sebagai


total energi pada penampang itu dengan menggunakan dasar saluran
sebagai referensi. Persamaan energi secara umum adalah :

𝑉2
𝐻 = 𝑍 + ℎ cos 𝜃 + 𝛼 2𝑔 (3.7)

sehingga persamaan energi untuk saluran datar (θ = 0), adalah :

𝑉2
𝐸𝑠 = 2𝑔 + ℎ (3.8)

27
Berhubung Q = v x A, maka rumus energi spesifik menjadi :

𝑄2
𝐸𝑠 = 2𝑔.𝐴2 + ℎ (3.9)

dimana ;
H = tinggi energi (m)
Z = tinggi suatu titikterhadap bidang referensi (m)
a = koefisien energi, pada perhitungan selanjutnya a = 1
E = energi spesifik (m)
h = kedalaman aliran (m)
v = kecepatan aliran rata-rata (cm/detik) A = luas penampang (m2)
g = percepatan grafitasi (cm/detik)
Q = debit (m3/det).

Persamaan besarnya kehilangan energi yaitu sebagai berikut :


1 𝑉2 3 𝑉2
∆𝐸 = 𝑌1 + 2𝑔.𝐴2 − 𝑌3 − 2𝑔.𝐴2 (3.10)
1 3

dimana :
ΔE = kehilangan energi (m)
Y1 = tinggi air sebelum penyempitan (m)
Y3 = tinggi air pada penyempitan (m)
V1 = kecepatan air sebelum penyempitan (m/s)
V3 = kecepatan air pada penyempitan (m/s)

Kecepatan dapat diturunkan dari persamaan sebelumnya, sehingga persamaan


menjadi :
1𝑄2 3 𝑄2
∆𝐸 = 𝑌1 + 2𝑔.𝐴2 − 𝑌3 − 2𝑔.𝐴2 (3.11)
1 3

dimana :
A1 = luas penampang sebelum ada penyempitan
A3 = luas penampang setelah ada penyempitan

28
3.4 Prosedur Pengambilan Data Pengujian
Untuk mendapatkan data yang akurat dan teliti dalam percobaan ini
diperlukan langkah secara berurutan. Adapun langkah kerja yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan peralatan dan alat ukur yang digunakan, meliputi flow
meter, stopwacth dan mistar.
2. Mempersiapkan peralatan pendukung lain yang digunakan, meliputi
pelampung, tabung volumetrik dan pintu air portabel.
3. Hidupkan pompa dan buka katup pipa sehingga air mengisi tunnel
penenang dan masuk ke tunnel/flume utama untuk pengujian.
4. Pasang baffle blocks dan siapkan peralatan pada poin 1 dan 2 .
5. Membuka pintu air dengan bukaan yang telah ditentukan.
6. Mencatat nilai awal ketinggian hulu bendung y0, y1, ya, yb, dan y2 pada hilir
bendung menggunakan mistar.
7. Catat kecepatan aliran pada titik y0, y1, ya, yb, di hulu dan y2 pada hilir
dengan menggunakan flowmeter dalam rangka menentukan loncatan
hidrolik.
8. Gunakan tabung volumetrik untuk menghitung debit air yang dihasilkan
disertai perhitungan waktu yang dibutuhkan dengan menggunakan
stopwatch.
9. Ulangi poin 1 s/d 9 dengan memvariasikan debit melalui bukaan pintu air
dengan kenaikan setiap 1 cm.
10. Mematikan pompa setelah selesai digunakan.

29
3.5 Flowchart Penelitian

Adapun rangkaian pengujian dan penelitian ini secara ringkas adalah


sebagai berikut :

START

Mempersiapkan semua peralatan utama dan alat-alat


ukur pendukung lainnya yang dibutuhkan.

Hidupkan pompa & buka katup pipa

Mengatur bukaan pintu air sesuai


dengan yang ditentukan

Pasang buffle blocks didepan


bendung/ambang

Mengukur dan mencatat variabel y0, y1, ya, yb, Mengatur bukaan pintu
di hulu dan y2 pada hilir (yg) air dengan variasi
yang telah ditentukan

Tentukan nilai lonacatan


hidrolik (Lj) kecepatan aliran
(v) serta Energi spesifik (Es)
volumetrik

Mematikan pompa

STOP

Gambar 3.7 Flowchart Penelitian

30

Anda mungkin juga menyukai