Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KINERJA PROSES PELELANGAN PEKERJAAN

KONSTRUKSI SECARA ELEKTRONIK DI KOTA MEDAN


(Studi Kasus : Pemerintah Kota Medan)
Abdul Zailani1, Johannes Tarigan2, Andy Putra Rambe3
1,2,3
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU
Medan Email : abdulzailani16@yahoo.co.id

ABSTRAK

LPSE adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja


Perangkat Daerah/lnstitusi Lainnya (K/L/D/I) untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan
barang/jasa secara elektronik serta memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan
pengadaan barang/jasa secara elektronik. ULP/Pejabat Pengadaan pada
Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE dapat menggunakan
fasilitas LPSE yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan secara
elektronik. Selain memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa
secara elektronik LPSE juga melayani registrasi penyedia barang dan jasa yang berdomisili di wilayah
kerja LPSE yang bersangkutan.
Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat
efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring dan audit dan memenuhi kebutuhan akses
informasi yang real time guna mewujudkan clean and good government dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah. Dasar hukum pembentukan LPSE adalah Pasal 111 Nomor 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan Kepala
LKPP Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan pengadaan Secara Elektronik. LPSE dalam
menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ditinjau dari segi waktu, pengumuman harus ditulis di surat kabar selama 1 hari dan
selama 7 hari pengumuman di Kantor Pemerintah Kota Medan, sedangkan dengan menggunakan
sistem elektronik hanya perlu memasukkannya didalam website resmi Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) di Kota Medan. Ditinjau dari segi biaya, terdapat beberapa faktor kenapa
pelelangan secara elektronik lebih hemat dibandingkan secara manual karena pada pelelangan secara
manual Pokja layanan Pengadaan harus melakukan pembayaran pada pembelian kertas, tinta,
pembelian perangkat komputer dan printer, penyewaan gedung, dan sampai biaya pengamanan dari
pihak kepolisian sedangkan dengan meggunakan sistem pelelangan secara elektronik hanya perlu
mengunggah (upload) ke website resmi LPSE Kota Medan.

Kata Kunci: Pelelangan Secara Elektronik, Unit Layanan Pengadaan

ABSTRACK

LPSE is a work unit formed in all Ministries / Institutions / Work Units/ Regional Devices
/ Other Institutions to organize an electronically procurement system for goods / services and facilitate
ULP / Procurement Officials in carrying out procurement of goods / services electronically. ULP /
Procurement Officials at Ministries / Institutions / Universities / State-owned enterprises that do not
form LPSE can use the closest LPSE facilities to their place of residence to carry out procurement
electronically. In addition to facilitate ULP / Procurement Officials in carrying out the procurement of
goods / services electronically, LPSE also serves the registration of goods and services providers
domiciled in the working area of the concerned LPSE
Procurement of goods / services electronically will increase transparency and
accountability, improving market access and a fair business competition, improving the efficiency of
the procurement process, supporting the monitoring and audit process and fulfill the need for real time
information access to realize a clean and good government in the procurement of government goods /
services. The legal basis for the establishment of LPSE is Article 111 Number 54 of 2010 concerning
procurement of government goods / services whose operational technical provisions are regulated by
the LKPP Head Regulation Number 2 of 2010 concerning Electronic Procurement Services. LPSE in
organizing system of goods / services procurement electronically, must also fulfill the requirements as
stipulated in Act Number 11 of 2008 concerning Information and Electronic Transactions.
In terms of time, the announcement must be written in the newspaper for 1 day and for 7 days
at the Government of Medan City Office, while using the electronic system, it only needs to put it in
the official website of the Electronic Procurement Service (LPSE) in Medan. In terms of cost, there
are several factors why electronic auctions are more economical than manually because at a manual
auction the Procurement Service Working Group must make payments for purchasing papers, inks,
computers and printers , building leasing, up to the police's security costs while using the electronic
auction system only needs to upload to the official website of Medan City LPSE .

Keywords: Electronic Auctions, Procurement Service Unit

1. PENDAHULUAN mendapatkan kontrak dengan


Pemerintah.
Untuk meningkatkan suatu efisiensi,
3. Meningkatkan efektifitas dan
efektifitas dan transparansi dalam proses
efisiensi dalam pengelolaan proses
pelelangan barang dan jasa maka dari itu
pengadaan barang/jasa Pemerintah.
adanya E-Procurement yaitu suatu sistem
pelelangan barang dan jasa secara
Pemerintah Kota Medan sebagai
elektronik di Pemerintah Kota Medan.
instansi publik yang menangani
Permasalahan kenapa Pemerintah Kota
pengadaan barang/jasa merupakan salah
Medan menggunakan E-Procurement atau
satu pelopor penggunaan E-Procurement
pengadaan barang dan jasa secara
di Provinsi Sumatera Utara, sehingga
elektronik adalah untuk memangkas biaya
sangat penting untuk mengetahui analisis
secara signifikan jika dibandingkan
kinerja pelelangan secara elektronik pada
dengan sistem manual dan juga sebagai
Pemerintah Kota Medan.
cara yang efektif dan transparan didalam
pengadaan barang dan jasa di lingkungan Berdasarkan latar belakang tersebut
Pemerintah Kota Medan. Untuk itu, perlu dapat dirumuskan beberapa permasalahan
diperkenalkan suatu sistem pelelangan sebagai berikut :
barang dan jasa secara elektronik atau
a. Bagaimana sistem pelelangan
LPSE (Layanan Pengadaan Secara
barang/jasa dalam pekerjaan
Elektronik).
konstruksi di Pemerintah Kota
Penggunaan E-Procurement pada Medan secara elektronik?
dasarnya akan (Patriastomo, 2008) : b. Bagaimana pengaruh dari kinerja
1. Meningkatkan transparansi dan pelelangan barang dan jasa dalam
keterbukaan dalam proses pekerjaan konstruksi dari segi waktu
pengadaan barang/jasa Pemeritah. dan biaya secara elektronik?
2. Meningkatkan persaingan yang
sehat di antara pelaku usaha untuk Tujuan dan penelitian ini nantinya
akan menjawab pertanyaan dari
perumusan masalah di atas, dimana tujuan Didalam Peraturan Presiden Nomor 16
dari penelitian ini adalah : Tahun 2018 Pasal 5 menjelaskan tentang
a. Mengetahui tentang sistem kebijakan pengadaan barang/jasa, yaitu :
pelelangan barang/jasa dalam 1. Meningkatkan kualitas perencanaan
pekerjaan konstruksi secara pengadaan barang/jasa.
elektronik di Pemerintah Kota 2. Melaksanakan pengadaan barang
Medan. dan jasa yang lebih transparan,
b. Mengetahui tentang pengaruh terbuka, dan kompetitif.
kinerja pelelangan barang/jasa 3. Memperkuat kapasitas kelembagaan
secara elektronik dari segi waktu dan sumber daya manusia
dan biaya secara elektronik. pengadaan barang/jasa.
4. Mengembangkan E-Marketplace
2. TINJAUAN PUSTAKA pengadaan barang/jasa.
5. Menggunakan teknologi informasi
E-Procurement adalah sistem dan komunikasi, serta transaksi
elektronik.
pengadaan barang dan jasa yang
6. Mendorong penggunaan barang/jasa
memanfaatkan teknologi informasi.
dalam negeri Standar Nasional
Teknologi informasi digunakan untuk Indonesia (SNI).
melakukan pengolahan data pengadaan 7. Memberikan kesempatan kepada
hingga proses pembuatan laporan. E- Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Procurement merupakan istilah umum Usaha Menengah.
diterapkan pada penggunaan sistem yang 8. Mendorong pelaksanaan penelitian
terintegrasi antara data base dengan area dan industry kreatif.
yang luas (biasanya berbasis web) 9. Melaksanakan pengadaan
jaringan sistem komunikasi disebagian berkelanjutan.
atau seluruh proses pembelian. Proses Dalam pelaksanaannya, E-
pengadaan meliputi identifikasi kebutuhan Procurement di Indonesia telah terbukti
awal dan spesifikasi oleh pengguna, memberikan manfaat positif dan mampu
melalui pencarian, sumber dan tahap mewujudkan pengadaan barang dan jasa
negosiasi kontrak, pemesanan dan yang menerapkan prinsip Good Corporate
termasuk mekanisme yang meregistrasi Governance. Banyak kalangan
penerimaan, pembayaran dan sebagai departemen/ instansi pemerintah pusat,
pendukung evaluasi pasca pengadaan. pemerintah daerah, Badan Usaha Milik
Pengadaan barang/jasa menurut Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Daerah (BUMD) yang mampu
menghemat anggaran maupun waktu yang
adalah suatu kegiatan yang dalam
digunakan. E-Procurement juga dianggap
pembiayaannya baik sebagian maupun
bisa “membebaskan” proses pengadaan
seluruhnya menggunakan dana Anggaran barang dan jasa dari tudingan KKN.
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)/
Anggaran Penerimaan dan Belanja Menurut Seth Miller dalam artikelnya
Daerah (APBD) atau pinjaman/hibah keuntungan utama E-Procurement
yang diterima oleh pemerintah yang mana meliputi menghemat uang, waktu, dan
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan beban kerja tambahan yang normalnya
berhubungan dengan pekerjaan tulis-
pemilihan penyedia barang/jasa maupun
menulis. Proses pe-ngadaan konvensional
secara swakelola. biasanya melibatkan banyak pemprosesan
kertas-kertas, yang mana menghabiskan
sejumlah besar waktu dan uang. Dalam
beberapa contoh, biaya pemrosesan penilaian terhadap dokumen penawaran
berkurang sebesar 85%. E-Procurement bagian pengadaan barang/jasa di Pemko
merupakan komponen besar dalam e- Medan. Data-data yang didapatkan dalam
commerce bussines to bussines modern tahap persiapan ini diantaranya adalah
dan dapat diterapkan pada spektrum luas dokumen pelelangan dan dokumen
industri dan pasar. penawaran oleh Pokja Layanan
Pengadaan di Pemko Medan.
Beberapa kelebihan dari penerapan E-
Procurement adalah (Satyawira, 2008) : 3.1.2. Jenis Data Dan Sumber Data
1. E-Procurement menawarkan
kesempatan seluas-luasnya untuk Dalam penelitian ini dibutuhkan
perbaikan dalam biaya dan beberapa jenis data, yang terdiri dari data
produktivitas. primer dan data sekunder.
2. E-Procurement adalah salah satu 1. Data Primer
cara yang paling efektif untuk
 Wawancara yang terkait pada
menyempurnakan manajemen
penelitian.
dalam proses langsung, maupun
2. Data Sekunder
tidak langsung dalam pencarian
 Dokumen pelelangan;
sumber pembelian.
3. Strategi E-Procurement yang efektif  Dokumen penawaran.
akan merupakan kunci keberhasilan
dalam meningkatkan daya saing di 3.2. Hipotesis
waktu yang akan datang. Berdasarkan kajian literatur diatas
dapat diperoleh suatu hipotesa penelitian,
3. METODOLOGI PENELITIAN
yaitu :
Pada dasarnya penelitian (riset) ilmiah
adalah kegiatan untuk mencari kebenaran 1. Manfaat yang dapat diperoleh
suatu masalah. Untuk itu diperlukan dengan adanya e-procurement pada
metode penelitian yang tepat untuk Pemerintah Kota Medan yaitu :
menunjang kelancaran selama proses a. Pelaksanaan pengadaan
penelitian ini berlangsung. Pada bab ini, barang/jasa dapat berjalan secara
selanjutnya akan dibahas mengenai transparan, adil, dan persaingan
metodologi penelitian yang digunakan yang sehat.
oleh penulis yang berisi penjelasan b. Masyarakat luas dapat berperan
mengenai tahapan penelitian, hipotesis, aktif dalam pelaksanaan
kerangka penelitian, dan flowchart pengadaan barang/jasa di
penelitian. lingkungan Pemerintah Kota
Medan dan mempermudah
3.1. Jenis Data Penelitian masyarakat dalam memperoleh
informasi.
3.1.1. Tahap Persiapan 2. Penerapan sistem e-procurement
Tahap pertama pada penelitian ini, pada Pemerintah Kota Medan sesuai
peneliti harus melakukan tahap persiapan dengan Peraturan Presiden Nomor
yang diantaranya adalah mengumpulkan 54 Tahun 2010 dan pada tanggal 1
atau mencari informasi tentang data-data Juli Tahun 2018 akan menggunakan
pelelangan. Pencarian data dilakukan Peraturan Presiden No. 16 Tahun
dengan cara survey ke tempat penelitian 2018.
untuk mendapatkan informasi dari pihak
Pemerintah Kota Medan selaku
penyelenggara pelelangan di Kota Medan.
Pemerintah Kota Medan melakukan
3.3. Kerangka Penelitian 3.4. Flowchart Penelitian
Pendekatan penelitian ini merupakan
studi kasus pada Pemerintah Kota Medan Mulai
dengan meninjau lebih dalam tentang
kinerja dalam penerapan pelaksanaan
pemilihan penyedia barang/jasa secara Analisis Kinerja Proses
elektronik. Adapun tahap-tahap Pelelangan Pekerjaan
Konstruksi Secara Elektronik
pelaksanaan penelitian yang akan Di Kota Medan
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman permasalahan ini
terjadi didapatkan dari versi literatur
Pemilihan Strategi
(selain dasar teori) sehingga pada
Penelitian
tahap selanjutnya masalah dapat
diidentifikasikan dan dilanjutkan
dengan penetapan judul.
Penyusunan Instrumen
2. Hipotesa ada setelah tahap Penelitian
identifikasi masalah, penetapan
judul, dan survei literatur. Dari
survei literatur dikumpulkan Pengumpulan Data
penelitian-penelitian yang relevan.
3. Metodologi disusun untuk memberi
arah penelitian.
4. Data primer dan sekunder dapat Data Primer : Data Sekunder :
Wawancara(Res Dokumen
dikumpulkan. ponden) Pelelangan
Data primer adalah data dari Dokumen
wawancara terhadap narasumber
yaitu pada Pokja Layanan
Pengadaan di lingkungan Unit
Layanan Pengadaan (ULP)
Pemerintah Kota Medan (akan Analisis Data
kondisi yang ada, pelaksanaan E-
Procurement, dan manfaat dari E- Analisis Terhadap Pelelangan, Dan
Procurement). Sedangkan data Dokumen Penawaran Pada Pekerjaan
sekunder adalah dokumen Konstruksi Khususnya Pada Pekerjaan
pelelangan dan dokumen Drainase Di Kota Medan
penawaran.

Kesimpulan dan Saran

Selesai

4. PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Penulisan Penelitian


E-procurement atau sistem pelelangan
secara elektronik masuk ke kota Medan
pada tahun 2012 tapi pada tahun 2012
hanya sekitar 40% saja digunakan dan 7. Pengisian dokumen isian
sisanya masik menggunakan sistem kualifikasi.
pelelangan secara manual. Dan pada 8. Pakta integritas.
tahun 2013 sistem pelelangan secara
elektronik ini digunakan seluruhnya Tabel 4.1.Daftar Personil Inti Pada
sampai dengan 100%. Pelaksanaan Pekerjaan

Jumla
4.2. Instruksi Kepada Peserta Lelang Penga
N Pendi h Posisi
Instruksi Terhadap Peserta Lelang oleh laman
o dikan (Oran
Pokja ULP meliputi umum, dokumen Kerja
g)
pengadaan, penyiapan dokumen Site
penawaran dan kualifikasi, pemasukan Manager
dokumen penawaran, pembukaan dan /SKA
evaluasi penawaran, penetapan pemenang Ahli
pelelangan, penunjukan pemenang, 3 Muda
Sarjan 1
pelelangan gagal, surat jaminan 1. (tiga) Ahli
a (satu)
pelaksanaan, sampai kepada tahun Teknik
penandatanganan kontrak. Sungai
dan
4.2.1. Umum Drainase
1. Lingkup pekerjaan.
2. Sumber dana. Quality
3. Peserta pemilihan langsung. Controlle
4. Larangan Korupsi, Kolusi, dan r/Quantit
Nepotisme (KKN) serta penipuan. y
5. Larangan pertentangan kepentingan. Controlle
STM/ r/SKT
6. Pendayagunaan produksi dalam SMK
negeri. 3 Pelaksan
Jurusa 1 a
7. Satu penawaran tiap peserta. 2. (tiga)
n (satu) Banguna
tahun
Bangu n
4.2.2. Dokumen Pengadaan nan
1. Isi dokumen pengadaan. Irigasi/S
2. Bahasa dokumen pengadaan. KT
3. Pemberian penjelasan. Pelaksan
4. Perubahan dokumen pengadaan. a Saluran
5. Tambahan waktu pemasukan Irigasi
dokumen penawaran. SKT
3 Tukang
STM/ 1
4.2.3. Penyiapan Dokumen Penawaran Dan 3. (tiga) Cor
SMK (satu)
Kualifikasi tahun Beton
1. Biaya dalam penyiapan penawaran
dan kualifikasi. 2 Administ
SMA/ 1
2. Bahasa penawaran. 4. (dua) rasi
SMK (satu)
3. Dokumen penawaran. tahun
4. Harga penawaran. 2 Keuanga
SMA/ 1
5. Mata uang penawaran dan cara 5. (dua) n
SMK (satu)
pembayaran. tahun
6. Masa berlaku penawaran dan jangka
waktu pelaksanaan.
Tabel 4.2.Daftar Peralatan Utama total HPS, pelelangan dinyatakan
Untuk Pelaksanaan Pekerjaan gagal.
5. Berdasarkan hasil koreksi aritmatik,
Jenis Pokja Layanan Pengadaan
No Kapasitas Jumlah
Peralatan menyusun urutan dari penawaran
Dump 5 – 30 terendah.
1. 2 unit 6. Pelaksanaan evaluasi dengan sistem
Truck Ton
Water Min 115 gugur dilakukan oleh Pokja
2. 1 unit Layanan Pengadaan untuk
Tank HP
Roller 3 mendapatkan 3 (tiga) penawaran
3. 6 – 8 Ton 1 unit yang memenuhi syarat yang dimulai
Wheel
Pneumatic 8 -15 dengan penawaran terendah setelah
4. 1 unit koreksi aritmatik.
Roller Ton
Min 110 7. Apabila setelah koreksi aritmatik
5. Bulldozer 1 unit terdapat kurang dari 3 (tiga)
HP
Pemecah 30 t/j 185 penawar yang menawar harga
6. 1 unit kurang dari HPS maka proses lelang
Batu HP
Whell Min 115 tetap dilanjutkan dengan melakukan
7. 1 unit evaluasi penawaran.
Loader HP
Alat 8. Pokja Layanan Pengadaan
Min 4 melakukan evaluasi penawaran.
8. Penggetar 1 unit
HP 9. Ketentuan umum dalam melakukan
Beton
Min ø 50 evaluasi.
9. Pompa Air 1 unit 10. Evaluasi administrasi.
mm
Concrete Min 11. Evaluasi teknis.
10. 1 unit 12. Evaluasi harga.
Mixer 0,125 m3
Memperhitungkan preferensi harga
Flat Bed Min 3,5
11. 1 unit atas penggunaan produksi dalam
Truck Ton
negeri dengan ketentuan:
Perlengkap 1 unit
12. -
an Tukang lengkap
 1   HP
HEA   
4.2.4. Pemasukan Dokumen Penawaran   1  KP 
1. Penyampulan dan penandaan 
sampul penawaran. 
2. Pemasukan dokumen penawaran. HEA = Harga Evaluasi Akhir
3. Batas akhir waktu pemasukan KP = Koefisien Preferensi
penawaran. (Tingkat Komponen Dalam
4. Dokumen penawaran terlambat. Negeri (TKDN) dikali
Preferensi tertinggi
4.2.5. Evaluasi Penawaran Barang/Jasa)
1. Evaluasi penawaran dilakukan
dengan metode evaluasi system HP = Harga Penawaran (Harga
gugur. Penawaran yang
2. Sebelum evaluasi penawaran,
dilakukan koreksi aritmatik. 4.2.6. Penetapan Pemenang Pelelangan
3. Total harga penawaran setelah 1. Penetapan pemenang.
koreksi aritmatik yang melebihi 2. Pengumuman pemenang.
nilai total HPS dinyatakan gugur. 3. Sanggahan.
4. Apabila semua total harga
penawaran yang masuk diatas nilai
4.2.7. Penunjukan Pemenang terhadap prinsip-prinsip pengadaan
1. Penunjukan penyedia/jasa. barang/jasa sesuai dengan pasal 5
2. Berita Acara Hasil Pelelangan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
(BAHP), berita acara lainnya dan 2010.
kerahasiaan proses.
4.3.1. Transparan
4.2.8. Pelelangan Gagal Berdasarkan hasil wawancara dengan
Apabila dari hasil evaluasi penyebab informan diketahui bahwa dari
terjadinya pelelangan gagal, dimulainya pelelangan sampai
mengharuskan adanya perubahan pengumuman pemenang lelang secara
Dokumen Pengadaan, maka dilakukan elektronik di Kota Medan telah
pelelangan ulang dengan terlebih dahulu dilaksanakan sangat transparan. Hal ini
memperbaiki Dokumen Pengadaan. berarti bahwa pelaksanaan pelelangan
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
4.2.9. Surat Jaminan Pelaksanaan Presiden. Transparan yang dimaksud
Ketentuan lebih lanjut mengenai adalah informasi tentang pengumuman
pencairan Jaminan Pelaksanaan diatur pelelangan dapat diperoleh secara jelas,
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak. rinci, dan mudah diakses. Hal ini
dikarenakan Pokja Layanan Pengadaan
4.2.10. Penandatanganan Kontrak pada tahapan pengumuman pelaksanaan
Pihak lain yang bukan Direktur pelelangan barang/jasa di Kota Medan
Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus telah mempublikasikan pengumuman
Koperasi atau yang namanya tidak pelelangan seacara online melalui
disebutkan dalam Akta website resmi LPSE Kota Medan. Setiap
Pendirian/Anggaran Dasar, dapat peserta lelang dapat melihat dengan jelas
menanda-tangani kontrak, sepanjang dan dapat diakses segala informasi yang
pihak tersebut adalah pengurus/karyawan disampaikan oleh Pokja Layanan
perusahaan/karyawan koperasi yang Pengadaan dalam website tersebut.
berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan
mendapat kuasa atau pendelegasian 4.3.2. Akuntabel
wewenang yang sah dari Direktur Akuntabel pada tahapan ini adalah
Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus menekankan pada indikator penayangan
Koperasi atau pihak yang sah berdasarkan pengumuman pelelangan yang dilakukan
Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk secara elektronik dan dilaksanakan
menandatangani kontrak. dalam kurang dari 7 hari kerja, segala
file dokumen pelelangan dapat di
4.3 Hasil Penelitian download serta tahapan pengumuman
Sistem pelelangan secara elektronik cukup memadai dan sesuai dengan
yang diselenggarakan oleh Layanan Peraturan Presiden. Hal ini disebabkan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) karena beberapa panitia dan peserta
dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di lelang yang terkadang mendapatkan
Kota Medan melalui beberapa prinsip kesulitan dalam upload dokumen
pengadaan barang/jasa. Dan untuk pengadaan karena adanya gangguan atau
mengatur pelaksanaan pengadaan kesalahan. Selain itu dalam
barang/jasa disesuaikan dengan prinsip- menayangkan jadwal pengumuman,
prinsip pengadaan yang dicantumkan Pokja Layanan Pengadaan Kota Medan
pada pasal 5 Peraturan Presiden Nomor menyesuaikan jadwal pengumuman
54 Tahun 2010. Berdasarkan hasil dengan hari kerja dan tidak termasuk
wawancara dengan Pokja Layanan hari libur atau pun tanggal merah
Pengadaan, maka didapatkan penjelasan sehingga memudahkan peserta lelang
untuk mempersiapkan dokumen atau ditulis di surat kabar selama 1 hari dan
surat dukungan kepada Pokja Layanan selama 7 hari pengumuman di Kantor
Pengadaan untuk proses pelelangan. Pemerintah Kota Medan. Sedangkan
Dengan demikian bahwa terlihat dalam pada sistem pelelangan secara elektronik
tahapan pengumuman pelelangan hanya perlu mengunggah ke website
barang/jasa secara elektronik di Kota resmi Layanan Pengadaan Secara
Medan sudah memenuhi prinsip Elektronik (LPSE) Pemko Medan. Oleh
akuntabilitas. karena itu sistem pelelangan secara
elektronik lebih efisien dibandingkan
4.3.3. Terbuka secara manual. Dan Dalam hal efisiensi
Terbuka merupakan tahapan yang biaya pelelangan secara elektronik,
pengumuman pelelangannya dari Pokja terdapat beberapa faktor kenapa
Layanan Pengadaan karena Pokja pelelangan secara elektronik lebih hemat
Layanan Pengadaan mengumumkan dibandingkan secara manual. Karena
adanya pelelangan di lingkungan Kota pada pelelangan secara manual Pokja
Medan secara elektronik melalui website layanan Pengadaan harus melakukan
LPSE Pemko Medan secara terbuka. pembayaran pada pembelian kertas,
Artinya dalam proses pelelangan, tinta, pembelian perangkat komputer dan
peserta lelang yang mengikuti printer, penyewaan gedung, dan sampai
pelelangan dapat melihat secara jelas biaya pengamanan dari pihak kepolisian.
dan rinci melelaui website LPSE Pemko Sedangkan dengan meggunakan sistem
Medan yang dapat diakses secara pelelangan secara elektronik hanya perlu
terbuka oleh peserta lelang dan dapat di mengunggah ke website resmi LPSE
pantau secara langsung oleh seluruh Pemko Medan.
peserta lelang. Segala persyaratan
pelelangan baik itu dari koreksi 4.3.5. Efektif
aritmatik, evaluasi administrasi, evaluasi Dalam hasil penelitian tentang prinsip
teknis, evaluasi harga, dan evaluasi efektifitas, untuk pengadaan barang/jasa
kualifikasi. Syarat-syarat dalam sesuai dengan kebutuhan yang telah
dokumen pelelangan disusun dan ditetapkan dan memberikan dampak
ditetapkan oleh hasil penelitian yang positif yang sebesar bagi Pemko Medan
mempunyai persepsi bahwa persyaratan sebagai penyelenggara. Dan sebagai
yang disusun oleh panitia Pokja Layanan pemenuhan hasil yang telah
Pengadaan Kota Medan cukup direncanakan dengan mengukur
memudahkan para peserta lelang untuk kuantitas. Lalu hasil dari semua paket
mengikuti pelelangan tersebut dalam pekerjaan yang diproses melalui
mempersiapkan dokumen penawaran pelelangan dengan memenuhi standar
yang akan diajukan pada panitia Pokja minimal dalam kuantitas yang
Layanan Pengadaan Kota Medan ditetapkan. Dalam hal kesesuaian antara
sebagai syarat untuk mengikuti paket pelelangan yang dilaksanakan
pelelangan tersebut. dengan dokumen pengadaan atau
pelelangan, paket-paket pelelangan yang
4.3.4. Efisien dilaksanakan pada umumnya merupakan
Dalam hal efisiensi waktu proses prioritas kegiatan sebagaimana tertuang
pelelangan secara elektronik, ada dalam dokumen pengadaan yang
beberapa penyebab kenapa pelelangan dikeluarkan oleh Pokja Layanan
secara elektronik lebih efisien dari pada Pengadaan.
pelelangan secara manual. Karena pada
sistem manual Pokja layanan Pengadaan
harus melakukan pengumuman yang
4.3.6. Bersaing 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada umumnya dan seharusnya 5.1. Kesimpulan
pelelangan barang/jasa di Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian maka
Pemerintah Kota Medan harus dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan,
secara bersaing diantara peserta lelang yaitu:
dan tentunya dengan persaingan yang 1) Didalam penerapan sistem
sehat. Hal ini untuk memperoleh harga pelelangan secara elektronik
yang paling kompetitif dan efisien terdapat beberapa manfaat seperti
dengan tetap memperhatikan pemenuhan efisiensi dari segi waktu dan biaya,
terhadap spesifikasi teknis dan yaitu :
persyaratan administrasi. Apabila a. Ditinjau dari segi waktu,
terdapat intervensi kepada PPK dan pengumuman harus ditulis di surat
Pokja Layanan Pengadaan maka hal kabar selama 1 hari dan selama 7
tersebut dapat menimbulkan suatu hari pengumuman di Kantor
persaingan yang tidak kompetitif bagi Pemerintah Kota Medan. Sedangkan
seluruh peserta lelang. Sehingga dengan menggunakan sistem
penawaran yang dihasilkan dalam elektronik hanya perlu
pelelangan bukan harga yang paling memasukkannya didalam website
efisien karena adanya tekanan dari resmi Layanan Pengadaan Secara
pemenang lelang yang dipesan dan tidak Elektronik (LPSE) di Pemko
menawarkan barang dan jasa dengan Medan.
harga yang paling kompetitif atau b. Ditinjau dari segi biaya, terdapat
efisien. beberapa faktor kenapa pelelangan
secara elektronik lebih hemat
4.3.7. Adil/Tidak Diskriminatif dibandingkan secara manual karena
Persyaratan untuk mengikuti pada pelelangan secara manual
pelelangan secara elektronik di Pokja Layanan Pengadaan harus
Lingkungan Kota Medan tidak boleh melakukan pembayaran pada
diskriminatif kepada peserta lelang pembelian kertas, tinta, pembelian
lainnya. Seluruh persyaratan yang dibuat perangkat komputer dan printer,
oleh Pokja Layanan Pengadaan Pemko penyewaan gedung, dan sampai
Medan tidak boleh mengarah kepada ke biaya pengamanan dari pihak
satu peserta lelang tertentu saja sehingga kepolisian. Sedangkan dengan
peserta lelang tersebut dapat diutungkan meggunakan sistem pelelangan
dan terjadinya persaingan yang tidak secara elektronik hanya perlu
sehat dan berlaku diskriminatif kepada mengunggah ke website resmi LPSE
peserta lainnya. Persyaratan untuk Kota Medan.
mengikuti pelelangan secara elektronik 2. Terdapat beberapa evaluasi
di Lingkungan Kota Medan diatur atau penawaran oleh Pokja Layanan
disusun oleh Pokja Layanan Pengadaan Pengadaan kepada peserta lelang,
berdasarkan ketentuan dan peraturan diantaranya adalah evaluasi
dari Peraturan Presiden. Pokja Layanan administrasi, evaluasi teknis,
Pengadaan harus bersikap adil kepada evaluasi harga dan evaluasi
seluruh peserta lelang yang ikut kualifikasi.
berpartisipasi dalam pelelangan tersebut 3. Berdasarkan hasil wawancara
dan dalam pemberian penjelasan dengan Pokja Layanan Pengadaan,
pekerjaan (aanwidjing). maka diperoleh beberapa tahapan
dalam mengukur sistem pelelangan
secara elektronik dengan prinsip-
prinsip pengadaan barang/jasa, yaitu
tahap transparan, tahap akuntabel, Muhtar, T. (2011). Implementasi
tahap terbuka, tahap efisien, tahap Pengadaan Secara Elektronik (E-
efektif, tahap bersaing, dan tahap Procurement) Di LPSE Provinsi
adil atau tidak diskriminatif.
Sulawesi Tengah. Infrastruktur, I,
5.2. Saran 43-53.
Berdasarkan hasil analisis dari
Peraturan Presiden Republik Indonesia.
penelitian terdapat beberapa saran,
yaitu : (2010). Pengadaan Barang/Jasa
1. Lebih baik lagi dalam Pemerintah . Medan: LKPP LPSE
memberikan penjelasan .
pekerjaan (aanwidjing) oleh
Pokja Layanan Pengadaan Pujiati, A. (2010). Analisa Penerapan E-
untuk dapat memberikan semua Procurement Pada Pemerintah
penjelasan pekerjaan tentang Daerah Tingkat II (Studi Kasus
persyaratan atau spesifikasi Pada Pemerintah Kota Bogor.
teknis kepada peserta lelang Depok: repository.ui.ac.id.
dan diharapkan dapat merespon
dengan cepat dan tepat kepada Purwanto, S. S. (2008). Kajian Prosedur
peserta lelang yang ingin Pengadaan Jasa Konstruksi E-
bertanya kepada pihak Pokja
Layanan Pengadaan. Procurement. Jurnal Teknik Sipil,
2. Dapat meningkatkan kapasitas 43-56.
sistem Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Sumangkut, R. Y., Dapas, S. O., &
Pemko Medan untuk Jansen, F. (2014). Analisis
memudahkan peserta lelang Akuntabilitas Sistem Pengadaan
dalam masuk ke server LPSE Secara Elektronik v.3,5 Dalam
Pemko Medan dan agar tidak Proses E-Tendering. Jurnal Ilmiah
terjadi lagi kesulitan atau tidak Media Engineering , 175-189.
dapat masuk ke server LPSE
Pemko Medan. Wulandari, L. I., Unas, S. E., & Hasyim,
M. H. (2014). Kajian Penerapan
E-Procurement Untuk Mengurangi
6. DAFTAR PUSTAKA
Pemnyimpangan Pada Pengadaan
Basrie, H. (2017). Analisis Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Di Kota
Pengadaan Barang/ Jasa Secara Malang. Jurnal Rekayasa Sipil,
Elektronik (E-PROCUREMENT) VIII, 7-16.
Pada Pemerintah Kota Bengkulu.
Bengkulu: repository.unib.ac.id. Yuwinanto, H. P. (2013). Implementasi E-
Procurement Pada Pemerintah
G. Patriastomo, Ikak. (2008). Dunulai e- Kota Surabaya. Jejaring
Procurement. Forum Pengadaan Administrasi Publik, 212-231.
BAPPENAS. Jakarta
Loetan, Syahrial. (2008). Kebijakan e-
Proc Nasional BAPPENAS.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai